Anda di halaman 1dari 17

Defenisi Bidan

Sejarah dalam kebidanan

Oleh : Dewi Handayani, SST, M.Kes


Defenisi Bidan

 Bidan adalah seorang perempuan yang


lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk
diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan
praktik kebidanan.
 Bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab
dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan
untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama
masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,
memfasilitasidan memimpin persalinan atas tanggung
jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain
yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-
daruratan.
 Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling
dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada
perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan
antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta
dapat meluas pada kesehatan perempuan,
kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi
dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan
pelayanan: termasuk di rumah, masyarakat,
Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
Sejarah Dalam Kebidanan

 Berawal pada tahun 1807, Angka Kematian Ibu


dan Angka Kematian Bayi tinggi saat
pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia.
Karena proses persalinan yang dibantu oleh
dukun beranak saat itu masih minim
pengetahuan tentang persalinan bersih dan
aman. Maka Gubernur Jendral Hendrik William
Deandels melatih para dukun dalam
pertolongan persalinan. Tetapi pada saat itu
pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada
orang-orang Belanda yang berada di Indonesia.
 Lalu pada tahun 1849, mulai dibuka sekolah
kedokteran, Pendidikan Dokter Jawa di Batavia (yang
sekarang menjadi RSAD Gatot Soebroto). Dan pada
tahun 1851 dibuka pendidikan Bidan bagi wanita
pribumi di Batavia oleh dokter militer Belanda (Dr.
W Bosch), yang lulusannya bekerja di RS dan
masyarakat. Dan dari saat itu pelayanan kesehatan
ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bidan.
Namun Pendidikan ini tidak berlangsung lama
karena kurangnya peserta didik. Setahun kemudian
diadakan pelatihan secara formal untuk Bidan agar
dapat meningkatkan kualitas pertolongan
persalinan.
 Dilanjutkan dengan diadakannya kursus tambahan
bidan (KTB) di Yogyakarta tahun 1953, lalu berdirilah
BKIA yang memiliki kegiatan antara lain, pelayanan
antenatal, post natal, pemeriksaan bayi dan anak
termasuk imunisasi dan penyuluhan tentang gizi.
Dan tahun 1957, BKIA berubah menjadi Puskesmas
(Pusat Kesehatan Masyarakat). Puskesmas memiliki
kegiatan pelayanan kesehatan untuk masyarakat
tidak hanya di dalam gedung melainkan di luar
gedung.
 Tahun 1990, pelayanan kebidanan mulai merata dan dekat
dengan masyarakat. Presiden memberikan instruksi pada
tahun 1992 secara lisan pada sidang kabinet tentang
perlunya mendidik bidan untuk penempatannya di Desa
(Bidan Desa). Dengan tugas yaitu pelaksanaan KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) diantaranya, Bumil, Bulin, Bufas,
dan Bayi baru lahir; termasuk bidan juga melakukan
pembinaan dukun bayi (yang sekarang dikenal dengan
bermitra dengan dukun), serta memberikan pelayanan KB.
1993, dibuka PPB B, lulusan Akper, lamanya 1 thn, sbg
tenaga pengajar pada PPB A, hanya 2 angkatan. 1993,
dibuka juga PPB C, lulusan SMP, lama pendidikan 6
semester, di 11 propinsi : Aceh, bengkulu, Lampung, Riau,
Kalbar, Kaltim, Kalsel, Sulsel, NTT, Maluku, Irian Jaya.
 Dalam Konferensi Kependudukan Dunia di
Kairo, tahun 1994 membahas perluasan area
garapan bidan yaitu Safe Motherhood
termasuk bayi baru lahir dan perawatan post
abortus, Family Planning, PMS termasuk
infeksi saluran alat reproduksi, Kespro
Remaja dan Kespro Orang tua.
Perkembangan Pendidikan Bidan :
 1994-1995, pendidikan bidan jarak jauh
(distance learning), di Jabar, Jateng, Jatim,
22 modul, koordinator Pusdiklat.
 1996, pelatihan LSS (life saving skill),
koordinator direktorat kesehatan
keluarga ditjen binkesmas
 1996, ACNM mengadakan training of
trainer u/ pelatih LSS.
 1995-1998, IBI bekerjasama dg mother
care melakukan pelatihan dan peer
review bagi bidan RS, PKM dan bides di
provinsi kalsel.
 1996, dibuka AKBID
 2000, dibuka program Diploma IV kebidanan
 2000, ada tim pelatih APN,koordinator MNH
 2000,dibuka Prog DIV kebidanan di UGM, 2 smt
 2002, DIV kebidanan Unpad
 2004, DIV kebidanan di USU
 2003, D IV kebidanan di Stikes NWU Semarang
 2003, DIV Kebidanan di STIKIM Jakarta
 2004, S1 kebidanan di Unair
 2006, S2 Kebidanan di Unpad
Dalam wewenangnya adapun peraturan-
peraturan yang mengatur tentang Bidan:

 Undang-undang tentang Kesehatan no. 4 Tahun 2019


 PMK nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan
prakitk Bidan
 Kepmenkes 320 tahun2020 tentang standar profesi bidan
Pelayanan kebidanan

 Pelayanan Kebidanan (Midwifery Services) adalah


setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
berupa asuhan kebidanan yang merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi,
dan/atau rujukan.

 Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk


pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi,
dan/atau rujukan.
Pelayanan Kebidanan

 Area Pelayanan Bidan Bidan dalam


menjalankan praktik, berwenang
untuk memberikan pelayanan yg
meliputi:
a. Pelayanan  kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan KB
Praktik Kebidanan
 Asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada
perempuan yang menyangkut proses reproduksi,
kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya, Masa antara dalam
lingkup praktik kebidanan juga termasuk Pendidikan
Kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk keluarga dan
komunitasnya.

 Praktik kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan


perempuan, bersifat holistik dan menyatukannya dengan
pemahaman akan pengaruh social, emosional, budaya,
spiritual, psikologi dan fisik dari pengalaman reproduksinya.
Asuhan Kebidanan

 MenurutKemenkes RI (2016), asuhan


kebidanan merupakan kegiatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada
klien yang memiliki masalah atau kebutuhan
pada masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, dan keluarga berencana.

Anda mungkin juga menyukai