Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN

BAURAN PEMASARAN
“PRODUK”

NAMA KELOMPOK :

1. DELTA KENDRA R. I. P (01031481417005)

2. DELON DALAIR (01031481417014)

3. ESMI ELVIOLITA (01031481417021)

4. TEMMI EKA SAPUTRA (01031481417057)

5. ULLY ANGGUN ANGGRAINI (01031481417019)

6. WIM MAYA UNTARI (01031481417015)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2014
PRODUK
A. PENGERTIAN PRODUK

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,

pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Dalam

tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur,

produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk

yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut

sebagai komoditas.

Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu

yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya". Bentuk kerja dari kata

product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang

berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575,

kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced").

Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang

diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi

diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.

Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah

barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa,

atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.

B. HIERARKI PRODUK
Hierarki produk membentang dari kebutuhan dasar sampai barang tertentu

yang memuaskan kebutuhan tersebut. Terdapat enam tingkat hierarki produk,

dengan menggunakan asuransi jiwa sebagai contohnya.

 Keluarga kebutuhan (need family) – kebutuhan inti yang mendasari

keberadaan keluarga produk. Contoh: keamanan

 Keluarga produk (product family) – semua kelas produk yang dapat

memuaskan kebutuhan inti dengan efektivitas yang masuk akal. Contoh: tabungan

dan penghasilan.

 Kelas produk (product class) – kelompok produk di dalam keluarga produk

yang dikenal memiliki fungsional tertentu yang koheren. Dikenal juga sebagai

kategori produk. Contoh: instrumen keuangan.

 Lini produk (product line) – kelompok produk di dalam kelas produk yang

berhubungan erat karena mempunyai fungsi yang serupa, dijual kepada kelompok

pelanggan yang sama, dipasarkan melalui gerai atau saluran yang sama, atau

masuk dalam kisaran harga tertentu. Lini produk dapat terdiri dari berbagai merek,

atau satu merek keluarga, atau merek individu yang sudah diperluas lininya.

Contoh: Asuransi jiwa

 Tipe produk (product type) – sekelompok barang di dalam lini produk yang

berbagi satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk. Contoh: asuransi jiwa

berjangka.

 Merek – nama yang dapat dihubungkan / diasosiasikan dengan satu atau lebih

barang atau hal yang melihat dalam lini produk dan digunakan untuk mengenal

sumber atau ciri barang/hal tersebut. Misalnya: “Bumiputera”


 Jenis produk disebut juga unit pemnyimpanan stok atau varian produk – unit

yang berbeda di dalam lini produk atau merek yang dibedakan berdasarkan

ukuran, harga, tampilan, atau beberapa atribut lain. Misalnya: asuransi jiwa

berjangka prudential yang dapat diperbarui.

C. ATRIBUT PRODUK
Menurut Kotler & Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai
dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:

a. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk
pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk.
Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu
berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang
besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360

b. Pengemasan (packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau
pembungkus suatu produk.

c. Kualitas Produk (Product Quality)


Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,
ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat
menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi
kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan
nilai pelanggan.

D. TINGKATAN PRODUK
Produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu :

1. Manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.


2. Bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera.
3. Serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan
oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
4. Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan
usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
5. Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk
dimasa datang.

Dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar perlu memahami


lima tingkatan produk, yaitu (Fandy Tjiptono, 1999:96-97):

1. Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi pelanggan setiap produk.
2. Produk generic, produk dasar yang memenuhi fungsi produk paling
dasar/rancangan produk minimal dapat berfungsi.
3. Produk harapan (expected product) yaitu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal
diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
4. Produk pelengkap (equipmented product) yaitu berbagai atribut produk
yang dilengkapi/ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat
menentukan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk
asing.
5. Produk potensial yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa yang akan dating.
E. KLASIFIKASI PRODUK
Menurut Kotler (2000:45l), produk dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok:

a. Berdasarkan wujudnya
Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok
utama, yaitu:

1. Barang. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa


dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan
perlakuan fisik lainnya.
2. Jasa. Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi,
salon kecantikan, hotel dan sebagainya.

b. Berdasarkan daya tahan


Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang tidak tahan lama
adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam
kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun,
pasta gigi, minuman kaleng, dan sebagainya.
2. Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama merupakan
barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak
pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun
lebih). Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa


produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono (1999:98-
101) mengklasifikasikan produk menjadi:
a. Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen
akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang
konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:

1. Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki


frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu
segera dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan
pembelianya.
2. Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya,
dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia.
Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing.
Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.
3. Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau
identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini
terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik,
seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.
4. Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau
kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik
untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah
pekuburan.

b. Barang industri
Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen
antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain
di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual
kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya


masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu
bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang.
2. Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi
kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
3. Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa
yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola
keseluruhan produk jadi.

F. SISTEM DAN BAURAN PRODUK

 Sistem produk (product system) adalah kelompok yang berbeda tetapi

berhubungan dan berfungsi dengan cara yang kompatibel. Misalnya telepon

genggam yang dapat dipasang termasuk headset, kamera, pemutar mp3 dan

sebagainya.

 Bauran produk (product mix), disebut juga pilihan produk adalah kumpulan

semua produk dan barang yang ditawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu.

Bauran produk perusahaan mempunyai:

1. Lebar bauran produk mengacu pada beberapa banyak lini produk berbeda

yang dijual perusahaan.

2. Panjang bauran produk mengacu pada jumlah total produk dalam bauran.

Dengan ini dapat menyebutkan panjang rata-rata dari lini, didapatkan

dengan membagi panjang total dengan jumlah lini .

3. Kedalaman bauran produk mengacu pada banyaknya varian yang

ditawarkan masing-masing produk dalam lini. Dapat dihitung dengan

mencari rata-rata jumlah varian dalam kelompok merek

4. Konsistensi bauran produk mengacu seberapa dekat hubungan dari

berbagai lini produk pada pengguna akhir, persyaratan produksi, saluran

distribusi, atau dengan cara lain.


G. PENGEMBANGAN PRODUK BARU

 Strategi Pengembangan Produk Baru

Menghadapi perubahan-perubahan yang cepat dalam hal rasa, teknologi dan


persaingan, sebuah perusahaan tak bias mengandalkan produk yang ada.
Konsumen menghendaki dan mengharapkan produk baru yang lebih baik. Yang
dimaksud dengan produk baru ialah produk asli, peningkatan produk, modifikasi
produk dan merek baru yang dikembangkan oleh suatu perusahaan melalui usaha
bagian Riset dan Pengembangan. Pengembangan produk baru dimulai dengan
penelitian terhadap berbagai gagasan produk baru. Penelitian itu dilakukan secara
sistematis bukan dengan sembarangan.

REFERENSI

Philip, Kotler. 1994. Marketing Jilid 1. Penerbit Erlangga: Jakarta.


Philip, Kotler. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 1&2.
Prenhalindo: Jakarta.

Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Bisnis Pemasaran. Andi: Yogyakarta

http://desrihandayani.blogspot.com/2014/04/makalah-mengelola-lini-produk-dan-
merek.html

http://mulyajho.blogspot.com/2014/05/pengertian-produk-definisi-kualitas.html

http://www.pengertianahli.com/2014/05/pengertian-produk-dan-jenis-produk.html

http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-klasifikasi-dan-tingkatan.html

Anda mungkin juga menyukai