Anda di halaman 1dari 8

Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri Pandangan diri
terkait dengan dimeni fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak
hanya meliputi kekuatan-kekuatan individual, tetapi juga kelemahan bahkan juga kegagalan
dirinya. Konsep diri merupakan inti dari kepribadian individu. Inti kepribadian berperan penting
untuk menentukan dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku individu.(Boyle.
2006) .

Boyle,2006. Konsep diri. Yogyakarta : Kanisius. 39

Pembentukan Konsep Diri

Remaja adalah masa transisi dari periode anak ke dewasa. Namun, apakah kedewasaan itu?
Secara psikologis, kedewasaan tentu bukan hanya tercapainya usia tertentu misalnya dalam ilmu
hukum. Secara psikologis kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri-ciri psikologis
tertentu pada seseorang.

Cirri-ciri psikologis itu menurut G.W Allport (Sarlito,2012) adalah Pemekaran diri sendiri
yang ditandai dengan keampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian
dari dirinya sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang, sebaliknya
tumbuh perasaan ikut memiliki. Salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan
untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk menenggang rasa dengan
orang yang di cintainya, untuk ikut merasakan penderitaan yang di alami oleh orang yang di
cintainya. Itu menunjukkan adanya tanda-tanda kepribadian yang dewasa (mature personality).
Di samping itu juga adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang
menggambarkan bagaimana wujud ego (diri sendiri) di masa depan.

Sarlito, 2012. Pembentukan konsep diri. Sumber :


http://lastrimila.blogspot.com/2012/12/pembentukan-konsep-diri.htm. Diakses pada : Rabu,28
Oktober 2014. Jam: 02:57

Langkah-Langkah Melakukan Konsep Diri

Langkah-langkah mempertahankan konsep diri, yaitu: Bersikap obyektif dalam mengenali


diri sendiri, hargailah diri sendiri, jangan memusuhi diri sendiri.

berpikir positif dan rasional.Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa langkah


membangun konsep diri adalah   Belajar menyukai diri sendiri atau cinta diri sendiri,
Kembangkan pikiran positive thinking, Hubungan interpersonal harus dibina dengan baik, Pro-
aktif atau sikap yang aktif menuju yang positive, dan Menjaga keseimbangan hidup.

1
Jenis-Jenis Konsep Diri

Konsep diri terbagi atas konsep diri yang negative dan konsep diri yang positif
R.B.Burns,1993 (dalam inge hutagalung,2007). Karakteristik mengenai konsep diri yang
negative secara umum tercermin dari keadaan diri sebagai berikut:

1.      orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:

Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif


untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.

2. Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan
membawa pengetahuan dan kekayaan.

3. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup.
Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap
orang lain.

4. Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak
diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.

5. Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk
memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.

Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan karakteristik sebagai


berikut:

1. Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain
sebagai proses refleksi diri.
2. Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang
telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat
penghargaan.Cenderung merasa tidak disukai orang lain.
3. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan
negatif.Mempunyai sikap hiperkritik.
4. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.
5. Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Burns (1993) menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri, yaitu :

A.  citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik,

2
B.  bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi,

C.  umpan balik dari lingkungan,

D.  identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat,

E.  pola asuh orang tua.

Burns, 1993.Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri. Sumber :


http://ziahasing.wordpress.com/about/Faktor-faktor-mempengaruhi-konsep-diri. Diakses pada :
Rabu,28 Oktober 2014. Jam: 01:57

Jenis-Jenis Konsep Diri

Hurlock (1974) membagi konsep diri menjadi 4:

1.      Konsep diri dasar

Konsep diri dasar meliputi persepsi mengenai penampilan, kemampuan dan peran status dalam
kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan, serta aspirasinya. Konsep diri dasar cendrung memiliki
kenyataan yang sebenarnya. Individu melihat dirinya seperti keadaan sebenarnya, bukan seperti
yang diinginkan. Keadaan ini menetap dalam dirinya walaupun tempat dan situasinya berbeda.

2.      Konsep diri sementara

Konsep dir sementara adalah konsep diri yang sifatnya hanya sementara saja dijadikan patokan.
Apabila tempat dan situasi berbeda, konsep diri ini akan menghilang. Konsep diri sementara ini
terbentuk dari interaksi dengan lingkungan.

3.      Konsep diri social

Konsep diri social timbul berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang
dirinya, jadi tergantung dari perkataan dan perbuatan orang lain pada dirinya, misalnya seorang
anak yang selalu dikatakan nakal. Konsep diri social diperoleh melalui interaksi social dengan
orang lain.

4.      Konsep diri ideal

Konsep dir ini ideal terbentuk dari persepsi seseorang dan keyakinan oleh apa yang kelak terjadi
pada dirinya dimasa yang akan dating. Konsep diri ini berhubungan dengan pendapat individu
mengenai keadaan fisik dan psikologisnya. Konsep diri ideal ini dapat menjadi kenyataan apabila
berada dalam jangkauan kehidupan nyata.

3
Strang (1970) memperkenalkan empat konsep yang mendasar tentang konsep diri:

1.      Konsep diri menyangkut pemahaman seseorang tentang kemampuan peranan dan
penghargaan terhadap diri sendiri.

2.      Konsep diri itu tidak tetap.

3.      Konsep diri social adalah pendaopat seseorang atau remaj tentang bagaimana orang lain
mamandang dirinya tentang kemampuan sosialnya.

4.      Konsep diri ideal dan konsep diri realita. Konsep diri ideal yaitu konsep diri seseorang
seperti yang diharapkan. Konsep diri realita adalah konsep diri yang benar-benar sesuia dengan
kemampuan.

Hurlock, 1974. Jenis-jenis konsep diri. Sumber :


http://ziahasing.wordpress.com/about/perkembangan-konsep-diri. Diakses pada : Rabu,28
Oktober 2014. Jam: 02:57

Komunikasi

Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu
Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Ruben Brent D dan Lea P Stewart, 2006. Communication and Human Behavior. United States:
Allyn and Baco. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi. Diakses pada : Rabu,28
Oktober 2014. Jam: 03:57

Ciri-Ciri Komunikasi

Menurut William I.Gordon

Komunikasi mempunyai empat fungsi menurut kerangka yang dikemukakan, yakni:

A. Komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi


penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk

4
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi
yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.

B. Komunikasi ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat
dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-
perasaan  (emosi) kita.

C. Komunikasi ritual

Komunikasi rutual bertujuan untuk komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku,
bangsa, negara, ideology, atau agama mereka.

D. Komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajak,


mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga
menghibur.

Gordon. I. William, 1997. Ciri-ciri komunikasi. Sumber :


http://fudican.wordpress.com/2013/04/26/fungsi-fungsi-komunikasi. Diakses pada : Rabu,28
Oktober 2014. Jam: 02:57

Konsep Komunikasi

Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga


konseptual yaitu:

Komunikasi sebagai tindakan satu arah,Suatu pemahaman komunikasi sebagai


penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang)
lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat
kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya
kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila
diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman
komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini
mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk
menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini,
komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi
kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau membujuk
untuk melakukan sesuatu.

5
Mulyana. Deddy, 2005. Konsep komunikasi. Sumber : http://www.bintan-
s.web.id/2011/07/konseptual-komunikasi. Diakses pada : Rabu,28 Oktober 2014. Jam: 02:57

Pengertian Konsep Diri dalam Ilmu Psikologi

Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang
kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi
kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa
pengertian.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang
tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada
akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung
tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan
individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan
banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki.
Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan
individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan. Sebaliknya
pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang
individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep
diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya.Beberapa ahli
merumuskan definisi konsep diri, menurut Burns (1993:vi) konsep diri adalah suatu gambaran
campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan
seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa
diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang
diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7).Pendapat tersebut dapat diartikan
bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian
atau evaluasi dari orang lain yang mengenal dirinya. Individu akan mengetahui dirinya cantik,
pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya. Sebaliknya individu
tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau masukan darilingkungan
maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah menilai
dirinya sendiri.

Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai
dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak.Seperti
yang dikemukakan Hurlock (1990:58) memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai
gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari
keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik,
psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.Menurut William D. Brooks bahwa pengertian

6
konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2005). Sedangkan
Centi (1993:9) mengemukakan konsep diri tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri
sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana
kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia
sebagaimana kita harapkan. Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan,
pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang
meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu.

(Rini, 2002. Pengertian konsep diri dalam ilmu psikologi. Sumber : http:/www.e-
psikologi.com/dewa/160502.htm). Diakses pada : Rabu,28 Oktober 2014. Jam: 02:57

Etika Komunikasi

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Dari mulai
kita bangun tidur sampai kemudian tertidur kembali, komunikasi selalu menjadi kegiatan utama
kita entah itu komunikasi verbal atau non verbal, entah itu komunikasi antar pribadi atau
komunikasi organisasi.

Hal seperti ini memang telah menjadi kodrat kita sebagai seorang manusia yang memang
tidak dapat hidup sendiri. Kita selalu membutuhkan orang lain disekitar kita, walaupun hanya
untuk sekedar melakukan obrolan basa-basi karena manusia adalah makhluk sosial dan dari
dalam interaksi itulah manusia lambat laun menciptakan nilai-nilai bersama yang kemudian
disebut sebagai kebudayaan.

Dalam nilai-nilai yang terbentuk tersebut terdapat beberapa kaidah yang bertujuan
mengatur tata cara kita berkomunikasi antar sesama tanpa menyakiti hati dan menjunjung tinggi
etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan bicara kita. Namun terkadang pemakaian
sesuatu yang kita anggap sebuah etika dapat berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan
dan menimbulkan kesalahpahaman antar sesama. Mengapa hal itu bisa terjadi? Padahal tujuan
kita menggunakan etika adalah untuk mencoba menghargai khalayak.

Pemakaian etika dalam konteks komunikasi antar pribadi memiliki paradoks tersendiri. Di
lain pihak, hal ini dapat menjadi hal yang positif namun terkadang sesuatu yang negatif dan
cenderung merusak dan memperburuk keadaan juga dapat terjadi. Berbagai hal dinilai
bertanggung jawab atas hal ini. Dari mulai cara kita berkomunikasi antar sesama sampai pada
saat kita menggunakan etika dalam berinteraksi. (Dawn,2000)

Allen, Dawn. (2000). Self Concept. Dokumen www. Dapat diakses:


http://www.cbt.wiu.edu/John_Drea/schoolho.htm

7
8

Anda mungkin juga menyukai