Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya penyusunan
makalah tantang Manajemen Pemantauan Pelayanan Kebidanan Kohort Ibu dan Bayi
dalam mata kuliah organisasi manajemen pelayanan kebidanan ini dapat diselesaikan secara
baik dan tepat pada waktunya.

Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dalam
penyusunan makalah ini, semoga dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan
pengetahuan tentang perawatan kesehatan pada bayi

Makalah ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga memerlukan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 25 september 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................

1.3. Tujuan......................................................................................................

1. Tujuan Umum........................................................................................

2. Tujuan Khusus......................................................................................

1.4. Manfaat.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemantauan pelayanan kebidanan .........................................................
2.2 Kohort Ibu dan Bayi.............................................................................
2.3 Cara Pengisian Kohort Ibu dan Bayi......................................................

BAB III. PENUTUP


3.1. kesimpulan ................................................................................................

3.2. Saran .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupaka salah satu profesi tertua di dunia
sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu-ibu yang melahirkan. Posisi ini telah mendudukkan peran
dan posisi bidan menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang di embannya sangat
mulia dalam upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Disamping itu
dengan setia mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkansampai sang ibu dapat
merrawat bayinya dengan baik.
Sejak zaman prasejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari mesir (siphrah
dan poah ) yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi laki-laki bangsa Yahudi
( sebagai orang yang terjajah dalam bangsa mesir ) yang di perintahkan oleh Firaun untuk di
bunuh. Merka sudah menunujukkan sikap etika moral yang tinggi dan taqwa kepada Tuhan
dalam mmbela orang-orang yang berada pada posisi lemah, yang pada zaman modern in, kita
sebut peran advokasi. Dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bidan bekerja berdasarkan
pada pandangan fisiolofis yang di anut, keilmuan, metode kerja standar praktek pelayanan
kebidanan dank kode etik profesi yang di milikinya.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka klematian Ibu dan anak sangat
tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur
Jenderal Hendrik Wiliam Deandels) para dukun di latih dalam pertolongan persalinan, tetapi
keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.
Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya di peruntukkan bagi
orang-orang belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun1849 di buka pendidikan
dokterj Jawa di Batavia. (Di Rumah Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto).
Seiring dengan di bukanya pendidikan kedokteran tersebut, pada tahun 1851, di buka
pendidikan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter militer (Dr.W.Bosch) lulusan
ini kemudian bekerja di rumah sakit dan juga di masyarakat. Mulai saat itu pelayanan
kesehatan ibu dan anak di lakukan oleh dukun dan bidan.
Pada tahun 1952 mulai di adakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan
kualitas pertolongan persalinan. Kursus untuk dukun masih berlangsung sampai dengan
sekarang yang memberikan kursus adalah bidan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan
tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat di lakukan
melalui kursus tambahan yang dikenal dengan kursus tambahan Bidan (KTB) pada tahun
1953 di Yogyakarta yang akhirnya didirikan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana
Bidan sebagai penangggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang di berikan
mencakup pelayanan antenatal, postnatal dan pemeriksaan bayi dan anak termasuk iminisasi
dan penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA, bidan memberikan pertolongan persalinan di
rumah keluarga dan pergi melakukan kunjungan rumah sebagai upaya tindak lanjut dari pasca
persalinan.
Dari BKIA inilah yang akhirnya menjaid suatu pelayanan terintegrasi kepada
masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957.
Puskesmas memberikan pelayanan di dalam gedung dan di luar geduang dan berorientasi
pada wilayah kerja. Bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana baik di luar
gedung maupun di dalam gedung adalah pelayanan kesehatan keluarga dan pelayanan di pos
pelayanan terpadu (posyandu). Pelayanan di Posyandu mencakup empat kegiatan yaitu :
pemeriksaan kehamilan, pelayanan keluarga berencana, imunisasi, gizi dan kesehatan
lingkungan.
Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan di berikan secara merata dan dekat dengan
masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarkat.
Kebijakan ini melalui instruksi Presiden secara lisan pada sidang cabinet tahun 1992 tentang
perlunya menididik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di
desa adalah sebagai pelaksan kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu
hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pembinaan
dukun bayi. Dala kaitan tersebut, bidan di desa juga menjadi pelaksana pelayanan kesehatan
bayi dan keluarga berencana yang pelaksanaanya sejalan dengan dengan tugas utamanya
dalam pelayanan kesehatan ibu. Dalam melaksanankan tugas pokoknya bidan di desa
melaksanankan kunjungan rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya , mengadakan
pembinaan pada posyandu di wilayah kerjanya serta mengembangkan pondok bersalin sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Hal tersebut di atas adalah pelayanan yang di berikan oleh bidan di desa. Pelayanan
yang di berikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang
bekerja di rumah sakit, dimana pelayanan yang di berikan berorientasi pada individu. Bidan
di rumah sakit memberikan pelayanan poliklinik keluarga berencana, senam hamil,
pendidikan perinatal, ka mar bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang
perinatal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemantauan pelayanan kebidana pada ibu ,bayi dan anak ?

2. Apa defenisi tentang kohort ibu ,bayi dan anak ?

3. Bagaimana cara penulisan kohort ibu,bayi dan anak

1.3 Tujuan

1.Tujuan umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun makalah ini mengetahui
dan mengerti tentang manajemen pemantauan pelayanan kebidanan kohort bayi.

2.Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang definisi tentang kohort ibu, bayi dan anak
b. Mengetahui tentang cara penulisan

1.4 Manfaat
Dengan menpelajari dan memahami materi ini imsyaallah kita dapat memberikan
pelayanan kebidanan menjadi lebih baik untuk ke depannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemantauan Pelayanan Kebidanan


Pemantauan pelayanan kebidanan harus lebih terarah,agar dapat menjangkau semua
ibu serta mampu menagani mereka yang ditemukan resiko tinggi secara
memadai.pemantauan pelayanan kebidanan dapat dilakukan dengan cara:

2.2 Kohort Ibu dan Bayi

1. Pengertian
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan
balita.
2. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah
tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.
3. Jenis registor kohort

a) Register kohort ibu

Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta
keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya
melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat
ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi
informasi.

b) Register kohort bayi

Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal.


2.3 Cara Pengisian Kohort Ibu dan Bayi

1) Cara pengisian kohort Ibu


kolom

1. Diisi nomer urut

2. Diisi nomer indeks dari famili folder

3. Diisi nama ibu hamil

4. Diisi nama suami ibu hamil

5. Diisi alamat ibu hamil

6. Diisi umur ibu hamil

7. Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam minggu/tanggal HPL

8. Faktor resiko : diisi v ( rumput) untuk umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari

35 tahun

9. Paritas diisi Gravidanya

10. Diisi bila jarak kahamilan

11. Diisi bila BB ibu

12. Diisi bila TB ibu

13. sd 17 Resiko tinggi : diiisi dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko

tinggi, HB diperiksa dan ditulis hasil pemeriksaannya

18. Pendeteksian faktor resiko : diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi

oleh tenaga kesehatan

19. Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh Non NAKES.

20. sd 22 diisi tanggal immunisasi sesuai dengan statusnya.

23. sd 34 diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai berikut :
K I : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan dimana saja pada kehamilan I
s/d 5 bulan dengan rambu-rambu O dan secara langsung juga akses dengan
rambu-rambu
K4 : Kunjungan ibu hamil yang keempat kalinya.
Untuk memperoleh K4 dapat memakai rumus 1-12 atau 0-2-2 dengan
rambu-rambu . Untuk K4 tidak boleh rada usia kehamilan 7 bulan Pada ibu
hamil pertama kali kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan
berikutnya yaitu 6 bulan harus berkunjung atau dikunjungi agar tidak
kehilanganK4. Pada ibu hamil yang awalnya periksa diluar kota, dan pada
akhir kehamilannya periksa di wilayah kita karena untuk melahirkan dan
penduduk setempat bisa mendapatkan K1, K4 dan sekaligus Akses apabila
ibu tersebut dapat menunjukan pemeriksaan dengan jelas .
Akses : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia
kehamilan dengan rambu-rambu

35. Penolong Persalinan, diisi tanggal penolong persalinan tenaga kesehatan

36. Diisi tanggal bila yang menolong bukan nakes.

37. Hasil akhir Kehamilan : Abortus diisi tanggal kejadian abortus

38. Diisi lahir mati

39. Diisi BB bila BBL

40. Diisi BB bila BBL > 2500 gram

41. Keadaan ibu bersalin,di beri tanda v bila sehat

42. Dijelaskan sakitnya

43. Diisi sebab kematiaannya

44. Diisi v (rumput)

45. Diisi apabila pindah, atau yang perlu diterangkan


2). Cara pengisian kohort Bayi.
Kolom
1. Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nornor urut ibu

pada register kohort ibu.

2. Disi nomor indeks dari Family Folder

3. sd 7 jelas

8. Diisi angka berat bayi lahir dalam gram sd 10 diisi tanggal pemeriksaan neonatal

oleh tenaga kesehatan

11. Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan

12. sd 23 Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu :

N = naik, T = turun, R = Bawah garis titik titik (BGT), BGM = Bawah garis

merah

24.sd 35 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi

36. Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal.

37.Diisi penyebab kematian bayi tersebut

38. Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan
balita. Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Unit Pelayanan Bayi Balita berfungsi memelihara kesehatan bayi balita
dengan melaksanakan upaya promotif preventif agar bayi balita sehat dan tumbuh kembang
dengan optimal.

3.2 Saran

Saran bagi dosen pengajar diaharapkan makalah ini berguna sebagai alat pembanding
dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas khususnya bagi mahasiswa semester V
dengan mata kuliah Organisasi manajemen pelayanan kebidanan.
Bagi mahasiswa di harapkan agar makalah ini lebih meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dalam pemebelajaran Organisasi manajemen pelayanan kebidanan tentang
Manajemen Pemantauan Pelayanan Kebidanan Kohort ibu dan Bayi serta mampu
menerapkan teori secara aplikatif sebisa mungkin yang telah di harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, 2012, Organisasi manajemen Pelayamam Kesehatan, Trans info Media:


Jakarta.

Pusat Pendidikan Tenaga kesehatan,Departemen Kesehatan Republik


Inonesia,Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak,Bakti Husada
,Jakarta,2005.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan,Departemen Kesehatan Republik


Indonesia,Pedoman Pelayanan Kebidanan dasar,Bakti Husada,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai