Anda di halaman 1dari 23

TUGAS Askeb V (Kebidanan Komunitas)

Tentang :

Sasaran Bidan di Desa

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9 Hartati Mona Vella Sari Putri Awalina .S. Vebri Dwi Hartati Winda Kusuma Wardini Dosen Pembimbing : Zulfita S.SiT. STIKes MERCUBAKIJAYA PADANG Tahun Ajaran 2011/2012

Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah kami ucapakan kehadirat Allah SWT,karena berkat rahmat dan karunia- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan Komunitas sasaran Bidan didesa. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,dengan demikian kami sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari dosen pembimbing .Akhir kata semoga hasil makalah ini memberikan manfaat yang berguna bagi yang membutuhkannya.

Penulis,

Padang, April 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MDGs merupakan salah satu bentuk badan dunia WHO dalam menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal dengan 8 program utama MDGs. Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan kesehatan anak terutama di desa maka tenaga kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga non medis seperti dukun dengan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat: 1. Meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan 2. Dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan Selain bekerja sama dengan tenaga non medis seperti dukun,bidan desa juga bekerja sama dengan masyarakat yang secara sukarela membantu dan melaksanakan pos yandu. Biasanya masyarakat tersebut telah mendapat pelatihan dalam menjalankan tugasnya tersebut sebagai kader. Tugas dan fungsi bidan utama bidan desa adalah memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, sebagaimana tertuang dalam SE Dirjen Binkesmas No. 492/Binkesmas/Dj/89 yang menyatakan penempatan bidan desa adalah memberikan pelayanan ibu dan anak serta KB dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta kelahiran. Namun pada kenyataannya bidan desa dibebani dengan berbagai macam program pelayanan kesehatan lainnya. Pada kondisi ini bidan desa dihadapkan pada keterbatasan kemampuan dan kondisi masyarakat yang beragam karakteristik. Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus dapat meningkatkan cakupan program pelayanan KIA melalui: a. peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang bermutu

b. pertolongan persalinan c. deteksi dini faktor kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal. d. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi,Serta bekerja sama dengan kader posyandu mencari sasaran ibu hamil Dengan melakukan : 1) kunjungan rumah 2) sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal 3) memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara rutin minimal empat kali selama kehamilannya.

1.2 Rumusan Masalah Siapa yang menjadi sasaran Bidan di Desa dalam memberikan pelayanan kesehatan? 1.3 Tujuan a.Tujuan Umum untuk mengetahui siapa yang menjadi sasaran Bidan di Desadalam memberikan pelayanan kesehatan b.Tujuan Khusus 1. Di ketahuinya sasaran Bidan di Desa 2. Di ketahuinya tugas bidan di Desa
3. Di ketahuinya fungsi Bidan di Desa dalam memberikan pelayanan

kesehatan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sasaran Bidan di Desa Kelompok masyarakat di komuniti merupakan sasaran bidan community, yang meliputi : 1. Ibu 2. Anak 3. Keluarga 4. Masyarakat Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam Keluarga Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat memahami sejauh mana sasaran dan ruang lingkup seorang bidan. Berikut Ruang lingkup dan Sasaran dalam praktik kebidanan. 2.2 Ruang Lingkup Sasaran Bidan di Desa Membicarakan ruang lingkup dan sasaran praktik kebidanan tidaklah lepas dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Registrasi dan Praktik Bidan.

Sasaran

dalam

praktik

kebidanan

sesuai

dengan

KEPMENKES

Nomor

900/MENKES/SK/VII/2002, tersirat pada pasal 15 adalah IBU DAN ANAK. Ibu yang dimaksudkan disini adalah wanita masa pra nikah (remaja), wanita pra hamil, wanita pada masa kehamilan, persalinan, nifas, menyususi dan masa antara (masa interval).Anak yang dimaksudkan disini adalah bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah. Dalam pasal 14, praktiknya seorang bidan berwenang memberikan pelayanan dalam bentuk : Pelayanan Kebidanan Pelayanan Keluarga Berencana Pelayanan Kesehatan Masyarakat 2.3 Peran bidan di desa Peran bidan di Desa adalah memberikan pelayanan terhadap sasaran nya antara lain: A. Pelayanan pada ibu hamil Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentuka kehidupan selanjutnya. Bahkan sebagian ibu hamil merasa cemas, panik yang bisa berujung pada depresi berat.Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh suami bersama keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan Pelayanan kebidanan pada ibu hamil :

Penyuluhan dan konseling

Pemeriksaan fisik meliputi gizi, oksigen, personal hygiene, pakaian, eliminasi, sexual, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan persalinan dan kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan, pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Lingkup psikologis meliputi Support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling

Pelayanan antenatal pada kehamilan normal dan abnormal (mencakup abortus imminens, hiperemesisi gravidarum tingkat I, preeklampsi ringan dan anemia ringan. Untuk pepanganan penyuli kehamilan ini bidan berwenang memberikan suntikan dan infus yang sesuai.

B. Pelayanan kesehatan pada ibu bersalin Persalinan dan kelahiran merupakan proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Pelayanan ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum bersalin, misalnya saat hamil trimester III. Pelayanan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin antara lain:

persiapan persalinan persiapan nutrisi dan cairan dukungan kesejahteraan janin keterlibatan keluarga serta mengurangi rasa sakit Mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan depresi ibu bersalin

C. Pelayanan kesehatan pada ibu nifas Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu.kemudian bidan berkewajiban memberikan asuhan kebidan pada ibu nifas agar ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.

Pelayanan yang diberikan bidan pada ibu bersalin antara lain:


Pemenuhan nutrisi dan cairan Ambulasi Eliminasi kebersihan diri dan bayi Istirahat Sexual Latihan/senam nifas Memberikan informasi tanda bahaya masa nifas Keluarga Berencana dan pemberian ASI

D. Pelayanan kesehatan pada ibu menyusui Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan, bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui Pelayanan kebidanan yang diberikan bidan pada ibu menyusui antara lain:

Kebersihan diri Istirahat Sexual Pemberian ASI Nutrisi bagi bayi Pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui Dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama menyusui

E. Pelayanan kesehatan pada neonatus

Pelayanan yang diberika bidan antara lain:


Termoregulasi Pernapasan Resusitasi Bounding attachment Pemberian ASI awal Kebersihan Tidur Eliminasi dan keamanan

F. Pelayanan kesehatan pada bayi Pelayanan yang diberikan bidan desa antara lain:
Air susu ibu (ASI)

Gizi/Nutrisi

Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Bounding Imunisasi Keamanan dan Kebersihan

G. Pelayanan kesehatan pada anak balita Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan dalam promosi kesehatannya. Dengan promosi kesehatan pada balita, bidan diharapkan mampu memberikan penyuluhan kepada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak.Anggota keluarga, guru, taman kanak-kanak atau pengasuh anak diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan kesehatan. Kegiatan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan berhasil dengan baik jika didukung oleh pemerintah desa, pemimpin dan orang terkemuka di

masyarakat, termasuk dukun. Para ibu juga perlu didorong untuk memeriksakan kesehatan anaknya Pelayanan kebidanan pada anak balita:
ASI gizi /nutrisi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan interaksi, imunisasi, sosialisasi dan keamanan

Pemeriksaan bayi baru lahir Perawatan tali pusat Perawatan bayi termasuk penangan hipotermi Resusitasi bayi baru lahir Pemantauan tumbuh kembang Pemberian imunisasi Pemberian penyuluhan

H. Pelayanan kesehatan pada remaja Pembinaan remaja terutama wanitanya tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.Remaja yang tumbuh berkembang secara biologis diikuti oleh perkembangan pskologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja Pelayanan kebidanan yang diberikan bidan pada remaja antara lain:

Gizi /nutrisi Sosialisasi

Pendidikan kesehatan tentang perkawinan yang sehat,keluarga sehat,sistem reprodusi dan masalahnya serta perilaku remaja yang positif,dll. Pergaulan Sexualitas dan kemandirian

I. Pelayanan kesehatan pada wanita usia subur/pasangan usia subur (WUS/PUS) Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan. Pelayanan kebidanan yang diberikan pada WUS/PUS antara lain:

Persiapan hamil.bersalin,nifas,dll Keluarga berencana Kesehatan alat reproduksi Pendidikan kesehatan Nutrisi dan produktifitas

J. Pelayanan kesehatan pada klimakterium / menopause Masa menopause merupakan fase yang selalu terjadi pada wanita yang menginjak umur 44 tahun dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang mengalamim menopause adalah wanita yang tidak berguna.Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui ketakutan-ketakutan yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya secara fisik wanita sering merasa dirinya tidak cantik lagi, berkulit keriput, berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara biologis kekhawatiran tidak mampu melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan seksual. Secara psikologis sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang hari.

Pelayanan kebidanan yang diberikan pada klimakterium/menapause antara lain:


Nutrisi Psikologis Olah raga Kesehatan umum Support keluarga Dan support tenaga kesehatan

Dalam memberikan pelayan kebidanan, seorang bidan berwenang memberikan obat-obatan terbatas (pada bagian selanjutnya akan diuraikan). Selain itu dalam keadaan tidak terdapat dokter bidan dapat memberika pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan kemampuanya, hal ini sesuai dengan yang terdapat pada pasal 17. Pelayanan Keluarga Berencana Sesuai pasal 19, Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana, berwenang untuk :

Memberikan obat dan alat oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom Melakukan penyuluhan/konseling pemakaian kontrasepsi Melakukan pencabutan alat kontasepsi dalam rahim Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit

2.4 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sesuai pasal 20, bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk: Pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak Memantau tumbuh kembang anak Melaksanakan pelyanan kebidanan komunitas Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan memberikan penyulah tentang infeksi menular seksual, penyalah gunaan narkoba serta penyakit lainnya

Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga. 1) Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas. 2) Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat. 3) Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat. 4) Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra upaya. 5) Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau. 6) Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program kesehatan masyarakat. 7) Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya dan sadar mutu masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien. 8) Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. 9) Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-utamaan gender 10) Pengutamaan daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana. 11) Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan komitmen global. 12) Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan masyarakat. 13) Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan pendampingan. 14) Pengembangan penelitian untuk dukungan program. 15) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program kesehatan masyarakat 2.5 Program Bidan Desa Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal. Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan kesehatan anak terutama di desa maka tenaga kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin kerjasama yang baik dengan

tenaga non medis seperti dukun dengan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat:
1. meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan 2. dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan

Selain bekerja sama dengan tenaga non medis seperti dukun,bidan desa juga bekerja sama dengan masyarakat yang secara sukarela membantu dan melaksanakan pos yandu. Biasanya masyarakat tersebut telah mendapat pelatihan dalam menjalankan tugasnya tersebut sebagai kader. Tugas dan fungsi bidan utama bidan desa adalah memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, sebagaimana tertuang dalam SE Dirjen Binkesmas No. 492/Binkesmas/Dj/89 yang menyatakan penempatan bidan desa adalah memberikan pelayanan ibu dan anak serta KB dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta kelahiran. Namun pada kenyataannya bidan desa dibebani dengan berbagai macam program pelayanan kesehatan lainnya. Pada kondisi ini bidan desa dihadapkan pada keterbatasan kemampuan dan kondisi masyarakat yang beragam karakteristik. Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus dapat meningkatkan cakupan program pelayanan KIA melalui:
1) peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang bermutu

2) pertolongan persalinan
3) deteksi dini faktor kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal.

4) Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi Serta bekerja sama dengan kader posyandu mencari sasaran ibu hamil

dengan melakukan : 1. kunjungan rumah 2. sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal 3. memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara rutin minimal

empat kali selama kehamilannya. Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan kebidanan dan telah mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan. Rasa malu pada pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cakupan pelayanan antenatal.Masyarakat malu untuk memeriksakan dirinya terutama pada kehamilan pertama. Pemberian bantuan tambahan gizi bagi ibu hamil merupakan daya tarik tersendiri dalam kunjungan pelayanan antenatal dan dapat meningkatkan kunjungan ibu.

2.6 Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa a) Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas
b) Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan

etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia


c) Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi

penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan. Bidan di desa juga membuat laporan kegiatan bidan setiap bulan dan diserahkan kepada bidan koordinasi pada saat bidan di desa melaksanakan tugasnya ke puskesmas.

2.7 Pembuatan Peta Sasaran Membuat peta desa adalah membuat gambar tentang lingkungan dengan batas tertentu misalnya peta Sasaran KIA untuk Posyandu :MAWAR, dengan batas dusun / kampung Mawar. Peta KIA bisa menjadi alat bantu yang sangat berguna untuk Kader, Toga Toma, dan Bidan di Desa. Pada peta KIA digambar tempat tinggal dari keluarga-keluarga yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan oleh Bidan di Desa seperti :

1. Keluarga dengan ibu hamil 2. Keluarga dengan ibu hamil risiko tinggi 3. Keluarga dengan ibu nifas dan neonatus 4. Keluarga dengan bayi 5. Keluarga dengan balita BGM Bidan di Desa harus memberi tanda khusus untuk rumah tangga pada peta dengan memberinya warna atau simbol yang berbeda: 1) Rumah tangga yang mempunyai anak 1-5 tahun 2) Rumah tangga yang mempunyai anak dibawah 1 tahun 3) Rumah tangga dengan ibu nifas dan BBLR 4) Rumah tangga dengan ibu hamil 5) Rumah tangga dengan ibu hamil risiko tinggi 6) Rumah tangga dengan anak yang beratnya di bawah garis merah pada KMS 7) Rumah Dukun Bayi dan Tokoh Agama.Peta KIA pos melati II Tujuan membuat Peta KIA : 1. Sebagai alat untuk monitoring sasaran KIA dan pelayanan yang didapatkan oleh sasaran (perlu bantuan buku catatan/register). 2. Petunjuk untuk Bidan di Desa tentang tempat tinggal keluarga-keluarga yang perlu dikunjungi secara rutin. 3. Bidan Koordinator atau pengunjung lain ke polindes dapat langsung mengetahui : a. Luas, gambaran topografi dan denah desa/kampung/dusun. b. Populasi yang menjadi tanggung jawab Bidan di Desa c. Jumlah keluarga yang rutin perlu dikunjungi Bidan di Desa

Cara Membuat Peta KIA Bidan di Desa sebenarnya dapat membuat peta sendiri, akan tetapi jangan, karena mungkin Bidan di Desa sebagai pendatang tentu tidak memahami sepenuhnya keadaan

desa/kampung. Bidan di Desa sebaiknya meminta beberapa kader di desa untuk membantu membuat peta desa tersebut. Pembuatan peta desa dilakukan bersama 8 10 orang lain. Yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah mereka yang sudah mengenal keluarga-keluarga yang ada di desanya, misalnya Dukun Bayi, ibu-ibu pengurus PKK dan Kader, kalau bisa jangan perepemuan saja yang diliatkan, bapak bapak nya juga dilibatkan dalam pembuatan peta sasaran KIA Langkah langkah Pemetaan Sasaran KIA : A. Persiapan 1. Mengundang kader kesehatan / tim kesa/ kader posyandu untuk membantu membuat peta desa. Yang diundang adalah yang sudah tahu keadaan keluargakeluarga di desa itu. Bahan : 1.Kertas untuk mencatat dan bolpoin 2.Alas tempat menggambar : lantai semen / lantai tanah 3.Spidol, kapur tulis, kertas minyak / sampul 2. Membuat pertemuan dengan kader kesehatan/tim kesa/kader posyandu di tempat yang dirasa cukup nyaman. Tidak perlu di tempat yang tertutup, bisa di bawah pohon, asal bisa menggambar di lantai / tanah. 3. Jelaskan bahwa Anda perlu bantuan mereka untuk menggambar peta desa. Peta itu diperlukan untuk mengetahui tempat tinggal keluarga-keluarga yang rentan dan perlu perhatian Bidan di Desa dan semua warga desa.

B. Menggambar Peta Sasaran

1. Mulailah dengan bertanya tentang batas-batas desa. Minta seorang menggambar batas desa di lantai semen / tanah / kertas sampul. 2. Kemudian ajak kader kesehatan/tim kesa/kader posyandu untuk menggambar bangunan (seperti gedung, rumah, warung, toko, dll) yang ada di pusat desa serta jalan-jalan di dalam desa tersebut. 3. Dengan patokan bangunan di pusat desa, mintakan peserta untuk menggambarkan lokasi bangunan penting seperti masjid / gereja / kantor desa / rumah kepala desa. 4. Selanjutnya mintakan kader kesehatan/tim kesa/kader posyandu untuk identifikasi tempat tinggal keluarga-keluarga sasaran pelayanan Bidan di Desa, rumah Dukun Bayi dan Tokoh Agama. 5. Lalu ajak kader kesehatan/tim kesa/kader posyandu untuk identifikasi Keluarga dengan keadaan sebagai berikut : a) WUS, Bayi , Ibu hamil, Bayi BBLR Anak Balita Ibu nifas & Neonatus Balita BGM b) Rumah Dukun Bayi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama. c) Kemudian ibu-ibu menggambar rumah dan diberi tanda untuk mengetahui siapa yang tinggal di rumah tersebut diatas dengan menggunakan kerikil, bijibijian, daun, lidi dll. d) Kalau sudah selesai tanya ke kader kesehatan/tim kesa/kader posyandu apakah masih ada keluarga yang masih perlu digambarkan rumahnya di peta. e) Jika peta sudah rampung, semua yang hadir mengevaluasi hasil kerja dengan berjalan mengelilingi peta, untuk bisa mengetahui hal-hal yang masih perlu diperbaiki. C. Tindak Lanjut: 1) Bidan di Desa bersama kader kesehatan/tim kesa/kader 2) posyandu mendiskusikan bagaimana melanjutkan kerja sama untuk mejangkau semua keluarga yang digambarkan di peta desa. 3) Bidan di Desa lalu menyalin peta yang digambar di lantai / tanah, di kertas lebar (kertas minyak / sampul / lembar Flipchart) atau di papan triplek. Setelah selesai menyalin Bidan di Desa menunjukkannya kepada para kader kesehatan/tim kesa/kader posyandu yang telah membantu menggambar peta

desa, untuk mendapatkan komentar tentang perbaikan yang diperlukan. Peta desa yang sudah disalin itu selanjutnya digantung di Polindes, Posyandu. Tujuan asuhan kebidanan di desa adalah : 1. Ibu dan bayi sehat, selamat,keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan martabat manusia 2. Saling menghormati penerima asuhan dan pemberi asuhan 3. Kepuasan ibu, keluarga dan bidan 4. Adanya kekuatan diri dari wanita dlm menentukan dirinya sendiri 5. Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan 6. Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas Peran bidan di Desa adalah : Membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal 1. Sebagai Pendidik berupaya agar sikap dan perilaku komuniti di wilayah Kerjanya dpt berubah sesuai dengan kaidah kesehatan 2. Sebagai Pelaksana Bidan harus mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan : 1) Bimbingan terhadap kelompk remaja masa pra nikah 2) pemeliharaan kesehatan Bumil, nifas dan mass interval dalam keluarga 3) pertolongan persalinan di rumah 4) tindakan pertolpertama pada kasus kegawatan obstetri di keluarga 5) pemeliharaan kesehatan Kelompk wanita dengan gangguar reproduksi di keluarga 6) Pemeliharan kes anak balita

3. Sebagai Pengelola

Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak di puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan, memimpin dan mengelola bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus mampu mengenali kondisi kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan komuniti dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat itu sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. 4 Sebagai Peneliti Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukanlah seperti yang dilakukan oleh peneliti profesional. Dasar-dasar dalam penelitian perlu diketahui oleh bidan seperti pencatatan, pengolahan dan analisis data. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesa atas hasil analisisnya. Berdasarkan data ia dapat menyusun rencana dan tinakan sesuai dengan permasalahan yang ditemu. Bidan juga harus dapat melaksanakan evaluasi atas tindakan yang dilakukannya tersebut. Asuhan Kebidanan Komunitas di Desa : a) Pencegahan
b) Skrinning atau deteksi dini untuk dirujuk c) Asuhan Kegawatdaruratan ibu & neonatal

d) Pertolonganpertama pada penyakit Akut kemudian dirujuk e) Pengobatan ringan f) Asuhan pd kondisi kronis g) Pendidikan kesehatan
h) Menentukan kebutuhan Kesehatan

i) Mempertahankan & meningkatkan kesehatan masyarakat Area Kerja Bidan Komunitas : 1) Rumah 2) Bidan Praktek perseorangan 3) Rumah bersalin 4) Klinik-klinik 5) Puskesmas

6) Posyandu Keuntungan dari Pencapaian Sasaran Bidan di Desa adalah : a) Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas. b) Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat. c) Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat. d) Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra upaya. e) Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau. f) Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program kesehatan masyarakat. g) Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya dan sadar mutu masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien. h) Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. i) Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-utamaan gender j) Pengutamaan daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana. k) Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan komitmen global. l) Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan masyarakat. m) Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan pendampingan. n) Pengembangan penelitian untuk dukungan program. o) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program kesehatan masyarakat

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari makalah yang kami susun dapat kami simpulkan bahwa unit-unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas, pustu, dan polindes sebagai unit terdepan. Dari ketiga unit pelayanan tersebut polindes merupakan unit terdepan dan memiliki jangkauan hingga ke tengah masyarakat. Keberlangsungan pelayanan pada polindes tidak terlepas dari peran bidan desa setempat Oleh sebab itu,kehadiran bidan desa diharapkan dapat meningkatkan program pelayanan KIA dengan menurunnya kematian serta kejadian sakit di kalangan ibu dan anak.Untuk bisa terlaksana dengan baik,bidan desa harus menjalin kerjasama dengan dukun ataupun tokoh masyarakat di desa tersebut. 3.2 Saran Bidan di desa di harapkan mampu mencapai sasaran dalam memberikan asuhan dan pelayanan kebidanan ketika di desa dalam lingkungan komunitas,sehingga menurunnya AKI dan AKA yang merupakan sasaran utama bidan di Desa.

DAFTAR PUSTAKA Wijono,D., 1997, Manajemen Kepemimpinan Dan Organisasi kesehatan, Airlangga press, Surabaya. Depkes RI., 1994, Pedoman Pembinaan Teknisi Bidandi Desa, Dit. Jend. Binkesmas, Depkes RI, Jakarta Departemen Kesehatan RI., 1991. Pedoman Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas. Jakarta. Sofyan, Mustika dkk. 2003. Bidan Menyongsong Masa Depan. PP IBI : Jakarta Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. EGC : Jakarta Purwandari, Atik. 22008. Konsep Kebidanan. EGC : Jakarta Wahyuningsih, HP dan Asmar Yetti Zein. Etika Profesi Kebidanan. Fitramaya : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai