PERKEMBA
NGAN
PELAYANA
N
KEBIDANA
Nama Kelompok
1. Dita, Amd.Keb
2. Novi Ernawati, Amd.Keb
N3. Rahmadini, Amd.Keb
4. Wayan Diah Jayanti, Amd.Keb
SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN
KEBIDANAN INDONESIA
Tahun 1807 Gub. Jend. Hendrik Williams Deandels ada dukun dilatih
melakukan pertolongan persalinan, tetapi tidak lama karena tidak ada
pelatih kebidanan.
Pada saat itu pelayanan kebidanan hanya untuk orang-orang Belanda
di Indonesia.
Tahun 1920 Dr. Piverrli mendirikan Biro Konsultasi Ibu dan Anak di
Jakarta dgn nama Consultatie Bureu Vorr Moeder en Kind. Di Jabar
dipelopori oleh dr. Poerwosoewarjo dan dr. Soemaroe dgn mengikut
sertakan dukun bayi -> cikal bakal pendidikan dukun.
Di Tahun 1957 didirikan BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) dgn
bidan sebagai penanggung jawab pelayanan pd masyarakat
Diluar itu bidan melakukan pertolongan persalinan dan kunjungan
rumah.
Dari BKIA berkembang menjadi Puskesmas->
berintegrasi bagi masyarakat
Puskesmas memberikan pelayanan di dlm dan dluar
gedung -> berorientasi pd wilayah kerja bidan
Pelayanan kesehatan di luar gedung adalah
pelayanan kesehatan keluarga di Posyandu, meliputi:
pemeriksaan kehamilan, KB, imunisasi, gizi dan
kesehatan lingkungan
Tahun 1990 mulai diberikan secara merata dan dekat
dengan masyarakat -> Inpres (1992),
Pelayanan BIDANSA berorientasi pada kesehatan
masyarakat sedangkan bidan di RS mencakup
pelayanan pada poliklinik, yang bisa meluas sampai
pada kes-pro, dll.
Titik tolak Konferensi Kepundudukan Dunia di Kairo (1994),
menekankan pada kespro, memperluas area pelayanan kesehatan bidan,
meliputi:
1. . Safe motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus.
2. Keluarga berencana.