Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

SIKAP MENTAL WIRAUSAHA

Oleh :
Kelompok 2
1. Anna Nur Jannah (K3323006)
2. Dina Tri Buwonowati (K3323026)
3. Isabella (K3323040)
4. Maya (K3323051)
5. Syakira Rizqi Amalia (K3323070)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023

1
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kewirausahaan pada Program
Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
dengan judul “Sikap Mental Wirausaha dan Pengembangan Diri”
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Sri Retno Dwi Ariani S.Si, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan

Surakarta, 5 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
i DAFTAR ISI ........................................................................................................
ii BAB II ...................................................................................................................
A. WIRAUSAHA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA .......................
1. PERTUMBUHAN EKONOMI ........................................................
2. PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ............................
3. PERAN PENTING KEWIRAUSAHAAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
.........................................................
4 4. KEWIRAUSAHAAN .........................................................................
6 B. KONDISI WIRAUSAHA DAN WIRASWASTA .................................. 8
1. LATAR BELAKANG ........................................................................
.8 2. KESIAPAN DALAM MENGHADAPI DUNIA USAHA ............. 10
C. SIKAP MENTAL DAN KEPRIBADIAN WIRAUSAHA SEBAGAI MODAL DASAR
WIRAUSAHA .......................................................... 11
1. SIKAP MENTAL POSITIF ............................................................. 11
2. SIKAP MENTAL NEGATIF ........................................................... 1
2 3. KESIAPAN DALAM MENGHADAPI DUNIA USAHA ............. 13
4. MEMBANGUN MENTAL WIRAUSAHA .....................................14
D. MENYIKAPI HAMBATAN .................................................................. 17
E. PROSES PEMBENTUKAN MODAL ................................................. 21
1. MODAL ............................................................................................. 27
2. JENIS – JENIS MODAL ................................................................. 29
3. SUMBER – SUMBER MODAL ..................................................... 32
F. KEWASPADAAN MENTAL WIRASWASTA / WIRAUSAHA ........ 36
G. BEKERJASAMA DENGAN ORANG LAIN ...................................... 39
1. MANFAAT KERJASAMA DALAM BERWIRAUSAHA ............ 40
2. FAKTOR YANG MEMBUAT KERJASAMA BISNIS SUKSES 41
3. BENTUK KERJASAMA BISNIS ................................................... 44
iii
BAB III ................................................................................................................ 47
A. ANALISI DIRI ....................................................................................... 47
1. PENGENALAN DIRI ..................................................................... 47
2. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN YANG POSITIF .......... 51

ii
3. PENGEMBANGAN MOTIVASI ................................................... 52
4. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI SESEORANG
...............................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan
waktu dan kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta
kebebasan pribadi. Setiap wirausaha harus mempunyai sikap mental dan pengembangan diri
yang baik. Sikap mental adalah konsepsi perilaku yang muncul dari jiwa seseorang sebagai
reaksi atas dasar situasi yang mempengaruhinya. dapat diartikan juga sebagai pendirian, pola
pikir, pandangan atau tanggapan terhadap sesuatu, kepribadian, karakter, akhlak sedangkan
pengembangan diri merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi,
minat, bakat, serta sosial-emosional pada diri seseorang agar dapat terus berkembang dan
memenuhi aktualisasi diri. Pengembangan diri ditujukan agar seseorang dapat menyesuaikan
kondisi dalam penyesuaian dan perkembangan di lingkungan sekitar.

Memiliki sikap mental dan pengembangan diri bagi seorang wirausaha merupakan hal
yang pokok karena seorang wirausaha yang bermental kuat tidak akan gentar akan masalah.
karena ia dapat mempelajari banyak hal dari kegagalan yang dialami, kemudian menjadikannya
lebih sukses dari sebelumnya. Fungsi dilaksanakannya kegiatan pengembangan diri adalah
mengembangkan potensi seseorang dalam mengasah kemampuan serta kompetensinya yang
merujuk pada minat, bakat, serta kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain di
lingkungan sekitarnya.

Dalam makalah ini menjelaskan bagaimana sikap mental dan pengembangan diri yang
harus dimiliki oleh seorang wirausaha agar bisnis yang dijalankan bisa lancar.Dibahas tentang
aspek, tujuan fungsi pengembangan diri serta faktor dan motivasi dan sikap mental seorang
wirausaha. salah satunya seorang wirausaha harus memiliki sikap percaya diri agar usaha yang
dijalankan bisa berkembang.

iv
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Sikap Mental Dan Kepribadian Wiraswasta Adalah Modal Dasar Wirausaha

Sikap mental wirausaha merupakan unsur penting dalam perjuangan hidup dan titik tolak
mencapai hasil. Pembinaan mental dan kepribadian ini dapat dikatakan lebih menitik beratkan
membedah pada "tenaga dalam", seperti kejujuran, ketekunan, keuletan, kemauan, tanggung
jawab, percaya diri, rajin berdaya upaya, pantang menyerah, pemikiran dari diri sendiri, tidak
mengharap belas kasihan, lebih banyak berpikir dan berbuat kreatif. Hal tersebut merupakan
bagian dari pemikiran benih-benih positif. Benih positif akan melahirkan pemikiran yang
jernih, pemikiran yang maju, berpikir dinamis,menciptakan suasana damai, cinta, kaya, dan
keberhasilan, serta penuh daya cipta.

Ada pula benih negatif yang sering juga muncul dari seorang wirausahawan. Pemikiran negatif
ini sebagai rasa sikap kurangnya tanggung jawab, suka menunda-nunda kewajiban, suka ragu
dan tidak pasti,tidak memiliki kepercayaan diri, mudah putus asa, berfikir dan bertindak dalam
suasana khawatir, takut menghadapi kerugian, kurangnya motivasi untuk mewujudkan cita-
cita, tujuan hidup belum jelas, serta tidak bersyukur dan menerima keadaan diri sendiri. Hal ini
tidak mungkin dapat membuka dan menuju jalan bagi kemajuan diri sendiri dan usaha.

Dalam diri manusia, terdapat kedua benih pemikiran positif dan negatif. Mana yang lebih
mendominasi tergantung cara seseorang tersebut menguasai dirinya untuk membentuk
kepribadiannya. Kepribadian adalah keseluruhan dari sifat-sifat jasmani, jiwa, dan watak
seseorang untuk membedakan seseorang dari yang lain. Suatu kekuatan yang dapat
menciptakan sesuatu yang menakjubkan adalah suatu kepribadian yang baik. Kepribadian
merupakan nilai tertinggi bagi sukses wirausaha karena bila ingin sukses sebagai wirausaha,
maka harus memiliki kepribadian yang baik. Hanya kepribadian positif atau baik yang dapat
membawa keberhasilan yang cerah dan gemilang.

Seseorang tidak dapat mengubah kepribadiannya sendiri, karena setiap kepribadian ada dan
datang dari sebuah kebiasaan yang dilakukan dan dimilikinya. Hal utama yang harus dilakukan
yaitu menerima diri sendiri sebagaimana menilik sifat baik maupun sifat kurang baik miliknya.
Berdasarkan keputusan mendasar ini, seseorang akan mampu melihat keluar untuk
memperbaiki hubungan diri dengan lingkungannya. Sehingga, orang akan terbebas dari rasa
khawatir diri sendiri dan mampu menghadapi kehidupan selanjutnya dan mengatasi
masalahnya secara realistis. Karena itu perlu selalu diusahakan :

1. Mengembangkan persahabatan dengan siapapun. Supaya mempunyai sikap tekun,


teguh sehingga menjadi pendorong yang ampuh dalam mencapai sasaran.
2. Pergaulan yang bermanfaat Bersikap wajar, membiasakan diri, perbuatan yang baik,
bersikap hangat dan menghormati orang lain.

v
3. Perlu selalu dibina kepribadian yang menarik dan menyenangkan. Kembangkan sikap
yang membuat orang percaya kepada diri anda.

Untuk membangun kepribadian yang kuat diperlukan kemauan keras, yaitu kemauan
untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup. Kemauan keras merupakan kunci keberhasilan
yang diperlukan seseorang untuk mengatasi hambatan yang akan dijumpai dalam mencapai
tujuan tersebut. Untuk membangun kepribadian yang kuat, antara lain:

1. Kemauan yang keras


2. Keyakinan kuat atas kekuatan sendiri
3. Kejujuran dan tanggung Jawab
4. Ketahanan fisik dan mental
5. Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras
6. Pemikiran yang konstruktif dan kreatif

Menurut Meredith (2005), seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat
ke depan. Melihat kedepan berpikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai
alternatif masalah dan pemecahannya. Untuk itu perlu dibentuk karakter sebagai berikut:

1. Kemandirian dan inisiatif

Kemampuan ini membutuhkan sikap percaya diri, tidak bergantung,optimis, dapat


memutuskan keputusan, dan mampu menghadapi tantangan.

2. Ketahanan mental

Mampu bangkit dari kegagalan, mampu mengambil resiko, dan menyukai tantangan.

3. Berorientasi pada tujuan dan visi jangka panjang

Seorang wirausaha harus memiliki tujuan dan visi yang jelas dalam berbisnis. Untuk
itu dibutuhkan sikap tekun,tabah, bertekad, kerja keras, motivasi, energik,penuh
inisiatif, haus akan prestasi, serta berorientasi pada laba atau hasil.

4. Kreativitas dan inovatif

Seorang wirausaha mampu menumbuhkan ide-ide kreatif dan fleksibel bagi usahanya.
Ide-ide tersebut bisa didapatkan dari berbagai sumber.

Sebagaimana hasil penelitian oleh Charles Screibe, menyatakan bahwa keberhasilan


seorang wirausahawan ditentukan oleh:

vi
Ada pula teori dari DR. Suparman Sumahamijaya menyatakan bahwa keberhasilan
ditentukan oleh:

Sifat-sifat yang menjadi landasan suatu kepribadian harus selalu diperbaiki, dengan
melenyapkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hal-hal negatif dan mengembangkan
faktor-faktor pembentuk hal-hal positif. Demikian sikap mental dan kepribadian
wiraswasta berpengaruh dalam proses menyukseskan dan sebagai modal dasar
berwirausahan.

B. Kondisi Wirausaha/Wiraswasta

Pasca proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Negara Indonesia menerima segala
bentuk disabilitas dan kemiskinan sebagai urusan politik kolonial. Kondisi sosial ekonomi yang buruk
membuat kreativitas bangsa hampir tidak berkembang.

Keadaan perekonomian pada mula masa kemerdekaan belum juga mantap, keamanan terus
terganggu oleh pemberontakan- pemberontakan. Adanya inflasi yang terus menerus baru dapat diatasi
pada tahun-tahun 1970-an. Hal demikian ini tentu mempunyai dampak yang merugikan bagi
pertumbuhan pembentukan kewirausahaan/kewiraswastaan.

Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang besar sungguh-
sungguh menjadi modal pembangunan. Strategi mengisi kemerdekaan adalah pembangunan.
Pembangunan memerlukan perencanaan yang baik, tetapi juga memerlukan pelaksana-pelaksana yang
baik. Dan pelaksana-pelaksana itu sebagian besar adalah tenaga-tenaga sektor swasta, kita sebut
pengusaha atau usahawan/wiraswasta.

vii
Bekerja di sektor swasta masih menghadapi hambatan-hambatan maupun dibatasi baik
kegiatannya maupun orangnya. Sehingga pengembangan kewirausahaan/kewiraswastaan menghadapi
pula masalah kwantitas dan kwalitas.

Masalah kuantitas, mengambil gambaran dari jepang; pen- dapat menyatakan; Jepang mampu
menyediakan 2% dari jumlah penduduknya sebagai wirausaha besar, dan sebanyak 20% sebagai
wirausaha kecil dan sedang; Indonesia belum mampu mencapai semacam itu. Dari segi kualitas
keadaan belum juga sebagaimana yang diharapkan.

Gambaran kondisi usaha swasta kecil dalam garis besarnya dapat diutarakan sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan umumnya rendah; bersikap tradisional.


2. Kelemahan tersebut pertama membawa dampak pada sikap manajemen dan organisasi usaha
3. Biasanya mati hidupnya usaha tergantung diri seorang.
4. Kelemahan financial. Ini membawa akibat keterbatasan kemampuan gerak. Pemupukan
modal sulit karena terganggu pola konsumennya.
5. Teknis. Karena kurangnya landasan pengetahuan ditambah lemahnya permodalan, maka
kemampuan teknis untuk memproduksi barang sulit ditingkatkan baik kuantitas maupun
kualitasnya.
6. Lokasi usaha. Tersebar diseluruh wilayah kota, kota kabupaten, kecamatan, desa. Maka
fasilitas yang membantu kemudahan usaha tidak sama diperolehnya. Ini merupakan juga
hambatan- hambatan yang menentukan.
7. Dokumen usaha. Karena sikap usaha yang tradisional, pada umumnya kurang memperhatikan
dokumen-dokumen yang dapat memberikan keamanan/bantuan terhadap kemungkinan pe-
ngembangan usaha.

Adapun kelemahan dan keterbatasan yang lain kepada bangsa Indonesia akibat politik
penjajahan menyangkut hal mental. DR. Suparman Sumahamidjoyo menyoroti kelemahan yang
melekat sikap mental ini secara tajam. Penyakit mental ini adalah sebagai produk sejarah semenjak
jauh sebelum Indonesia berhubungan dengan bangsa barat, diperberat masa penjajahan ratusan tahun.
Kelemahan sikap mental itu adalah sikap mental negatif yaitu sikap mental dan tingkah laku yang
bersumber pada sikap berpikir negatif. Maka haruslah melatih diri dalam mengembangkan sikap
berpikir positif dan sikap mental positif.

Prof. Koentjoroningrat dalam Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan menyatakan


kelemahan mental bangsa Indonesia yaitu:

1. Sifat mentalitet yang meremehkan waktu.


2. Sifat mentalitet yang suka menerobos.
3. Sifat tidak percaya pada diri sendiri
4. Sifat tidak berdisiplin murni.
5. Sifat mentalitet yang suka mengorbankan tanggung jawab yang kokoh.

Melihat keterbatasan dan kelemahan yang ada, maka bantuan pemerintah untuk mendorong
tumbuh dan kegairahan usaha swasta kecil maupun sedang sangat diperlukan. Namun perlu disadari
bahwa kunci keberhasilannya terletak pada dirinya sendiri, adalah terletak pada sikap mental dan
kepribadiannya.

viii
Adalah dapat dipahami sebagai yang dinyatakan Dr. Suparman Sumahamijaya bahwa dalam
pembinaan dan pengembangan kewirausahaaan ada tiga bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan
yaitu:

1. Sikap mental wiraswasta (wirausaha).


2. Kewaspadaan mental wiraswasta (wirausaha).
3. Keahlian dan keterampilan wiraswasta (wirausaha).

Bagi Indonesia pengembangan kewirausahaan menjadi suatu keniscayaan mengingat saat ini
tingkat kewirausahaan Indonesia baru mencapai 3,47%, lebih rendah dari negara negara tetangga,
seperti Singapura dengan tingkat kewirausahaan 8,5%, Thailand dan Malaysia 4,5%. Padahal untuk
menjadi negara maju setidaknya dibutuhkan minimal 4% dari proporsi jumlah penduduk.

Berdasarkan sensus ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS), baseline 2019 jumlah rasio
wirausaha mencapai 3,3 persen setara 8,2 juta. Artinya, dengan target 3,95 persen di 2024, maka
diperlukan 1,5 juta penduduk yang usahanya menetap hingga 2024. Penumbuhan 1,5 juta wirausaha
baru, tentunya efektif dalam kurun waktu tiga tahun atau mulai dari 2022 hingga 2024, sehingga rata-
rata target per tahunnya 500 ribu wirausaha baru.

Gambar 1. Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2020 (Persen)

sumber : BPS 2020

Menurut Suryana (2003) mengatakan apabila jumlah wirausaha dalam suatu Negara dibiarkan
rendah akan memiliki dampak, diantaranya:
1. Rendahnya sikap kreatif akan berdampak pada motivasi untuk berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Rendahnya inisiatif akan berdampak pada

ix
rendahnya kemandirian, sehingga ketergantungan pada pihak lain tidak akan
menemukan penyelesaian.
2. Ketertinggalan dalam hal sikap kreatif dan sikap inovatif bisa menyebabkan sebuah
negara relatif tertinggal perkembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya,
sehingga secara makro akan mengancam stabilitas ekonomi masyarakat. Semakin
banyak lulusan yang kurang inovatif, akan menyebabkan penumpukan pengangguran
yang pada akhirnya akan mengganggu proses pembangunan.

Gambar 2. Jumlah Penduduk Usia Produktif yang Berwirausaha Tahun 2017-2019


(Jiwa)

Sumber : BPS 2019

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa penduduk usia produktif yang berwirausaha
paling banyak di tahun 2019 sebanyak 13.104.123 jiwa. Turker (2008) dalam Iswahyudi dan Iqbal
(2018) menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai kewirausahaan
mengalami peningkatan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Appelbaum, Roy, & Gilliland
(2011) dalam Iswahyudi dan Iqbal (2018) hal ini muncul karena minat wirausaha berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, dinamisasi proses inovatif serta penciptaan
lapangan pekerjaan.

C. Mengembangkan Kemampuan yang Positif

Setiap individu selalu menginginkan kehidupannya selalu meningkat. Hari ini diharapkan
lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Untuk mengarahkan diri
ada tiga komponen utama yang perlu diperhatikan :

a. Tujuan Hidup

Kebanyakan orang sulit menentukan tujuan dalam hidupnya. Hal itu sering disebabkan
karena tujuan biasanya dikaitkan dengan suatu aspirasi yang besar, misalnya ingin menjadi
direktur bank, manajer perusahaan dan lain-lain.

x
Meskipun demikian ada juga orang-orang yang mampu menyebutkan tujuannya secara
spesifik. Menentukan tujuan akan terasa lebih mudah apabila dikaitkan dengan keinginan dan
harapan-harapannya, sehingga tujuan tersebut dapat dikelompokan dalam kategori-kategori,
misalnya tujuan dalam kesehatan, hubungan sosial, kerja, hubungan pribadi dan lain-lain.
Apabila daftar tujuan tersusun dengan jelas, maka daftar ini dapat digunakan sebagai salah
satu sarana untuk menemukan jalan, agar dapat menjalani perubahan- perubahan yang ada
dalam dirinya maupun pengaruh perubahan di luar.

b. Keterampilan-keterampilan yang menunjang sesuai dengan kebutuhan

Untuk meningkatkan diri, individu perlu mengetahui keterampilan-keterampilan apa


yang dipunyai yang dapat menunjang keberhasilan di masa datang. Dalam hal ini perlu
diidentifikasikan secara cermat tentang keterampilan, kemampuan, bakat yang menonjol yang
dirasa sangat berharga.

c. Karakteristik pribadi (yang mencakup ciri sifat dan minat) dan keinginan pribadi yang
ingin dipenuhi. Dengan mengetahui komponen ini, individu akan lebih tahu kemana akan
melangkah.

Karakteristik yang kuat, lingkungan yang mendukung, keterampilan-keterampilan


yang siap digunakan, situasi yang mendukung akan merupakan suatu kombinasi yang dapat
menimbulkan semangat yang tinggi dalam mencapai tujuan yang telah dicanangkan.

Satu hal dari individu yang sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan diri
adalah sikap. Sikap akan berpengaruh baik dalam mempertahankan tujuan yang akan dicapai
ataupun cara-cara untuk mencapainya.

Sikap yang positif akan membuat individu percaya diri dan merasa diri- nya mampu
melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, individu tidak
akan menyerah terhadap tantangan atau hambatan yang menghadang, akan selalu mencari
cara untuk mengatasi hambatan tersebut, sehingga individu tersebut dapat meraih tujuan yang
telah dicanangkan. Dilain pihak, sikap yang ragu-ragu atau yang negatif akan memberikan
dampak yang kurang baik.

Hal ini disebabkan karena individu dalam melangkah untuk mencapai tujuan kurang
baik dan kurang disadari keyakinan yang pasti bahwa dirinya sebetulnya tidak mampu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

Untuk mengatasi atau menghindari sikap negatif terhadap diri sendiri, sebelum
individu melangkah maju untuk mencapai tujuan, perlu dipelajari terlebih dahulu tentang
kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Kelebihan dan kekurangan tersebut
mencakup semua bidang, baik dari bidang pendidikan, kepribadian, hubungan sosial, dan
lain- lain. Diharapkan dengan mengetahui kekuatan yang ada pada dirinya maka individu

xi
akan mampu mengembangkan kekuatan tersebut.Apabila individu telah mampu
mengidentifikasi kelemahan pada dirinya, maka individu akan berusaha mengatasi kelemahan
tersebut

Pengembangan tentang kekuatan yang ada pada dirinya akan mendorong individu
untuk mengarahkan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, individu yang mempunyai
kekuatan dalam hubungan dengan orang lain, mampu berkomunikasi dengan orang lain,
mudah membujuk orang lain untuk bekerjasama, dalam mencari pekerjaan akan memilih
pekerja dalam bidang humas atau pemasaran. Dengan memilih tujuan ini individu akan
mempunyai sikap yang positif dalam meraih tujuan tersebut karena ia mempunyai
kemampuan yang merupakan kekuatan untuk mencapai akan tujuannya.

D. Pengembangan Motivasi

Motivasi secara umum merujuk pada dorongan internal seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Motivasi memiliki peran yang sangat signifikan dalam
membimbing perilaku seseorang. Proses munculnya motivasi dipicu oleh adanya kebutuhan
yang belum 53 terpenuhi dalam diri seseorang. Setiap individu memiliki beragam jenis
kebutuhan yang muncul dan mempengaruhi perilaku mereka. Pada suatu waktu tertentu,
kebutuhan yang paling mendesak akan menjadi prioritas utama yang akan diupayakan. Secara
umum proses motivasi seseorang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Proses Motivasi (Ivancevich dan Matteson, 2002)

E. MENYIKAPI HAMBATAN

Dalam berwirausaha umumnya akan menghadapi berbagai hambatan yang harus


diatasi seperti resiko, keterbatasan modal, hambatan mental kepribadian dan lain sebagainya.
Resiko dapat dikatakan layaknya bagai kabut gelap. Resiko perlu didekati, dikenali dan
dimengerti agar menjadi terang untuk dapat diperhitungkan dan ditundukkan. Menundukkan
resiko perlu kewaspadaan mental. Keberhasilan usaha melekat kepada para usahawan yang

xii
mempunyai ketajaman dan kewaspadaan mental yang mampu melihat peluang dan
kesempatan baik.

Seorang wirausaha adalah dia yang pada keadaan darurat tetap mampu mempertahankan diri
dan membawa keluarga, masyarakat dan lingkunganya ke arah kemajuan kehidupan, dan
dalam keadaan biasa mampu membawa kemajuan lahir, batin, material dan spiritual.
Demikian ini dapat terjadi karena :

1. Mampu merumuskan tujuan hidupnya.


2. Menyadari perlunya rencana sistematis dan kemampuan kerja.
3. Sikap mental, dengan membiasakan diri bersikap mental positif, selalu bergairah
dalam melakukan kegiatan berkaryanya.
4. Membiasakan membangun disiplin diri.
5. Tahu mensyukuri diri, waktu dan lingkungannya.
6. Mau berjerih payah.
7. Bersedia belajar dari pengalaman dan kepahitan.
8. Menguasai Kemampuan menjual, kepemimpinan dan entrepreneurship, serta
menghayati dan mengamalkan Pancasila.
9. Membiasakan diri memberikan lebih daripada yang diterima.
10. Memperhatikan kesehatan diri.

Ada berbagai cara untuk menghadapi masalah dalam bisnis. Tips untuk menghadapi
masalah dalam bisnis yaitu :

1. Tenangkan pikiran

Menenangkan pikiran dan mengontrol emosi adalah hal pertama yang mesti
dilakukan. Tanpa pengelolaan pikiran dan emosi masalah yang dihadapi tidak akan
tersolusikan dengan baik. Jika ada masalah dalam berbisnis janganlah panik dan emosional.
Masalah kadang membuat tidak bisa berpikir jernih. Tetaplah bersikap tenang dan pikirkan
solusi untuk masalah bisnis. Pikiran yang emosi dan kemarahan justru akan membuat pikiran
tidak tenang dan biasanya malah akan memperburuk keadaan. Pikiran yang tenang akan
membuat lebih nyaman dan tidak bertindak tergesa – gesa.

2. Cobalah untuk berpikir positif

Apabila pikiran sudah tenang, maka langkah selanjutnya adalah berpikir positif.
Cobalah untuk berpikir positif dan optimis bahwa masalah yang dihadapi akan selesaikan
dengan segera. Ingatlah bahwa tidak ada masalah tanpa sebuah solusi. Berpikir secara move
on maka hal tersebut sudah pasti akan memberikan kemudahan yang lebih baik didalamnya.
Ini akan mampu menyediakan sesuatu yang tepat dan tak terduga itu sendiri. Jika anda bisa
move on maka anda pun akan bisa memperoleh sesuatu yang tepat ada didalamnya. Segeralah
melakukan resolusi dengan berpikir positif supaya solusi bisa dengan cepat dan tepat di
dalamnya.

3. Gunakan cara berpikir kreatif untuk menemukan solusi

xiii
`Tentunya bila ada masalah, maka harus segera menemukan solusinya. Terkadang
masalah tidak akan selesai dengan sendirinya. Oleh karena itu, Berpikir secara kreatif ini
solusi yang tepat. Ini akan membuat anda sanggup mendapatkan dan menemukan solusi
terkait apa yang harus anda lakukan selanjutnya. Jika mempunyai masalah dalam berbisnis
cobalah untuk mengkonsultasikannya kepada orang yang bisa di percaya. Carilah jalan
keluarnya dan segera selesaikan masalah tersebut agar tidak berkepanjangan.

4. Mintalah pertolongan Tuhan

Masalah ada karena ulah manusia sendiri dan Tuhan yang menyetujuinya. Tuhan
menyetujuinya dan kemudian menciptakan sebuah solusi dari masalah tersebut. Terkadang
terasa masalah itu seperti tidak ada jalan keluarnya sama sekali, padahal itu tidak mungkin.
Karena Tuhan telah menciptakan solusi dari masalah yang kita hadapi. Mendekatkan diri
kepada Tuhan juga dapat membantu berpikir tenang dan berpikir positif setiap tertimpa
masalah. Dalam hal ini berdoa akan bisa membuat semakin tenang.Yakinlah bahwa ini adalah
cara tuhan untuk menjadi semakin kuat lagi. Berpikirlah dengan tenang dan capailah
momentum yang tepat untuk bangkit. Yakinlah bahwa dengan berdoa maka jalan yang
menghalangi akan bisa terbuka dengan lebar.

5. Jangan Putus Asa dalam Menghadapi masalah

Berputus asa saat menghadapi masalah sama artinya telah gagal menghadapi ujian.
Sering kali, masalah itu membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan bisa bertahun – tahun
untuk menyelesaikannya. Ini akan menjadi tantangan emosional yang mengarahkan kepada
solusi instan dan melatih kesabaran kita dalam berbisnis. Jangan pernah menyerah dan juga
berputus asa. Yakini bahwa setiap masalah yang ada di depan itu adalah sebuah batu loncatan
untuk membuat lebih sukses dan lebih baik lagi di masa mendatang. Dengan cara tersebut,
pastinya akan memiliki pola berpikir yang lebih baik lagi. Di sisi lain, juga akan mampu
menemukan sebuah solusi yang tepat dari berserah diri dan meyakini bahwa selalu ada jalan
keluar.

6. Belajar Dari Kesalahan

Cara menghadapi masalah dalam bisnis yang terpenting adalah belajar dari kesalahan.
Perlu tahu apa saja hal-hal yang selama ini membuat bisnis kacau. Pada dasarnya semua itu
akan bisa diterapkan dengan mudah apabila paham tentang apa yang tepat dan sebaiknya
dilakukan. Dari sini anda akan bisa mengetahui bahwa anda harus melihat apa saja yang telah
dilakukan di belakang dan apa saja yang selama ini salah dari tindakan tersebut.

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, hal ini sudah pasti akan
membawa menuju keuntungan lagi. Dengan adanya langkah yang tepat dalam penyelesaian
masalah yang dihadapi, sudah pasti pelajaran yang akan anda terima dalam menghadapi
pahitnya permasalahan dalam bisnis dapat dengan mudah diatasi. Pada dasarnya sebuah
bisnis akan bisa sukses dengan gemilang apabila anda tahu bagaimana cara melakukan
semuanya dengan baik. Melalui metode dan penerapan yang tepat, sudah pasti bisnis tersebut
akan bisa menjadikan semakin sukses dan berjaya dengan gemilang. Di sisi lain, ini juga akan

xiv
menempa mental dan psikologis supaya bisa berjuang dengan lebih baik lagi dalam bisnis
tersebut.

E. Proses Pembentukan Modal

Modal usaha merupakan salah satu aspek yang harus ada dalam berwirausaha
disamping aspek lain yang tidak kalah penting yaitu SDM (keahlian tenaga kerja), teknologi,
ekonomi, dan organisasi atau legalitas. Modal usaha tidak hanya berupa uang, modal usaha yang
terpenting berada dalam diri sendiri. Karena dalam memulai suatu usaha hal yang paling dibutuhkan
adalah motivasi untuk memulai usaha itu sendiri.

Dalam mengawali usaha pasti akan menjumpai berbagai macam hambatan. Hambatan dalam
memiliki modal usaha sangatlah besar. Oleh karena itu, diperlukan persiapan-persiapan untuk
menghadapi hambatan. Persiapan yang dimaksud yaitu tekad dan kemauan diri sendiri untuk
membentuk modal. Tekad dan kemauan diri sendiri akan mendorong kekuatan mental untuk
menghadapi hambatan dalam pembentukan modal. Selain itu, tekad dan kemauan menjadi tonggak
utama untuk mengembangkan diri. Adapun proses yang harus dilakukan untuk mempersiapkan diri
dalam menghadapi berbagai hambatan pada pengembangan modal usaha yaitu:

1. Melalui pendidikan
Pendidikan menjadi aspek yang sangat penting untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
hambatan di dunia usaha. Pendidikan juga menjadi komponen penting untuk mendukung
pembentukan modal usaha. Biasanya di sekolah terdapat mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan yang telah diajarkan sejak dini. Melalui mata pelajaran ini siswa akan belajar
tentang cara berwirausaha, sehingga akan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri
siswa tersebut. Munculnya jiwa kewirausahaan pada siswa sejak usia dini akan membuat
siswa berpikir kreatif dan inovatif. Hal ini termasuk salah satu modal penting bagi
wirausahawan.

2. Belajar sendiri
Belajar tidak harus melalui lembaga pendidikan formal. Belajar dapat dilakukan secara
mandiri. Belajar sendiri dilakukan dengan melihat, mendengarkan, mengalami, dan
mempelajari suatu kejadian atau kegiatan. Dengan melihat dan mendengarkan kegiatan usaha
yang dilakukan orang sekitar akan memberikan pengetahuan bagaimana menjalankan usaha
yang baik. Belajar dari pengalaman juga akan membantu diri untuk mengembangkan modal
usaha. Selain itu, belajar sendiri dapat dilakukan melalui berbagai media digital seperti
YouTube, Google, Tik Tok, dan lainnya. Hal ini akan membantu dalam pembentukan relasi
dan mental wirausaha.

3. Berlatih berwirausaha
Setelah mendapat ilmu dari berbagai macam metode pembelajaran, selanjutnya ilmu yang
telah diperoleh tersebut harus diaplikasikan. Dengan berlatih dalam berwirausaha, para
wirausahawan pemula dapat mengumpulkan berbagai sumber modal yang ada. Untuk
merintis karir dalam kewirausahaan, cobalah untuk mengawalinya dengan bisnis kecil-kecilan
terlebih dahulu.

4. Membentuk dan membiasakan sifat berani

xv
Seorang wirausahawan harus memiliki sifat berani. Berani dalam hal ini berarti berani dalam
mengambil resiko dan berani untuk melangkah maju agar bisnisnya dapat berkembang.
Dengan sikap berani maka akan semakin banyak peluang yang ditangkap. Oleh karena itu,
seorang wirausahawan harus berani mengambil resiko, , berani untung, berani rugi, dan berani
mencoba hal baru agar menjadi wirausahawan yang sukses.

5. Membentuk dan membiasakan watak mental maju


Watak mental yang kuat sangat diperlukan dalam berwirausaha. Seorang wirausahawan harus
pantang menyerah, ulet, dan berpikiran maju. Hal ini akan membantu usahanya dalam
berkembang, karena watak tersebut akan membantu wirausahawan untuk menghadapi
persaingan di dunia bisnis. Dengan memiliki watak dan mental yang kuat wirausahawan akan
siap untuk menghadapi berbagai resiko dalam usahanya, mampu mengikuti arus
perkembangan bisnis, dan usahanya akan bertahan lama.

6. Percaya diri
Seorang wirausahawan harus memiliki sifat percaya diri. Wirausahawan harus memiliki rasa
percaya diri agar tidak minder dengan produk lain. Sifat percaya diri akan membawa perasaan
optimistis. Dengan perasaan optimis akan akan menumbuhkan pemikiran untuk berkembang.
Dorongan untuk berkembang ini akan memunculkan ide-ide baru sehingga produk yang
ditawarkan dapat bersaing di dunia bisnis.

7. Berpikir kreatif dan inovatif


Berpikir kreatif dan menciptakan ide baru yang inovatif sangat diperlukan oleh seorang
wirausahawan. Melalui ide-ide kreatif dan inovatif yang diciptakan oleh seorang
wirausahawan ini tentunya akan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk mencoba
barang tersebut. Hal ini dikarenakan masyarakat akan cenderung tertarik pada hal baru dan
unik. Ide kreatif yang dikemas dengan baik akan menumbuhkan daya tarik pada konsumen.

Untuk mendukung pengembangan diri dalam menghadapi berbagai hambatan dalam


pembentukan modal wirausaha, terdapat kekuatan yang tersimpan dalam diri setiap orang. Sebagai
seorang wirausahawan, harus disadari bahwa di dalam diri seseorang pasti memiliki berbagai bentuk
sumber kekuatan. Kekuatan dalam diri ini akan mengundang datangnya modal baik berupa modal
secara materi maupun non materi. Sumber kekuatan tersebut antara lain:

● Kekuatan pengetahuan
Pengetahuan sangat penting dalam wirausaha. Dengan pengetahuan yang luas akan
mengurangi resiko dalam berwirausaha, seperti kegagalan, kecurangan, dan penipuan.
Dengan pengetahuan seseorang dapat menghindari kesalahan dalam menjalin usaha dengan
orang lain.

● Sikap mental
Sikap mental yang baik menjadi modal yang sangat penting bagi seorang wirausahawan.
Seorang wirausahawan yang tidak memiliki sikap mental akan memiliki kecenderungan
mengalami keterlambatan dalam usahanya, sehingga usaha tersebut tidak akan berkembang
atau bahkan meredup hingga mati.

● Keahlian
Keahlian adalah pondasi yang penting untuk keberhasilan dalam kewirausahaan. Keahlian
memungkinkan seorang wirausahawan untuk melakukan tugas-tugas secara efisien, hal
tersebut dapat menghemat waktu dan sumber daya yang berharga. Selain itu keahlian akan

xvi
membantu dalam menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan
kepuasan konsumen.

● Keterampilan
Sama dengan keahlian, keterampilan dalam akan sangat berguna untuk membuka peluang
bisnis. Keterampilan akan membantu wirausahawan untuk mendirikan usaha sesuai dengan
yang diminati dan keahliannya. Biasanya usaha yang sesuai dengan passion dari
wirausahawan tersebut akan cenderung bertahan lama karena tidak dibuat hanya berdasarkan
tren di kalangan masyarakat.

● Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang paling berharga, karena pengalaman memberikan pelajaran
langsung berupa praktek sesuai dengan realita yang terjadi. Sehingga pengalaman akan
memberikan kesan yang mendalam karena pengalaman tidak hanya memberikan teori, tetapi
kenyataan langsung di kehidupan nyata. Pengalaman akan menjadi bekal penting dalam
berwirausaha. Pengalaman akan memberi pengetahuan yang luas sehingga wirausahawan
akan menjadi lebih terampil dan berhati-hati dalam mengelola usahanya.

● Relasi
Seorang wirausahawan pasti membutuhkan orang lain agar dapat menjalankan usahanya.
Oleh karena itu, relasi menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis. Dengan memiliki relasi
yang luas peluang usaha yang tercipta juga akan semakin baik. Relasi yang luas akan
membantu dalam menjalankan usaha. Namun sebagai seorang wirausahawan yang baik, kita
harus berhati-hati dalam menjalin interaksi dengan orang lain, agar tidak menimbulkan
kerugian pada diri sendiri maupun orang lain.

Sumber kekuatan dalam diri merupakan modal potensial yang akan mengundang modal
material. Hal tersebut akan terwujud jika dikombinasikan dengan kekuatan mental kesediaannya
berupaya dan mendirikan usaha. Orang yang memiliki modal potensial itulah yang dapat dipercaya
dan akan membawa keberhasilan dalam mengelola suatu kegiatan usaha.

1. Modal

Modal bukanlah hanya soal uang, sikap berpikir itulah modal, modal yang dapat menggali
uang. Uang adalah alat pembantu perluasan kesempatan usaha, bukan modal mendirikan usaha.

Modal berperan penting dalam menjalankan usaha. Modal dapat membina sikap mental
wirausaha, maka dari itu perlu adanya pembahasan yang memberikan cakrawala pandangan yang luas
untuk menumbuhkan keyakinan diri dan percaya diri pada diri wirausahawan. Banyak kalangan yang
memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami
bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting
tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola
modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar. (Amirullah, 2005:7).

Modal memiliki pengertian yang luas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, modal
didefinisikan sebagai uang pokok atau uang yang dipakai sebagai induk untuk berniaga, melepas uang
dan sebagainya dan harta benda yang dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang dapat
menambah kekayaan dan sebagainya. Modal juga dapat diartikan sebagai barang yang digunakan
sebagai dasar atau bekal untuk bekerja. Sedangkan, menurut para ahli definisi modal adalah :

xvii
1. Lawrence J. Gitman
Menurut Lawrence J. Gitman, pengertian modal adalah bentuk pinjaman dalam jangka waktu
tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, atau semua hal yang ada di bagian kanan neraca
perusahaan selain kewajiban saat ini.

2. Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto, pengertian modal adalah hasil produksi yang digunakan kembali
untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, kemudian modal ditekankan pada
nilai, daya beli, atau pun kekuasaan menggunakan yang ada dalam barang-barang modal.
Selain itu, menurut Bambang Riyanto (1997:19) pengertian modal usaha sebagai ikhtisar
neraca suatu perusahaan yang menggunakan modal konkret dan modal abstrak. Modal konkrit
dimaksudkan sebagai modal aktif sedangkan modal abstrak dimaksudkan sebagai modal.

3. Drs. Moekijat
Menurut Moekijat, definisi modal adalah semua hal yang dimiliki oleh perusahaan, meliputi
uang tunai, kredit, hak membuat, serta menjual sesuatu(berupa paten), mesin-mesin, dan
property.

Modal usaha dapat diartikan sebagai dana yang digunakan untuk menjalankan suatu usaha
agar tetap berjalan. Modal usaha juga dapat diartikan dari berbagai aspek, yaitu:

1. Modal pertama kali buka usaha


2. Modal untuk melakukan perluasan usaha dan
3. Modal untuk menjalankan usaha sehari-hari.

Berdasarkan manfaatnya, modal usaha terbagi atas:

1. Modal kerja, dikenal juga dengan harta lancar yang lebih identik dengan modal berbentuk
modal uang yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran produksi atau
kegiatan operasional seperti:

● Membeli bahan baku atau bahan pembantu.


● Membiayai gaji karyawan.
● Membiayai listrik, air, telepon, dan internet.
● Biaya transportasi.
● Biaya administrasi dan umum.

2. Modal investasi (aset), dikenal dengan harta tetap, merupakan uang yang dikeluarkan untuk
membeli barang-barang. Apabila usaha yang dijalankan berupa produksi maka dialokasikan
untuk membeli peralatan dan mesin-mesin produksi. Apabila usaha di bidang jasa investasi
biasanya dalam bentuk sewa atau beli tempat serta peralatan yang mendukung usaha.

2. Jenis-Jenis MOdal

Menurut Dr. Suparman Sumahamijaya terdapat 5 modal untuk menumbuhkan sikap mental
wirausaha:

1. Kemerdekaan.
Karena kemerdekaan menyediakan kesempatan. Kesempatan ini dapat digunakan
untuk berwirausaha secara mandiri tanpa tekanan atau tuntutan dari orang lain.

xviii
2. Kesempatan
Kesempatan akan menjadi sumber penghasilan apabila ditopang melalui
pembentukan modal. Kesempatan yang digunakan dengan baik akan menghasilkan:
a. Sumber penghasilan
b. Pembentukan modal

3. Diri sendiri
Di dalam diri terdapat instrumen berpikir dengan sikap mental wirausaha, yaitu:
a. Gagasan ide
b. Inisiatif dan praaksara
c. Kreativitas
d. Self motivation
e. Dapat bekerja sama
f. Tahu apa maunya hidup
g. Tahu menghitung resiko
h. Mampu mencegah hambatan mental
i. Meningkatkan keterampilan

4. Waktu
Waktu adalah modal yang harus digunakan sebaik-baiknya untuk membangun masa
depan dengan bekerja, belajar, dan menyelidiki sesuatu untuk kemudian diketahui,
diterjuni, dan diolah.

5. Belajar
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya:
a. belajar mandiri
b. merantau
c. mencari pengalaman
d. bersekolah
Melalui gambaran dan proses terjadinya modal dapat disimpulkan bahwa:
Modal bukanlah uang. Sikap berpikir itulah modal. Modal yang dapat menggali uang. Uang adalah
alat pembantu perluasan kesempatan usaha, jadi bukan modal untuk mendirikan usaha. Maka
belajarlah untuk mewujudkan usaha tanpa uang, sehingga dapat dimengerti bahwa energi di dalam
diri adalah modal yang amat besar.
3. Sumber Modal Usaha

Modal uang (finansial) merupakan hal yang penting. Meski sebenarnya uang bukanlah modal
yang terpenting ketika memulai dan mengembangkan usaha. Tidak ada usaha yang benar-benar
dimulai dari nol. Seorang pengusaha diharapkan tidak menyerah menghadapi masalah kelangkaan
modal. Terdapat sejumlah sumber modal yang dapat membiayai usaha para wirausahawan baru.

Dalam memulai usaha diperlukan adanya modal secara finansial. Tentunya modal ini dapat
diperoleh dari beberapa sumber yang akan membantu para perintis usaha dalam mengembangkan
usahanya. Berikut skema sumber dana yang disediakan pemerintah bagi para perintis usaha:

xix
Gambar 5.1 Skema Sumber Modal Usaha (Sari Juliati,S.P.)

Sumber-sumber modal usaha terdiri dari :

1. Modal sendiri
Modal sendiri adalah dana yang disiapkan oleh pengusaha dalam memulai dan
mengembangkan usaha dan berasal dari tabungan yang disisihkan dari pendapatan masalalu,
baik disimpan di rumah maupun di bank dalam bentuk simpanan dan deposito. Modal sendiri
juga dapat berasal dari penjualan barang.

Kelebihan modal sendiri yaitu:

a. Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi
beban perusahaan.
b. Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran
pemilik modal.
c. Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama.
d. Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik
akan tertanam lama dan tidak ada masalah jika pemilik modal ingin mengalihkan ke
pihak lain.

Sedangkan, kekurangan modal sendiri yaitu :

a. Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat


tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif terbatas.
b. Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon
pemegang saham baru) sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan
prospek usahanya.
c. Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri
motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing.

2. Modal Pinjaman
Modal Pinjaman Modal pinjaman dapat diperoleh dari lembaga keuangan. Lembaga
keuangan merupakan badan usaha yang berfungsi menghimpun dana dari Masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam
jumlah banyak. Sumber dana dari modal pinjaman dapat diperoleh dari:

xx
1. Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta maupun pemerintah atau
perbankan asing.
2. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura,
asuransi leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya
3. Pinjaman dari perusahaan non keuangan.

Kelebihan modal pinjaman adalah:


a. Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal pinjaman ke
berbagai sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan layak, perolehan dana tidak
terlalu sulit. Banyak pihak berusaha menawarkan dananya ke perusahaan yang dinilai
memiliki prospek cerah
b. Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal sendiri.
Jika menggunakan modal pinjaman, motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi,
ini disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman. Selain
itu, perusahaan juga berusaha menjaga image dan kepercayaan perusahaan yang
memberi pinjaman agar tidak tercemar.

Sedangkan kekurangan modal pinjaman yaitu :


a. Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman yang
diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban untuk membayar
jasa seperti: bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, materai dan
asuransi.
b. Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah
disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami likuiditas merupakan
beban yang harus ditanggung.
c. Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang
mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman.
sehingga akan menjadi beban moral atas utang yang belum atau akan dibayar
(Kasmir, 2007:91).

3. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bidang usahanya adalah jasa simpan
pinjam bagi anggotanya. Sedangkan unit simpan pinjam koperasi adalah koperasi dengan
beberapa unit usaha dan salah satu unit usahanya yaitu simpan pinjam.

4. Modal Patungan

Caranya dengan menggabungkan antara modal sendiri dengan modal satu orang
teman atau beberapa orang (yang berperan sebagai mitra usaha). (Jackie Ambadar, 2010:15).

xxi
F. KEWASPADAAN MENTAL WIRASWASTA/WIRAUSAHA

Kewaspadaan mental sangat diperlukan untuk menemukan peluang dan kesempatan


yang baik. Kesempatan baik inilah membawa wirausaha menuju tercapainya tujuan dan
keberhasilan. Dengan kerja keras akan memperoleh kesempatan dan peluang yang baik serta
tidak dapat didapatkan dengan pandangan mata semata, namun ditangkap dengan
kewaspadaan mental yang memadai.

Berikut merupakan beberapa tantangan-tantangan kesehatan mental yang umum


diderita oleh para wirausahawan, antara lain:

1. Stres: Stres adalah masalah kesehatan mental yang paling umum yang dihadapi oleh
para pengusaha, dengan 41% pengusaha mengalaminya. Tekanan dalam menjalankan
bisnis, memenuhi tenggat waktu, dan mengelola keuangan dapat menyebabkan stres
kronis, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
2. Kecemasan: Kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang umum dihadapi oleh
para pengusaha, dengan 21% pengusaha mengalaminya. Ketidakpastian dan
ketidakpastian dalam menjalankan bisnis dapat menyebabkan kecemasan, yang dapat
mengganggu pengambilan keputusan dan produktivitas.
3. Depresi: Depresi juga merupakan masalah kesehatan mental yang signifikan yang
dihadapi oleh para pengusaha, dengan 19% pengusaha mengalaminya. Isolasi, jam
kerja yang panjang, dan tekanan keuangan dalam menjalankan bisnis dapat
menyebabkan depresi, yang dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan
mental dan fisik.
4. Kelelahan: Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang
disebabkan oleh stres berkepanjangan dan terlalu banyak bekerja. Pengusaha berisiko
tinggi mengalami burnout karena tuntutan menjalankan bisnis dan tekanan untuk
sukses.
5. Kurangnya perawatan diri: Banyak pengusaha yang mengabaikan perawatan diri
mereka sendiri, seperti tidur yang cukup, olahraga, dan waktu relaksasi. Mentalitas
"waktu adalah uang" dapat menyebabkan kurangnya keseimbangan antara pekerjaan
dan kehidupan pribadi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan
fisik.
6. Isolasi sosial: Pengusaha sering bekerja berjam-jam dan mungkin tidak memiliki
banyak interaksi sosial, yang dapat menyebabkan perasaan kesepian dan terisolasi.
Hal ini dapat menyebabkan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.
7. Stres keuangan: Stres keuangan adalah masalah yang umum dialami oleh para
pengusaha, terutama pada tahap awal memulai bisnis. Tekanan untuk menghasilkan
keuntungan dan mengelola keuangan dapat menyebabkan kecemasan dan stres.
8. Resiko bunuh diri: Dalam kasus-kasus ekstrim, pengusaha mungkin memiliki resiko
bunuh diri yang lebih tinggi karena stres dan tekanan dalam menjalankan bisnis.

Secara keseluruhan, pengusaha menghadapi berbagai tantangan kesehatan mental


yang dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kesejahteraan dan kesuksesan bisnis
mereka. Penting bagi para pengusaha untuk memprioritaskan kesehatan mental mereka dan

xxii
mencari dukungan saat dibutuhkan.adapun beberapa strategi yang dapat membantu para
pengusaha menjaga kesehatan mental mereka:

1. Berlatih meditasi kesadaran: Meditasi kesadaran adalah teknik yang dapat membantu
mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Teknik ini melibatkan fokus pada saat ini
dan menerima pikiran dan perasaan tanpa menghakimi. Berlatih meditasi kesadaran
secara teratur dapat membantu pengusaha tetap tenang dan fokus dalam menghadapi
tantangan.
2. Tetapkan batasan: Pengusaha sering kali bekerja berjam-jam dan mungkin merasa
tertekan untuk selalu siap sedia selama 24 jam. Menetapkan batasan-batasan seputar
jam kerja dan waktu pribadi dapat membantu mencegah kelelahan dan meningkatkan
keseimbangan kehidupan kerja.
3. Beristirahat: Beristirahat secara teratur sepanjang hari dapat membantu meningkatkan
fokus, produktivitas, dan kreativitas. Pengusaha dapat beristirahat sejenak untuk
melakukan peregangan, berjalan kaki, atau melakukan latihan pernapasan untuk
membantu mengurangi stres dan meningkatkan kejernihan mental.
4. Mencari dukungan sosial: Pengusaha dapat mengambil manfaat dari memiliki
jaringan pendukung seperti keluarga, teman, atau mentor yang dapat memberikan
dukungan emosional dan saran. Berbicara dengan orang lain tentang tantangan dan
berbagi pengalaman dapat membantu mengurangi perasaan terisolasi dan
meningkatkan kesehatan mental.
5. Memprioritaskan perawatan diri: Pengusaha harus memprioritaskan perawatan diri
mereka sendiri dengan tidur yang cukup, berolahraga, dan waktu relaksasi. Merawat
kesehatan fisik dapat memberikan efek positif pada kesehatan mental dan
kesejahteraan secara keseluruhan.
6. Belajarlah untuk mendelegasikan: Pengusaha sering merasa bahwa mereka harus
melakukan semuanya sendiri, tetapi belajar mendelegasikan tugas kepada orang lain
dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas. Mendelegasikan
tugas juga dapat membantu pengusaha fokus pada kekuatan dan minat mereka.
7. Tetap terorganisir: Tetap terorganisir dapat membantu mengurangi stres dan
meningkatkan produktivitas. Pengusaha dapat menggunakan alat seperti kalender,
daftar tugas, dan perangkat lunak manajemen proyek untuk membantu tetap fokus
pada tugas dan tenggat waktu.

Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan pengusaha dapat meningkatkan


kesehatan mental dan kesejahteraan mereka, sehingga dapat berdampak positif pada
kesuksesan bisnis mereka.

Dukungan dari keluarga, teman, dan tim sangat penting bagi para wirausahawan
untuk menjaga kesehatan mental mereka. Berikut adalah beberapa hal ataupun topik yang
dapat didiskusikan agar membentuk hubungan yang positif :

1. Dukungan keluarga: Dukungan keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan


praktis bagi pengusaha. Anggota keluarga dapat memberikan semangat, saran, dan

xxiii
bantuan dalam mengasuh anak atau tugas-tugas rumah tangga untuk mengurangi stres
dan meluangkan waktu bagi pengusaha.
2. Dukungan teman: Teman dapat menyediakan jaringan sosial bagi para pengusaha,
yang dapat membantu mengurangi perasaan terisolasi dan kesepian. Teman juga dapat
menawarkan perspektif yang berbeda tentang tantangan dan memberikan dukungan
emosional.
3. Dukungan tim: Tim yang suportif dapat membantu pengusaha mengelola beban kerja
dan mengurangi stres. Sebuah tim dapat memberikan keahlian, berbagi tanggung
jawab, dan menawarkan dukungan emosional.
4. Pentingnya komunikasi: Komunikasi adalah kunci untuk mendapatkan dukungan dari
keluarga, teman, dan anggota tim. Pengusaha harus mengomunikasikan kebutuhan
dan kekhawatiran mereka kepada jaringan pendukung mereka dan terbuka untuk
menerima umpan balik dan saran.
5. Mendorong perawatan diri: Keluarga, teman, dan anggota tim dapat mendorong
pengusaha untuk memprioritaskan perawatan diri mereka sendiri, seperti tidur cukup,
olahraga, dan waktu relaksasi. Mereka juga dapat membantu pengusaha menetapkan
batasan dan beristirahat saat dibutuhkan.

Dengan memberikan dukungan dan dorongan, keluarga, teman, dan anggota tim dapat
membantu wirausahawan menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan mereka, yang dapat
memberikan dampak positif terhadap kesuksesan dalam berbisnis ataupun berwirausaha.

Ada pula beberapa stigma seputar masalah kesehatan mental yang masih ada di dunia
bisnis/usaha, yang dapat menyulitkan pengusaha untuk mencari bantuan dan dukungan.
Berikut ini adalah beberapa stigma umum terkait kesehatan mental di dunia bisnis dan
strategi untuk mengatasinya:

1. Stigma kelemahan:

Masalah kesehatan mental sering kali dilihat sebagai tanda kelemahan dalam dunia
bisnis. Hal ini dapat menyulitkan pengusaha untuk mencari bantuan dan dukungan, karena
mereka mungkin takut dianggap tidak kompeten atau tidak dapat diandalkan. Untuk
mengatasi stigma ini, penting untuk menyadari bahwa masalah kesehatan mental adalah hal
yang umum dan dapat memengaruhi siapa saja, terlepas dari kekuatan atau kompetensi
mereka.

2. Stigma rasa malu:

Masalah kesehatan mental sering dikaitkan dengan rasa malu dan aib dalam dunia
bisnis. Hal ini dapat menyulitkan pengusaha untuk membicarakan perjuangan mereka dan
mencari bantuan. Untuk mengatasi stigma ini, penting untuk menyadari bahwa masalah
kesehatan mental bukanlah kegagalan pribadi, melainkan kondisi medis yang membutuhkan
perawatan dan dukungan.

3. Stigma diskriminasi:

xxiv
Masalah kesehatan mental juga dapat distigmatisasi melalui diskriminasi di tempat
kerja. Pengusaha mungkin khawatir bahwa mengungkapkan masalah kesehatan mental
mereka akan menyebabkan diskriminasi atau konsekuensi negatif, seperti kehilangan
pekerjaan atau dilewatkan untuk promosi. Untuk mengatasi stigma ini, penting untuk
menyadari bahwa masalah kesehatan mental dilindungi oleh hukum dan pengusaha memiliki
tanggung jawab untuk memberikan dukungan dan akomodasi bagi karyawan dengan masalah
kesehatan mental.

4. Strategi untuk mengatasi stigma:

Untuk mengatasi stigma terkait isu kesehatan mental di dunia bisnis, penting untuk
meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang isu kesehatan mental. Hal ini dapat dilakukan
melalui program pelatihan, lokakarya, dan seminar yang memberikan informasi mengenai
isu-isu kesehatan mental dan cara mencari bantuan. Penting juga untuk menciptakan budaya
tempat kerja yang mendukung yang mendorong komunikasi terbuka dan menyediakan
sumber daya untuk mendukung kesehatan mental, seperti program bantuan karyawan dan
tunjangan kesehatan mental.

Dengan mengatasi stigma terkait masalah kesehatan mental, pengusaha dapat merasa
lebih nyaman untuk mencari bantuan dan dukungan ketika mereka membutuhkannya, yang
dapat meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Kewaspadaan mental perlu dilatih dan dikembangkan kemampuannya agar


menciptakan mental yang tajam dan tinggi. Kemampuan mental adalah kemampuan memakai
pikiran dan perasaan yang wujudnya antara lain:

1. Penyerapan : kemampuan berpikir dan merasakan sesuatu secara mendalam,


serta melihat pikiran secara batin dengan penuh perhatian.

2. Penyimpanan : kemampuan menyimpan dan menanamkan pikiran ataupun


perasaan di dalam ingatan. Hal ini sewaktu-waktu dapat dikeluarkan kembali.

3. Pemakaian pemikiran : kemampuan mengupas, membahas, dan menilai


secara objektif terhadap suatu persoalan.

4. Daya cipta : kemampuan melihat di dalam pikiran supaya bisa tahu sesuatu
sebelum dan selanjutnya. Kemampuan melahirkan dan mewujudkan ide baru
atau gagasan-gagasan kreativitas.

xxv
G. BEKERJASAMA DENGAN ORANG LAIN

Diri sendiri, tenaga, kekuatan, dan waktu adalah modal pokok/dasar untuk melakukan
pekerjaan. Namun, hal ini bersifat terbatas, kenyataan menunjukkan bahwa banyak jenis
pekerjaan dan bagian pekerjaan yang harus dikerjakan orang lain. Dalam menjalankan suatu
usaha atau perusahaan pada umumnya usaha sendiri tidak dapat mencapai ukuran yang besar
dan maksimal. Untuk itu diperlukannya kolaboratif yaitu dengan cara bekerja sama dengan
orang lain.

Apabila memutuskan untuk bekerjasama dengan orang lain, maka perlu diaturnya
hubungan yang baik tentang hak dan kewajiban serta tanggung jawab masing-masing. Agar
kerjasama menjadi kokoh dan kuat, perlu adanya beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain:

1. Toleransi

Dalam bekerjasama butuh adanya toleransi, karena perbedaan pendapat mungkin


sering ada diantara individu. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus bisa
menghargai masukan dari orang lain, serta mendiskusikan pekerjaan ke arah yang
benar untuk mewujudkan tujuan bersama menuju kesuksesan usaha.

2. Disiplin

Di setiap menjalankan usaha diperlukan sikap disiplin dalam melakukan pekerjaan


dan diskusi/rapat. Seorang wirausaha harus disiplin terhadap waktu agar bisa
memanfaatkan peluang dan setiap kesempatan yang ada, sebab peluang ataupun
kesempatan hanya ada satu kali dan tidak tentu datang dilain waktu.

3. Solidaritas

Solidaritas dalam tim bisa diwujudkan apabila sudah menaruh kepercayaan di


setiap individu partner kerjasama.

4. Kerukunan

Menjaga sikap di setiap pergaulan dengan orang lain itu penting. Seorang
wirausaha harus bersikap ramah, baik, sopan, dan santun dalam bekerjasama
dengan orang lain, sehingga bisa terwujudnya rasa aman, nyaman, dan rukun
untuk mengembangkan usaha.

5. Tekad

Bekerjasama dilakukan oleh seorang wirausaha agar mencapai tujuan bersama


yaitu untuk mengembangkan usahanya. Perlu adanya tekad untuk mewujudkan hal
tersebut. Apabila seorang wirausaha lupa akan tujuan awal yang dituju, usaha
tidak akan berkembang dan terarah dengan benar untuk menuju di jalan
kesuksesan dalam berbisnis.

xxvi
Ada pula hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha agar bisa membina
kerjasama dengan orang lain, antara lain:

1. Keterampilan berkomunikasi

Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Hal


ini termasuk mendengar saran ataupun respon dari orang lain dan mampu
menjelaskan ide-ide kreatif untuk usaha kepada rekan-rekan kerja secara jelas
dan mudah dimengerti.

2. Memiliki jiwa kepemimpinan

Seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya harus mengerti dan


memahami bagaimana mengatur dan mengarahkan usahanya ke arah sesuai
tujuan awal yang ingin dicapainya. Namun, juga harus mengikuti saran dan
pendapatan rekan kerja yang lain apabila hal tersebut membawa baik bagi
usaha.

3. Mampu menangani masalah

Untuk menjadi seorang wirausaha seharusnya sudah siap untuk menghadapi


resiko ataupun tantangan-tangan yang akan ada dalam menjalankan usahanya.
Dalam menangani masalah yang ada diperlukan untuk menghindari keadaan
cemas dan khawatir yang berlebihan. Seorang wirausaha harus bisa berpikir
secara rasional yakni dengan dimulai menerima keadaan dan mulai mencari
solusi untuk masalah yang dihadapinya.

4. Dapat dipercaya

Seorang wirausaha harus mampu diandalkan dalam setiap situasi. Apabila


dihadapkan oleh suatu keadaan yang mana membuat seorang wirausaha
mempertanggungjawabkan hal yang diusahakannya dengan selalu siap sedia.
Oleh karena itu diperlukan pula sikap-sikap seperti jujur, memegang prinsip,
dan memenuhi janji.

Kerja sama tidak hanya dilakukan dengan sesama rekan kerja, namun
juga dengan pemasok dan konsumen yang terlibat dalam keberlangsungan
usaha. Berikut ini adalah alasan mengapa kerjasama dengan pemasok dan
konsumen menjadi pion paling penting dalam usaha berbisnis:

1. Kerjasama dengan pemasok akan memudahkan seorang wirausaha


untuk mendapatkan kebutuhan dasar dan modal bagi usahanya.
Kerjasama ini menguntungkan kedua pihak sehingga dapat
meningkatkan kualitas usaha.

xxvii
2. Kerjasama dengan konsumen akan berpengaruh positif bagi seorang
wirausaha. Selain dapat memperoleh keuntungan dari bisnis usahanya,
juga dapat menampung ide-ide inovatif tentang saran ataupun pendapat
dari konsumen, sehingga wirausaha dapat memunculkan kreativitas
bagi usahanya.

3. Ketjasama dengan rekan bisnis/klien juga dapat mrmbangun jejaring


sosial di dunia bisnis dan memperbesar peluang usaha.

Selama kepentingan bersama dijadikan sebagai dasar adanya


kerjasama, maka akan berdampak pada keberhasilan usaha dan dapat
mencetak pekerjaan-pekerjaan besar sebagai tempat lapangan usaha.

Namun, apabila ada salah satu pikiran negatif yang masuk dalam
kerjasama, seperti penyakit iri hati maka akan ada bahaya besar yang
mengancam kelangsungan jalannya usaha. Unsur yang dapat ditunjukan
dengan mengaku bahwa diri ini sebagai wirausaha dapat bekerja baik,
akan sangat berpengaruh pada baiknya kerjasama dan demi kemajuan
bersama. Maka pengakuan dari masing-masing pihak juga perlu dilakukan
dan diusahakan.

xxviii
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2017. Keadaan Angkatan Kerja Di Indonesia Agustus 2017. Jakarta:
BPS RI
Badan Pusat Statistik. 2018. Keadaan Angkatan Kerja Di Indonesia Agustus 2018. Jakarta:
BPS RI
Badan Pusat Statistik. 2019. Keadaan Angkatan Kerja Di Indonesia Agustus 2019. Jakarta:
BPS RI.
Badan Pusat Statistik. 2020. Keadaan Angkatan Kerja Di Indonesia Agustus 2020. Jakarta:
BPS RI.
Badan Pusat Statistik. 2021. Keadaan Angkatan Kerja Di Indonesia Februari 2021. Jakarta:
BPS RI.
Mulyadi, S. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Prespektif Pembangunan. Jakarta,
PT.Raja Grafindo Persada.
Suryana. 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses, Jakarta:
Salemba

xxix

Anda mungkin juga menyukai