Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ORGANISASI MANAJEMEN
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

PEMANTAUAN PELAYANAN KEBIDANAN

KHORT IBU , BAYI ,DAN BALITA

Disusun Oleh : Titi Nurajijah

NPM: 183112540120650

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDY DIV KEBIDANAN

T.A 2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupaka salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu-ibu yang melahirkan. Posisi ini telah mendudukkan peran dan posisi bidan
menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang di embannya sangat mulia dalam upaya
memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Disamping itu dengan setia mendampingi
dan menolong ibu-ibu dalam melahirkansampai sang ibu dapat merrawat bayinya dengan baik.
Sejak zaman prasejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari mesir (siphrah dan poah )
yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi laki-laki bangsa Yahudi ( sebagai
orang yang terjajah dalam bangsa mesir ) yang di perintahkan oleh Fir’aun untuk di bunuh.
Merka sudah menunujukkan sikap etika moral yang tinggi dan taqwa kepada Tuhan dalam
mmbela orang-orang yang berada pada posisi lemah, yang pada zaman modern in, kita sebut
peran advokasi. Dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bidan bekerja berdasarkan pada
pandangan fisiolofis yang di anut, keilmuan, metode kerja standar praktek pelayanan kebidanan
dank kode etik profesi yang di milikinya.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka klematian Ibu dan anak sangat tinggi.
Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik
Wiliam Deandels) para dukun di latih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak
berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.

Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya di peruntukkan bagi orang-orang


belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun1849 di buka pendidikan dokterj Jawa di
Batavia. (Di Rumah Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto). Seiring dengan di
bukanya pendidikan kedokteran tersebut, pada tahun 1851, di buka pendidikan bagi wanita
pribumi di Batavia oleh seorang Dokter militer (Dr.W.Bosch) lulusan ini kemudian bekerja di
rumah sakit dan juga di masyarakat. Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak di lakukan
oleh dukun dan bidan.
Pada tahun 1952 mulai di adakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan
kualitas pertolongan persalinan. Kursus untuk dukun masih berlangsung sampai dengan sekarang
yang memberikan kursus adalah bidan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang
pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat di lakukan melalui kursus
tambahan yang dikenal dengan kursus tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta
yang akhirnya didirikan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana Bidan sebagai
penangggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang di berikan mencakup
pelayanan antenatal, postnatal dan pemeriksaan bayi dan anak termasuk iminisasi dan
penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA, bidan memberikan pertolongan persalinan di rumah
keluarga dan pergi melakukan kunjungan rumah sebagai upaya tindak lanjut dari pasca
persalinan.

Dari BKIA inilah yang akhirnya menjaid suatu pelayanan terintegrasi kepada masyarakat
yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957. Puskesmas
memberikan pelayanan di dalam gedung dan di luar geduang dan berorientasi pada wilayah
kerja. Bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu
dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana baik di luar gedung maupun di dalam gedung
adalah pelayanan kesehatan keluarga dan pelayanan di pos pelayanan terpadu (posyandu).
Pelayanan di Posyandu mencakup empat kegiatan yaitu : pemeriksaan kehamilan, pelayanan
keluarga berencana, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan.

Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan di berikan secara merata dan dekat dengan
masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarkat.
Kebijakan ini melalui instruksi Presiden secara lisan pada sidang cabinet tahun 1992 tentang
perlunya menididik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa
adalah sebagai pelaksan kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pembinaan dukun bayi.
Dala kaitan tersebut, bidan di desa juga menjadi pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan
keluarga berencana yang pelaksanaanya sejalan dengan dengan tugas utamanya dalam pelayanan
kesehatan ibu. Dalam melaksanankan tugas pokoknya bidan di desa melaksanankan kunjungan
rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya , mengadakan pembinaan pada posyandu di
wilayah kerjanya serta mengembangkan pondok bersalin sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.

Hal tersebut di atas adalah pelayanan yang di berikan oleh bidan di desa. Pelayanan yang di
berikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang bekerja di
rumah sakit, dimana pelayanan yang di berikan berorientasi pada individu. Bidan di rumah sakit
memberikan pelayanan poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, ka mar
bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemantauan pelayanan kebidana pada ibu ,bayi dan anak ?


2. Apa defenisi tentang kohort ibu ,bayi dan anak ?
3. Bagaimana cara penulisan kohort ibu,bayi dan anak ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun makalah ini mengetahui
dan mengerti tentang manajemen pemantauan pelayanan kebidanan kohort bayi.
1.3.2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang definisi tentang kohort ibu, bayi dan anak
b.Mengetahui tentang cara penulisan
1.4 Manfaat
Dengan menpelajari dan memahami materi ini insyaallah kita dapat memberikan
pelayanan kebidanan menjadi lebih baik untuk ke depannya
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pemantauan Pelayanan Kebidanan


Pemantauan pelayanan kebidanan harus lebih terarah,agar dapat menjangkau
semua ibu serta mampu menagani mereka yang ditemukan resiko tinggi secara
memadai.pemantauan pelayanan kebidanan dapat dilakukan dengan cara:

A .Pemantauan pelayanan Kebidanan Kohort Ibu, Balita dan Bayi

1. Pengertian
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan
balita.

2. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah
tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.

2.2 Jenis register kohort

Register kohort ibu


Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin,
serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang
pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang
mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir
tanpa adanya duplikasi informasi.

Register kohort bayi


Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal.
Register kohort balita
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai dengan 5
tahun

2.3 Cara Pengisian Kohort Ibu,Bayi Dan Anak


1. Cara pengisian kohort Ibu
kolom
1. Diisi nomer urut
2. Diisi nomer indeks dari famili folder
3. Diisi nama ibu hamil
4. Diisi nama suami ibu hamil
5. Diisi alamat ibu hamil
6. Diisi umur ibu hamil
7. Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam minggu/tanggal HPL
8. Faktor resiko : diisi v ( rumput) untuk umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun
9. Paritas diisi Gravidanya
10. Diisi bila jarak kahamilan
11. Diisi bila BB ibu
12. Diisi bila TB ibu
13. sd 17 Resiko tinggi : diiisi dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko
tinggi, HB diperiksa dan ditulis hasil pemeriksaannya
18. Pendeteksian faktor resiko : diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi
oleh tenaga kesehatan
19. Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh Non NAKES.
20. sd 22 diisi tanggal immunisasi sesuai dengan statusnya.
23. sd 34 diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai berikut :
K I : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan dimana saja pada kehamilan I s/d 5 bulan
dengan rambu-rambu O dan secara langsung juga akses dengan rambu-rambu

K4 : Kunjungan ibu hamil yang keempat kalinya.


Untuk memperoleh K4 dapat memakai rumus 1-1–2 atau 0-2-2 dengan rambu-rambu

Untuk K4 tidak boleh rada usia kehamilan 7 bulan


Pada ibu hamil pertama kali kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan berikutnya yaitu
6 bulan harus berkunjung atau dikunjungi agar tidak kehilanganK4.
Pada ibu hamil yang awalnya periksa diluar kota, dan pada akhir kehamilannya periksa di
wilayah kita karena untuk melahirkan dan penduduk setempat bisa mendapatkan K1, K4 dan
sekaligus Akses apabila ibu tersebut dapat menunjukan pemeriksaan dengan jelas

Akses : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia kehamilan dengan
rambu-rambu

35. Penolong Persalinan, diisi tanggal penolong persalinan tenaga kesehatan


36. Diisi tanggal bila yang menolong bukan nakes.
37. Hasil akhir Kehamilan : Abortus diisi tanggal kejadian abortus
38. Diisi lahir mati
39. Diisi BB bila BBL
40. Diisi BB bila BBL > 2500 gram
41. Keadaan ibu bersalin,di beri tanda v bila sehat
42. Dijelaskan sakitnya
43. Diisi sebab kematiaannya
44. Diisi v (rumput)
45. Diisi apabila pindah, atau yang perlu diterangkan
2. Cara pengisian kohort Bayi.
Kolom
1. Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nornor urut
ibu pada register kohort ibu.
2. Disi nomor indeks dari Family Folder
3. sd 7 jelas
8. Diisi angka berat bayi lahir dalam gram sd 10 diisi tanggal pemeriksaan
neonatal oleh tenaga kesehatan
11. Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan
12. sd 23 Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu :
N = naik, T = turun, R = Bawah garis titik¬ – titik (BGT), BGM = Bawah garis
merah
24.sd 35 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi
36.Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal.
37.Diisi penyebab kematian bayi tersebut
38. Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.
3. Cara pengisian kohort Balita
Kolom
1. Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disestiaikan dengan nomor urut
ibll pada register kohort ibu
2. Disi nomor indeks dari Family Folder
3. sd 7 jelas
8. sd 31 dibagi 2, diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi 32 sd 35 diisi
tanggal pcmberian vit A bulan februari dan Agustus
36. Diisi tanggal bila ditemkan sakit
37. Diisi penyebab sakit
38. Diisi tanngal meninggal
39. Diisi sebab meninggal
40. Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang
41. Diisi jenis kelainan tumbuh kembang.
42. Diisi bila ada kcterangan penting tentang balita tersebut.
BAB 3

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi
dan balita. Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.

Unit Pelayanan Bayi Balita berfungsi memelihara kesehatan bayi balita dengan
melaksanakan upaya promotif preventif agar bayi balita sehat dan tumbuh kembang
dengan optimal.

3.2 Saran
Saran bagi dosen pengajar diaharapkan makalah ini berguna sebagai alat
pembanding dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas khususnya bagi mahasiswa
semester V dengan mata kuliah Organisasi manajemen pelayanan kebidanan.

Bagi mahasiswa di harapkan agar makalah ini lebih meningkatkan pengetahuan


dan kemampuan dalam pemebelajaran Organisasi manajemen pelayanan kebidanan
tentang “Manajemen Pemantauan Pelayanan Kebidanan Kohort Bayi” serta mampu
menerapkan teori secara aplikatif sebisa mungkin yang telah di harapkan.

Anda mungkin juga menyukai