Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

Model Manajemen POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controling, Evaluating) Diajukan


Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Tugas Individu Mata Kuliah Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kebidanan
Dosen Pengampu : Luvi Dian Afriyani, S.Si.T. , M.Kes.

NAMA :Ratni Lara Dini Zuhdi


NIM : 152201088
Kls :B

UNIVERSITAS NGUDI WALUYOFAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN REGULER TRANSFER
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
TUGAS
 Kasus
Disebuah klinik bersalin “A” tingkat kepuasan pelayanan pasien kurang,diantaranya pada
pelayanan administrasi rumit,berbelit,kurang informasi dan petugas yang kurang ramah
di tambah lagi pelayanan yang memakan waktu cukup lama.
 Pertanyaan
Apa yang harus anda lakukan sebagai manager untuk dapat meningkatkan kepuasan
pasien terhadap pelayanan yang diberikan berdasarkan kaus diatas melalui pendekatan
model POAC/E( tuliskan upaya yang dilakukan disetiap komponen POAC/E)
 Jawaban :
Supervisi sangat berpengaruh terhadap penerapan fungsi manajemen POACE pada
Klinik. Peran Klinik bersalin merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang sangat
membantu untuk kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak dan sebgai tempat untuk
mengurangi angka kematian. POACE merupakan kaidah yang digunakan sebagai acuan
untuk menjalankan sebuah kegiatan yang terikat melalui kepanitiaan sehingga kegiatan
tersebut dapat berjalan sistematis, terencana, tersruktur, dan terkontrol. POACE terdiri
dari beberapa aspek antara lain Planning, Organizing, Actuating, Controlling dan
Evaluating.
Dalam kasus tersebut didapatkan masalah ketidak puasaan pasien dalam pelayana
administrasi rumit, berbelit, kurang ramah dan pelayanan lama.
 Dikaji menerut komponen POACE :
a) Planning (Perencana) :
Perencanaan adalah proses yang menghasilkan suatu uraian rinci dan langkah
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan/dilaksanakan untuk mencapai
tujuan,dalam sebuah perencanaan sudah tugas seorang menjer (pemimpin) untuk
merencanakan sebuah pelayanan dengan terlebih dahulu membuat visi misi
sebagai gambaran untuk terciptanya tujuan adanya organisasi atau terciptanya
intansi kesehatan seperti di klinik.
Sehubung dengan ketidakpuasaan dari pasien terhadap pelayanan di klinik maka
terlebih dahulu dikaji visi misi yang dibuat sudah terlaksanan apa belum, jika bisa
visi misi tersebut akan diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Sehingga visi misi ini akan membuat pelayanan lebih baik lagi.

b) Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah pengaturan dan pengalokasian sumber daya agar semua


langkah-langkah yang telah ditetapkan dalam rencana dapat dilaksanakan secara
terpadu, efisien dan efektif. Dalam tahap ini seorang menejer/pemimpin harus
dapat memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat. Agar tidak
sampai salah memilih anggota tim, tidak ada salahnya jika pemimpin meluangkan
waktu untuk mewawancarai calon karyawan yang akan direkrutnya. Dalam kasus
ini perlu memperbaiki pemilihan anggota sesuai dengan bidang kesehatannya,
pelayanan bisa berkurang karena faktor karyawan atau tim yang salah
ditempatkan misal, untuk administrasi harus nya orang yan berkompetensi dalam
bidang komunikasi tidak harus diambil dalam bidang kesehatan untuk
memberikan informasi, carilah pegawai yang bisa berkomunikasi dengan baik
sehingga informasi tidak disampaikan secara berbelit-belit, untuk administrasi
bisa juga diambil pegawai yang mempunyai pengalaman kerja di bagian
administrasi kesehatan atau dari jurusan IT. Sehingga tidak terjadi kesalahan input
data-data pasien dan pelayanan administrasi dilakukan dengan cepat mengingat
bahwa pasien klinik pasti banyak. Pemimpin yang baik mengenal anak buahnya
dengan baik. Dia dapat menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang
yang mumpuni pada posisi yang tepat sesuai dengan kompetensinya. Pemimpin
yang baik akan mengalokasikan tugas bagi anggota timnya sesuai dengan
keahlian dan passion mereka masing-masing.

c) Actuating (Penggerakan dan Pelaksanaan)

Proses Pengarahan dan pelaksanaan merupakan proses melaksanakan rencana


melalui pemberian pengarahan, memimpin, memotivasi, dan komunikasi agar
rencana dapat terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan beri motivasi kepada
para pegawai/petugas klinik supaya bisa meningkatkan kinerja mereka lebih baik
lagi, walau banyak pengaduan dari pasien yang kurang ramah tetap lah bersikap
tenang dan berikan semangat bahwa mereka bisa membuktikan pelayanan mereka
akan maksimal dari yang sebelumnya. Tim yang bersemangat adalah kekuatan
bagi organisasi yang sehat. Untuk menjaga semangat tim, pemimpin harus dapat
menginspirasi dan memotivasi anak buahnya. Tim yang bahagia dan bersemangat
pasti mau bekerja keras dan berusaha maksimal demi mencapai target dan
kesuksesan organisasi dan memberikan kotak saran untuk sebagai acuan serta
pembenahan terhadap pelayanan yang kurang.

d) Controling (Pengawasan dan Pengendalian)

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa pelaksanaan telah


dijalankan dan tujuan tercapai. Prosesnya mencakup aktivitas memonitor,
mengevaluasi dan mengambil tindak lanjut untuk menghindari penyimpangan
terhadap rencana. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila
ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
Cara menjaga manajemen mutu pelayanan dengan meningkatan pendidikan,
pelatihan/ seminar, lab skill dan pembinaan individu , Cara menilai mutu
pelayanan kesehatan dengan ,Evaluasi kinerja karyawan,Kuisioner Pasien
,Meeting bulanan ,Meeting tahunan. Penilaian kinerja karyawan dengan
pemberian bintang kepada karyawan yang berprestasi dengan nominal uang,
pengawasan langsung kepada Bidan sesuai dengan SOP dan kompetensi Bidan,
audit maternal dan perinatal apabila ada kasus.

e) Evaluating (Penilaian)

Jika semua sudah diperbaiki,menejer akan melakukan penilaian terhadap kinerja


dari masing-masing petugas, karena sebelumnya mendapatkan laporan bahwa
pasien kuran ramah, pelayanan administrasi juga ribet, berbelitbelit dan lama. Ini
menjadi motivasi untuk memperbaiki semuanya dari Planning, Oranizing,
Actuating, dan Controling. Kemudian tahap akhir melakukan evaluasi terhadap
semua yang dilakukan oleh seluruh petugas, apakah sudah terjadi perubahan?.
Dalam evaluasi kinerja petugas terhadap pelayanan kesehatan di klinik, ada
standar yang disebut sebagai standar kinerja (Performance stardard). Evaluasi
kinerja tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa standar kinerja.
Esensi evaluasi kinerja adalah membandingkan kinerja ternilai dengan standar
kinerjanya. Jika evaluasi kinerja dilaksanakan tanpa standar kinerja, hasilnya
tidak mempunyai nilai.
Standar kinerja meliputi standar untuk semua indikator kinerja. Misalnya, jika
indikator kinerja seorang pegawai yaitu kuantitas hasil kerja, kualitas hasil kerja,
kedisiplinan, kejujuran dan loyalitas, maka standar kinerja menentukan tolak ukur
keempat indikator kinerja tersebut. Nilai keempat indikator tersebut paling tidak
mencapai nilai minimal yang ditetapkan organisasi.

f)

Anda mungkin juga menyukai