Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SIKAP MENTAL WIRAUSAHA

Disusun Oleh :

Dyah Nur Yuniastuti

NIM. K3317025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2017

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sikap Mental
Wirausaha” ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan. Makalah ini
di harapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, dan sebagai referensi
tambahan dalam belajar materi sikap mental kewirausahaan.

Saya sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu


mata kuliah Kewirausahaan, Ibu Budi Utami, S.Pd M.Pd. dan semua pihak yang
turut membantu proses penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita tentang kewirausahaan.

Surakarta, September 2017

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….... 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... 2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 3

A.Pendahuluan…………………………………………………………….. 3
B.Rumusan Masalah……………………………………………………..... 4
C.Tujuan…………………………………………………………………... 4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………… 5

A.Kondisi Wirausaha/Wiraswasta……………………………….................. 5
B.Sikap Mental Wirausaha………………………………………….............. 6
C.Menyikapi Hambatan.
……………………………………………………………....... 8
D.Proses Pembentukan
Modal……………………………………………………...........................9
E.Kewaspadaan Mental
Wiraswasta/wirausaha…………………………………………………....11

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..14

A.Kesimpulan……………………………………………………………... 14
B.Saran……………………………………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya
dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh
wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik
dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Suatu pernyataan
yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu
membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah
penduduknya. Dengan demikian sektor swasta merupakan unsur penting
dalam perekonomian suatu negara, karena itu kewirausahawan mempunyai
peran penting dalam pembangunan nasional dibidang perekonomian.
Wirausahawan adalah inovator, sebagai individu yang mempunyai
naluri untuk melihat peluang-peluang, mempunyai semangat, kemampuan
dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir lamban dan malas. Untuk
menjadi seorang wirausahawan yang berhasil diperlukan sikap mental
wirausaha yang mumpuni. Sikap mental wirausaha merupakan unsur
penting sebagai dasar dan titik tolak mencapai hasil dalam perjuangan
hidup.
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin
untuk selalu dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah
orang menjadi sosok yang tinggi budi atau sebaliknya menjadi orang yang
jahat dan culas. Orang baik budi merupakan kader pembangunan
bangsa,sedangkan orang jahat akan menjadi beban masyarakat dari bangsa
itu sendiri.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi wirausaha/wiraswasta di Indonesia?
2. Mengapa sikap mental wirausaha menjadi sangat penting dalam
berwirausaha?
3. Bagaimana usaha menyikapi hambatan dalam berwirausaha?
4. Modal-modal apa sajakah yang harus dimiliki agar menjadi seorang
wirausahawan yang sukses?
5. Bagaimana cara mengembangkan kewaspadaan mental
wiraswasta/wirausaha?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang kondisi wirausaha/wiraswasta di Indonesia
2. Mengetahui tentang alasan sikap mental wirausaha menjadi sangat
penting dalam berwirausaha
3. Mengetahui tentang cara menyikapi hambatan dalam berwirausaha
4. Mengetahui tentang modal-modal apa saja yang harus dimiliki agar
menjadi seorang wirausahawan yang sukses
5. Bagaimana cara mengembangkan kewaspadaan mental
wiraswasta/wirausaha?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Wirausaha/Wiraswasta
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia banyak
menerima bentuk kepincangan dan kemiskinan sebagai urusan politik
penjajahan. Keadaan sosial ekonomi yang buruk membuat kemampuan
kreativitas bangsa hampir tidak tumbuh. Keadaan perekonomian pada
masa kemerdekaan juga belum mantap. Hal demikian ini tentu mempunyai
dampak yang merugikan bagi pertumbuhan pembentukan
kewirausahaan/kewiraswastaan.
Bekerja di sektor swasta masih menghadapi hambatan-hambatan
maupun dibatasi baik kegiatannya maupun orangnya. Sehingga
pengembangan kewirausahaan/kewiraswastaan di Indonesia mengahadi
pula masalah kwantitas dan kwalitas.
Gambaran kondisi usaha swasta kecil dalam garis besarnya dapat
diutarakan sebagai berikut :
1. Tingkat pendidikan rendah; bersikap tradisional
2. Lemah dalam menejemen dan organisasi usaha
3. Biasanya mati hidupnya usaha tergantung diri seseorang
4. Kelemahan financial
5. Kemampuan teknis untuk memproduksi barang sulit ditingkatkan
baik kwantitas maupun kwalitasnya
6. Lokasi usaha yang tidak strategis
7. Kurang memperhatikan dokumen-dokumen yang dapat
memberikan keamanan/bantuan terhadap pengembangan usaha
Selain itu kelemahan yang melekat kepada bangsa Indonesia adalah
kelemahan sikap mental. Kelemahan sikap mental itu adalah sikap mental
negatif yaitu sikap mental dan tingkah laku yang bersumber pada sikap
berfikir negatif.

5
Prof. Koentjoroningrat dalam Kebudayaan, Mentalitet dan
Pembangunan menyatakan kelemahan mental bangsa Indonesia yaitu :
1. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
2. Sifat mentalitet yang suka menerobos
3. Sifat tidak percaya pada diri sendiri
4. Sifat tidak berdisiplin murni
5. Sifat mentalitet yang suka mengorbankan tanggung jawab yang
kokoh

Kita mengharapkan secara nasional, kita memiliki bangsa yang kelak


dapat berdiri penuh atas nilai-nilai kepribadian yang bermutu tinggi. Jadi
kewirausahaan terdiri dari 3 bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan
yaitu :

1. Sikap mental wiraswasta (wirausaha)


2. Kewaspadaan mental wiraswasta (wirausaha)
3. Keahlian dan ketrampilan wiraswasta (wirausaha)

B. Sikap Mental wirausaha


Sikap mental wirausaha merupakan unsur penting sebagai dasar dan
titik tolak mencapai hasil dalam perjuangan hidup. Pembinaan mental dan
kepribadian ini dapat dikatakan lebih menitik beratkan membedah pada
“tenaga dalam”, seperti kejujuran, ketekunan, keuletan, kemauan,
tanggung jawab, percaya dii, rajin berdaya upaya, tidak lekas putus asa,
pemikiran dari diri sendiri, tidak mengharap belas kasihan, lebih banyak
berfikir dan berbuat kreatif.
Kepribadian adalah keseluruhan dari sifat-sifat jasmani, pikiran, jiwa
dan watak seseorang sehingga membedakan seseorang dari yang lain.
Suatu kepribadian yang baik adalah suatu kekuatan yang dapat
menciptakan sesuatu yag menakjubkan. Kepribadian merupakan nilai

6
tertinggi bagi wirausaha yang sukses karena itu bila ingin mencapai sukses
sebagai wirausaha maka harus memiliki kepribadian yang baik.
Karena itu perlu selalu diusahakan :
1. Mengembangkan persahabatan dengan siapapun.
Supaya mempunyai sikap tekun, teguh sehingga menjadi
pendorong yang ampuh dalam mencapai sasaran.
2. Pergaulan yang bermanfaat
Bersikap wajar, membiasakan diri, perbuatan yang baik, bersikap
hangat dan menghormati orang lain
3. Perlu selalu dibina kepribadian yang menarik dan menyenangkan.
Kembangkan sikap yang membuat orang percaya kepada diri
anda.

Menurut Meredith (2005), seorang wirausaha haruslah seorang yang


mampu melihat ke depan. Melihat kedepan berpikir dengan penuh
perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan
pemecahannya. Untuk menjadi wirausaha tersebut seseorang harus
memiliki karakter :

CIRI-CIRI WATAK
Percaya diri Kepercayaan (keteguhan)
Ketidaktergantungan
Optimisme
Berorientasi tugas dan hasil Kebutuhan atau haus akan prestasi
Berorientasi laba atau hasil
Tekun dan tabah
Tekad, kerja keras, motivasi
Energik
Penuh inisiatif
Pengambilan resiko Mampu mengambil resiko
Suka pada tantangan
kepemimpinan Mampu memimpin
Dapat bergaul dengan orang lain

7
Menanggapi saran dan kritik
keorisinalan Inovatif (pembaharu)
Kreatif
Fleksibel
Banyak sumber
Serba bisa
Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan
Perseptif

C. Menyikapi Hambatan
Dalam berwirausaha umumnya akan menghadapi berbagai hambatan
yang harus diatasi seperti resiko, keterbatasan modal, hambatan mental
kepribadian dan lain sebagainya.
Resiko dapat dikatakan layaknya bagai kabut gelap. Resiko perlu
didekati, dikenali dan dimengerti agar menjadi terang untuk dapat
diperhitungkan dan ditundukkan. Menundukkan resiko perlu kewaspadaan
mental. Keberhasilan usaha melekat kepada para usahawan yang
mempunyai ketajaman dan kewaspadaan mental yang mampu melihat
peluang dan kesempatan baik.
Seorang wirausaha adalah dia yang pada keadaan darurat tetap mampu
mempertahankan diri dan membawa keluarga, masyarakat dan
lingkungannya ke arah kemajuan kehidupan, dan dalam keadaan biasa
mampu membawa kemajuan lahir, batin, material dan spiritual.
Demikian ini dapat terjadi karena :
1. Mampu merumuskan tujuan hidupnya.
2. Menyadari perlunya rencana sistematis dan kemampuan kerja
sama.
3. Sikap mental, dengan membiasakan diri bersikap mental positif,
selalu bergairah dalam melakukan kegiatan berkaryanya.
4. Membiasakan membangun disiplin diri.

8
5. Tahu mensyukuri diri, waktu dan lingkungannya.
6. Mau berjerih payah
7. Bersedia belajar dari pengalaman dan kepahitan
8. Menguasai kemampuan menjual, kepemimpinan dan
entrepreneurship, serta menghayati dan mengamalkan Pancasila
9. Membiasakan diri memberikan lebih daripada yang diterima
10. Memperhatikan kesehatan diri
11. Selalu berusaha memiliki kepribadian yang menarik dan
menyenangkan.

D. Proses Pembentukan Modal

Hambatan memiliki modal demikian besar. Untuk memiliki modal


memang memerlukan persiapan-persiapan.persiapan itu ialah tekad
kemauan diri membentuk modal. Adapun prosesnya :

Pertama-tama adalah tekad dan kemauan untuk mengembangkan diri.

a. Melalui pendidikan
b. Belajar sendiri
c. Berlatih dan berwiraswasta
d. Membentuk dan membiasakan mental watak maju, percaya diri
sendiri
e. Melalui kebiasaan bersedia dan rajin berupaya

Kita menyadari pada diri kita mempunyai berbagai bentuk sumber


kekuatan sebagai :

a. Kekuatan pengetahuan
b. Sikap mental
c. Keahlian
d. Ketrampilan
e. Pengalaman

9
f. Kemampuan hubungan perkenalan

Namun itu barulah kekuatan potensial belum kekuatan nyata, tetapi


semua itu benar adalah mengandung nilai sebagai modal, karena akan
membuka dan mengundang datangnya modal uang. Hal ini akan berujud
dengan dikombinasikan dengan kekuatan mental kesediaannya berupaya
dan mendirikan usaha. Orang-orang demikianlah yang dapat dipercaya dan
membawa keberhaslan dalam mengelola suatu kegiatan usaha.

Modal

Masalah modal dalam kaitan kepentingan menumbuhkan dan


membina sikap mental wirausaha, perlu diadakan pembahasan yang
memberikn cakrawala pandangan yag luas, untuk menumbuhkan
keyakinan diri dan percaya diri. Sebagaimana Dr. Suparman
Sumahawijaya mengupasnya, maka yang dimasukkan dalam kategori
adalah sebagai berikut :

1. Kemedekaan, karena kemerdekaan menyediakan kesempatan


2. Kesempatan
Tentu saja kesempatan ini tidak dibiarkan berlalu, tetap perlu
digarap, karena hal itu akan menjadi :
a. Sumber penghasilan
b. Dengan ditopang melalui mmbentuk modal
3. Diri sendiri
Di dalam diri sendiri ini terdapat instrument berfikir, dengan sikap
mental wiraswasta/woirausaha untuk berwiraswasta. Sebagaimana
diketahui sikap mental wirausaha/wirswasta itu :
a. Penuh gagasan ide
b. Penuh inisiatif dan prakarsa
c. Penuh daya cipta kreatifitas
d. Penuh self motivation
e. Dapat bekerjasama

10
f. Tahu apa maunya hidup ini
g. Tahu menghitung risiko
h. Mampu mencegah hambatan mental
i. Selalu meningkatkan ketrampilan dan salesmanship
4. Waktu, adalah modal sebaik-baiknya untuk membangun masa
depannya dengan bekerja, belajar, menyelidiki sesuatu untuk
kemudian diketahui, diterjuni dan diolah.
5. Belajar, adalah modal, belajar banyak caranya. Dapat dinyatakan :
a. Belajar sendiri
b. Merantau dengan merantau akan mengenal keprihatinan
c. Mencari pengalaman demi membangun masa depan
d. Sekolah

Modal Bukanlah Uang : Sikap berpikir itulah modal, modal yang dapat
menggali uang. Uang adalah alat pembantu perluasan kesempatan, usaha,
bukan modal mendirikan usaha.

E. Kewaspadaan Mental Wiraswasta/Wirausaha

Untuk menangkap peluang dan kesempatan baik diperlukan


kewaspadaan mental. Kesempatan baik inilah membawa wirausaha kearah
tercapainya tujuan kemajuan dan keberhasilan. Kesempatan baik ini
diperoleh dengan kerja keras dan tidak dapat ditangkap dengan mata tetapi
ditangkap dengan kewaspadaan mental. Agar kewaspadaan mental
menjadi tajam dan tinggi, perlu dilatih dan dikembangkan kemampuan-
kemampuan mental itu.

Kemampuan mental ialah kemampuan memakai pikiran dan


perasaan ujudnya adalah :

11
1. Penyerapan : Kemampuan berpikir dan merasakan sesuatu
secara mendalam, melihat pikiran secara batin denga penuh
perhatian.
2. Penyimpanan : Kemampuan menyimpan dan menanam pikiran
dan perasaan di dalam ingatan. Ini sewaktu-waktu dapat dikeluarkan
kembali.
3. Pemakaian pikiran : Kemampuan mengupas, membahas, dan
menilai sesuatu persoalan.
4. Daya cipta : Kemampuan melihat di dalam pikiran, supaya bisa
tahu sebelum, dan selanjutnya kemampuan melahirkan atau
mewujudkan ide baru atau gagasan-gagasan kreatifitas.

Sejarah peradaban manusia adalah merupakan catatan dari


kemampuan manusia dibidang kreatifitas (daya cipta). Dalam
kegiatan-kegiatan wirausaha/wiraswasta dan perniagaan dan industry
mengakui betapa pentingnya “usaha kreatif” dan upaya
meningkatkan efisiensi, fakta-fakta baru, kombinasi baru, ide baru,
pemanfaatan baru dan sebagainya, untuk menghadapi persaingan
menuju kemajuan dan keberhasilan.

F. Bekerjasama dengan Orang Lain

Diri sendiri, tenaga, kekuatan dan waktu adalah modal pokok


untuk melakukan pekerjaan dan ini adalah terbatas; kenyataan
menunjukkan banyak jenis pekerjaan dan bagian pekerjaan yang
harus dikerjakan orang lain. Di dalam mengadakan usaha atau
perusahan pada umumnya usaha sendiri tidak dapat mencapai ukuran
besar. Untuk ukuran pertengahan dan ukuran besar hanya dicapai
dengan bekerjasama.

Jika bekerjasama hubungan itu perlu diatur dengan baik-baik


tentang hak kewajiban dan tanggungjawab masing-masing. Agar

12
bekerjasama menjadi kokoh kuat, memerlukan beberapa hal, antara
lain adanya :

a) Toleransi
b) Disiplin
c) Solidaritas
d) Kerukunan
e) Tekad bersama untuk membangun dan mengembangkan
usaha

Selama kepentingan bersama sebagai dasar adanya kerjasama


masih hidup, maka akan dapat berhasil menciptakan pekerjaan-
pekerjaan besar. Begitu penyakit iri hati, pikiran-pikiran negatif
memasuki kerjasama maka disitu bahaya mengancam
kelangsungannya.

Unsur dapat menunjukkan dan dapat “merebut” pengakuan


pihak lain, bahwa ini benar-benar dapat bekerja baik, akan sangat
berpengaruh pada baiknya kerjasama dan demi kemajuan. Maka
pengakuan pada masing-masing pihak harus saling diusahakan.
Membina kerjasama yang baik memerlukan kemampuan-
kemampuan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
- Di Indonesia wirausahaannya belum semaju negara lainnya, hal
tersebut karena masih banyak kelemahan-kelemahan mental dalam
diri bangsa Indonesia
- Sikap mental wirausaha merupakan unsur penting sebagai dasar
dan titik tolak mencapai hasil dalam perjuangan hidup.
Kepribadian merupakan nilai tertinggi bagi wirausaha yang sukses
karena itu bila ingin mencapai sukses sebagai wirausaha maka
harus memiliki kepribadian yang baik.
- Keberhasilan usaha melekat kepada para usahawan yang
mempunyai ketajaman dan kewaspadaan mental yang mampu
melihat peluang dan kesempatan baik.
- Modal Bukanlah Uang : Sikap berpikir itulah modal, modal yang
dapat menggali uang. Uang adalah alat pembantu perluasan
kesempatan, usaha, bukan modal mendirikan usaha.
- Percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil
risiko, berkepemimpinan, berorientasi pada masa depan, kreatif
dan inovatif, kemandirian, tanggung jawab, selalu mencari peluang
usaha dan memiliki kemampuan personal merupakan sikap dan
mental yang harus dimiliki seorang wirausahawan.

B. Saran

14
Sikap mental wirausahaan sangatlah penting dalam berwirausaha,
seorang wirausahawan yang ingin sukses harus memiliki kepribadian yang
baik, oleh karena itu untuk semua orang yang ingin memulai berwirausaha
sebaiknya tanamkan terlebih dahulu sikap, kepribadian, dan sifat-sifat
yang harus dimiliki seorang wirausaha.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari.2007.Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum.


Bandung:Alfabeta

Riani, Asri Laksmi, dkk. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Surakarta:UNS


Press

Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu.2011.Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik


Wirausahawan Sukses.Jakarta:Kencana
Ferdiansyah Ramadhani, “Sikap Mental Wirausaha”, 8 Maret 2013,
<https://blog.ub.ac.id/elrama/2013/03/08/sikap-mental-wirausaha/>, [diakses 22
september 2017]
Ika Rahayu Susilaningsih “Sikap Mental Wirausaha”, 20 September 2010, <
http://ika-rahayu.blogspot.co.id/2010/09/sikap-mental-wirausaha.html>, [diakses
26 september 2017]

15

Anda mungkin juga menyukai