Anda di halaman 1dari 14

PRODUK

A. Pengertian Produk
Produk adalah hasil proses produksi yang dilakukan oleh produsen atau perusahaan yang
nantinya akan dijual kepada konsumen yang membutuhkan. Sebagian besar pendapatan
suatu perusahaan berasal dari produk yang dijualnya kepada para konsumen, konsumen
akan membeli produk tersebut untuk keperluannya sehari-hari, maupun untuk memenuhi
kepuasannya. Saat ini banyak sekali perusahaan yang berpendapat bahwa konsumen lebih
menyukai produk yang harganya relatif murah tapi memiliki kualitas yang baik.

Pengertian Produk Menurut Para Ahli


Para ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai pengertian produk. Berikut
beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian produk.
1. Swastha dan Irawan (1990:165)
Menurut Swastha dan Irawan, Produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba
maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan
pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan.
2. Fandy Tjiptono (1999:95)
Menurut Fandy Tjiptono, Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminya, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
3. Stanton (1996:222)
Menurut Stanton, Produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata
maupun tidak nyata, termasuk didalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk
ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan.
4. William J. Stanton
Menurut William J. Stanton, Dalam arti sempit, Produk adalah sekumpulan
atribut fisik secara nyata yang berhubungan dalam bentuk yang bisa diidentifikasikan.
Sedangkan secara umum, produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak
nyata yang didalamnya tercakup warna, harga, kemasan, prestise pengecer dan
pelayanan dari pabrik dan pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai
sesuatu yang dapat memuaskan keinginannya
5. Kotler
Menurut Kotler, Produk memiliki arti yang luas yaitu segala sesuatu yang
ditawarkan, dimiliki, ipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya fisik, jasa, orang, tempat organisasi
dan gagasan.
6. H Djaslim Saladin, SE
H. Djaslim Saladin, SE mengemukakan beberapa pengertian produk
diantaranya
Pengertian produk dalam arti sempit yaitu sekumpulan sifat fisik dan kimia yang
berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk serupa dan yang telah dikenal.
Pengertian produk dalam arti luas yaitu sekelompok sifat yang berwujud dan tidak
berwujud yang didalamnya tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise
pengecer, dan pelayanan yang diberikan konsumen dan pengecer yang dapat diterima
konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.
Pengertian produk secara umum yaitu segala sesuatu yang dapat memenuhi dan
memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
B. Jenis-jenis Produk
Adapun jenis-jenis dari produk yang digunakan, diantaranya seperti:
1) Produk Konsumsi
Yaitu produk yang digunakan oleh konsumen tingkat akhir, jadi konsumen
membeli lalu digunakan langsung sehingga tidak dijual kembali. Secara umum
produk yang sering di konsumsi masyarakat digolongkan menjadi tiga bagian
diantaranya, produk kebutuhan sehari-hari, produk belanjaan, dan produk khusus
2) Produk Industri
Yaitu produk yang dibeli oleh produsen atau perusahaan, yang nantinya akan
dijual kembali atau digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi sehingga
menghasilkan barang lain. Jadi intinya barang/produk industri digunakan untuk
proses produksi, diantaranya yaitu, materials and parts “bahan baku dan suku
cadang”, capital items “barang modal”, dan supplies and services “perlengkapan
dan layanan bisnis”
C. Klasifikasi Produk
Menurut Kotler (2000:45), produk diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Berdasarkan Wujud
Berdasarkan wujudnya, produk diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: Barang dan
Jasa. Barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba,
disetuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakukan fisik lainnya.
Jasa adalah aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contoh produk berupa jasa diantaranya seperti salon, hotel dan lain sebagainya.
2. Berdasarkan Daya Tahan
Berdasarkan daya tahannya, produk dikategorikan menjadi 2 yaitu:
- Barang tidak tahan lama Barang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah
barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Contohnya: sabun, pasta gigi dan sebagainya.
- Barang tahan lama Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud
yang biasanya dapat bertahan lama dengan banyaknya pemakaian. Contohnya:
lemari es dan lain-lain.
3. Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen
akhir dan bukan untuk kepentingan bisnis, terdapat empat jenis barang konsumen
yaitu:
- Convenience Goods yaitu barang yang umumnya memiliki frekuensi pembelian
yang tinggi (sering dibeli), diperlukan dalam waktu segera dan membutuhkan
usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembeliannya.
- Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya
konsumen membandingkan harga, kualitas, dan model diantara berbagai
alternatif yang ada. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian dan lain sebagainya.
- Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi
merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang
mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian
desain terkenal.
- Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui maupun telah diketahui
konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu
nisan, ensiklopedi, tanah pekuburan dan lain sebagainya.
4. Barang Industri
Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh konsumen antara atau
konsumen bisnis. Barang industri ini selain digunakan untuk di konsumsi langsung,
yaitu untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Terdapat 3
kelompok barang industri, yaitu:
- Material and part adalah barang yang sepenuhnya masuk dalam produk jadi.
Kelompok ini dibagi menjadi bahan baku, bahan jadi dan suku cadang.
- Capital Items adalah barang tahan lama yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan atau mengelola produk jadi.
- Supplies and service adalah barang yang tidak tahan lama dan jasa yang memberi
kemudahan dalam mengembangkan/mengelola keseluruhan produk jadi.
D. Tingkatan Produk
Produk dibagi menjadi lima tingkatan diantaranya:
1. Manfaat dasar dari produk yang ditawarkan pada konsumen.
2. Bentuk dasar dari produk yang dapat dirasakan panca indera.
3. Serangkaian atribut produk dan kondisi yang diharapkan pembeli pada saat membeli
produk.
4. Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan dengan produk yang
ditawarkan lainnya.
5. Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh produk dimasa datang.
Menurut Pandy Tjiptono (1999:96-97),dalam merencanakan penawaran produk pemasaran
perlu memahami tingkatan produk seperti:
- Produk utama (core benefit) adalah manfaat sebenarnya yang perlukan dan akan
dikonsumsi konsumen setiap produk.
- Produk generic yaitu produk dasar yang memenuhi fungsi produk paling dasar
atau rancangan produk minimal bisa berfungsi.
- Produk harapan (expected product) adalah produk formal yang ditawarkan
dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati
untuk dibeli.
- Produk pelengkap (equipmented product) adalah berbagai atribut produk yang
dilengkapi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat menentukan tambahan
kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk asing.
- Produk potensial adalah segala jenis tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang
E. Ciri-ciri Produk yang Disukai Konsumen
Adapun beberapa ciri produk yang di sukai konsumen, diantaranya sebagai berikut:
1. Awet Atau Tahan Lama
Tentunya konsumen menyukai dengan produk yang tahan lama bila digunakan atau
awet sehingga tidak mudah rusak, misalnya seperti telepon genggam umumnya rata-
rata orang di Indonesia menyukai telepon genggam yang harganya murah tapi
memiliki daya tahan yang baik. Dengan daya tahan yang baik maka banyak sekali
produk telepon genggam yang laku dan disukai masyarakat Indonesia.
2. Perawatan Yang Mudah
Produk yang disukai oleh konsumen selain awet yaitu mudah dirawat atau di
pelihara, misalnya seperti pada pakaian, selain pakaian tersebut harus nyaman saat
digunakan maka pakaian tersebut juga harus mudah di rawat dibersihkan atau seperti
pada sepatu, banyak sekali masyarakat yang menyukai sepatu yang simpel karena
selain mudah digunakan sepatu tersebut biasanya mudah untuk dibersihkan.
3. Murah
Saat ini sebagian besar konsumen menyukai produk dengan harga yang relatif
murah, selain harganya yang harus terjangkau tentunya produk tersebut harus
memiliki kualitas yang cukup baik. Seperti tadi contohnya pada produk telepon
genggam, konsumen lebih memilih produk yang relatif murah tapi memiliki kualitas
yang cukup baik.
F. Contoh Produk yang Dihasilkan Oleh Perusahaan/Produsen
Beberapa contoh produk yang dihasilkan oleh berbagai macam perusahaan diantaranya
seperti:
1. Contoh pada makanan yaitu mie instan, sosis, pizza, kue, cemilan dan lain-lain. Pada
bumbu dan bahan untuk memasak misalnya seperti minyak goreng, tepung terigu,
kaldu ayam, mentega, margarin dan lain-lain.
2. Contoh pada minuman yaitu air mineral/air minum kemasan, minuman kaleng/botol,
susu kemasan dan lain-lain.
3. Contoh pada ekektronik yaitu handphone/telepon genggam, kosol game, televisi,
komputer, laptop dan lain-lain.

PRODUCT LIFE CYCLE ATAU SIKLUS HIDUP PRODUK


A. PENGERTIAN PLC

Setiap perusahaan mulai dari yang kecil sampai yang besar, pasti memerlukan
pemasaran dalam segala aspek. Dan di dalam pemasaran inilah perusahaan akan mengetahui
seberapa jauh produknya akan diterima dan dijadikan unggulan oleh pelanggannya serta
bagaimana produk tersebut mampu bersaing secara kompetitif dengan para pesaing.
Di dalam pemasaran ada suatu siklus atau tahapan yang dapat membantu perusahaan
untuk mengetahui dan menganalisa secara jelas sejauh mana produk yang dihasilkan dapat
bertahan secara kompetitif. Proses ini dikenal dengan nama Product Life Cycle atau siklus
hidup produk. Product Life Cycle pertama kali diperkenalkan oleh Levitt yang hingga saat ini
masih digunakan oleh pebisnis untuk menganalisa siklus produk mereka.
Konsep siklus hidup produk bisa dimanfaatkan oleh manajer agar bisa memahami
dinamika produk dan pasar. Manfaat sesungguhnya bisa beragam tergantung dari situasi
pengambilan keputusan. Sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk bisa membantu
memperjelas tantangan-tantangan pemasaran pada setiap tahap dan alternatif strategi apa saja
yang bisa digunakan perusahaan. Sebagai alat pengendalian, konsep ini membantu
perusahaan dalam membandingkan prestasi dengan produksi sejenis di masa lalu.
Sebenarnya pola siklus hidup produk adalah selalu berubah-ubah, karena sulit
menduga lamanya suatu tahap dan para manajer sendiri sering tidak bisa memastikan pada
tahap apa produk mereka saat ini berada. Suatu produk mungkin kelihatannya mencapai
tahap kedewasaan, padahal hanya mencapai saat mendatar pada tahap pertumbuhan untuk
sementara sebelum menaiknya kurva untuk kedua kalinya. Pola daur hidup merupakan alat
strategi pemasaran, bukan seperti siklus hidup organisme yang alami dan pasti. Pola siklus
hidup menjadi akibat dari berbagai strategi pemasaran yang telah ditentukan perusahaan.
Product Life Cycle atau siklus hidup produk adalah perjalanan penjualan dari suatu
produk dalam masa hidupnya. Siklus hidup produk merupakan suatu konsep penting yang
memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.

B. Konsep Product Life Cycle


Dalam menentukan strategi pemasaran terhadap suatu produk, maka perlu dianalisis
mengenai PLC dari produk sejenis yang dibuat, hal ini disebabkan karena :
- Produk, pasar (permintaan konsumen), dan pesaing akan berubah sepanjang siklus
hidup produk
- Produk memiliki umur yang terbatas
- Penjualan produk akan melalui berbagai tahap yang khas, dan masing-masing
memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjualnya
- Laba akan naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup
produk
- Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan
sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklusnya

C. Tahapan- tahapan Product Life Cylce


Setiap produk biasanya memiliki masa daur hidup yang berbeda, kenaikan maupun
penurunan dapat terjadi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Gambar 1. Grafik Product Life Cycle
Tahapan-tahapan siklus hidup sebuah produk, yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahap perkenalan adalah sebuah tahap awal perusahaan dalam memperkenalkan
produknya kepada konsumen. Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah
yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang dijual umumnya
barang baru (betul-betul baru), karena masih berada pada tahap permulaan.
Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar
berkembang lambat (karena tingginya market resistance), tingkat kegagalan relatif tinggi,
banyak melakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena
problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan
pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi, promosi dan pemasaran sangat
tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
Untuk melalui tahapan ini diperlukan kerja keras dan kesabaran yang sangat tinggi,
agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
Dalam tahapan ini, juga terdapat beberapa strategi yang biasa diterapkan oleh
perusahaan, diantaranya yaitu:

Gambar 2. Strategi Tahap Perkenalan


a. Strategi Menyaring Cepat (Rapid Skimming Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi
yang gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya
mahal. Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi
ini akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk,
konsumen bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi
pesaing potensial serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
b. Strategi Menyaring Lambat (Slow Skimming Strategy)
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh
laba kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran
tidak terlalu tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian
besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan
harga tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
c. Strategi Penetrasi Cepat (Rapid Penetration Strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi
yang agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar
yang cepat dan memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika
pasar sangat luas, konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat
peka terhadap harga, dan terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.
d. Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy)
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk
memperoleh penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar
biaya pemasaran tidak membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus
didukung dengan pasar yang sangat luas, konsumen mengetahui keberadaan produk,
konsumen peka terhadap harga, dan persaingan potensial sangat rendah.
2. Tahap Pertumbuhan / Growth
Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang
perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi
dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut
terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.
Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth)
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan
perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak
semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang
gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan
konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut
dengan produk tiruan.

b. Pertumbuhan Lambat (Slow Growth)


Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin
menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah
digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai
memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya
dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement)
guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh
perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan
penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh
semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.

Adapun strategi yang harus dilakukan dalam tahapan ini, yaitu:


- Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan
gaya yang lebih baik.
- Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu,
produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk
utama).
- Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
- Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi
yang baru.
- Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product
awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product
preference advertising).
- Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga
dilapisan berikutnya.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan
perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC.
Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang
bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap
ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk
dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang
daur hidup suatu produk disebut innovative maturity.
Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian.
Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan
promosi yang berbeda dengan lainnya.
 
Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
a. Kedewasaan Pertumbuhan (Growth Maturity) 
Yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya
distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah.
b. Kedewasaan Stabil (Stable Maturity)
Yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian
konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
c. Kedewasaan Mengusang (Decaying Maturity)
Yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau
produk substitusi.
Dalam tahap kedewasaan terdapat beberapa strategi pemasaran, yaitu:
a) Modifikasi pasar
Dalam modifikasi ini perusahaan harus memperluas pasar bagi merknya dengan
menangani dua faktor penentu volume penjualan yaitu:
- Jumlah pemakai produk dengan merk perusahaan
- Tingkat penggunaan per pemakai. Perusahaan dapat memperluas jumlah pemakai
produk dengan merk perusahaan melalui tiga cara berikut :
1. Ubahlah bukan pemakai
Perusahaan mencoba mengubah bukan pemakai menjadi pemakai kelompok
produk. Sebagai contoh, kunci pokok berkembangnya jasa angkutan udara adalah
penelitian yang terus-menerus terhadap konsumen baru, kepada siapa dapat
ditujukan bahwa menggunakan jasa angkutan udara adalah lebih baik dari
angkatan darat.
2. Masuki segmen pasar baru
Perusahaan mencoba memasuki segmen pasar baru (dari segi geografis,
demografis) yang memakai produk tetapi bukan dengan merk yang dimiliki
perusahaan.
3. Rebutlah konsumen dari pesaing
Perusahaan dengan berbagai cara mencoba merebut konsumen dari pesaing untuk
mencoba dan menggunakan merk yang dimiliki perusahaan.
Disamping strategi dengan memperluas jumlah konsumen, terdapat tiga strategi lain untuk
dapat menaikkan jumlah penjualan dengan jalan meningkatkan frekuensi pemakaian oleh
konsumen pemakai merk perusahaan, yaitu:
- Penggunaan yang lebih sering
Perusahaan mencoba mendorong konsumen untuk lebih sering menggunakan produk.
Misalnya suatu produk yang biasanya dikonsumsi sehari sekali dianjurkan untuk
dipakai lebih dari sekali.
- Penggunaan yang lebih banyak dalam setiap kesempatan
Pada strategi ini perusahaan mengajak konsumen untuk memakai dengan jumlah yang
lebih banyak pada setiap kali mereka menggunakan. Misalnya suatu produk yang bisa
dipakai satu takaran perusahaan menganjurkan agar konsumen memakai dua takaran
supaya hasilnya efektif.
- Kegunaan baru dan lebih beragam
Dalam hal ini perusahaan harus menemukan kegunaan baru dari produk yang sama
kemudian meyakinkan konsumen akan hal itu. Contoh: produsen makanan sering
menyusun beberapa resep pada bungkusnya agar konsumen lebih berminat pada
semua kegunaan yang ada.
b) Modifikasi produk
Supaya dapat menjaring konsumen baru atau mempengaruhi konsumen lama untuk
menggunakan produk perusahaan dalam jumlah yang lebih banyak, perusahaan dapat
mencoba meningkatkan penjualan dengan jalan modifikasi karakteristik produk.
Beberapa bentuk modifikasi produk antara lain :
a. Perbaikan mutu
Tujuan perbaikan mutu adalah untuk meningkatkan kemampuan produk, misalnya
daya tahan, kecepatan, rasa, kinerja produk, dan lain-lain. Strategi ini efektif jika
mutu produk memang masih bisa ditingkatkan, konsumen peka terhadap mutu
produk, dan konsumen percaya bahwa mutu yang lebih tinggi akan memberikan
manfaat yang lebih tinggi.
b. Perbaikan ciri khas
Tujuannya adalah menambah ciri-ciri baru dalam hal ukuran, berat, bahan pokok,
tambahan, hiasan yang akan meningkatkan kemampuan, keamanan atau kenyamanan
produk. Sebagai contoh dengan ditambahkan suatu zat tertentu maka suatu produk
cat akan bertahan lebih lama di tembok dan warnanya tetap cemerlang
Strategi ini memiliki beberapa keuntungan seperti apa yang dikemukakan oleh Stewart, yaitu:
 Ciri-ciri khas baru akan menciptakan citra perusahaan dalam hal keprogresifan dan
kepemimpinan.
 Ciri-ciri khas baru dapat ditambah dengan cepat atau dibatalkan dengan cepat pula
atas permintaan konsumen dengan    biaya yang rendah.
 Ciri khas baru dapat merebut kesetiaan dari segmen pasar tertentu.
 Ciri khas baru sering memberikan publisitas cuma-cuma bagi perusahaan
 Ciri khas baru sering memberikan antusiasme pada penjual dan distributor.
c) Perbaikan gaya
Tujuannya adalah menambah daya tarik estetika suatu produk. Dalam jenis
produk tertentu bahkan seringkali perbaikan gayalah yang paling sering terjadi
daripada perbaikan mutu atau kegunaan. Dalam produk yang lain perbaikan gaya
bisa berarti perbaikan kemasan. Perbaikan gaya dapat memberikan hasil positif
karena pada umumnya orang menyukai perubahan mode. Sisi negatif perbaikan gaya
juga tidak dapat dihindarkan sebab ada saja konsumen yang merasa tidak cocok
dengan yang paling baru dan lebih suka dengan gaya produk yang terdahulu.
d) Modifikasi bauran pemasaran
Satu hal yang tidak dapat dianggap remeh adalah perbaikan dalam marketing mix,
dimana satu atau beberapa elemen perlu dimodifikasi. Untuk mendorong produk
dalam tahap kedewasaan, manajer pemasaran mempunyai tugas menjawab
pertanyaan berikut.
Harga
1. Apakah price discount akan menjadi daya tarik bagi golongan yang sedang
mencoba atau bagi mereka yang sudah menggunakan?
2. Bila demikian apakah semua yang ada di daftar harga harus diturunkan?
3. Ataukah penurunan harga dilakukan melalui harga khusus?
Distribusi
1. Bisakah perusahaan memperoleh lebih banyak dukungan atau ruang pamer di saluran
distribusi
2. Apakah mungkin penerobosan di toko yang lebih banyak?
3. Mampukah perusahaan menembus saluran distribusi yang selama ini belum pernah
dicoba untuk dimasuki?
Periklanan
1. Apakah biaya periklanan perlu dinaikan?
2. Pesan apa dalam iklan yang perlu diubah?
3. Perlukah saluran media dirombak jenis atau kombinasinya?
4. Ataukah waktu, frekuensi dan ukuran iklan perlu diubah?
Promosi Penjualan
1. Perlukah promosi penjualan ditingkatkan?
2. Dalam bentuk potongan harga, jaminan atau hadiah?
3. Penjualan Perorangan?
4. Apakah mutu dan keterampilan tenaga penjualan perlu diperbaiki?
5. Apakah pembagian daerah penjualan perlu ditata kembali?
6. Perlukah diberikian insentif bagi tenaga penjualan?
Pelayanan
1. Mampukah perusahaan mempercepat waktu pengiriman?
2. Bisakah bantuan teknis bagi konsumen ditingkatkan?
3. Mungkinkah kemudahan kredit diperluas?
4. Jawaban manajer pemasaran atas pertanyaan diatas dapat dijadikan sebagai bahan
mentah untuk perbaikan dan menjaga produk agar bisa bertahan lama dalam fase
kedewasaan.
Menggunakan take-off strategy
Take-off strategy adalah strategi yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan
konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk
dalam kematangan.
5. Tahap Penurunan (Decline)
Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke
produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan
pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati. Penurunan
penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi
diterima konsumen (baik dalam negeri maupun luar negeri), dan perubahan teknologi.
Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan
bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta
daya tarik industri bagi perusahaan.

Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :


- Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang
baik.
- Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
- Mencari pasar baru.
- Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat
diatasi.
- Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok
kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
- Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
- Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Selain alternatif diatas, dalam tahap penurunan juga terdapat beberapa strategi, yaitu:
1. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
2. Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya
agar lebih efisien.
3. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
4. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang
yang sudah ada.
5. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

D. Karakteristik Tahap-Tahap Dalam Product Life Cycle


Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda dalam
kaitannya dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahap dimana
suatu produk sedang berada, atau yang akan dituju, pihak manajemen dapat merumuskan
rencana dan strategi pemasaran yang tepat.
Selain karakteristik diatas, PLC juga memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak
pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua
tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode.
Panjang suatu tahap Product Life Cycle untuk tiap produk sangat bervariasi.
Siklus Hidup Produk dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak
contoh perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang SiklusHidup Produk
produknya sehingga penjualannya tidak menurun melainkan terus meningkat.
CONTOH KASUS
“Minute Maid Pulpy Orange”

1. Sejarah “Minute Maid Pulpy Orange”


Minute Maid Pulpy dibeli oleh The Coca – Cola Company pada tahun 1960,
sejak saat itu Minute Maid Pulpy dipasarkan sebagai minuman sari buah jeruk dari
buah asli dengan vitamin C dan butir jeruk asli (pulp). Seiring dengan berkembangnya
waktu, The Coca – Cola Company melakukan inovasi dan meluncurkan berbagai rasa
dan varian.
Di Indonesia, Minute Maid Pulpy pertama kali dipasarkan pada pertengahan
September 2008 dengan nama Minute Maid Pulpy Orange dan terus melakukan
inovasi sampai sekarang.
2. Profil Produk “Minute Maid Pulpy Orange”
Minute Maid Pulpy Orange adalah minuman rasa buah jeruk dengan vitamin
C & Pulp (Bulir Jeruk Asli) yang lezat dan menyegarkan. Dengan jeruk kualitas
terbaik dan memprosesnya dengan cara yang benar, Minute Maid menyajikan rasa
dan aroma jeruk yang memberikan sensasi segar dan rasa yang lezat. Dengan
kandungan vitamin C didalamnya, Minute Maid Pulpy Orange tidak hanya
menyegarkan, tapi juga menjadi pilihan baik untuk dikonsumsi.
3. Tahapan PLC “Minute Maid Pulpy Orange”
- Fase Perkenalan
Minute Maid Pulpy Orange dikenalkan di Indonesia pada pertengahan September
2008, setelah kesuksesannya di India dan Cina.
- Fase Pertumbuhan
Setelah dikenalkan pada pertengahan September 2008, Minute Maid Pulpy Orange
langsung disambut positif oleh pasar Tanah Air. Buktinya, merek minuman jus dari
perusahaan raksasa soft drink itu melampaui target awal penjualan. Bahkan, Minute
Maid Pulpy Orange sempat mencatat keberhasilan sebagai produk minuman dengan
angka penjualan SKU tertinggi dalam rentang waktu tiga bulan.
- Fase Kematangan
Pertumbuhan total pasar sari buah setiap tahun mencapai 15- 20%, setidaknya Minute
Maid Pulpy Orange sanggup bertarung dengan incumbent yang sudah amat kuat,
seperti Buavita. Kini Minute Maid Pulpy hadir dengan inovasi baru melalui Minute
Maid Pulpy Aloe Vera White Grape yang menggantikan bulir jeruk dengan potongan
lidah buaya dan dan Minute Maid Pulpy Tropical.
- Fase Penurunan
Minute Maid Pulpy Orange sampai saat ini belum mengalami fase penurunan karena
terbukti Minute Maid Pulpy Orange sampai saat ini masih banyak dicari oleh
konsumen.

Anda mungkin juga menyukai