Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN TEORI
I.

INFERTILITAS
1. Definisi infertilitas
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam
kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakanalat kontrasepsi dalam

bentuk apapun.Secara

medis infertilitas di bagi atas 2 yaitu :


1.

Infertilitas primer berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki

anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2.

Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak

sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalamn bentuk apapun.
2. Faktor yang mempengaruhi infertilitas
a. Faktor fisik
Pada laki-laki
- Kualitas dan kuantitas sperma
- Menderita infeksi virus kelenjar getah bening bawah tulang rahang yang
- mengakibatkan kerusakan pada testis.
- Sperma tidak bisa keluar dari penis karena terdapat jaringan parut bekas ulkus
- pada saluran sperma yang bisa disebabkan oleh PMS.
- Mengalami gangguan dalam berhubungan seks karena : tidak bisa ereksi,
- ereksi kurang lama, terlalu cepat ejakulasi.
- Menderita penyakit menahun seperti diabetes, tuberculosis, dan malaria yang dapat

mengganggu kesuburan.
Pada Wanita
- Menderita jaringan parut pada saluran tuba atau dalam uterus. Jaringan parut
- tersebut dapat mengganggu perjalanan sperma dan mengganggu sel telur
- yang telah dibuahi menempel pada uterus.
- Jaringan parut dapat disebabkan :
Infeksi PMS
Aborsi yang tidak aman
Pemasangan IUD nonseptik sehingga menimbulkan infeksi.
- Tindakan bedah pada vagina,uterus,tuba atau ovarium
- Tidak terjadi ovulasi
- Disebabkan karena gangguan hormon reproduksi.
- Terdapat fibroid dalam uterus
- Fibroid dapat mencegah konsepsi atau menyulitkan kelestarian kehamilan.
- Penyakit menahun
- Penyakit seperti : Diabetes, TBC, Malaria.

Faktor psikologis
- Gangguan emosial yang kronis seperti ketakutan dan merasa tidak mampu untuk
-

menjadi seorang ibu.


Meningkatnya supersensitifitas karena pengaruh penambahan umur sehingga menjadi

paraniod dan menyebabkan infertilitas.


Faktor lingkungan
- Polusi udara, air yang tercemar, bahan kimia yang dipakai pabrik dan pertanian.
- Merokok, minuman beralkohol dan kopi kental.
- Suhu tinggi pada testis dan penekanan yang terlalu ketat.
- Obat-obatan

3. Masalah yang timbul akibat infertilitas


-

Kehilangan kepercayaan diri pada pasangan suami istri karena menganggap diri tidak
mampu mempunyai keturunan.

Timbul konflik dalam rumahtangga disebabkan karena salah satu pasangan merasa kecewa
terhadap pasangannya yang tidak bisa membuat keturunan sampai berakhir dengan
perceraian.

Masih ada pandangan masyarakat bahwa terjadinya infertilitas itu yang disalahkan adalah
wanita, karena wanita baru bisa baru bisa diterima status warga masyarakat sepenuhnya
apabila telah menjadi seorang ibu.

Trauma dan kecewa terhadap diri sendiri karena merasa tidak sempurna sebagai wanita.

Menimbulkan perasaan rendah diri dan kebuntuan dimasa-masa mendatang.

Mengalihkan fungsi keibuan pada interes-interes lain seperti mengutamakan pada kegiatan
erotik dan seksual.

Mengabdikan diri pada satu ideologi atau satu interes emosional tertentu.

4. Penatalaksanaan
-

Infertilitas adalah masalah bersama antara suami dan isteri, dianjurkan untuk kerjasama
dalam pemeriksaan, pengobatan dan tindak lanjutnya.

Melakukan hubungan seksual pada masa subur.

Masa subur biasanya terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang. Selain itu bisa dilihat
dari perubahan lendir servik yang terliha jernih, basah seperti putih telur. Pada saat itulah
diharapkan suami istri melakukan senggama secara teratur sejak hari ke- 7 sampai hari ke16 dari siklus haid. Apabila sperma normal dianjurkan untuk melakukan senggama selang
satu hari.

Posisi yang baik saat melakukan hubungan seksual Yaitu dengan posisi terlentang atau
berbaring miring, kemudian setelah selesai tetaplah berbaring selama 20 menit untuk
membantu sperma masuk kedalam uterus dan mencapai sel telur.

Obati setiap ada gangguan kesehatan

Apabila salah satu pihak mengalami kemungkinan terkena PMS, sebaiknya diobati secara
tuntas.

Biasakan selalu hidup sehat

Makan makanan yang sehat, hindari merokok, mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, kafein
atau soda. Biasakan untuk olah raga teratur dan istirahat yang cukup.

Lakukan pemeriksaan kesehatan bersama pasangan apabila dalam 1 tahun belum ada tandatanda kehamilan untuk mengetahui secara dini kemungkinan adanya kalainan.

5. Konseling Infertilitas
-

Bersikap baik dan simpatik terhadap pasangan yang mengalami infertilitas, karena mereka
membutuhkan dukungan dan pengertian.

Memberikan pengertian terhadap pasangan untuk menghargai satu sama lain. Jangan saling
menyalahkan.

Memberi support bahwa keadaan sepeti ini tidak hanya menimpa satu pasangan saja, berikan
alternatif pengobatan lain yang masih bisa di usahakan.

Membantu mencari alaternatif untuk mengadopsi anak.

Membantu pasangan untuk mencari jalan lain supaya dekat dengan anak-anak dan bisa
menerima kenyataan hidup.

II. ENDOMETRIOSIS
1. Definisi Endometriosis
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan
jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii,
ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis.
Endometriosis adalah suatu penyakit diman bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar
rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.
2. Klasifikasi Endometriosis
Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari endometriosis
dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan ovarium dan
densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai-nilai dari skoring yang
kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis. Nilai 1-4 adalah
minimal (stadium I), 5-15 adalah ringan (stadium II), 16-40 adalah sedang (stadium III) dan
lebih dari 40 adalah berat (stadium IV) (Rusdi, 2009).
3. Penyebab Endometriosis
Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:

Wanita usia produktif ( 15 44 tahun )

Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)

Menstruasi yang lama (>7 hari)

Peningkatan jumlah estrogen dalam darah

Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.

Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis

Terpapar Toksin dari lingkungan Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu

dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.


4. Patofisiologi
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara
perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal

ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut. Gangguan
menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh
akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa,
sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron
dalam tubuh.
5. Gambaran Klinik
a. Nyeri
- Dismenore
- Dispareunia
- Nyeri ovulasi
- Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen
bawah selama siklus menstruasi.
- Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
- Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
2. Perdarahan abnormal
- Hipermenorea
Menoragia
Spotting sebelum menstruasi
Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir
menstruasi
3. Keluhan buang air besar dan buang air keci
- Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
- Darah pada feces
- Diare, konstipasi dan kolik
6. Penanganan
- Berikan antibiotic
- Terapi hormonal

III. ENDOMETRITIS
1. Definisi Endometritis
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). (Manuaba,
I.B. G., 1998).- Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium, merupakan
komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan.
Endometritis adalah infeksi atau desidua endometrium, dengan ekstensi ke miometrium
dan jaringan parametrial. Endometritis dibagi menjadi kebidanan dan nonobstetric

endometritis. Penyakit radang panggul (PID) adalah sebuah Common nonobstetric


pendahulunya dalam populasi.
Endometritis dapat juga terjadi karena kelanjutan dari kelahiran yang tidak normal,
seperti abortus, retensi sekundinarum, kelahiran premature, kelahiran kembar, keahiran yang
sukar (distokia), perlukaan yang disebabkan oleh alat-alat yang dipergunakan untuk
pertolongan pada kelahiran yang sukar.
2. Tipe Endometritis
a.
Endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan)
b.
Endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel sintitial dan
c.

trofoblas yang banyak)


Endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahimendometrium dan tuba fallopi,
biasanya akibat Mycobacterium tuberculosis.)
3. Penyebab Endometritis
a. Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.
b. Pecahnya ketuban berlangsung lama.
c. Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban.
d. Teknik aseptik tidak dipatuhi.
e. Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).
f. Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
g. Kelahiran secara bedah.
h. Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
4. Faktor Predisposisi
a. Aborsi
b. Kelahiran kembar
c. Kerusakan jalan lahir
d. Kelanjutan retensio plasenta yang mengakibatkan involusi pasca persalinan menjadi
menurun
e. Adanya korpus luteun persisten.
f. Persalinan Pervaginam
g. Persalinan SC
5. Tanda dan gejala Endometritis
a. Peningkatan demam secara persisten hingga 40 derajat celcius. Tergantung pada
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

keparahan infeksi.
Takikardia
Menggigil dengan infeksi berat
Nyeri tekan uteri menyebar secara lateral
Nyeri panggul dengan pemeriksaan bimanual
Subinvolusi
Lokhia sedikit, tidak berbau atau berbau tidak sedap, lokhia seropurulenta
Hitung sel darah putih mungkin meningkat di luar leukositisis puerperium fisiologis
Perdarahan pervaginam
Shock sepsis maupun hemoragik

k.
l.
m.
n.

Abdomen distensi atau pembengkakan.


Abnormal pendarahan vagina
Discomfort dengan buang air besar (sembelit mungkin terjadi)
Terjadi ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit (malaise)

6. Gambaran klinis
a. Nyeri abdomen bagian bawah.
b. Mengeluarkan keputihan (leukorea).
c. Kadang terjadi pendarahan.
d. Dapat terjadi penyebaran :
- Miometritis
- Parametritis
- Salpingitis
- Ooforitis
- Pembentukan penahanan sehingga terjadi abses.
7. Penatalaksanaan
a. Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran terapi. Evaluasi
klinis dari organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan
bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi
antibiotik.
b. Cairan intravena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi ditambah
terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat
mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang
memadai.
c. Pengganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus atau post
partum.
d. Tirah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya.
e. Tindakan bedah: endometritis post partum sering disertai dengan jaringan plasenta yang
tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan
plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan-lahan dan hati-hati.
Histerektomi dan salpingo oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia
telah meluas melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik
klostridia (syok, hemolisis, gagal ginjal)

Anda mungkin juga menyukai