Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH

PERKEMBANGAN
KEBIDANAN .M
ID
M
TI,
A
J
N
. RU
DR
1. SEJARAH ILMU
KEBIDANAN
1. Dalam sejarah evolusi manusia di dunia terdapat
kepercayaan kehidupan manusia serta alam
sekitarnya
2. Manusia dianugerahi daya berfikir, untuk
menghubungkan apa yang dialami dan apa yang
dipikirkan, serta daya untuk mengumpulkan dan
menyimpan pengalaman-pengalaman dalam
ingatannya.
3. Aadanya perkembangan ini, dikenalkan dan diakui
oleh masyarakat dokter, yang mana para dokter pria
menjalankan praktik kedokteran terhadap
beraneka ragam penyakit, sedangkan pertolongan
pada wanita-wanita penolong persalinan.
Wanita-wanita yg memberi pertolongan pd
kehamilan&persalinan umumnya tidak memiliki pengetahuan
tertentu tentang kebidanan. Mereka memperoleh pengetahuannya
dari penolong2 persalinan lain yg menjadi gurunya dan dr apa yg
mereka alami dlm praktik sehari-hari.
Seiring dengan lebih mendalamnya pengetahuan tentang
anatomi & fisiologis alat-alat kandungan, fisiologis & patologi ilmu
persalinan, maka ilmu kebidanan berhasil mencapai kedudukan
sebagai ilmu tersendiri.
Sementara itu dirasakan perlu utk menyempurnakan
pendidikan para wanita yang memberi pertolongan dalam
persalinan. Pada tahun 1513 Eucharius Roeslin menerbitkan buku
pelajaran untuk menolong persalinan.
Perkembangan baru, yang berdasarkan atas kemajuan
pengetahuan dalam fisiologi dan patologi ilmu kebidanan, dimulai
dalam abad ke-19 dan sampai sekarang ini. Lintasan sejarah
perkembangan ilmu kebidanan di Indonesia dikemukakan oleh
Prof.Muhammad Toha, guru besar kebidanan di UNAIR yang
2. DEFINISI ILMU KEBIDANAN
Ilmu kebidanan (midwifery) adalah suatu
tinjauan keilmuan yang memandang bahwa
proses “childbirth” adalah proses fisiologis
dan normal, yang tidak hanya berhubungan
dengan aspek biologis saja namun juga
berhubungan dengan seluruh aspek lainnya
dll) dalam
(social, spiritual,
kehidupan perempuan sebagai
manusia “Whereas today
obstetricians seutuhnya.
see birth as a medical event,
the midwife views it as a normal,
physiological process” (Seller, 1993: xxxiv)
BATANG TUBUH ILMU
KEBIDANAN

Ilmu Kebidanan
(midwifery)
Kajian Terapan dalam ilmu kebidanan
menggunakan ilmu dasar dan penunjang dan
riset – riset spesifik dalam ilmu kebidanan
(midwifery)

Ilmu dasar / penunjang


BIDANG KAJIAN ILMU KEBIDANAN
(MIDWIFERY) SECARA GARIS
BESAR :
⚫ Ilmu-ilmu dasar dan penunjang (eksakta dan
non eksakta)
⚫ Konsep Normal dalam Childbirth
⚫ Konsep perempuan dan interaksinya
dengan lingkungan sekelilingnya
⚫ Seluruh aspek tentang profesi bidan
(definisi, filosofi, model praktek, kode etik
dll)
⚫ Area kompetensi (Komunikasi efektif, Aspek
etik legal dan keselamatan pasien, Asuhan
kebidanan professional, Manajemen
kewirausahaan dan Kepemimpinan, Promosi
kesehatan, Pengembangan diri dan
profesionalisme, Peneliti)
PERKEMBANGAN PROFESI
BIDAN DAN KEBIDANAN DI
INDONESIA DAN DI
NEGARA LAIN
ID
.M
M
TI,
N JA
RU
1. PERKEMBANGAN PELAYANAN DI
DALAM NEGERI
• AKI & AKB tinggi pd zaman pemerintah Hindia
Belanda. Tenaga penolong persalinan o/ dukun.
• 1807, Gubernur Jenderal Hendrik William
Deandels, melatih dukun dlm pertol persalinan.
Tapi tdk berlangsung lama krn tdk ada pelatih
kebidanan.
• Yan kes hanya u/ orang-orang Belanda yg
berada di Indonesia.
• 1849, dibuka Pendidikan Dokter Jawa di
Batavia (di RS Militer Belanda ; sekarang
RSPAD Gatot Soebroto).
• 1851, dibuka Pendidikan Bidan bagi wanita
pribumi di Batavia oleh dokter militer Belanda
(Dr. W Bosch), lulusan bekerja di RS & Masy.
Dan Yan kes ibu & anak dilakukan o/ dukun &
bidan.
• 1952, diadakan pelatihan bidan scr formal agar
dpt meningkatkan kualitas pertolongan persalinan.
• 1953, diadakan kursus tambahan bidan (KTB)
di Jogyakarta, lalu berdirilah BKIA.
• Kegiatan BKIA : yan antenatal, post natal,
pemeriksaan bayi & anak termasuk immunisasi &
penyul gizi.
• 1957, BKIA menjadi Puskesmas
• Kegiatan Puskesmas : di dalam gedung &
diluar gedung
• 1990, yan kebidanan merata & dekat dg masyarakat.
• 1992, instruksi presiden scr lisan pd sidang kabinet
ttg perlunya mendidik bidan u/ penempatan bidan di
desa.
• Tugas pokok bidan di desa : pelaksana KIA (bumil,
bulin, bufas & bayi baru lahir), termasuk pembinaan
dukun bayi, serta yan KB.
• Area garapan bidan diperluas (Konferensi Kependudukan
Dunia di Kairo, 1994), yaitu : Safe Motherhood termasuk
bayi baru lahir & pwt abortus, Family planning, P M S
termasuk infeksi saluran alat reproduksi, Kespro remaja,
Kespro orang tua.
• Kewenangan bidan diatur melalui permenkes, dimulai dari
permenkes no. 5380/IX/1963 ttg wewenang bidan
terbatas pd pertolongan persalinan normal secara
mandiri, di dampingi petugas lain.
• Permenkes no. 363/IX/1980, diubah mjd Permenkes no.
623/IX/1980 bhw kewenangan bidan dibagi 2,
kewenangan khusus & umum.
• Permenkes no. 572/VI/1996, ttg registrasi & praktik
bidan.
• Kepmenkes no. 900/menkes/SK/VI/2002 ttg Registrasi
dan Praktik bidan
• Kepmenkes no. 369/menkes/SK/III/2007 ttg Standar
Profesi Bidan
2. PERKEMBANGAN PELAYANAN DI
ZAMAN DAHULU
Perawatan zaman dahulu dilakukan oleh dukun pria atau dukun wanita,
dukun menjalankan perawatanya biasanya dirumah penderita atau di
rawat di rumah dukunnya sendiri. Cara-cara mengobati penderita itu
sendiri antara lain :
a. Dengan membaca mantra-mantra memohon pertolongan kepada Tuhan
YME.
b. Dengan cara mengusir setan-setan yang mengganggu dengan
menyajikan kurban-kurban di tempat itu, macamnya kurban ditentukan
oleh dukun.
c. Melakukan massage/mengurut penderita.
d. Penderita harus melakukan pantangan atau diet yang oleh dukun itu pula.

e. Kadang-kadang dukun bertapa untuk mendapatkan ilham cara


bagaimana menyembuhkan penderita itu.
f. Memakai obat-obatan banyak dipakai dari tumbuh-tumbuhan yang
segar dari daun mudanya, batang, kembang akarnya.
Perawatan Kebidanan
1. Kehamilan
Melakukan pantangan dan kenduri.
2. Persalinan
Biasanya persalinan dilakukan dengan duduk di atas tikar, di lantai
dukun yang menolong menunggu sampai persalinan selesai. Cara
bekerja dengannya mengurut-ngurut perut ibu. Menekannya serta
menarik anak apabila anak telah kelihatan. Setelah anak lahir anak
diciprati anak dengan air agar menangis. Tali pusat dipotong dengan
hinis atau bamboo kemudian tali pusatnya diberi kunyit sebagai
desinfektan.
3. Nifas
Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu
sudah harus bisa merawat dirinya sendiri lalu ibu di berikan juga
jamu untuk peredaran darah dan untuk laktasi.
3. PERKEMBANGAN PELAYANAN
KEBIDANAN DALAM TAHUN TERAKHIR
Dibentuknya program pembangunan kesehatan pada
tahun 1975. PKMD ini bekerja sama dengan lembaga
sosial desa, tenaga-tenaganya diambilka di masyarakat
dan diberi pelatihan selama 4 bulan selanjutnya mereka
akan bertugas memberikan pertolongan pertama
pengobatan ringan termasuk penyuluhan dalam hal KIA
dalam program PKMD ini agar pelayanan kebidanan
berlangsung aman dan dapat dilaksanakan dengan baik
maka : balai KIA didesa agar semua
1.Dibuka hamil
ibu memeriksakan diri secara teratur dapat
2.Tenaga dukun harus tetap dibuka dan
diawasi oleh
3. Pengawasan terhadap pelayanan bidan
4. KIA ditingkatkan
PUSKESMAS sebaiknya dapat melaksanakan
pertolongan persalinan ditempat
4. PELAYANAN KEBIDANAN DI
MASA DEPAN
Keberhasilan pembangunan kesehatan dewasa ini
masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan ibu
dan anak terutama pada ibu hamil, bersalin dan ibu
nifas serta janin / bayi pada masa pranatal. Hal ini
ditandai dengan tingginya AKI dan AKB. Sebagai
satu
salah program prioritas dalam pembangunan
kesehatan yaitu dengan menyediakan
kesehatan yang berualitas sedekat
pelayanan
mungkin dengan
masyarakat yang didukung oleh peningkatan
keterjangkauan dan kualitas pelayanan rujukan
tenaga yang mempunyai peran besar dalam
pelayanan KIA ialah BIDAN. Oleh karena itu sejak
tahun 1990/1991 DEPKES menempatkan BIDAN-
BIDA N DI DESA
PERKEMBANGAN
PELAYANAN KEBIDANAN
DI LUAR NEGERI
Sebelum abad 20 (1700-
1900)
• William Smellie dari Scotlandia (1677-1763)
mengembangkan forcepss dengan kurva pelvik seperti
kurva shepalik .
• Ignos Phillip Semmelweis, seorang dokter dari Hungaria
(1818-1865) mengenalkan tentang cuci tangan yang bersih,
mengacu pada pengendalian species puerperium.
• James Young Simpsosn dari Edenburgh, Scotlandia (1811-
1870) memperkenalan dan menggunakan anastesi umum.
• Tahun 1824, James Blundell dari Inggris menjadi orang
pertama yang berhasil menangani pendarahan postpartum
dengan menggunakan tranfusi darah.
• Jean Lubumean dari Prancis (orang kepercayaan Rene
Laenec, penemu Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali
Abad 20
Postnatal care sejak munculnya hospitalisasi
untuk persalinan telah berubah dari perpanjangan masa
rawatan sampai 10 hari, ke trend “Modern”
ambulasi dini. Yang pada kenyataannya, suatu
pengembalian pada “cara yang lebih
alami”.
Selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi
merupakan praktek yang dapat diterima di banyak rumah
sakit, dan alat menyusui bayi buatan menjadi dapat
diterima, dan bahkan oleh norma! Bagaimanapun, alami
sekali lagi “membuktikan dirinya “rooming-in”
dipraktekan dan menyusui dipromosikan menyusui
disemua rumah sakit yang sudah mendapat penerangan.
Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring
anthepartum dan intrapartum yang tepat menjadi
mungkin dengan pengguraan ultrasonografi dan
cardiotocografi, dan telah merubah prognosis bagi bayi
Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai