Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN DIRI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etiket dan Pengembangan Diri

DOSEN PEMBIMBING

TRISNA YUNI HANDAYANI S.S.T.,MPH

DISUSUN OLEH :

SEVIA NALDI VELANGI (526080619007)

STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM

PRODI D3 KEBIDANAN

TINGKAT 1

KOTA BATAM

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalh yang berjudul “PENGEMBANGAN DIRI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN” makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen Trisna Yuni Handayani S.S.T.,MPH.
Selain itu makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang Pengembangan Diri Dalam
Pelayanan Kebidanan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan
terimakasih kepada ibu Trisna Yuni Handayani S.S.T.,MPH Mata Kuliah Etiket dan
Pengembangan Diri yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan. Saya menyadari, bahwa makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Saya ucapkan terimakasih.

Batam, 21 maret 2020

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................
A.   Latar Belakang...................................................................................................................................
B.   Rumusan Masalah..............................................................................................................................
C.   Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................
A.  Pengertian Pengembangan Diri...........................................................................................................
B.  Arti dan Pentingnya Pengembangan Diri............................................................................................
C.  Strategi Pengembangan Diri...............................................................................................................
D.  Manajemen Kepribadian.....................................................................................................................
E.  Tujuan Pengembangan diri..................................................................................................................
F.  Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Dalam Pengembangan Diri...............................................................
G. Metode Pengembangan diri.................................................................................................................
H. Pengembangan di Dalam Pelayanan Kebidanan..................................................................................
I. Kepemimpinan......................................................................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu yangmelahirkan. Peran dan posisi bidan
dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia,
memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang
melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah,
dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resikomembela
keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk
di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa
kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah,
yang pada zaman modern ini, kita sebut peran bidan dalam praktiknya. Bidan sebagai
pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan
pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan
serta kode etik yang dimilikinya. Di era globalisasi sekarang ini, keberadaan seorang
bidan sangat diperlukan. Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggung jawab
yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan.
Misalnya, asuhan dan nasihat selama kehamilan, periode persalinan dan post partum,
melakukan pertolongan persalinan di bawah tanggung jawabnya sendiri, dan
memberikan asuhan pada bayi baru lahir. Ruang lingkup asuhan yang diberikan oleh
seorang bidan dan telah ditetapkan sebagai wilayah kompetensi bidan di Indonesia.
Dalam hal ini diharapkan agar bidan tidak memandang pasiennya dari sudut
biologis.Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan di
pengaruhi oleh kondisi ekonomi serta lingkungan disekelilingnya.Sehingga nantinya
dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas yang sudah dicanangkan oleh
pemerintah. Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang
mandiri, kolaborasi dan melakukan rujukan yang tepat.Setiap orang ingin tumbuh,
berkembang, sukses, dan maju. Keinginan yang wajar dan pantas untuk didukung.
Manusia tidaklah hanya sekedar fisik yang membutuhkan makan, minum, pakaian dan
tempat tinggal yang layak. Manusia ada dimensi-dimensi psikis yang juga harus
dipenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Manusia adalah fisik yang mempunyai pikiran,
perasaan, mata hati, dan emosi. Tidak hanya itu manusia juga mempunyai jati diri
sebagai manusia karena ia bersatu dengan realitas keadaan sekitarnya. Manusia
memerlukan komunikasi dan interaksi dengan manusia lainnya, dan kebutuhan ini
tidaklah dapat dihindarkan.
Dalam hubungan dengan orang lain, ini semua yang ada dalam diri manusia baik fisik
maupun psikis menjadi saling berhubungan, berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan
bantuan tubuhnya manusia melambangkan perasaannya, ekspresinya, keinginannya,
emosinya dan pikiran- pikirannya. Oleh karenanya, dalam usaha mengembangkan diri
pun dipengaruhi berbagai faktor baik dari dalam maupun dari luar manusia itu sendiri.
Kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya, mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya, berbeda-beda dan seringkali kendala juga datang dari diri sendiri.
Terkadang diri sendiri tidak menyadari atau tidak memahami potensi yang ada dalam
diri sendiri, sehingga tidak mampu mengembangkan kemampuan atau potensi diri
sendiri. Oleh karenanya pemahaman yang benar terhadap potensi diri sangatlah
penting. Makalah ini akan mengungkapkan arti dan pentingnya pengembangan diri,
strategi pengembangan diri, manajemen kepribadian, dan menuju kecerdasan
emosional.
Kepemimpinan yang kuat dalam kebidanan sangat penting jika tantangan yang
dihadapi profesi yang harus dipenuhi. Namun, seperti Jo Coggins menjelaskan, ada
sejumlah hambatan yang harus diatasi dalam rangka untuk memperbaiki ini dan
mendukung komitmen untuk wanita-berpusat perawatan. Bidan telah memfasilitasi
suatu budaya kerja yang mendukung dan proaktif di mana setiap individu didorong
untuk secara teratur menilai dan memperbarui pengetahuan mereka untuk kepentingan
praktik mereka sendiri dan untuk melindungi keselamatan perempuan dan bayi dalam
perawatan mereka. Selanjutnya, bidan melaksanakan kegiatan kepemimpinan dalam
praktek sehari-hari mereka, meskipun mereka mungkin tidak menyadari hal itu. Ini
termasuk memprioritaskan kebutuhan perawatan, advokasi pilihan perempuan dan
menunjukkan intra dan antarprofesi bekerja untuk memastikan perbaikan
berkesinambungan dalam perawatan standard. Dalam beberapa tahun terakhir, profesi
bidan telah melihat pengenalan dan bidan spesialis dalam, misalnya, HIV dan
diabetes. Mereka juga menunjukkan keterlibatan dalam masalah-masalah seperti
risiko tinggi, manajemen dan penelitian. Perkembangan ini tidak diragukan lagi
menuntut keterbukaan untuk berubah dan tingkat keberanian untuk memenuhi
tantangan yang berkaitan dan mengambil resiko yang diperlukan (Barber, 2000). Dari
ini, jelas semua bidan memiliki kemampuan untuk menjadi agen perubahan dan
mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka. Ini bukan untuk mengatakan
setiap bidan cocok, atau diharapkan untuk bercita-cita untuk posisi kepemimpinan
klinis. Sebaliknya, Malby (1996) menunjukkan bahwa sementara semua bidan dapat
meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka melalui pelatihan. Keterbatasan
individu akan menentukan sejauh mana ini bisa efektif. Namun, mereka menunjukkan
kemampuan kepemimpinan tertentu, dan yang ingin mengembangkan ini harus
didorong dan diberi kesempatan untuk melakukannya. Bidan dapat mengatasi
hambatan dan memastikan profesi mereka dilengkapi dengan para pemimpin yang
efektif, memerlukan upaya kolaborasi (Tucker, 2003). Namun, para pemimpin yang
ada harus mengakui bahwa dalam profesi yang didominasi perempuan, karir pilihan
dan peluang pembangunan harus memfasilitasi kualitas bawaan biologis perempuan,
dan bahwa prioritas bidan individu akan berbeda (Pashley, 1998). Oleh karena itu,
penting untuk mengidentifikasi para bidan, untuk dapat manjadi pemimpin
profesional yaitu melalui pembangunan mereka sendiri sebagai pemimpin, dan
sesama orang-orang praktisi yang berkontribusi dengan mendukung, mentoring dan
mendorong rekan-rekan mereka.

B. RUMUSAN MALASAH
1. Apa Pengertian Pengembangan Diri?
2. Apakah Arti Dan Pentingnya Pengembangan Diri?
3. Apa Saja Strategi Pengembangan Diri?
4. Bagaimana Manajemen Kepribadian?
5. Apa Tujuan Pengembangan Diri?
6. Apakah Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Dalam Pengembangan ?
7. Apa Saja Metode Pengembangan Diri?
8. Bagaimana pengembangan di dalam pelayanan kebidanan?
9. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini supaya penulisan maupun pembaca memahami dan
dapat menambah ilmu atau wawasan tentang pengembanggan diri dalam pelayanan
kebidanan dan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pengembangan Diri
Pengertian dari Pengembangan diri meliputi segala kegiatan yang meningkatkan
kesadaran dan identitas diri, mengembangkan bakat dan potensi, membangun sumber
daya manusia dan memfasilitasi kinerja, meningkatkan kualitas hidup dan
memberikan kontribusi dalam mewujudkan impian dan cita-cita. Tidak ada batasan
terhadap pengembangan diri, konsepnya melibatkan baik kegiatan formal maupun
nonformal untuk mengembangkan orang lain dalam peran sebagai guru, pembimbing,
konsultan, manajer, coach atau mentor. Ketika pengembangan diri melibatkan
institusi, berarti merujuk kepada metode, program, sarana, tekhnik, dan sistem
assessment yang mendukung pembangunan manusia pada tingkat individu dalam
sebuah organisasi dan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah suatu kegiatan
meningkatkan kemampuan diri, berdasarkan pemahaman tentang potensi diri yang
positif dan mampu mengangkat kepercayaan diri. Sehingga dapat merubah keadaan
diri dari yang sebelumnya hanya bermanfaat bagi sedikit orang menjadi bermanfaat
bagi orang banyak. Setiap orang tidak ada yang sama persis satu dan lainnya. Setiap
orang juga menginginkan ‘menjadi diri sendiri’ dan semua orang mendambakannya.
Kita ternyata adalah pribadi yang ‘unik’ ‘khas’ dan ‘istimewa’. Kita sebagai manusia
masih dalam proses yang berkembang untuk menjadi semakin ‘unik’ ‘khas’ atau
‘istimewa’.
Hal-hal yang membantu perkembangan kita ada di sekitar kita, kita bisa
memanfaatkannya untuk menjadikan diri kita ‘penuh’ ‘yang paling baik’ dan yang
unik. Kita bukan orang lain, bukan tiruan manusia lain. Tetapi kita adalah kita. Oleh
karena itu biarkanlah diri kita berkembang sekarang juga, karena waktu adalah
kesempatan yang tak bakal terulang kembali. Kita hanya memiliki satu kehidupan.
Hidup adalah hari ini dan mengarah ke hari esok, maka Jadilah diri yang khas dengan
membiarkan diri kita berkembang mulai sekarang juga.

B. Arti dan Pentingnya Pengembangan Diri


pengembangan diri sangatlah penting, karena dengan mengembangkan diri kita, akan
dapat dikenali potensi diri, motivasi diri sehingga dapat meraih kesuksesan baik fisik,
intelektual, emosi, sosial, dan spiritual. Dengan mengembangkan diri, kita dapat juga
menyebutkan konsep diri, ketika ditanya siapa diri kita Konsep diri bukanlah konsep
tunggal, misalnya, Ani adalah perempuan, saya seorang guru, saya seorang suami, dan
lain- lain. Konsep diri adalah konsep jamak yang mencerminkan keseluruhan aspirasi,
keinginan dan harapan. Misalnya, “saya adalah seorang guru, juga seorang istri, yang
mempunyai dua orang anak, saya ingin bekerja untuk mengembangkan kemampuan
intelektual saya, dan saya akan tetap bekerja dan membangun keluarga di tengah
kesibukan saya, dan tetap berusaha mencurahkan perhatian pada anak-anak saya”
Kapan kita harus mengembangkan diri? Dimulai sekarang juga, jangan ditunda lagi
karena kalau tidak pernah dicoba untuk memulai maka kita tidak akan pernah tahu
potensi kita, tidak mengenali potensi kita atau bahkan tidak memahami diri kita
sendiri. Mengapa kita harus mengembangkan diri kita Karena semua potensi yang ada
di diri kita akan dapat menunjang kesuksesan.

C. Strategi Pengembangan Diri


Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada konseli untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap konseli sesuai dengan kondisi. Kegiatan pengembangan diri dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir konseli. Dari penjelasan yang
disebutkan itu ada beberapa hal yang perlu memperoleh penegasan dan reposisi
terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal,
sehingga dapat menghindari kerancuan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.
Pengembangan diri bukan sebagai mata pelajaran, mengandung arti bahwa bentuk,
rancangan, dan metode pengembangan diri tidak dilaksanakan sebagai sebuah adegan
mengajar seperti layaknya pembelajaran bidang studi. Namun, manakala masuk ke
dalam pelayanan pengembangan minat dan bakat tak dapat dihindari akan terkait
dengan substansi bidang studi dan/atau bahan ajar yang relevan dengan bakat dan
minat konseli dan disitu adegan pembelajaran akan terjadi. Ini berarti bahwa
pelayanan pengembangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-
mata sebagai wilayah bimbingan dan konseling. Pelayanan pengembangan diri dalam
bentuk ekstra kurikuler mengandung arti bahwa di dalamnya akan terjadi diversifikasi
program berbasis minat dan bakat yang memerlukan pelayanan pembina khusus
sesuai dengan keahliannya. Inipun berarti bahwa pelayanan pengem-bangan diri tidak
semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata sebagai wilayah bimbingan dan
konseling. Kedua hal di atas menunjukkan bahwa pengembangan diri bukan substitusi
atau pengganti pelayanan bimbingan dan konseling, melainkan di dalamnya
mengandung sebagian saja dari pelayanan (dasar, responsif, perencanaan individual)
bimbingan dan konseling yang harus diperankan oleh konselor. Sebagian dari
pengembangan diri dilaksanakan melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
Dengan demikian pengembangan diri hanya merupakan sebgian dari aktivitas
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Jika dilakukan telaahan
anatomis terhadap posisi bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal.
Strategi pengembangan diri dipaparkan secara singkat dan di ambil dari pendapat
Martha Mary McGraw (1987) dalam bukunya 60 Cara Pengembangan Diri, yaitu :
1. Menjadi Diri Sendiri yang Khas Tidak ada seorangpun di dunia ini yang sama
persis, demikian pula sebaliknya tak ada seorangpun di dunia ini yang dapat
meniru secara persis. Dan tidak seharusnya kita meniru persis orang lain, kita
adalah diri sendiri yang mempunyai khas-an yang tidak dimiliki oleh orang
lain. Biarkan diri kita berkembang dengan ke khususan dan ke unikannya, dan
jadikanlah hal itu menjadi modal dasar untuk meraih kesusksesan. Oleh karena
itu menjadi diri sendiri yang khas dan unik adalah pilihan tepat.
2. Berkembang Terus adalah bagian dari lingkungan kita, mari kita lihat dan
tatap diri kita.
3. Menjadi Menarik ,untuk menjadi menarik kita harus mengenali potensi dalam
diri kita. Manarik tidak mesti harus cantik dan ganteng, akan tetapi lebih pada
pesona diri, apa yang ada di dalam diri kita. Untuk menjadi seseorang yang
menarik kita bisa mengeksplore kemampuan kita, menyadari kekurangan
kemudian menutupinya dan menonjolkan sisi lebih untuk membuatnya
menjadi menarik. Menjadi menarik adalah juga merupakan Sebaliknya
seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh
percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap
kegagalan yang dialaminya (Gunawan, 2005).
4. Bersahabat, pribadi mampu bersahabat dengan kita, dan setiap individu dapat
menjadi sahabat kita. Tiga keutamaan diperlukan dalam membangun
persahabatan, Iman, Harapan dan kasih sayang. Tuhan yang pertama kali
menjadi sahabat kita, pada waktu Ia menciptakan kita. Tiga keutamaan
tersebut harus dibagi dengan orang lain. Kita bisa berharap dengan
persahabatan. Kita bisa mengasihi dan menyayangi dengan persahabatan.
Banyak sedikitnya sahabat tergantung pada sikap kita terhadap diri sendiri.
5. Mendukung Orang Lain, Jika pekerjaan kita kurang mendapatkan
penghargaan barangkali kita tetap selalu seperti itu walaupun tidak di hargai.

D. Manajemen Kepribadian
Kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis
individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik sifatnya terhadap
lingkungannya (Alport, 1937) Kepribadian itu merupakan perangsang atau stimulus
sosial bagi orang lain. Reaksi orang lain terhadap saya itulah pribadi saya (pendapat
May Morton dalam Kartono, 2005). Kepribadian adalah segenap organisasi mental
dari manusia pada semua tingkat dari perkembangannya. Ini mencakup setiap fase
karakter manusiawinya, intelek, temperamen, keterampilan, moralitas dan segenap
sikap, yang telah terbentuk sepanjang hidupnya, jadi mencakup seluruh kemampuan
manusia dan segenap pengalaman sepanjang hidupnya (Warpen dalam Kartono, 2005)
Dari tiga pengertian tentang kepribadian tersebut tampak bahwa kepribadian bukanlah
konsep tunggal, melainkan sangat kompleks dan semua itu ada dalam diri kita, dalam
hidup kita. Oleh karenanya diperlukan keterampilan untuk mengelolanya agar kita
menjadi pribadi yang menarik, bermanfaat, dan memepesona.

E. Tujuan Pengembangan diri


Tujuan kita mengembangkan diri yaitu: Mendapatkan rasa aman Menurut Abraham
Maslow, keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Di dunia kerja,
keamanan itu meliputi kondisi kerja, asuransi kesehatan, gaji pada waktu berhalangan
kerja, koperasi simpan pinjam, program pengembangan, dan dana pension. Akan
tetapi, keamanan dan rasa aman yang kita cari dengan pengembangan diri bukanlah
keamanan dari luar seperti itu, melainkan kemanan dari dalam, yaitu:
1. Kemanan batin Kemanan seperti itu kita dasarkan atas kemampuan untuk
memberi sumbangan di dalam hidup, kecakapan dalam kerja, watak, dan
kepribadian yang sudah berkembang secara lengkap dan utuh: lahir-batin,
jasmanirohani, material- spritual. Kita merasa aman karena kita telah berhasil
memodifikasi sikap dan prilaku kita menjadi lebih baik, menambah
kemampuan dan kecakapan kita, serta meningkatkan prestasi kerja kita. Rasa
aman menjadi modal yang tidak ternilai tenang dalam hidup dan kerja kita.
2. Kemantapan hidup, Kemantapan hidup adalah keadaan hidup di mana kita
tidak mudah goyah dan digoyahkan, baik oleh factor-faktor yang ada di dalam
diri kita, seperti selera, emosi, ambisi, atau mimpi, maupun factor-faktor di
luar diri kita, seperti rekan kerja, atasan, lembaga, masyarakat, bahkan dunia.
Kemantapan hidup seperti ini merupakan hasil komitmen yang sudah dibuat
dan sikap konsekuen untuk memenuhi komitmen itu. Ini berarti bahwa kita
sudah berhasil menciptakan kepaduan antara visi, misi, dan peran kita dengan
cara hidup, perilaku, dan cara kerja kita. Untuk dapat hidup mantap, kita
membutuhkan credo dan keyakinan.
3. Keyakinan, Keyakinan adalah perasaan pasti akan kebenaran dan kebaikan
suatu hal, nilai, atau prinsip. Keyakinan menjadi sumber tekad dan kemauan
hidup. Kita boleh memiliki kemampuan dan kecakapan yang bagus tetapi jika
kita tidak mempunyai keyakinan akan hal yang kita kerjakan, kita tidak akan
mendaya gunakannya. Tanpa tekad dan kemauan, kita tidak akan bergerak
atau berbuat sesuatu. Sebaliknya, dengan keyakinan, kita akan mengambil
langkah dan tindakan untuk mencapai sesuatu. Oleh keyakinan, arah hidup
ditetapkan dan kemampuan serta kecakapan dimanfaatkan. Kesedihan untuk
berkembang membuat kita para pekerja tidak pasif karena kita terus-menerus
didorong untuk memanfaatkan segala kesempatan untuk maju. Meskipun
lelah, dengan menggunakan tenaga yang tersisa, kita bersedia mengikuti
berbagai acara pengembangan seperti ceramah, seminar, penataran, dan
sebagainya.
4. Dengan menjadi manusia yang berkembang, kita akan mendapatkan rasa aman
dan kemantapan hidup, yaitu dua hal yang kita perlukan untuk dapat
melaksanakan melaksanakan kerja kita dan Demi masa produktif. kerja secara
depan kita perlukan professional, kita, entah untuk efisien, berguna dapat
efektif, untuk mendapatkan promosi atau tidak, sebaiknya kita terus berusaha
mengembangkan diri dengan mengambil usaha-usaha pengembangan agar
menjadi pekerja yang dapat diandalkan. Dengan menjadi pekerja yang dapat
diandalkan, kita menjadi pekerja yang berharga dan dihargai oleh lembaga.

F. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Dalam Pengembangan Diri


Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan
aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai .
Konsep Sharpening Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh
Lembaga Manajenen Terapan Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh
daftar aktivitas pengembangan diri. :
a. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak
acuh dengan lingkungan sekitar.
b. Menjalin hubungan dengan orang lain.
c. Mengelola waktu secara efektif.
d. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan. Jangan
malas mencari pengetahuan baru.
e. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi.
f. Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita
menjadi teratur.

Menentukan batas-batas kekuasaan dan otoritas yang kita miliki :

a. Jelas agar kita dapat leluasa berkembang.


b. Mendengarkan dengan seksama.
c. Melakukan pengambilan keputusan dengan baik.
d. Membiasakan membuat teknik perencanaan (planning) yang baik.

G. Metode Pengembangan diri


Beberapa Metode Pengembangan Diri. Selain metode-metode formal seperti misalnya
kursus-kursus dan program-program pelatihan, ada berbagai macam metode yang
dapat digunakan dan diatur oleh individu itu sendiri. Metode yang paling umum
digunakan adalah :
1. Observasi Seseorang dapat memulai belajar banyak hanya dari mengamati
prilaku orang lain. Sebagai contoh adalah area kemampuan interpersonal di
mana mengamati kemampuan seorang negosiator yang efektif akan sangat
bermanfaat. Target-target pengamatan dapat dimulai dari manajer, rekan-rekan
dan bawahan- bawahan individu tersebut.
2. Refleksi Metode ini mengacu pada memikirkan dan menganalisis hasil
observasi. Ini juga mencakup refleksi pada prilaku, kinerja dan alasanalasan
utama dari individu itu sendiri.
3. Bacaan penuntun Membaca buku-buku teks, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel
merupakan cara yang mudah untuk meningkatkan pengetahuan. Meminta
saran dari orang yang lebih berpengalaman akan sangat bermanfaat dalam
penghematan waktu, uang dan usaha. Seperti misalnya jika kita mengalami
kesulitan dalam pengontrolan keuangan, maka saran seorang akuntan haruslah
menjadi acuan, disamping bacaan tentang keuangan.
4. Kunjungan/ikatan Menggunakan waktu sehari atau dua hari untuk mengamati
dan mengadakan pemasaran, pembicaraan ataupun dengan keuangan staf akan
di bagian meningkatkan personalia, pengetahuan mengenai fungsi-fungsi
tersebut maupun pengertian akan kontribusi mereka.
5. Mencari Umpan Balik Mencari umpan balik merupakan hal yang penting
dalam proses belajar dan pengembangan diri, khususnya dalam pengembangan
keterampilan walaupun metode ini sedikit lebih beresiko. Umpan balik juga
dapat digunakan untuk memonitor kemajuan individu. Satu hal yang penting
dalam metode ini adalah memilih target-target umpan balik dengan hati-hati.
6. Mencari Tantangan Jika individu tidak yakin dengan kemampuannya,
biasanya dia akan menghindari aktivitas tersebut. Tetapi hal ini tidak bisa
dibiarkan terus kalau individu itu tidak ingin pengembangan dirinya
terhambat. Untuk itu diperlukan usaha-usaha lain untuk lebih sering ikut
terlibat dalam aktivitas tersebut. Jika didukung dengan persiapan, misalnya
melalui bacaan penuntun, dan dengan analisis kinerja, metode ini akan
menjadi metode yang paling pas untuk pengembangan diri, misalnya
memberikan presentasi dan memimpin pertemuan-pertemuan.

H. Pengembangan di Dalam Pelayanan Kebidanan


mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
klien /masyarakat. berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan
dan sector lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,
kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada bawah bimbingan dalam
wilayah kerja. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada individu
keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penaggulangan masalah kesehatan
khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait, kesehatan ibu anak dan kb.
Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta membina dukun di
wilayah atau tempat kerjanya.
1. Memberikan konseling kepada: remaja putri, pra nikah, pra hamil,ibu bersalin,
ibu nifas, klimakterium, dan menopause.
2. Memberikan pelayan kebidanan normal, antara lain ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, pemriksaan fisik.
3. Memberikan pelayan kebidanan abnormal, Pada ibu hamil, abortus imminens,
hyperemesis tk I, pre eklampsi, dan anemia.
4. Pada persalinan, letak sungsang, KPD tanpa infeksi, HPP, laserasi, dystosia.
5. Memberikan pelayanan kebidanan kepada anak:intranatal,hyportemi, kontak
dini,ASI eksklusif, perwatan tali pusar,resusitasi pada asfiksia, pengobatan
penyakit ringan.
6. Memberikan pelayanan KB Penaganan efek samping, suntik pil, AKBP, tanpa
penyulit.

I. Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang
dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong
orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas – tugas tertentu yang dipercayakan
kepadanya ( Ordway Tead ). Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan (Stogdill). Kepemimpinan adalah hubungan yang
tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga
orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ). Kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu ( Paul Hersay, Ken
Blanchard ).
Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan akan muncul apabila
ada seseorang yang karena sifat – sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan
untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu
sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan Bidan dituntut harus mampu menerapkan
aspek kepemimpinan dalam organisasi & manajemen pelayanan kebidanan
(KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas dalam
praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8). Bidan sebagai seorang pemimpin harus :
1. Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan
kesehatan.
2. Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di
masyarakat.
3. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta
mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
4. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan
perspektif luas dan kritis.
5. Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan
praktik kebidanan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari paparan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan Bidan merupakan tenaga kesehatan
yang memegang peranan penting dalam pelayanan maternal dan perinatal, sehingga bidan
dituntut untuk memiliki keterampilan kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan disertai
dengan kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan pihak yang terkait dalam persoalan
kesehatan di masyarakat. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan
pada kemampuan dan kewenangan yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan
(permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bidan harus dap bat berperan sebagai advokator
untuk dapat mempengaruhi masyarakat agar terjadinya perubahan dalam kebijakan publik
secara bertahap maju & semakin baik terutama dalam bidang kesehatan. bahwa pada
dasarnya manusia dilahirkan tidak dalam keadaan kosong seperti kertas putih. Namun ia
sudah memiliki potensi dan kecenderungan tertentu yang apabila di dukung oleh lingkungan
yang positif, maka ia akan berkembang sesuai dengan potensinya tersebut. Tidak ada satupun
manusia yang dilahirkan dengan tidak memiliki sebuah kelebihan. Artinya, semua orang pasti
memiliki potensi dan bakatnya masing-masing. Potensi diri adalah kemampuan dasar yang
dimiliki manusia yang masih terpendam didalam diri dan menunggu diwujudkan untuk
menjadi manfaat nyata dalam kehidupan manusia.Potensi ini meliputi jangka pendek,
menengah dan panjang. Semuanya harus saling melengkapi satu sama lain. Saran Saran saya
adalah kalau memang kita sudah menetapkan planning kita untuk masa depan hendaknya
sesegera mungkin direalisasikan. Jangan terlalu banyak menunggu, karena sesungguhnya
masa depan kita tergantung dari apa yang kita rencanakan dan seberapa serius kita dalam
mengejar impian kita. Waktu tidak akan kembali lagi, jadi pergunakanlah waktu ini
semaksimal mungkin untuk mengejar impian kita, karena semuanya bukan untuk orang lain
akan tetapi untuk kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Glenz, Karen. 1990. Health Behavior and Health Education, Theory Research and Practice.
San Francisco,oxford: Joosey-Bas Publiser.

Dahlan, Alwi, dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

VanBreda, A. D. (2001). Resilience Theory: A Literature Review. Pretoria: Military


Psychological Institute.

http://peterpaper.blogspot.com/

http://www.wpro.who.int/NR/rdonlyres/7A5709BC-7095-4DF5-8A02-
546A0AE94FC2/0/hsp_introduction.pdf

http://www.slideshare.net/lisachmad/bab-3-manajemen-pengembangan-diri

http://parlindungan-sinaga.blogspot.com/2008/05/pengembangan-diri.html

http://triagus.multiply.com/reviews/item/21

Anda mungkin juga menyukai