Anda di halaman 1dari 12

RESUME

PROFESIONALISME KEBIDANAN

Dosen Pembimbing :

Hirza Rahmita, S.Tr., M. Keb

Disusun Oleh :

Anjeli Indah Purwati (210602081)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL
INSYIRAH PEKANBARU
TAHUN 2022
A. Sejarah Pelayanan Dan Pendidikan Kebidanan Indonesia
1. Pendidikan Kebidanan Indonesia
a. Tahun 1851, dibuka dokter belanda (Dr. W. Bosch) dibatavia selama 2
tahun kemudian ditutup karena kurangnya peminat
b. Tahun 1891, persiapan dibuka pendidikan bidan kembali
c. Tahun 1902, pendidikan dibuka kembali di rumah sakit militer di
batavia.
d. Tahun 1904, pendidikan bidan di makasar. Lulusan nya harus bersedia
di tempatkan dimana saja dan membantu secara sukarela
e. Tahun 1911/1912, dimulai pendidikan tenaga perawatan secara
terencana di CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia. Calon diterima dari
HIS (SD 7 tahun), ditempuh dalam 4 tahun, mula-mula terbatas pada
pria
f. Tahun 1914, diterima peserta didik wanita pertama bagi perawat
wanita yang lulus dapat meneruskan kependidikan bidan selama 2
tahun
g. Tahun 1918, Budi Kemuliaan membuka RS Bersalin dan pendidikan
bidan
h. Tahun 1935-1938, pemerintah kolonial belanda mulai mendidik bidan
lulusan mulo (setingkat SLTP bagian B). Bidan dengan dasar
pendidikan Mulo dan kebidanan 3 tahun disebut bidan kelas satu
(Vroedvrouweerste class). Bidan dari lulusan perawat (mantri) disebut
bidan kelas dua (Vroedvrouweerste tweede class), beda kelas
ketentuan gaji pokok dan tunjangan.
i. Tahun 1948, dr. H. Sinaga mengeluarkan stensilan unk pend. bidan;
dan dr. S. A. Goelam mengeluarkan Buku Ilmu Kebidanan II (bagian
patologi).
j. Tahun 1950 dr. Mochtar dan dr. Soeliyanti membentuk bagian KIA di
Depkes Ypgyakarta sebanyak 475 dokter dan 4000 perawat sekaligus
bidan (Setelah th 1950 pend. bidan maju pesat).
k. Tahun 1950-1953, dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP, usia
minimal 17 yahun dan masa pendidikan 3 tahun (PK/E), sampai tahun
1976 kemudian tutup.
l. Tahun 1970 dibuka pendidikan bidan yang terima dari SPR + 2 tahun
pend. Bidan disebut Sekolah Pendidikan Lanjut Jurusan Kebidanan
(SPLJK), tetapi tidak merata disemua provinsi
m. Tahun 1974, Sekolah bidan ditutup & dibuka SPK, tujuan adanya
tenaga multi purpose di lapangan yang salah satu tugasnya menolong
persalinan, karena beda falsafah & kurikulum terutama berkaitan
dengan kemampuan bidan, tujuan tidak tercapai
n. Tahun 1974-1984, sekolah bidan ditutup selama 9 tahun, tetapi IBI
tetap ada.
o. Tahun 1981, dibuka D1 KIA, pendidikan. Berlangsung 1 tahun &
tidak dilakukan oleh semua institusi.
p. Tahun 1985 AKI dan AKB meningkat, dibuka lagi Program Pend.
Bidan dari lulusan SPR & SPK, saat itu dibutuhkan bidan yang
memiliki kewenangan untuk meningkatkan yan. KIA & KB, lama
pend. 1 tahun, lulusan dikembalikan ke institusi pengirim.
q. Tahun 1989, dibuka pendidikan bidan secara nasional yg
memperbolehkan lulusan SPK unk langsung masuk PPB. Lulusan
langsung ditempatkan di daerah sebagai anggota PNS Gol.II
r. Tahun 1993, dibuka PPB/C menerima masukan dari lulusan SMP,
dilakukan di 11 provensi. Pendidikan 6 semester, dimulai DJJ untuk
meningkatkan kopetensi Bidan
s. Tahun1994, RS St Carolus sudah melaksanakan pendidikan bidan dari
lulusan SMA (3,5 tahun). Pada tahun ini juga dilaksanakan pelatihan
pelayanan kegawatdaruratan maternal neonatal
t. Tahun 1995-1998 IBI bekerja sama langsung dengan mather care
melakukan pelatihan bidan RS dan bidan Puskesmas serta bidan di
Desa di prop. Kalimantan Selatan
u. Tahun 1996 dibuka D-III kebidanan dengan institusi AKBID di 6
propinsi menerima calon dari SMA.
v. Tahun 2000, adanya pelatihan (APN) yang di koordinasi oleh
maternal neonatal health (MNH). Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan diadakan seminar dan lokakarya organisasi.
Dilaksanakan tiap tahun selama 2 kali tahun 1996-2000 dengan biaya
dari UNICEF. Dibuka program pendidikan diploma IV kebidanan di
FKUGM lamanya 2 tahun. Tahun 2001 tercatat 65 institusi DIII
kebidanan. DIV kebidanan UNPAD (2002), USU (2004), Stikes
Ngudi Waluyo semarang, Stikim Jakarta (2003), Poltekes kasel dan
kaltim (2009), dan tempat lain. Tahun 2006 UNPAD membuka S2
kebidanan dari DIV. Tahun 2008 dibuka S1 keidanan di UNAIR,
Brawijaya, Unhas.

2. Sejarah Pelayanan Bidan


Pada zaman pemerintahan hindia belanda, angka kematian ibu dan
angka kematian bayi, anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan nya
dulu hanya dukun
a. Tahun 1807, Gubernur Jendral Hendrik Williams mengadakan
pelatihan, dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, dan tidak
berlangsung lama karena kurangnya pelatih.
b. Tahun 1920, di jakarta Dr. Piverrli mendikan Biro konsultasi ibu dan
anak. Di jawa barat kebidanan di pelopori oleh dr. Poerwosoewarjo
dan dr. Soemaroe dengan mengikutsertakan dukun bayi
c. Tahun 1957, PUSKESMAS didirikan. Puskesmas memberikan
pelayanan didalam dan di luar gedung, berorientasi pada wilayah kerja
bidan. Pelayanan luar gedung adalah yankes keluarga di posyandu,
meliputi : pemeriksaan kehamilan, KB, Imunisasi, Gizi dan kesehatan
lingkungan.
d. Tahun 1990, pelayanan kebidanan diberikan secara merata,
penempatan bidan desa. Pelayanan bidan desa berorientasi pada
kesehatan masyarakat.
e. Tahun 1994, titik tolak dari konferensi kependudukan dunia di Kairo
pada tahun 1994 yang menekankan pada reproduktive health
(kesehatan reprosuksi).

3. Perubahan Permenkes Untuk Wewenang Bidan


a. Permenkes No. 5380/IX/1963 -> wewenang terbatas pd pertolongan
persalinan normal secara mandiri, didampingi tugas lain
b. Permenkes No. 363/IX/1980, kemudian diubah mjd Permenkes No.
623/1989 -> bidan melaksakan tindakan khusus dibawah pengawasan
dokter.
c. Permenkes NO. 572/VI/1996 -> regristrasi & praktik bidan, bidan
diberi kewenangan mandiri, yg mencakup: pelayanan kebidanan (ibu
dan anak), KB, dan Kes-Masy
d. Permenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 -> regristrasi & praktik
bidan, bidan diberi kewenangan: pelayanan kebidanan (pranikah,
antenatal, natal, postnatal, BBL & balita) dan kb
e. Bidan diwajibkan merujuk kasus-kasus yg tdk dpt ditangani,
menyimpan rahasia, meminta persetujuan tindakan medis -> Juklak
dlm lampiran Keputusan Dirjen Binkesmas No 1506/ Tahun 1997
f. UU No 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan Akan ada kolegium
Kebidanan

g. KEPMENKES 320 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR PROFESI


BIDAN

B. Profesionalisme Kebidanan
1. Definisi Bidan, Kebidanan, Pelayanan Kebidanan, Praktik
Kebidanan, Asuhan Kebidanan
Bidan adalah tenaga profesional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan dan nasehat selama hamil, masa persalinan dan masa
nifas, memfasilitasi persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi (IBI).
Kebidanan adalah segala yang berhubungan dengan bidan dalam
meberikan pelayanan kebidanan dari masa kehamilan hinggan keluarga
berencana, bayi hingga anak pra sekolah dan kesehatan reproduksi.
Pelayanan kebidanan pelayanan kebidanan yang diberikan oleh idan
secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
Praktik bidan suatu kegiatan pelayan bidan dalam bentuk asuhan.
Asuhan kebidanan rangkaian kegiatan yang didasarkan pengambilan
keputusan dan tindakan oleh bidan sesuai dengan wewenang berdasarkan
ilmu kebidanan.

2. Paradigma
Paradigma adalah suatu pandangan global yang dianut oleh
mayoritas anggota suku kelompok ilmiah (kohu,1997). Suatu perangkat
bantuan yang memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memiliki tindakan
mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia
Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang dalam memberikan
pelayanan kebidanan terhadap manusia (wanita), lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan.
a. Manusia (wanita)
Manusia merupan makhluk biopsikososial dan spritual yang
komprehensif yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang
berbeda sesuai dengan tingkat perkembangan. Perempuan sebagai
penerus generasi maka harus sehat jasmani maupun rohani.
Perempuan sebagai pendidik pertama bagi keluarga nya.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat interaksi sosial untuk melakukan
aktivitas baik lingkungan fisik, psikososial, biologis maupun budaya.
Masyarakat merupakan kelompok penting dan kompleks yang telah
oleh manusia sebagai bentuk sosial terdiri dari individu, keluarga,
kelompok, komunitas, yang menmiliki tujuan dan nilai
c. Perilaku
Perilaku suatu pengalaman yang di dapatkan individu yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan

d. Pelayan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang terdaftar dapat
dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Sasaran
pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat
meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi : layanan
primer (seluruh kegiatan atas tanggung jawab bidan), layanan
kolaorasi (bidan sebagai anggota dari tim yang melakukan kegiatan),
rujukan (bidan yang melakukan rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi
atau dukun yang merujuk ke bidan).
e. Keturunan
Merupakan suatu faktor yang menentukan kualitas manusia.
Manusia yang berkualitas dilahirkan dari ibu yang sehat.

3. Definisi Filosofi
Filosofi berasal dari kata yunani yaitu philosophy yang berarti
kearifan. Filosofi merujuk pada pengertian keyakinan dan nilai yang
dianut oleh seseorang yang mempengaruhi perilaku seseorang. Filosofi
kebidanan cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.

4. Filosofi Asuhan Kebidanan


Woman centred care merupakan istilah yang digunakan untuk
menjelaskan filosofi asuhan kebidanan dimana memberikan prioritas pada
kebutuhan dan harapan perempuan. Prinsip asuhan yang berpusat pada
perempuan (woman cetred care) yaitu : pilihan, akses, dan kualitas.
5. Filosofi Kebidanan
Bidan meyakini setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia.
Bidan meyakini menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause adalah
proses fisiologis dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi
medis. Setiap perempuan memiliki pribadi yang uni sehingga memiliki
hak, keutuhan dan keinginan masing-masing. Fungsi utama profesi bidan
mengupayakan kesejahteaan ibu dan bayi. Tujuan asuhan kebidanan
yaitu: menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya sepanjang
siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas melalui
pemberdayaan perempuan dan keluarga.

6. Tugas dan Wewenang Bidan


a. Pelayanan kesehatan ibu
1) Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
2) Memberikan pada masa kehamilan, persalinan dan menolong
persalinan normal
3) Memberikan asuhan pada masa nifas
4) Melakukan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas,
dan rujukan
5) Melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa
kehamilan dan persalinan
6) Pascapersalinan, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran dan
lanjutan rujuan
b. Pelayanan kesehatan anak
1) memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita
dan anak prasekolah
2) memberikan imunisasi program pemerintah pusat
3) melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita dan
anak prasekola serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh
kembang, dan rujukan
4) memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir dilanjutkan dengan rujukan
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi,
konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi.

d. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang


Bidan berwenang mendapat pelimpahan wewenang dari dokter
bersifat mandat maupun delegatif
e. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
sesuai dengan kompetensiinya dengan tujuan untuk menolong dari
kematian (mengancam nyawa).

7. Peran Bidan
a. pemberi pelayanan kebidanan
b. pengelola pelayanan kebidanan
c. penyuluh dan konselor
d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik
e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan
f. peneliti

8. Pelimpahan Wewenang
a. Pelimpahan secara mandat
Pelimpahan secara mandat sebagaimana dimaksud dealam pasal 53
huruf a diberikan oleh dokter kepada bidan sesuai kopetensinya.
Pelimpahan mandat harus delakukan secara tertulis. Pelimpahan
wewenang secara mandat tanggung jawab berada pada pemberi
pelimpahan wewenang. Dokter memberikan pelimpahan wewenang
harus melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala
b. Pelimpahan secara delegatif
Pelimpahan wewenang secara delegatif di berikan oleh pemerintah
pusat atau pemerintah daerah kepada bidan. Yang diberikan oleh
pemerintas pusat atau pemerintah daerah dalam rangka : pelaksanaan
tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu atau program pemerinta.
Pelimpahan wewenang sebagai dimaksud yaitu diberikan dengan
disertai pelimpahan tanggung jawab.

1) Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu


a) Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
merupakan penugasan pemerintah yang dilaksanakan pada
keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kesehatan
lain di suatu wilayah tempat Bidan bertugas.
b) Dilaksanakan oleh Bidan yang telah mengikuti pelatihan
dengan memperhatikan Kompetensi Bidan.

c) pelatihan melibatkan Organisasi Profesi Bidan dan/atau


organisasi profesi terkait yang diselenggarakan oleh lembaga
yang telah terakreditasi.

9. Hak bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan


a. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan mematuhi kode etik
standar profesi, standar pelayanan profesi, dan standar prosedur
operasional
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien
dan/atau keluarganya
c. Menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan
kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, dan ketentuan peraturan perundangundangan
d. Menerima imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang telah
diberikan
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar
f. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesi

10. Kewajiban bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan


a. memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi,
kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar
pelayanan profesi, standar prosedur operasional;

b. memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai


tindakan Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai
kewenangannya;
c. memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan
yang akan diberikan;
d. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
e. mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesua1 dengan standar;
f. menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
g. menghormati hak Klien;
h. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai
dengan Kompetensi Bidan;
i. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat;
j. meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
k. mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau
keterampilannya melalui pendidikan dan/atau pelatihan; dan/atau
l. melakukan pertolongan gawat darurat.

11. Hak pasien dalam praktik kebidanan


a. memperoleh Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kode
etik, standar profesi, standar pelayanan, dan standar operasional
prosedur;
b. memperoleh informasi secara benar dan jelas mengenai kesehatan
Klien, termasuk resume isi rekam medis jika diperlukan;
c. meminta pendapat Bidan lain;
d. memberi persetujuan atau penolakan tindakan Kebidanan yang akan
dilakukan; dan
e. memperoleh jaminan kerahasiaan kesehatan Klien.

12. Kewajiban pasien dalam praktik kebidanan


a. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk Bidan;
c. mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
dan
d. memberi imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang diterima.

Anda mungkin juga menyukai