PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
b. Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim secara bersama-sama dengan profesi lain dalam rangka pemberian pelayanan
kesehatan.
Mulai tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat
dengan masyarakat. Kebijakan ini melalui Instruksi Presiden secara lisan pada
Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan
bidan di desa, kebijakan-kebijakan seperti inilah yang sekarang di era baru 2016
perlu diatur dan di kembangkan sedemikian rupa agar bagaimana pemerataan
dapat dilakukan seiring dengan adanya peningkatan populasi-populasi warga di
berbagai daerah yg terus terjadi. Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai
pelaksana kesehatan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir. Pembinaan dukun
bayi. Dalam melaksanakan tugas pokoknya bidan di desa melaksanakan kunjungan
rumah pada ibu dan anak yang memerlukannya, mengadakan pembinaan pada
Posyandu di wilayah kerjanya serta mengembangkan Pondok Bersalin sesuai
denga kebutuhan masyarakat setempat. Hal di atas adalah pelayanan yang
diberikan oleh bidan di desa. Pelayanan yang diberikan berorientasi pada
kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan bidan yang bekerja di rumah sakit,
dimana pelayanan yang diberikan berorientasi pada individu. Bidan di rumah sakit
memberikan pelayanan poliklinik antenatal, gangguan kesehatan reproduksi di
poliklinik keluarga berencana, senam hamil, pendidikan perinatal, kamar bersalin,
kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal. Titik tolak dari
Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan
pada reproduktive health (kesehatan reproduksi), memperluas area garapan
pelayanan bidan.
Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang
ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa
bidan dalam menjalankan
Praktek harus sesuai dengan kewenangan, kemampuan, pendidikan,
pengalaman serta berdasarkan standar profesi. Pencapaian kemampuan bidan
sesuai dengan Kepmenkes No. 900/2002 tidaklah mudah, karena kewenangan
yang diberikan oleh Departemen Kesehatan ini mengandung tuntutan akan
kemampuan bidan sebagai tenaga profesional dan mandiri.