Anda di halaman 1dari 7

1.

Doula dan Praktek Primary Care Bidan


1.1 Profesi Bidan

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab


praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang
cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Pelayanan Kesehatan. Agar penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus
memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan
wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.

Dalam memberikan praktek pelayanan kebidanan, bidan


juga perlu melakukan pendekatan diantaranya pendekatan melalui agama,
kesenian tradisi, paguyuban serta dengan cara-cara lainnya.
Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa pelayanan
atau informasi yang diberikan petugas bukanlah sesuatu yang tabu. Dalam memberikan
pelayanan kebidanan seorang bidan lebih bersifat promotif dan preventif bukan bersifat
kuratif, serta mampu menggerakkan peran serta masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip
PHC (Primary Health Care).

Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan tugas, peran, serta
tanggungjawabnya dalam menggerakkan peran serta masyarakat khususnya yang berkaitan
dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia
lanjut.

Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan ke profesionalnya dengan berpegang


pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia/perempuan, lingkungan, perilaku,
pelayanan Kesehatan/kebidanan.

a) Perempuan
Perempuan sebagaimana halnya manusia adalah makhluk bio-psikososio-kultural yang
utuh.
b) Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang terlibat dalam interaksi individu pada waktu
melaksanakan aktifitasnya, baik lingkungan fisik, psikososial, biologis maupun budaya.
c) Perilaku
Merupakan hasil seluruh pengamalan manusia dengan lingkungannya, yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan,sikap dan tindakan.

Pelayanan kebidanan adalah individu,keluarga,dan Masyarakat yang meliputi upaya


peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan dapat
dibedakan menjadi :

a. Pelayanan Primer ialah layanan Bidan yang sepenuhnya menjadi tannggung jawab
Bidan.
b. Pelayanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh Bidan sebagai anggota tim
yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan.
c. Pelayanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh Bidan dalam rangka rujukan
ke system pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.

Sebagai pelaksana bidan memiliki salah satu tugas bidan adalahTugas mandiri/primer,
yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai kewenangannya, meliputi:

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.


2. Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan melibatkan mereka sebagai
klien.
3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
4. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien /keluarga.
5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien
/keluarga.
7. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
KB.
8. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan
wanita dalam masa klimakretium dan nifas.
1.2 Doula

Kata “doula” berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seorang wanita yang
melayani”. Doula adalah seorang profesional terlatih yang sering dikatakan sebagai
pendamping persalinan karena ia memberikan dukungan emosional, dukungan fisik dan
informasi kepada ibu yang selama kehamilan, persalinan, atau setelah melahirkan.
Tujuannya adalah untuk membantu perempuan memiliki pengalaman persalinan yang
aman, mudah diingat dan memiliki pengalaman kelahiran yang paling memuaskan, dari
mulai awal kehamilan sampai menjadi ibu.

Doula memberikan edukasi seputar kehamilan, persalinan dan nifas tanpa ada yang
ditutup-tutupi, dan menjadi penengah diantara keluarga ibu, semua hal akan dijelaskan
dengan begitu rinci. Pendekatan yang dilakukan oleh doula dengan menempatkan diri
sebagai sahabat bagi ibu, memberikan keyakinan pada ibu bahwa doula mampu
mendampingi ibu sampai melahirkan, kesabaran, ketelatenan, makan bersama dengan ibu,
dan terus memberikan dukungan layaknya seorang educator.

Seorang doula mampu menciptakan suasana yang harmonis, mungkin pada fase laten
doula akan mengajak ibu berjalan-jalan, menikamti indahnya pemandangan dunia,
mendengarkan ibu terapi musik atau murotal Al-Qur’an sesuai kebutuhan ibu, mungkin
juga Doula akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk memberikan pijatan, tekanan, pada
tubuh untuk membantu mempercepat persalinan, melatih relaksasi untuk menghindari
mengejan. dan Mengikut sertakan keluarga dalam kebersamaan sehingga rasa tegang dan
takut atau bahkan rasa trauma pada alat medis menjadi hilang.

Perempuan memiliki kebutuhan yang kompleks saat melahirkan. Selain keselamatan,


perawatan obstetrik modern, ibu juga memerlukan orang yang konsisten, memberikan ibu
pilihan dan menemani ibu sampai menjadi ibu baru. Rasa nyaman, dorongan dan rasa
hormat yang doula berikan, akan membuat doula tampak sebagai sosok sahabat dimata
wanita. Ketika bayi melewati umur kehamilannya, seorang doula dengan penuh keyakinan
akan memberikan edukasi pada ibu untuk lebih bersabar, mengurangi kekhawatiran ibu,
selama denyut jantung janin sehat, posisi bayi normal. Saat kontraksi hebat datang, doula
dibekali kemampuan melakukan berbagai comfort techniques yang telah terbukti membuat
ibu lebih nyaman, mengurangi sakit, dan mengoptimalkan turunnya bayi ke jalan
lahir. Comfort techniques ini antara lain menggunakan teknik rebozo, moxabustion,
akupresur, dsb.
Doula tidak hanya sebagai educator bagi ibu, doula juga memberikan edukasi pada
suami mengenai bagaimana peran nya menjadi calon ayah, dimana suami harus
memberikan dukungan setiap hari dan meciptkan lingkungan yang nyaman bagi ibu dalam
menjalani 9 bulan kehamilannya, seperti ; mengingatkan ibu untuk melakukan senam
hamil, memenuhi kebutuhan nutrisi ibu, mengajak ibu bersantai, memberikan perhatian dan
memeluk istri, mencium istri ketika pagi, dan melakukan komunikasi dengan bayi.

Saat menjelang persalinan, doula akan mengedukasi suami untuk mampu


merencanakan persalinan (BIRTH PLAN), seperti memberikan edukasi kepada suami
ketika berada di RS, hal apa saja yang harus dilakukan dan dipersiapkan.

Doula pada umumnya lebih beriorentasi pada persalinan alami (Natural Birth), minim
intervensi medis, serta minim trauma. Doula akan memberikan informasi sejelas-jelas
mungkin, memberikan pro dan kontra mengenai suatu isu atau tindakan, tanpa ada yang
ditutup-tutupi, sehingga doula dapat menjadi penengah bagi suami/istri dalam mengambil
keputusan.

Doula bukan pengganti dokter atau bidan, karena doula Tidak melakukan tindakan
medis. Doula juga Tidak mengambil keputusan untuk kliennya. Doula memberikan support
secara fisik, emosi, dan membantu perempuan serta pasangannya dalam mencari informasi
terkait kehamilan dan persalinan.

Seorang doula bekerja di klinik bersalin, rumah sakit swasta dan publik dan pada
melahirkan di rumah bersama dengan bidan-tetapi tidak pernah sebagai satu-satunya
penjaga saat lahir.

Doula merupakan seorang penengah yang akan menjelaskan pro dan kontra dari setiap
situasi dan tindakan yang dilakukan oleh bidan dan tindakan yang dilakukan di RS. Doula
hanya membantu ibu dalam mengambil sebuah keputusan, tanpa mempengaruhi keputusan
ibu demi kepentingan pribadinya. Doula akan membantu ibu dan pasangannya untuk
membuat keputusan tepat dan benar atau bahkan keputusan ibu sendiri mengenai pilihan
tindakan yang akan dilakukan pada ibu.

Banyak penelitian dari seluruh dunia telah menyimpulkan dengan adanya dukungan
doula ternyata lebih efektif daripada dukungan yang diberikan oleh staf rumah sakit, teman-
teman atau keluarga. Studi (dan ulasan dari penelitian) secara konsisten menunjukkan
manfaat yang sangat mengesankan bagi ibu, ayah dan bayi, termasuk:
a. Lebih sedikit operasi caesar

b. Pengurangan penggunaan forsep dan vakum

c. Lebih sedikit permintaan untuk epidural

d. Pengurangan penggunaan oksitosin sintetik untuk induksi atau augmentations

e. Pengurangan penggunaan obat nyeri

f. Pengurangan panjang tenaga kerja

g. Peningkatan tingkat pemberian ASI di 6 minggu post-partum

h. Membuat ibu lebih memahami dirinya sendiri dan menghargai tubuhnya, sehingga
dapat mengurangi tingkat kecemasan dan mengurangi tingkat depresi ibu pada 6 minggu post-
partum.

Doula memberikan edukasi pada ibu tentang berharganya proses kehamilan, meyakini
desain ciptaan Allah, sehingga ibu mampu menerima dan bekerja sama denga tubuh sendiri,
dan mengetahui keputusan terbaik yang akan ibu ambil sehingga ibu menjadi lebih koopertif.

1.3 Pengaruh Doula Dalam Model Praktek Primary Care Kebidanan

Saat ini, persalinan sudah jarang dilihat sebagai proses alami yang terjadi dengan
sendirinya, persalinan beralih menjadi sebuah proses yang cenderung sulit, beresiko dan
banyak menimbulkan komplikasi. Saat persalinan yang naturalnya adalah terjadi setahap demi
setahap, persalinan kerap disalahartikan sebagai persalinan yang tidak maju-maju atau
bermasalah. Seringkali bidan terburu-buru memberikan intervensi agar ibu dan bayi selamat. .
Bidan dalam prakteknya, juga masih sangat konvensional pada prosedur dan berbagai
kelaziman yang dikenal di profesinya. Posisi ibu hamil, misalnya, harus berbaring dengan kaki
terbuka lebar, bahkan kurang berempati saat ada yang menjerit kesakitan. Sehingga ibu
menimbulkan trauma pada ibu dan memunculkan isu-isu dimasyarakat.

Kehamilan serta kelahiran merupakan kondisi fisiologis, akan tetapi kondisi fisiologis ini
dapat beresiko menyebabkan komplikasi bagi ibu dan janin. Kesiapan baik fisik ataupun mental
sangat dibutuhkan oleh ibu dalam menerima kondisi kehamilannya serta dalam menghadapi
proses persalinan. Kurangnya perhatian dari keluarga dan khususnya peran serta suami dalam
proses selama kehamilan menjadi salah satu penyebab tingginya AKI di Indonesia. Suami
sangat berperan untuk membantu menenangkan kondisi fisik maupun psikis seorang istri
selama proses kehamilan berlangsung. Dukungan suami memiliki andil yang besar dalam
menentukan status kesehatan ibu. Ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, bahagia dan siap
dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas. Peran aktif suami untuk memberikan
dukungan pada istri yang sedang hamil tersebut sangat berpengaruh terhadap keperdulian ibu
atas kesehatan diri dan janinnya.

Pada masa kehamilan akan ada banyak perubahan yang ibu alami, tidak hanya dari
perubahan fisik, namun juga perubahan pada psikologis ibu. Untuk pencegahan primer, tidak
cukup dengan memberikan edukasi pada ibu, peran aktif keluarga, terutama suami yang
memiliki hak tertinggi dalam memutuskan permasalahan dikeluarga serta orang yang paling
dekat dengan ibu dapat membantu ibu dalam menjalani masa kehamilan, persalinan dan masa
nifasnya. Tingginya peran suami yang menjadi orang terdekat dari ibu hamil membutuhkan
kepekaan yang tinggi. Kepekaan tersebut yang harusnya merespon setiap keluhan keluhan kecil
seperti mual, pusing, dan lemas. Hendaknya suami lah yang menganjurkan dan mendampingi
istri untuk melakukan pemeriksaan terhadap keluhan keluhan tersebut.

Bidan dalam primary care mimiliki tugas yang menjadi tanggung jawab sesuai
kewenangannya, seperti ; memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal,
masa persalinan, masa nifas, dengan melibatkan klien /keluarga, dan mendorong partisipasi
dan kerjasama antara ibu dan dan kelurga. Oleh karena itu selama kehamilan seluruh anggota
keluarga harus terlibat terutama suami. Peran serta suami berupa dukungan dan kasih sayang
dari suami, yang dapat memberikan perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan
khawatir dengan kehamilannya sehingga ibu hamil menjadi lebih siap dalam menghadapi
persalinan.

Agar suami ataupun keluarga mampu menjalankan perannya tentu ia harus mendapatkan
informasi sedetail mungkin, yang berupakan tugas bidan sebagai mitra ibu, seperti dengan
mengikut sertkan suami dalam kelas hamil agar mengerti dan faham tentang kehamilan
istrinya, kebutuhan istrinya, sehingga ia akan merasakan tugas sebenarnya menjadi calon ayah,
ia akan memahami, bahwa kehamilan itu adalah anugrah yang terindah, didalam rahim istrinya
dititipkan seorang janin akan terus bertumbuh dan berkembang, hingga ia lahir didunia ini.

Sebenarnya apa yang dilakukan doula adalah merupakan lingkup kebidanan. Yaitu menjadi
pendamping ibu dan juga suami selama menjalani kehamilan dan persalinan dan tidak sebagai
penolong persalinan. Banyak hal positif yang dilakukan doula tapi belum banyak diterapkan
dalam asuhan yang diberikan oleh bidan. Konsep doula sebenarnya adalah sebagai pendamping,
edukator dan motivator yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi ibu selama
menjalani proses kehamilan, persalinan dan pada masa nifasnya.

Jika bidan dalam pelayanannya memberikan peran ganda yang dikombinasikan yaitu
sebagai bidan sekaligus menjadi pendamping seperti yang doula berikan, akan membantu ibu
dalam menggapai proses persalinan alaminya dengan rasa aman, nyaman, dan minim trauma.
Karena ketika ibu di bidan, tentu bidan akan membantu ibu untuk melakukan persalinan normal
selama kondisi ibu dan janin dalam keaaan normal. Berbeda dengan doula yang hanya sebagai
pendamping ibu dalam proses persalinan, tidak sebagai penolong persalinan.

Bidan merupakan ujung tombak kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak.
Profesi bidan bukanlah pofesi biasa, bidan harus cerdas dan inovatif dan multitasking dan tidak
hanya bertugas membantu persalinan. Dengan lebih banyak berinteraksi dengan dunia luar dan
mencari informasi terkini mengenai trend kebidanan, mengikuti Pelatihan yang tersedia
dimana-dimana, maka dapat memungkinkan bidan untuk lebih optimal dalam melakukan
primary care, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.

Anda mungkin juga menyukai