ORGANISASI MANAJEMEN
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
NPM: 183112540120650
UNIVERSITAS NASIONAL
T.A 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka klematian Ibu dan anak sangat tinggi.
Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik
Wiliam Deandels) para dukun di latih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak
berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan.
Dari BKIA inilah yang akhirnya menjaid suatu pelayanan terintegrasi kepada masyarakat
yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957. Puskesmas
memberikan pelayanan di dalam gedung dan di luar geduang dan berorientasi pada wilayah
kerja. Bidan yang bertugas di puskesmas berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu
dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana baik di luar gedung maupun di dalam gedung
adalah pelayanan kesehatan keluarga dan pelayanan di pos pelayanan terpadu (posyandu).
Pelayanan di Posyandu mencakup empat kegiatan yaitu : pemeriksaan kehamilan, pelayanan
keluarga berencana, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan.
Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan di berikan secara merata dan dekat dengan
masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarkat.
Kebijakan ini melalui instruksi Presiden secara lisan pada sidang cabinet tahun 1992 tentang
perlunya menididik bidan untuk penempatan bidan di desa. Adapun tugas pokok bidan di desa
adalah sebagai pelaksan kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pembinaan dukun bayi.
Dala kaitan tersebut, bidan di desa juga menjadi pelaksana pelayanan kesehatan bayi dan
keluarga berencana yang pelaksanaanya sejalan dengan dengan tugas utamanya dalam pelayanan
kesehatan ibu. Dalam melaksanankan tugas pokoknya bidan di desa melaksanankan kunjungan
rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya , mengadakan pembinaan pada posyandu di
wilayah kerjanya serta mengembangkan pondok bersalin sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
Hal tersebut di atas adalah pelayanan yang di berikan oleh bidan di desa. Pelayanan yang di
berikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang bekerja di
rumah sakit, dimana pelayanan yang di berikan berorientasi pada individu. Bidan di rumah sakit
memberikan pelayanan poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, ka mar
bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun makalah ini mengetahui
dan mengerti tentang manajemen pemantauan pelayanan kebidanan kohort bayi.
1.3.2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang definisi tentang kohort ibu, bayi dan anak
b.Mengetahui tentang cara penulisan
1.4 Manfaat
Dengan menpelajari dan memahami materi ini insyaallah kita dapat memberikan
pelayanan kebidanan menjadi lebih baik untuk ke depannya
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan
balita.
2. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah
tangga yang teridentinfikasi dari data bidan.
Akses : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia kehamilan dengan
rambu-rambu
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi
dan balita. Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.
Unit Pelayanan Bayi Balita berfungsi memelihara kesehatan bayi balita dengan
melaksanakan upaya promotif preventif agar bayi balita sehat dan tumbuh kembang
dengan optimal.
3.2 Saran
Saran bagi dosen pengajar diaharapkan makalah ini berguna sebagai alat
pembanding dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas khususnya bagi mahasiswa
semester V dengan mata kuliah Organisasi manajemen pelayanan kebidanan.