Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

REFLEKSI PRAKTIK DAN PATIENT SAFETY

Kelompok 1
Nama kelompok
Ameilina Elvionita ( 201000415201036 )
Elni Sartika ( 201000415201038 )
Suci Anggela ( 201000415201047 )
Yuhafiza Hayati ( 201000415201049 )
Masindra Revi Akrabelya ( 201000415201074 )
Afniati ( 201000415201111 )
Yunike Zulviyanti ( 201000415201116 )
Nova Susanti

Kelas : Sumbar
Prodi : Pendidikan Profesi Bidan
Matkul : Psikologi dalam Praktek Kebidanan
Dosen : Siti Khadijah S.SiT, M.Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena atas karunia dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah “Kesehatan Mental Maternal Dan Perinatal”. Makalah
ini berisi tentang Kesehatan mental ibu pada masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas
serta faktor yang dapat menyebabkan gangguan mental pada kesehatan janin ibu. Makalah ini
disusun berdasarkan kebutuhan akan pengetahuan tentang pencegahan dan penanganan
kesehatan mental pada masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas. Makalah kesehatan
mental pada kehamilan ini disusun untuk membantu para ibu dalam pencegahan dan
penanganan kesehatan mental pada masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas dengan
melibatkan semua pihak yang ada di lingkungan sekitarnya. Peranan dari pihak sekitar,
seperti suami, keluarga, bidan, dan kader posyandu sangat berpengaruh dalam proses
pencegahan dan penanganan kesehatan mental. Makalah ini disusun guna mempermudah
para ibu dan keluarga dalam pencegahan dan penanganan kesehatan mental pada masa
kehamilan, masa persalinan dan masa nifas. Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam modul ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun. Semoga modul ini dapat bermanfaat.

Bukittinggi, 2 juli 2022

(Penulis)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………............... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ………...…………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 3
C. Tujuan Masalah……………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebidanan ……………………………………......... 5
B. Pengertian Asuhan Kebidanan .............................................. 16

C. Penjelasan Asuhan Kebidanan.............................................. 19


D. Ruang lingkup Asuhan Kebidanan............................. 22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………................. 44
B. Saran ............................................................................. 45

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Refleksi Kebidanan
1. Latar Belakang
1.1 Reflektif Practice
Pengertian Praktek reflektif adalah kemampuan untuk mencerminkan pada
tindakan sehingga untuk terlibat dalam proses pembelajaran yang
berkelanjutan, yang menurut pencetus istilah, adalah salah satu karakteristik
mendefinisikan praktek profesional. Refleksi juga dapat diartikan sebagai
suatu tindakan atau kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa yang
terjadi sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan,
atau apa yang belum tuntas dari suatu upaya atau tindakan yang telah
dilakukan. (Tahir, 2011: 93). Istilah refleksi di sini dipahami dalam
pengertian khas, yaitu suatu upaya menyimak dengan penuh perhatian
terhadap bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul-usul, atau reaksi
spontan untuk mengerti pentingnya pemahaman mendalam sampai pada
makna dan konsekuensinya. Kegiatan refleksi atau reflective practice
merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan sebab akan
mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa yang masih perlu
diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Merupakan kegiatan yang
perlu dilakukan ketika guru sebagai praktisi lapangan telah selesai
melakukan tindakan, ini merupakan suatu bentuk dari evaluasi terhadap diri
sendiri. Guru menyampaikan segala kegiatan atau pengalaman yang telah
dilakukan untuk didiskusikan dengan peneliti, guru menyampaikan segala
apa yang telah dirasakan dan meyampaikan sejauh mana progress atau
kemajuan dari tindakan yang dilakukannya. Selain itu, mengemukakan
kembali atau melaksanakan lagi apa yang telah dilakukan merupakan
kegiatan refleksi. Guru sebagai pelaksana dan peneliti sebagai pengamat
diharapkan dapat bekerjasama dengan baik agar dapat terjadi penilaian
secara objektif, peneliti merupakan pihak yang sangat berkepentingan karena
akan meningkatkan kinerjanya, ini dimaksudkan agar pelaksanaan tindakan
dapat dilaksanakan secara alami dan dapat dikelola dengan baik. Dalam hal
ini guru sebaiknya menyampaikan segala yang telah dilaksanakan dengan
sebenar-benarnya kepada peneliti sehingga tindakan yang akan diambil

3
selanjutnya dapat sesuai dengan keadaan dan kebutuhan yang ada
(Arikunto,dkk, 2009: 19-20). Refleksi juga dapat diartikan sebagai suatu
tindakan atau kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa yang terjadi
sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan, atau apa
yang belum tuntas dari suatu upaya atau tindakan yang telah dilakukan.
(Tahir, 2011: 93). Apabila guru yang menjadi pelaksana PTK sudah
mengetahui apa yang terjadi pada fase sebelumnya dan ingin melakukan
tindakan berikutnya, maka guru harus memikirkan apa penyebabnya.
Contoh refleksi, dari hasil observasi yang telah dilakukan dengan cara
pembelajaran secara berkelompok yaitu diskusi antar kelompok, hanya siswa
yang dikategorikan tingkat kemampuannya tinggi yang aktif dan
berpartisipasi pada saat dilakukan diskusi sementara siswa yang lain tidak
memperhatikan dan tidak ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Hasil
observasi terhadap proses pembahasan hasil asesmen diperoleh data bahwa
siswa kurang aktif berinteraksi terhadap materi pelajaran, dengan temannya
dan terhadap guru. Hasil analisis kompetensinya masih rendah belum
mencapai tujuan minimal. Respon siswa tidak bisa mengikuti pembelajaran
secara optimal dalam waktu singkat, tidak tertarik untuk belajar secara
berkelompok karena mereka mengantuk dan tidak mendapat kesempatan
untuk berpikir. Dari semua data tersebut, maka guru melakukan refleksi.
Seperti diskusi kelompok diubah menjadi diskusi perorangan, dengan lebih
banyak memberikan atau menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh
bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya,
didasari etika dan kode etik bidan. Asuhan kebidanan adalah proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka
pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi pada wanita
yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi. Kehamilan merupakan peristiwa

4
yang sangat didambakan oleh setiap wanita.Oleh karena itu, perlu adanya
tindakan-tindakan khusus yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terutama
bidan.
Asuhan  kebidanan dan praktek kebidanan  menjadi dasar untuk memberikan
asuhan kebidanan yang baik bagi remaja puteri, wanita pra nikah, wanita hamil
dan wanita yang melahirkan. Asuhan yang baik dapat memberikan kenyamanan
pada wanita karena kehamilan dan kelahiran merupakan peristiwa penting bagi
kehidupan seorang wanita dan keluarganya. Sebagai tenaga kesehatan
khususnya bidan sangat beruntung dapat berbagi peristiwa ini , bidan juga
berada dalam posisi yang unik untuk meningkatkan kesehatan reproduksi bagi
remaja, meningkatkan kemampuan ibu dalam melahirkan, kemampuan
menemani ibu dalam proses kelahiran dengan memberikan dukungan dan
dorongan,melayani saat masa-masa nifas.
Latar Belakang Refleksi berarti kegiatan yang dilakukan untuk mengingat
kembali suatu tindakan yang telah dilakukan dalam observasi. Refleksi mengkaji
ulang apa yang telah terjadi atau mempertimbangkan proses, permasalahan, isu,
dan kekurangan yang ada atau yang belum tuntas dari strategi penelitian yang
telah dilakukan. Refleksi menjadi dasar untuk mengetahui kembali rencana
tindakan dengan memperhatikan variasi perspektif yang mempunyai aspek
evaluatif bagi peneliti untuk mempertimbangkan atau menilai apakah dampak
tindakan yang timbul sudah sesuai dengan yang diinginkan dan membuat
perencanaan kembali. Langkah selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan dan
observasi merupakan refleksi hasil pengamatan, melalui refleksi maka dapat
diketahui atau dipahami kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam
penelitian tindakan. (Uno, dkk, 2012: 69) Refleksi praktik dalam pelayanan
kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk pedoman/acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan,
dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan) meliputi
unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku,
lingkungan & pelayanan kesehatan). Dalam praktek kebidanan, pemberian
asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan
ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesama rekan sejawat
ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh ketrampilan bidan untuk

5
berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien.
Seiring perubahan dan perkembangan zaman yang terus menuntut adanya
pelayanan kesehatan yang semakin maju dan penemuan-penemuan baru yang
sangat mempengaruhi pola pikir manusia yang ingin terus mengembangkan dan
memajukan kualitas pelayanan kesehatan. Tuntutan itulah yang menjadi suatu
pemicu untuk lebih mengembangkan karir seorang bidan dalam memberikan
asuhan. Hal ini sangat berguna untuk menurunkan angka kematian ibu dan
anak, serta dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang tinggi masih menjadi salah satu
masalah yang serius di Indonesia. Bidan sebagai subsistem Sumber Daya
Manusia menjadi salah satu ujung tombak yang berperan langsung pada
penurunan AKI/AKB. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan bidan yang
menguasai kompetensi. Sementara itu kebanyakan bidan masih belum memenuhi
syarat tersebut karena latar belakang tingkat pendidikan yang berbedabeda,
kualitas lulusan yang minimal, dan sikap profesionalisme yang kurang. Untuk
memenuhi standar kompetensi itu maka diperlukan lulusan bidan yang
berkualitas dan memiliki sikap profesionalisme yang tinggi. Selain itu dalam
menghadapi era globalisasi ini, bidan juga dituntut untuk selalu memperbaharui
pengetahunnya melalui jalur pengembangan karir bidan. Pengembangan karir
bidan ini dapat ditempuh melalui jalur pendidikan formal maupun dengan
mengikuti seminar dan lokakarya. Pengembangan karir

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian refleksi dari praktik kebidanan ?
2. Apa pengertian asuhan kebidanan dan praktiknyal ?
3. Apa saja ruang lingkup asuhan kebidanan?
3. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian dan refleksi dari praktik kebidanan.
2. Memahami pengertian asuhan kebidanan dan praktiknya.
3.  Mengetahui ruang lingkup asuhan kebidanan.

6
BAB II
PEMBAHASAN

7
2.1 Pengertian praktik kebidanan

              Praktik Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara


mandiri baik pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi,
kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkup praktek
kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal proses reproduksi
untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktik kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan,
bersifat holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruh sosial,
emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalaman
reproduksinya.  Praktik kebidanan bertujuan menurunkan / menekan
mortalitas dan morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan,
kesehatan, medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan ibu dan janin / bayinya.
Praktek Kebidanan adalah Penerapan ilmu kebidanan dalam pemberian
pelayanan atau asuhan kebidanan dengan klien menggunakan
pendekatan manajem kebidanan. Manajemen Kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri / otonomi
pada perempuan, remaja putri, dan wanita dewasa sebelum, selama kehamilan
dan sesudahnya. Praktik kebidanan dilakukan dalam system pelayanaan
kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dan dokter
spesialis dipusat-pusat rujukan. Pelayanan Kebidanan adalah seluruh tugas
yang menjadi tanggung jawab praktik profesi Bidan dalam sistem pelayanan
kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2.2 Pengertian Asuhan kebidanan
Asuhan adalah bantuan yang diberikan baik kepada individu, pasien atau kliennya
(SantosaN,1994:3).  Asuhan adalah mencakup bimbingan, didikan dan hasil
mengasuh (Primi Pena, 2002:72). Kebidanan adalah mencakup pengetahuan yang
dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan, yang dilakukannya untuk menyelamatkan
ibu dan bayi yang dilahirkan (Syahlan, 1996:12).
        Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai

8
kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).
          Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah Asuhan yang di berikan oleh
seorang Bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:
1. Remaja Putri
2. Wanita Pranikah
3. Ibu hamil
4. Ibu Bersalin
5. Ibu Nifas
6. bayi Baru lahir
7. bayi dan balita
8. menopause
9. Wanita dengan gangguan reproduksi
Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil
          Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan pada
ibu hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan
menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan.
Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil
1. Tujuan umum
a. Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas,
sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus
a. Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang
mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
b. Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang
mungkin diderita sedini mungkin
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan
anak
d. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat

9
sehari-hari
Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :
1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)
Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis bagi
ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual,
tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan
psikologis yang menyertai ibu hamil diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung,
bangga dan bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :(a) mampu
melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala
bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil; (b) dengan adanya komunikasi terapeutik
diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif
bagi kehamilan; (c) membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan
perasaannya, pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.

2.3                Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan


Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah asuhan yang di berikan oleh
seorang Bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:
   2.3.1        Remaja Putri
Asuhan yang diberikan Bidan kepada Remaja putri. Bidan memberikan
penyuluhan tentang proses menstruasi.
 2.3.2        Wanita Pranikah
Asuhan yang diberikan Bidan kepada wanita sebelum menikah. Bidan
memberikan penyuluhan tentang dampak hubungan seksual.
  2.3.3        Ibu Hamil
          Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan
Bidan pada ibu hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk
mencegah dan menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat
kehamilan.
  2.3.4        Ibu Bersalin

10
         Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin. Bidan melakukan
Observasi pada Ibu Bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.
   2.3.5        Ibu Nifas
Asuhan kebidanan pada Ibu nafas adalah Asuhan yang di berikan Pada
Ibu Nifas. Biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6minggu. Pada
Asuhan ini Bidan memberikan Asuhan berupa Memantau Involusi Uteri,
Kelancaran ASI, dan Kondisi Ibu dan Anak.
    2.3.6        Bayi Baru lahir
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan
Bidan pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir Bidan memotong tali
plasenta, memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada
pernafasan dsb dan memakaikan pakaian dan membendong dengan kain.

    2.3.7        Bayi dan Balita


Asuhan kebidanan pada neunatus dan balita adalah Asuhan yang di
berikan Bidan pada Neunatus dan balita. Pada balita Bidan memberikan
Pelayanan, informasi tentang Imunisasi dan KIE sekitar kesehatan neunatus
dan balita.
     2.3.8        Menopause
Asuhan yang diberikan Bidan kepada wanita yang Ibu-ibu yang sudah
berhenti masa suburnya.
     2.3.9        Wanita dengan Gangguan Reproduksi
Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan Reproduksi adalah
Asuhan yang di berikan Bidan pada wanita yang mengalami gangguan
reproduksi. Bidan memberikan KIE (Konseling Informasi Edukasi) tentang
gangguan-gangguan reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti
keputihan, menstruasi yang tidak teratur.

11
BAB III
Penutup

1. Kesimpulan
Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang
bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika
dan kode etik bidan. Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan
dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan Manajemen Asuhan
Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas,
bayi setelah lahir serta keluarga berencana
Refleksi praktik dalam pelayanan kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk
pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan, dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan
(filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam
paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan).

12
2. Saran
Praktek kebidanan sangat berperan penting dan memberikan pengaruh besar bagi
wanita. Bidan juga harus melakukan asuhan kebidanan dengan baik agar dapat tercipta
kenyamanan antara klien dan bidan itu sendiri. Asuhan yang diberikan oleh bidan  harus
sesuai dengan kebutuhan kliennya dan bersifat menyeluruh bagi setiap wanita.

Daftar Pustaka

Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.


 Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan Cetakan ke-III
Jakarta: PP IBI.2004.
Narulita, Rury Sari.2012.Kosep Kebidanan.Yogyakarta : Graha Ilmu
Estiwidani, Dwana. 2008. Konsep Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.

13

Anda mungkin juga menyukai