Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH KEBIDANAN

Dosen Pengampuh :
Warlinda, S.ST.,M.KES
Disusun oleh :
Alvia (022021001)
Anal Reskiawati T (022021002)
Andini (022021003)
Qori (022021005)
Rabiatul Hayati (022021006)
Sahrianti (022021007)
Putri (022021008)
Winda Veliana Kuntop (022021010)
Rani (022021011)
Audi Lestari (022021012)
Nofi Hafila (022021013)

PRODI D3 KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayanya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Sejarah Kebidanan ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Konsep
kebidanan.Selain itu makala ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Sejarah Kebidanan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami pengucapkan terimah kasih kepada ibu Warlinda,S.ST., M.KES.
Selaku dosen Konsep Kebidanan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pegetahuan dan wawasan sesuasai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari,makalah yang kami tulis ini,masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu,kritik dan sadar yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makala ini.

Palopo,23 November 2021


DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan nasional maupun


internasional terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelayanan
dan pendidikan kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh
petugas kesehatan khususnya bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun bidan di
pelayanan.Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia
sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat
sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,
membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik. Ketika seorang ibu melahirkan, ia akan mencari dan
mendapatkan bantuan atau pertolongan dari orang lain, untuk melahirkan bayinya. Pada
suatu waktu yang entah kapan pada evolusi budaya atau adat, beberapa wanita terpanggil
menjadi wanita yang luhur bijaksana menjadi dukun bayi. Sepanjang catatan para ahli
sejarah, kebidanan yang dahulu dulakukan oleh para dukun bayi, sungguh merupakan
suatu peran sosial. Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan, termasuk
sejarah perkembangan kesehatan dan kedokteran tua.. Bidan sebagai pekerja profesional
dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang
dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini meliputi :
1) Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan bidan sebagai profesi baik didalam
maupun luar negeri
2) Untuk mengetahui tentang sejarah perkembangan pelayanan kebidanan baik didalam
atau diluar negeri
3) Bagaimanakah sejarah perkembangan pendidikan bidan baik didalam maupun diluar
negeri

C. Tujuan
Mempelajari dan memahami sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan
kebidanan yang terjadi dalam lingkup didalam dan diluar negri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah perkembangan bidan sebagai profesi baik


didalam maupun diluar negeri

1) Sejarah perkembangan profesi bidan di Indonesia


Tidak ada sejarah yang mencatat kapan dimulainya pertolongan persalinan di
lakukan oleh bidan. Dahulu kala, keluarga primitive yang belum membentuk
kelompok masyarakat, para ibu umumnya melahirkan tanpa bantuan orang lain.
Waktu itu, peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang biasa atau
merupakan tugas rutin seorang ibu. 3 Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan
dan kesulitan dalam persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa ibu maupun
bagi jiwa bayi yang dilahirkan. Keadaan demikian mendorong keluarga atau ibu
meminta pertolongan kepada orang lain yang di anggap mampu. Orang tersebut
pada umumnya adalah seorang wanita setengah baya yang di namakan dukun
bersalin atau dukun paraji. Dukun penolong persalinan tersebut pada saat ini masih
di temukan di desa- desa.peran dukun di desa, di dalam pemeliharaan kesehatan ibu
hamil dan pertolongan persalinan cukup besar. Jumlah persalinan yang di tolong
oleh dukun lebih banyak bila di bandingkan dengan pertolongan persalinan yang di
lakukan oleh bidan dan dokter. Dukun penolong bersalin sangat dekat dengan
masyarakat desa karena ahli dalam melaksanakan dan terhadapa bayi yang di
lahirkan, yang sesuai dengan adat istiadat yang berlaku. Kehadiran bidan di
Indonesia di mulai sejak zaman penjajahan Belanda. Pada waktu itu para dokter
membutuhkan wanita yang mampu menolong ibu bersalin. Wanita Indonesia di latih
di rumah sakit untuk berfungsi sebagai bidan. Tugas utama bidan pada mulanya
adalah memberikan pertolongan bagi ibu yangn melahirkan dan bayi yang di
lahirkan. Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa fisiologi dan alami. Kehamilan
ibu dan bayi di dalam persalinan terbanyak sebagai akibat infeksi dan kelainan
patologis. Pelayanan kebidanan pada awalnya adalah mempersiapkan ibu hamil agar
dapat melahirkan secara alamiah, membantu ibu dalam masa persalinan, dan
merawat bayi yang di lahirkan. Untuk melaksanakan pelayanan kebidanan yang
mendasar ini bidan memiliki pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi kehamilan
serta persalinan, pelayanan yang aspetik, dan pengetahuan tentang tanda-tanda
patologis yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi. Bidan di Indonesia
berhimpun di dalam wadah organisasi profesi disebut Ikatan Bidan Indonesia IBI.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1951. 4 Banyaknya kasus-kasus resiko tinggi
yang tidak dapat ditangani terutama di daerah yang jauh dari factor kesehatan,
mendorong pemberian kewenangan bagi bidan untuk melaksanakan tindakan
terhadap kasus-kasus patologis terbatas. Misalnya, bidan diberikan kewenangan
untuk melakukan tindakan manual plasenta, forsep kepala letak rendah, pemberian
infuse, dan pengobatan sederhana. Bidan sebagai praktisi mandiri, diizinkan
membuka praktek pribadi sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri
Kesehatan. Perkembangan kesehatan masyarakat memperluas ruang lingkup
pelayanan kebidanan dan fungsi bidan. Kebijaksaan pemerintah di dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada masyarakat memperluas
pelayanan kebidanan yang diarahkan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Diperkenalkannya pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan di BKIA
Kesehatan Ibu dan Anak sekitar tahun 1950 meningkatkan peranan bidan sebagai
tenaga kesehatan yang melayani masyarakat khusus kelompok ibu dan anak.
Kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak KIA ini dikembangkan di puskesmas
sekitar tahun 1960 yang merupakan sentra pelayanan kesehatan di dalam wilayah
tertentu kecamatan. Perkembangan puskesmas ditingkatkan dalam rangka
pemerataan pelayanan kesehatan dimulai sekitar tahun 1970. Sekitar tahiun 1974
keluarga berencana dikembangkan secara nasional. Bidan berperan penting di dalam
kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan demikian pelayanan kebidanan tidak hanya
mencakup kesehatan ibu dan anak tetapi juga keluarga berencana. Pada tahun 1990,
perkembangan kesehatan KIA mengarah kepada keselamatan keluarga yang
dimaksud dengan keluarga adalah suami, isteri, anak dan anggota keluarga lain yang
seatap. Peran wanita ibu di dalam pengembangan kesehatan keluarga sangat besar.
Kebijaksaan dalam pembnagunan memberikan peluang kepada peningkatan peran 5
serta kaum wanita. Pelayanan kebidanan yang dilaksanakan oleh bidan berkatan
dengan peningkatan peran wanita dalam mewujudkan kesehatan keluarga.
Perwujudan kesehatan keluarga dalam bentuk norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera akan menjadi persyaratan mutlak untuk menciptakan masyarakat yang
sejahtera dan produktif. Konsekuensi semakin besarnya pelayanan yang diberikan
oleh bidan itu, maka bidan dituntut agar dapat memberikan pelayanan secara
professional. Pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan manusia
Indonesia yang sehat dan produktif. Kondisi sehat dan produktif tersebut merupakan
factor yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia
yang berkualitas tersebut merupakan persyaratan dalam upaya peningkatan
perkembangan ekonomi masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan kebijaksaan
pembangunan jangka panjang ke II masih berorientasi pada perkembangan ekonomi
dengan memperhatikan perkembangan social. Pelayanan kebidanan sebagai bagian
pelayanan kesehatan masyarakat mendukung perkembangan khususnya peningkatan
kesehatan ibu, anak dan KB
2) Sejarah perkembangan profesi bidan di luar negeri

 Seorang pelopor yang bernama HYPOCRATES pada tahun 460-370


SM yang berasal dari Yunani mempelopori pengobatan dan
perawatan dan disebutlah dia bapak pengobatan atau bapak
kedokteran.
 Dia menganjurkan agar wanita bersalin ditolong segera
perikemanusiaan untuk mengurangi penderitaan ibu.
 Dia juga harus dirawat selayaknya Orang-orang Yunani dan Romawi
lebih dahulu melaksanakan perawatan nifas.

Soranus ( tahun 97-132 SM) Soranus berasal dari turki, belajar di Mesir,
berpraktik di Mesir dan Roma, beliau disebut juga sebagai bapak kebidanan
karena:

1. Menaruh minat pada kebidanan


2. Bidan harus seorang wanita yang sudah melahirkan dan tidak boleh
takut pada hantu dan setan
3. Menemukan versi podali
4. Menuliskan buku pelajaran bidan dengan judul ”KATERISMUS
BIDAN DI ROMA”. Setelah Soranus meninggal diteruskan oleh
MUSCION 460-370 SM.

 Seorang pelopor yang bernama HYPOCRATES pada tahun 460-370


SM yang berasal dari Yunani mempelopori pengobatan dan
perawatan dan disebutlah dia bapak pengobatan atau bapak
kedokteran.
 Dia menganjurkan agar wanita bersalin ditolong segera
perikemanusiaan untuk mengurangi penderitaan ibu.
 Dia juga harus dirawat selayaknya Orang-orang Yunani dan Romawi
lebih dahulu melaksanakan perawatan nifas.

Soranus ( tahun 97-132 SM) Soranus berasal dari turki, belajar di Mesir,
berpraktik di Mesir dan Roma, beliau disebut juga sebagai bapak kebidanan
karena:

1. Menaruh minat pada kebidanan


2. Bidan harus seorang wanita yang sudah melahirkan dan tidak boleh
takut pada hantu dan setan
3. Menemukan versi podali
4. Menuliskan buku pelajaran bidan dengan judul ”KATERISMUS
BIDAN DI ROMA”. Setelah Soranus meninggal diteruskan oleh
MUSCION 460-370 SM.

1. Di Australia

 Wanita yang akan bersalin itu disuruh duduk di tengah lapangan atau
keliling lapangan, kemudian datanglah seorang pemuda yang gagah
dan mengendarai kuda itu diarahkan pada orang atau ibu yang akan
bersalin, karena ketakutan dan terkejut maka ibu lari-lari akibat dari
lari-lari tersebut maka anak akan cepat lahir.
 Wanita yang akan bersalin ditidurkan didahan pohon dan diletakkan
tali di daerah fundus uteri yang kemudian ditarik.
 Orang yang akan bersalin disuruh berdiri memegang bahu dukun
yang akan menolongnya, kemudian tangan dukun memegang dan
memeras pinggang ibu, kepala dukun menekan perut ibu dengan
perasan di pinggang dan tekanan pada perut lama-lama akan lahir.
 Ibu inpartu (masa persalinan) diasingkan ke hutan yang ditemani
seorang dukun, karena dianggap wanita tersebut sedang kotor.
Kemudian dukun membuat dua lubang di tanah.
 Disuruh jongkok di lubang pertama sampai anak lahir. Pindah dan
jongkok kembali sampai lahir plasenta baru kemudian dimandikan.
2. Perkembangan di Prancis
a. Ambroise Pare 1610-1590

 Pertama menaruh minat pada kebidanan


 Menemukan versi podali serta melengkapi dari soranus
 Menemukan versi ekstraksi.

b. Francois Mauriceau
Adalah orang yang menemukan cara mengeluarkan kepala dengan cara
memasukkan jari kemelut bayi pada letak sungsang.

3. Perkembangan di Inggris

a. William Smilie 1697-1763 M

 Mengembangkan kebidanan
 Menemukan porcep
 Menemukan ukuran-ukuran panggul
 Menemukan perbedaan panggul sempit dan panggul biasa.

b. William Hunter
Seorang dokter murid William smile menaruh minat pada kebidanan

4. Perkembangan di Amerika

a. James Lyod 1728-1810


b.Dr.w.shippen1726-1808
Kedua dokter ini mendirikan kursus kebidanan, kemudian menganjurkan
partus buatan prematurus pada panggul sempit
c. Dr. Samuel Bard 1742-1821
Belajar di eropa, London kemudian kembali ke Amerika dan memajukan ke
dokter King College sehingga dia menjadi profesor yang pertama di bidang
kebidanan. Dia juga menulis buku kebidanan yang berisikan pelayanan
untuk dokter dan bidan tentang:

1. Cara mengukur diagonalis


2. Kelainan panggul
3. kelainan panggul harus ada indikasi
4. Membagi persalinan menjadi 4 kala
5. Jangan menarik tali pusat bisa terjadi inversio uteri.
6. Mengajar letak muka dapat lahir spontan
7. Melarang pemakaian cunam secara berulang
5. Sejarah lahirnya water birth
Dokumen atau arsip-arsip modern pertama ditemukan pada suatu
desa negara Perancis tahun 1805 dan secara lengkap pada kumpulan jurnal
medis di Perancis, dimana terjadi pengurangan yang signifikan ibu bersalin
dengan distosia akan menjadi lebih progregif dengan menggunakan
metode persalinan water birth, dimana bayi yang akan lahir lebih mudah,
Penelitian Rusia Igor Ccharkovsky yang meneliti tentang keamanan dan
kemungkinan manfaat water birth di Uni Sovyet selama tahun 1960 an.
Akhir tahun 1960 ahli obstetri Perancis Frederick Leboter
mengembangkan teknik baru berendam di air hangat untuk memudahkan
transisi bayi dari jalan lahir ke dunia luar, dan dapat mengurangi
kemungkinan efek trauma yang mungkin terjadi.
Awal tahun 1979 Dr. Michel Odent, kepala instansi bedah Rumah
Sakit Pithiviers Perancis, pertama kali memperkenalkan keuntungan dari
persalinan dan kelahiran di dalam air, ia mencatat banyak wanita ingin
menggunakan water birth selama persalinan untuk mendapatkan proses
pembukaan menjadi lebih mudah, nyaman mengurangi rasa nyeri dan lebih
efisien.
Tahun 1985 The family Birthing di Upland, California
Selatan yang di pimpin oleh Dr. Micheal Rosenthal menyarankan wanita
untuk bersalin dan melahirkan di air. Setelah akumulasi pengalaman water
birth berjalan selama 5 tahun, pada tahun 1993 telah menjadi 1000
kelahiran.
Tahun 1991, Monadnock Community Hospital di Peterborough, New
Hamshire menjadi Rumah Sakit pertama yang membuat protokol water
birth. tahun 1994 Tentang perlunya keamanan kelahiran dan persalinan di
air, serta perlunya informasi yang tepat tentang manfaat dan resiko warwe
birth. Pada 1-2 April 1995 pada Wembley Conference Center di London,
Inggris, menggelar konferensi pertama water birth untuk mengeksplorasi
masalah-maslah yang muncul.
Tahun 2005 terdapat lebih dari tiga ratus rumah sakit di Amerika telah
mengadoptasi protocol water birth. Lebih dari tiga per empat dari seluruh
rumah sakit di Inggris telah menyediakan water birth.
Indonesia water birth masih baru dan mulai pupuler ketika Lizt adianti
Harlizon melahirkan dengan metode ini yaitu, selasa 4 oktober 2006 pukul
06.05 WIB di San Marie Family Healthcare, Jakarta ditangani oleh Dr.T
otamar samsudin, SPOG dan Dr.Keumala Ringgadini,SpA.

B. Sejarah perkembangan pelayanan kebidanan baik didalam atau di luar


negeri
1) Sejarah perkembangan kebidanan di Indonesia
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu
dananak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada
tahun1807, di masa pemerintahan Gubernur Jendral Hendrik William
Deandels, para dukun dilatih untuk melakukan pertolongan persalinan,
tetapi keadaanini tidak berlangsung lama karena tidak tersedianya pelatih
kebidanan.Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan pada saat
ituhanya diperuntukan bagi orang-orang Belanda yang ada di
Indonesia.Kemudian pada tahun 1849, dibuka pendidikan Dokter Jawa di
Batavia,tepatnya di Rumah Sakit Militer Belanda yang sekarang di kenal
denganRSPAD Gatot Subroto. Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter
tersebut, pada tahun 1851, dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di
Bataviaoleh seorang dokter militer Belanda bernama Dr. W. Bosch. Lulusan
sekolahini kemudian bekerja di rumah sakit dan juga di masyarakat. Mulai
saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan
bidan.Pada tahun 1952, mulai diadakan pelatihan bidan secara formal
agardapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Pelatihan untuk
paradukun masih berlangsung sampai sekarang. Pelatihan ini diberikan oleh
bidan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan
kesehatanibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui
kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus Tambahan Bidan
(KTB). Padatahun 1953 di Yogyakarta, yang akhirnya dilakukan pula di
kota-kota besarlainnya di nusantara ini. Seiring dengan pelatihan tersebut,
didirikan pulaBalai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dengan bidan sebagai
penanggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan
mencakup pelayanan antenatal, postnatal, pemeriksaan bayi dan anak,
termasukimunisasi dan penyuluhan gizi. Sedangkan diluar KIA, bidan
memberi pertolongan persalinan di rumah keluarga dan melakukan
kunjungan rumahsebagai upaya tindak lanjut pascapersalinan.Bermula dari
BKIA, kemudian terbentuklah suatu pelayananterintegrasi bagi masyarakat
yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas) pada tahun 1957.
Puskesmas memberikan pelayanan di dalamgedung dan di luar gedung dan
berorientasi pada wilayah kerja. Bidan yang bertugas di Puskesmas
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan bagi ibudan anak, termasuk
pelayanan keluarga berencana baik di luar gedungmaupun di dalam gedung.
Pelayanan kebidanan yang diberikan di luargedung adalah pelayanan
kesehatan keluarga dan pelayanan di pos pelayananterpadu (Posyandu).
Pelayanan di Posyandu mencakup lima kegiatan yaitu pemeriksaan
kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi, gizi dankesehatan
lingkungan.Mulai tahun 1990, pelayanan kebidanan diberikan secara merata
dandekat dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kebijakanini merupakan Instruksi Presiden (Inpres) yang disampaikan
secara lisan pada
Sidang Kabinet Tahun 1992. Kebijakan ini mengenai perlunya
mendidik bidan untuk ditempatkan di desa. Tugas pokok bidan di desa
adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan
kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas, serta pelayanan kesehatan bayi baru
lahir, termasuk pembinaan dukun bayi (paraji). Sehubungan dengan itu ,
bidan desa jugamenjadi pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan keluarga
berencana yangdilakukan sejalan dengan tugas utamanya sebagai pemberi
pelayanankesehatan ibu. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, bidan
desamelaksanakan kunjungn rumah pada ibu dan anak yang
memerlukannya,mengadakan pembinaan posyandu di wilayah kerjanya,
sertamengembangkan Pondok Bersalin sesuai dengan kebutuhan
masyarakatsetempat.Hal tersebut di atas adalah bentuk pelayanan yang
diberikan oleh bidan di desa. Pelayanan bidan di desa berorientasi pada
kesehatanmasyarakat, sedangkan bidan yang bekerja di rumah sakit
berorientasi padaindividu. Tugas bidan di rumah sakit mencakup pelayanan
di poliklinikantenatal, poloklinik keluarga berencana, ruang perinatal, kamar
bersalin,kamar operasi kebidanan, dan ruang nifas. Bidan di rumah sakit
jugamemberikan pelayanan bagi klien yang mengalami gangguan
kesehatanreproduksi, mengajarkan senam hamil, serta memberi pendidikan
perinatal.

Titik tolak Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun1994 yang


menekankan pada kesehatan reproduksi (
reproductive health) memperluas area garapan pelayanan bidan. Area
tersebut meliputi:
1.Safe motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus.
2.Keluarga berencana.
3.Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
.4.Kesehatan reproduksi remaja.
5.Kesehatan reproduksi orang tua.
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan
pada kemampuan serta kewenangan yang diberikan. Kewenangan
tersebutdiatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).
Permenkes yangmenyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan
sesuai dengankebutuhan dan perkembangan masyaraat serta kebijakan
pemerintah dalammaningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Permenkes tersebut terdiri atas :
1.Permenkes No. 5380/IX/1963 yang menyatakan bahwa wewenang
bidanterbatas pada pertolongan persalinan normal secara mandiri,
didampingitugas lain.
2.Permenkes No. 363/IX/1980 yang kemudian diubah menjadi
Permenkes623/1989, menyatakan bahwa wewenang bidan dibagi menjadi
dua, yaitu wewenang umum dan wewenang khusus. Dalam wewenang
khusus ditetapan bahwa bidan melaksanakan tindakan khusus dibawah
pengawasan dokter. Hal ini berarti bahwa bidan dalam melaksanakan bidan
melaksanakan praktik perorangannya dibawah pengawasan dokter.
3.Permenkes No. 572/VI/1996 yang mengatur tentang registrasi dan praktik
bidan. Bidan dalam melaksankan praktiknya diberi kewenangan
yangmandiri. Kewenangan tersebut disertai kemampuan dalam
melaksanakantindakan.
Dalam kewenangan tersebut mencakup:
a.Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak
b.Pelayanan keluarga berencana
c.Pelayanan kesehatan masyarakat.
4.Permenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 yang mengatur tentangregistrasi
dan praktik bidan. Bidan dalam melaksanakan praktiknya diberi
kewenangan untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
a.Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan pranikah,
antenatal,intranatal, posnatal, bayi baru lahir dan balita.
b.Pelayanan keluarga berencana yang meliputi pemberian obat dan
alatkontrasepsi melalui oral, suntikan, pemasangan dan pencabutan
AKDRdan AKBK tanpa penyulit.
2) Sejarah perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
Menurut (Purwandari 2006: 12) Bidan merupakan profesi keahlian
yang dimiliki oleh seorang wanita untuk menemani dan menolong
persalinan disebut “midwife” yang artinya “bersama wanita”. Awal
perkembangan pelayanan kebidanan di Yunani dimulai oleh Hipocrates
(460-370 SM) yang mendapat kehormatan sebagai Bapak Pengobatan,
beliau berasal dari Yunani yang menaruh minat terhadap kebidanan. Ia
menganjurkan wanita yang yang sedang mendapat pelayanan selayaknya
bersalin dengan dasar kemanusiaan dan meringankan penderitaan wanita.
Oleh karena anjuran tersebut, Yunani dan Romawi menjadi negara yang
lebih dulu merawat penderita nifas.
Soranus berasal dari Efesus-Turki (98-138 SM) yang mendapat
sebutan kehormatan sebagai Bapak Kebidanan karena yang pertama kalai
menaruh minat terhadap kebidanan sesudah Hipocrates. Soranus
berpendapat bahwa seorang bidan hendaknya seorang ibu yang telah
mengalami sendiri kelahiran bayi. Seorang bidan tidak takut terhadap hantu,
setan dan menjauhkan takhayul.
Menurut Walyani (2014: 26- 31) Orang-orang yang berpengaruh dalam
kebidanan, adalah :

1.Yunani
Hipocrats pada tahun 370-460 sebelum masehi. Beliau mendapatkan
sebutan Bapak Pengobatan.
2.Roma
Soranus pada tahun 98-138 sesudah masehi beliau disebut Bapak
Kebidanan.
3.Italia
 Vesaliuse
 Febricus
 Eustachius yang menemukan tuba Eustachius (saluran yang
menghubungkan hidung, telinga dan tenggorokan).
 .Fallopius menemukan Tuba Fallopii (saluran yang menghubungan
ovarium dan uterus).
 .Arantius menemukan Ductus Arantii (pembuluh darah sementara
pada janin)
4.Perancis
 Amroise Pare (1510=1590) beliau sebagai seoarang bedah, tetapi
juga memberikan kontribusi dalam bidang Obstetri dan Gynekologi.
 Grllemau, beliau adalah murid dari Amroise Pare yang membantu
dan meneruskan minat gurunya.
 Louise Bourgeois/Boursie (1563/1636) ia adalah seorang bidan yang
cakap, juga murid 11.Amroise Pare.
 Francois Mauriceau
5. Belanda
 Hendrick VandroohUize (1622) beliau yang pertama melakukan SC.
 Hendrick Van Deventer (1651-1724) menggambarkan beberapa
bentuk dari panggul.
Di negara Belanda profesi bidan mendapatkan pengakuan yang jelas dan
nyata dimana 50% persalinan dimasyarakat ditolong oleh bidan.
Keunggulan bidan di Belanda adalah pendekatan terhadap perempuan, hal
inilah yang menjadi tanda tanya dokter mengapa bidan sangat pintar dalam
pendekatan terhadap perempuan. Negara Belanda merupakan salah satu
negara yang teguh berpendapat bahwa pendidikan harus dilakukan dari
pendidikan perawat. Akademi pendidikan bidan pertama kali pada tahun
1861 di Rumah Sakit Universitas Amstedam. Akademi kedua dibuka pada
tahun yang sama bertempat di Rotterdam dan yang ketiga pada tahun 1913
di Haerland. Pada awalnya pendidikan bidan 2 tahun, kemudian menjadi 3
tahun dan kini 4 tahun (sejak 1994). Pendidikannya adalah Direct Entry
dengan dasar lulusan SLTA 3 tahun. Tugas pokok bidan di Belanda adalah
keadaan yang normal dan merujuk keadaan yang abnormal kedokter ahli
kebinanan. Otoritas bidan sejak tahun 1965, dengan berorientasi bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan suatu persalinan yang alami, sehingga
mayoritas perempuan melahirkan di rumah yang pertolongan persalinannya
bidan.
6. Selandia Baru
Pada 20 tahun terakhir tidak ada bidan. Bidan tidak diijinkan untuk
bertanggung jawab dalam perawatan selama kehamilan normal dan
kelahiran, tapi telah bekerja dibawah arahan medis.
Pelatihan kebidanan muncul pada tahun 1779. 50 tahun bebas dari akses
menyebabkan hilangnya peran bidan dalam institusi besar. Sentralisasi jasa
telah membawa tertutupnya unit lebih jauh terhadap resiko masa depan
bidan (Donley 1990).
Pendekatan oleh perguruan tinggi bidan di Selandia Baru menghasilkan
amandemen hukum. Hal ini mengijinkan bidan untuk sekali lagi memiliki
status yang sama dengan dokter berdasarkan tanggung jawab perawatan
selama kelahiran (Guillang1990).
Tahun 1990 pemerintah Selandia Baru menyetujui perlunya perubahan UU
yang mengatur praktik kebidanan. Pada tahun 1980 terdapat pendidikan
politeknik. Peserta didiknya adalah perawat yang terdaftar dan telah
mempunyai latar belakang akademik yang kuat terhadap pendidikan.
Tahun 1989 pendidikan kebidanan dipisahkan dari pendidikan keperawatan.
Tahun 1990 bidan boleh praktik mandiri. Tahun 1992 Aucland Institut of
Technology dan Otago Politechnic 1 membuka program langsung 3 tahun
kebidanan.
7. Amerika ( USA )
Zaman dahulu kala di Amerika Serikat persalinan ditolong oleh dukun
beranak yang tak berpendidikan , biasanya bila seseorang wanita suka
melahirkan ahli obat menganjurkan supaya wanita itu di usir serta ditakuti
agar rasa sakit bertambah dan kelahiran menjadi mudah karena kesakitan
dan kesedihan .
Kebidanan di Amerika Serikat hampir dirusak oleh pertentangan profesi
medis ( Arney 1982 ) . Imigran baru yang datang ke Amerika Serikat
membawa serta bidan mereka , tapi ketika populasi makin sejahtera mereka
mencari jasa dokter .
Mary Breckinridge telah melihat bidan bekerja di Eropa , dilatih di Inggris
sebelum kembali di Kentucky membentuk FNS (frointher Nursing
Service ) . Meskipun melayani populasi yang tidak baik , jasa bidan
menunjukkan hasil maternal dan bayi yang lebih baik ( Haire 1990 ) .
Menurut catatan Thomas yang pertama kali berpraktik kebinanan di
Amerika adalah Samuel Fuller dengan isterinya kemudian menjual kepada
orang lain yang menaruh minat terhadap kebidanan yaitu Anne Hucthinson.
Perkembangan pendidikan Nurse-Midwifery di USA dimulai pada tahun
1990 dan memeperoleh akreditasi pada tahun 1935.
8. New Zealand
Selama 50 tahun sejarah kebidanan hanya terpaku pada medikalisasi
kelahiran bayi yang progresif . Pada tahun 1970 selandia baru telah
menerapkan medikalisasi kehamilab , ini di dasarkan pada pendekatan
mahasiswa pasca sarjana kebidanan dan universitas auckland untuk terjun
kerumah sakit pemerintah khusus wanita . perkumpulan home birth di
auckland dibentuk tahun 1978 , ini adalah salah satu gerakan politis untuk
melindungi home birth . dimulai dengan keanggotaan 150 orang dan
menjadi organisasi nasional dalam 2 tahun yaitu NZNA ( New Zaeland
Association ) . Perkumpulan ini didukung oleh para langganan , donatur dan
tenaga kerja sukarela atau fulutatif yang bertanggung jawab atas banyaknya
perubahan positif dalam sistem rumah sakit . Pada tahun 1980 NZNA
membuat garis besar mempunyai statement kebijakan atas pembatasan
rumah , hal ini telah disampaikan oleh penasehat panitia material java
kepada jawatan kesehatan . panitia maternal jasa adalah suatu panitia
dimana dokter kandungan menyatakan peraturan mengenai survei maternal
terutama dalam hal merawat rumah .
Sekarang NZNA telah membuat kemajuan yang patut dipertimbangkan
dalam menerapkan konsep general perawat secara berkesinambungan
menyediakan pelayanan dari kelahiran sampai meninggal . sejak tahun 1904
RS menyediakan pelayanan pelatihan kebidanan selama 6 bulan dan ditutup
tahun 1979 , sebagai penggantinya sejak tahun 1978 beberapa politeknik
keperawatan berdiri di Selandia baru , selain itu ada yang melanjutkan
pendidikan ke australian dan UK untuk memperoleh keahlian kebidanan .
Tercatat 86% bidan telah memperoleh pendidikan kebidanan di luar negri .
pada 1986 dari 206 bidan yang ada dan hanya 29 orang lulusan kebidanan
Selandia baru tahun 1987.

C. Sejarah perkembangan pendidikan bidan di dalam dan luar negeri


1. Sejarah perkembangan pendidikan bidan di Indonesia
Adapun sejarah panjang pendidikan bidan di Indonesia dimulai pada
tahun 1851. Pendidikan bidan saat itu adalah masa penjajahan Belanda.
Seorang dokter militer Belanda, Dr. W. Bosch membuka pendidikan
bidan bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung
lama karena kurangnya peserta didik dikarenakan adanya larangan bagi
wanita untuk keluar rumah. Kemudian pada tahun 1902 pendidikan bidan
dibuka kembali bagi wanita pribumi di Rumah Sakit militer di Batavia
serta tahun 1904 pendidikan bidan bagi wanita Indo dibuka di Makasar.
Lulusan dari pendidikan ini harus bersedia ditempatkan di mana saja
tenaganya dibutuhkan dan mau menolong masyarakat yang tidak atau
kurang mampu secara cuma-cuma. Lulusan ini mendapat tunjangan dari
pemerintah kurang lebih 15-25 Gulden per bulan. Yang kemudian
dinaikkan menjadi 40 Gulden perbulan pada tahun 1922.
Adapun juga pada tahun 1911/1912, dimulai pendidikan tenaga
keperawatan secara terencana di CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia.
Calon yang diterima adalah dari HIS (pendidikan setara SD saat ini)
dengan pendidikan keperawatan selama 4 tahun dan pada awalnya hanya
menerima peserta didik pria, namun pada tahun 1914 kemudian diterima
juga peserta didik wanita pertama. Bagi perawat wanita yang lulus bisa
melanjutkan kependidikan bidan selama 2 tahun. Untuk perawat pria
dapat meneruskan pendidikan keperawatan lanjutan selama dua tahun
juga.Selanjutnya, pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1935 mulai
mendidik bidan lulusan Mulo (setingkat SLTP bagian B) dan hampir
bersamaan dengan itu dibuka sekolah bidan di beberapa kota besar antara
lain: di Jakarta di Rumah Sakit Bersalin Budi Kemulyaan, RSB Palang
Dua dan RSB Mardi Waluyo di Semarang. Pada tahun itu juga
dikeluarkan peraturan yang membedakan lulusan bidan berdasarkan latar
belakang pendidikan. Yaitu:
- Bidan dengan latar pendidikan Mulo dengan lama pendidikan 3 tahun
disebut bidan kelas satu.
- Bidan dari lulusan perawat (mantri) disebut bidan kelas dua.
Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam hal gaji pokok dan tunjangan
bagi bidan.
Pada masa kemerdekaan Indonesia, maka pada tahun 1950-1953 dibuka
sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batasan usia minimal 17 tahun
dengan lama pendidikan 3 tahun. Mengingat tenaga untuk menolong
persalinan cukup banyak maka kemudian dibuka lagi pendidikan
pembantu bidan disebut Penjenang Kesehatan E (PK/E) atau pembantu
bidan (Pendidikan ini dilanjutkan sampai tahun 1976 lalu kemudian
sekolah itu ditutup). Peserta didik PK/E ini adalah lulusan SMP ditambah
2 tahun kebidanan dasar. Lulusan PK/E kemudian sebagian besar
melanjutkan ke pendidikan bidan dengan tambahan waktu selama 2
tahun.
Tahun 1953 dibuka kursus tambahan bidan (KTB) di Yogyakarta.
Lamanya kursus tersebut antara 7-12 minggu. Tahun 1960 KTB
kemudian dipindahkan ke Jakarta. Tujuan KTB adalah untuk
memperkenalkan kepada lulusan bidan mengenai perkembangan program
KIA dalam pelayanan kesehatan masyarakat, sebelum lulusan tersebut
memulai tugasnya sebagai bidan, terutama menjadi bidan di BKIA (Tapi
kemudian pada tahun 1967 KTB ini ditutup).

Anda mungkin juga menyukai