Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PRODUK

Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar, pemimpin pasar biasanya menawarkan produk
dan jasa bermutu tinggi yang memberikan nilai pelanggan yang paling unggul. Secara luas,
produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti,
organisasi, informasi, dan ide.
Perencanaan pemasaran dimulai dengan merumuskan sebuah penawaran untuk memenuhi kebutuhan
atau keinginan pelanggan sasaran. Pelanggan akan menilai penawaran berdasarkan elemen dasar yaitu
fitur dan kualitas produk, bauran dan kualitas layanan, dan harga. Ketiga elemen ini harus digabungkan
ke dalam suatu penwaran menarik yang kompetitif.
Manajemen strategi produk akan membahas terkait bagaimana pemasar dapat mengklasifikasikan
produknya, melakukan diferiansiasi produk, mengembangkan lini produknya, serta menciptakan produk
yang memiliki keunggulan dibanding pesaingnya dalam skala nasional maupun internasional.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Produk
Produk (product) menurut Kotler & Armstrong adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik (seperti sepeda motor, komputer,
TV, buku teks), jasa (restoran, penginapan, transportasi), orang atau pribadi (Madonna, Tom Hanks,
Michael Jordan), tempat (Pantai Kuta, Danau Toba), organisasi (Ikatan Akuntan Indonesia, Pramuka,
PBB), dan ide (Keluarga Berencana). Jadi, produk bisa berupa manfaat tangible (berwujud)
maupun intangible (tidak berwujud) yang dapat memuaskan pelanggan.
            Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas ‘sesuatu’ yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk
dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil
produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, konsumen, merek, label, pelayanan,
dan jaminan.

2.2 Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud
tidaknya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:
1. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik sehingga bisa dilihat, diraba, disentuh, dirasa,
dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya,
terdapat dua macam produk, yaitu barang tidak tahan lama (nondurable goods) dan barang tahan lama
(durable goods).
2. Jasa (service)
Jasa merupakan aktifitas, manfaat atau kepuasaan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya
bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan, dan lain-lain.

Selain berdasarkan daya tahannya, produk umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa
konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat
dibedakan menjadi barang konsumen (consumer’s goods) dan barang industri (industrial’s goods).
1) Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri
(individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu convenience goods, shooping goods, specially goods, dan
unsought goods. Klasifikasi ini didasarkan pada kebiasaan konsumen dalam berbelanja (Berkowitz, et
al., 1992), yang dicerminkan dalam tiga aspek berikut: 1) usaha yang dilakukan konsumen sampai
pada suatu keputusan pembelian; 2) atribut-atribut yang digunakan konsumen dalam pembelian, dan 3)
frekuensi pembelian.
a. Convenience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi
(sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum
(sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya: rokok, sabun, pasta gigi,
baterai, permen, dan surat kabar.
b. Shooping goods adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya
dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan
tersebut meliputi, harga, kualitas, dan model masing-masing barang. Contohnya: alat-alat rumah
tangga, pakaian, dan furniture.
c. Specialty goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang
unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Umumnya jenis barang specialty terdiri atas barang-barang mewah dengan merek dan model
spesifik, seperti mobil Lamborghini, pakaian yang dirancang oleh perancang terkenal (misalnya
oleh Christian Dior dan Versace), kamera Nikon, dan lain-lain.
d. Unsought goods merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah
diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya.

2) Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau
konsumen bisnis) untuk keperluan selain dikonsumsi langsung, yaitu: 1) untuk diubah, diproduksi
menjadi barang lain kemudian dijual kembali (oleh produsen); 2) untuk dijual kembali (oleh
pedagang) tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi). Barang industri dapat diklasifikasikan
berdasarkan peranannya dalam proses produksi dan biaya relatifnya. Ada tiga kelompok barang
industri yang dapat dibedakan (Kotler, et al., 1996), yaitu:
a. Materials and parts, yang tergolong dalam kelompok ini adalah barang-barang yang seluruhnya
atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi.
b. Capital items adalah barang-barang tahan lama (long-lasting) yang memberi kemudahan dalam
mengembangkan dan/atau mengelola produk  jadi.
c. Supplies and services, yang termasuk dalam kelompok ini adalah barang-barang tidak tahan lama
(short-lasting) dan jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan dan/atau mengelola
keseluruhan produk jadi.
 
    2.3 Strategi Produk
Strategi Produk dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen, baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, strategi produk baru dimaksudkan mempengaruhi
konsumen agar mencoba produk. Dalam jangka panjang, strategi produk dirancang untuk
mengembangkan kesetiaan kepada merek dan mendapatkan pangsa pasar yang besar.
Aspek yang paling menentukan dalam merancang strategi produk melibatkan analisis hubungan
konsumen-produk. Artinya afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen berkait produk dan lingkungan harus
dipertimbangkan dengan cermat dalam memperkenalkan produk baru dan harus dipantau sepanjang siklus
hidup sebuah produk. Pada bagian ini pertama-tama akan dikaji beberapa ciri khas personal konsumen
yang mempengaruhi pemakaian produk , lalu diperiksa beberapa ciri khas produk yang mempengaruhi
proses pemakaian.
Permasalahan strategi produk

    2.4  Proses Perencanaan Strategi Produk Dan Pengelompokannya


Proses perencanaan strategi produk meliputi beberapa langkah, yaitu:
   1.      Analisis Produk
Analisis situasi dilakukan terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan antara lain apakah perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh
lingkungan eksternalnya melalui sumber daya yang dimiliki, seberapa besar permintaan terhadap produk
tertentu, dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan tersebut.
   2.      Penentuan Tujuan Produk
Selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, produk yang dihasilkan perusahaan dimaksudkan pula
untuk memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan apakah
produk yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan.
   3.      Penentuan Sasaran Pasar/Produk
Perusahaan dapat berusaha melayani pasar secara keseluruhan ataupun melakukan segmentasi. Dengan
demikian, alternatif yang dapat dipilih adalah produk standar, customized product, maupun produk
standar dengan modifikasi.
   4.      Penentuan Anggaran
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penyusunan anggaran. Anggaran ini bisa bermanfaat
sebagai alat perencanaan, koordinasi, sekaligus pengendalian.
   5.      Penetapan Strategi Produk
Dalam tahap ini, alternatif-alternatif strategi produk dianalisis dan dinilai keunggulan dan kelemahannya,
kemudian dipilih yang paling baik dan layak untuk kemudian diterapkan.
   6.      Evaluasi Pelaksanaan Strategi
Aktivitas yang terakhir adalah evaluasi atau penilaian terhadap pelaksanaan rencana yang telah disusun.
            Secara garis besar, strategi produk dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis atau kategori, yaitu:   
    A.     Strategi Positioning Produk
            Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam
benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul
dibandingkan merek/produk pesaing. Paling tidak ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk
melakukan positioning, yaitu:
1. Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi pelanggan (attribute positioning), yaitu
dengan jalan mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu, karakteristik khusus, atau dengan
manfaat bagi pelanggan.
2. Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning), yaitu positioning yang
berusaha menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi lewat harga tinggi atau sebaliknya menekankan
harga murah sebagai indikator nilai.  
3. Positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau aplikasi (use/application positioning). Misalnya
Yogurt diposisikan sebagai minuman yang menyehatkan.
4. Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning), yaitu mengaitkan produk dengan
kepribadian atau tipe pemakai.
5. Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning), misalnya permen Kopiko
yang diposisikan sebagai kopi dalam bentuk permen, bukan permen rasa kopi.
6. Positioning berkenaan dengan pesaing (competitor positioning), yaitu dikaitkan dengan posisi
persaingan terhadap pesaing utama. 
7. Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning), misalnya kamera Nikon’s Lite-Touch
memungkinkan pengambilan gambar standar dan panoramis dalam rol film yang sama, sehingga
memberikan manfaat dan kenyamanan dan kemampuan yang beraneka ragam.

Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah:


 Untuk menempatkan dan memposisikan produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau
berbeda dengan merek-merek yang bersaing.
 Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada para
pelanggan, yaitu what you stand for, what you are, dan how you would like customers to evaluate you.

B.  Strategi Repositioning Produk


     Strategi ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat kemungkinan berikut:
a. Ada pesaing yang masuk dan produknya diposisikan berdampingan dengan merek perusahaan,
sehingga membawa dampak buruk terhadap pangsa pasar perusahaan.
b. Preferensi konsumen telah berubah.
c. Ditemukan kelompok preferensi pelanggan baru, yang diikuti dengan pelaung yang menjanjikan.
d. Terjadi kesalahan dalam positioning sebelumnya.

Strategi ini dilaksanakan dengan jalan meninjau kembali posisi produk dan bauran pemasaran saat
ini, serta berusaha mencari posisi baru yang lebih tepat bagi produk tersebut. Tujuan strategi ini adalah
untuk meningkatkan kelangsungan hidup produk dan untuk mengoreksi kesalahan penetuan posisi
sebelumnya.

C.       Strategi Overlap Produk


            Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik
perusahaan sendiri. Persaingan ini dibentuk melalui tiga cara, yaitu:
1)      Pengenalan produk yang bersaing dengan produk yang sudah ada.
2)      Penggunaan label pribadi (private labeling), yaitu menghasilkan suatu produk yang menggunakan nama
merek perusahaan lain. Umumnya hal ini banyak dijumpai di supermarkat-supermarket.
3)      Menjual komponen-komponen yang dipergunakan dalam produk perusahaan sendiri kepada para
pesaing. Faktor yang mendasarinya adalah keinginan untuk berproduksi pada tingkat kapasitas penuh dan
keinginan untuk mempromosikan permintaan primer.
Tujuan penerapan strategi ini adalah:
 Untuk menarik lebih banyak pelanggan pada produk sehingga meningkatkan pasar keseluruhan.
 Agar dapat bekerja pada kapasitas penuh.
 Untuk menjual kepada para pesaing, sehingga dapat merealisasikan skala ekonomi dan pengurangan
biaya.

D.  Strategi Lingkup Produk


Strategi ini berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk suatu perusahaan, misalnya jumlah
lini produk dan banyaknya item dalam setiap lini yang ditawarkan. Strategi ini ditentukan dengan
memperhitungkan misi keseluruhan dari unit bisnis. Perusahaan dapat menerapkan strategi produk
tunggal, strategi multi produk, atau strategi system-of-products. Masing-masing strategi ini memiliki
tujuan tersendiri, yaitu:
1)      Strategi Produk Tunggal
Untuk meningkatkan skala ekonomis, efisiensi, dan daya saing dengan jalan melakukan spesialisasi
dalam satu lini produk saja.
2)      Strategi Multiproduk
Untuk mengantisipasi risiko keusangan potensial suatu produk tunggal dengan menambah beberapa
produk lain.
3)      Strategi System-of-Products
Untuk meningkatkan ketergantungan pelanggan terhadap produk perusahaan sehingga mencegah pesaing
masuk ke pasar. Strategi ini dapat diwujudkan dengan menciptakan produk komplementer dan pelayanan
purna jual. Dengan demikian ada ikatan hubungan antara perusahaan dan pelanggannya.

2.5 Tahapan Dalam Penentuan Strategi Produk


     1.      Strategi Penetapan Harga
Strategi penetapan harga ditentukan oleh keputusan manajemen tentang bauran produk, kualitas
produk, dan merek produk. Strategi distribusi juga mempengaruhi pilihan mengenai bagaimana harga
akan berhasil di dalam kombinasi strategi periklanan dengan armada penjualan. Strategi penetapan harga
mempengaruhi keputusan elemen bauran pemasaran lainnya. Karena, harga itu sendiri merupakan salah
satu elemen bauran pemasaran.
Dalam prosesnya strategi penentapan harga berlangsung penentuan tujuan, analisis situasi, pemilihan
strategi, penentuan harga khusus dan kebijakan. Banyak bisnis menggunakan strategi penetapan harga
untuk mencapai satu atau lebih tujuan. Hal tersebut, ialah untuk mendapatkan posisi pasar, mencapai
kinerja keuangan, penentuan posisi produk, dan mempengaruhi persaingan.
Selain demikian dua kecenderungan pun hadir dalam penggunaan harga sebagai variabel strategis.
Pertama, bisnis merancang harga secara fleksibel untuk mengatasi perubahan dan ketidakpastian. Kedua,
harga seringkali digunakan sebagai elemen strategis bisnis dan pemasaran secara aktif. Analisis terhadap
situasi penetapan harga dilakukan untuk mengembangkan strategi terhadap kurva lini produk atau
memilih strategi penetapan harga terhadap suatu produk maupun merek   baru.

    2.      Penetapan Merek


Kepemilikan citra yang kuat memberikan beberapa keuntungan bagi suatu bisnis. Citra merek
mampu membedakan produk kita dengan produk pesaing. Keunggulan bersaing pun tercipta dan merek
yang dikenal konsumen mendorong terjadinya pembelian ulang.Strategi pemberian merek dapat
dilakukan dalam upaya mendukung pembentukan citra merek yaitu dengan cara mengadakan perjanjian
penempatan merek pada produk-produk yang dibuat. Strategi merek bisnis menjadi alternatif yang
dilaksanakan dengan cara membangun identitas merek menggunakan nama bisnis sebagai identifikasi
seluruh produk yang ditawarkan.

   3.      Strategi Distribusi


Customers service melayani aktifitas-aktifitas permohonan spesifikasi produk, permohonan rincian,
pemrosesan pembelian, penyelidikan status pesanan, dan layanan garansi.Pengelolaan customers service
penting dipandang sebagai bagian strategi pemasaran. Berkaitan dengan hal itu, perlu dijelaskan proses
internal yang mempengaruhi layanan konsumen, menetapkan tujuannya, mengembangkan dan mengelola
penyediaan dan memberikan tanggung jawab untuk melaksanakannya. Customers service dapat
meningkatkan nilai perusahaan.

    4.      Manajemen Waktu


Manajemen waktu adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan
input.
 

 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Strategi Produk dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen, baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang. Aspek yang paling menentukan dalam merancang strategi produk
melibatkan analisis hubungan konsumen-produk. Artinya afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen
berkait produk dan lingkungan harus dipertimbangkan dengan cermat dalam memperkenalkan produk
baru dan harus dipantau sepanjang siklus hidup sebuah produk. Siklus hidup produk sendiri yakni dari
perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan dan penurunan. Maka agar tidak terjadi penurunan sebuah
produk maka dibuatlah strategi produk yang tahap tahapanya meliputi strategi penetapan harga,
penetapan merek, strategi distribusi dan yang paling penting manajemen waktu.

3.2 Saran
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangatlah penting dan
hal ini haruslah ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas yang
tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran sebagai bagian penting dalam perusahaan demi
mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.

B.     Menciptakan Produk Baru


Sebuah produk baru tidak harus mewakili sebuah penemuan yang terkenal. Kebanyakan produk baru
hanya merupakan pengembang dari produk yang sudah ada. Produk yang sudah ada menjadi usang, atau
kurang bermanfaat untuk masa sekarang, dengan dua alasan. Produk-produk tersebut sudah ketinggalan
mode, yang disebut sebagai mode kadaluarsa (fashion obsolescene). Misalnya permintaan akan celana
bell bottom menurun saat sudah tidak mode lagi. Atau alternatif lainnya, mutu sebuah produk sudah
menjadi rendah, terhadap produk baru yang teknologinya lebih maju, yang disebut teknologi usang
(technological obsolescene). Misalnya, ketika Hewlett-Packard menciptakan printer yang lebih
cepat,mode lama lalu menjadi teknologi usang.

Penggunan Riset Pemasaran Untuk Menciptakan Produk Baru


            Untuk memperoleh lebih banyak wawasan tentang apa yang diinginkan konsumen, perusahaan
akan, menggunakan riset pemasaran, yang merupakan akumulasi dan analisis data untuk membuat
keputusan pemasaran tertentu. Riset pemasaran sangat berguna untuk membuat keputusan tentang
produk. Pandangan perusahaan tentang pilihan konsumen akan lebih akurat jika didukung dengan riset
pemasaran.
            Survei pasar akan mengetahui bahwa banyak keinginann konsumen akan sebuah produk yang
tersedia di pasar. Survei pasar juga dapat mengidentifikasikan kekurangan dari sebuah produk yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan. Informasi ini dapat digunakan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan ini. Rancangan dan kualitas sebuah produk dapat diperbaiki untuk memenuhi pilihan
konsumen.
            Produk-produk yang baru dan telah diperbaiki akan diuji dengan menggunakan riset pemasaran.
Produk tersebut diberikan kapada calon konsumen yang dimintan untuk menilai berbagai karakteristik
produk tersebut. Jenis riset ini memungkinkan perusahaan untuk membuat perbaikan lebih lanjut yang
akan memuaskan pelanggan.
            Untuk membuat sebuah perusahaan memiliki keyakinan pada makna yang terkandung dalam riset
pemasaran, maka akan dipelajari sample sebuah kelompok konsumen yang menjadi target pasar. Banyak
riset pemasaran menuntun sebuah keputusan pemasaran yang mengeluarkan biaya jutaan dollar. Jika riset
pemasaran menyebabkan kesimpulan yang salah, maka dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar
bagi perusahaan.
            Salah satu keterbatasan penggunaan riset pemasaran untuk mengidentifikasi pilihan konsumen
adalah perubahan selera yang sangat cepat. Produk, seperti pakaian, yang disukai ketika riset pemasaran
akan menjadi usang saat pakaian dirancang dan didistribusikan ke pasar.

Penggunaan Riset dan Pengembangan untuk Menciptakan Produk


            Perusahaan menginvestasikan sejumlah dana dalam riset dan pengenbangan (research and
development-R&D) untuk merancang produk baru atau untuk mengembangkan produk yang telah
diproduksi. Perusahaan-perusahaan produsen cenderung menginvestasikan dan lebih banyak pada R&D
dibandingkan perusahaan-perusahaan jasa, karena teknologi dapat mengembangkan produk-produk yang
dihasilakan dengan mudah dibandingkan jasa.

Penggunaan Paten untuk Melindungi Riset dan Pengembangan


Salah satu keterbatasan utama R&D adalah kemungkinan produk yang dibuat nantinya akan ditiru oleh
perusahaan lain. Oleh karena itu, perusahaan yang menciptakan ide-ide tidak selalu dapat mencegah
pesaingnya meniru ide-idenyan tersebut. Akibatnya cara penting untuk menutup pengeluaran yang terjadi
pada R&D akan tergantung pada apakah ide-ide tersebut dapat dilindungi dari pesaing. Perusahaan
menerapkan paten, yang membuat hak eksklusif untuk produksi dan penjualan produk tertentu.

Langkah –langkah Penting untuk Mnciptakan Produk Baru


a.       Mengembangkan Ide Produk
Langkah pertama dalam menciptakan produk baru adalah mengembangkan sebuah ide. Ketika berfokus
pada peningkatan produk yang ada, idenya sudah ada, dan perusahaan hanya perlu berusaha untuk
membuatnya lebih baik. Ketika mengembakan produk yang sama sekali baru metode yang umum adalah
mengidentifikasi kebutuhan atau pilihan konsumen yang tidak terpenuhi oleh produk yang ada. Tujuan
terpenting adalah mengembangkan produk yang lebih baik dari produk-produk yang ada untuk
memuakan konsumen.
b.      Menilai Kelayakan Ide Produk
Setiap ide untuk produk baru atau pengembangan produk harus dinilai dengan memperkirakan biaya dan
keuntungannya. Ide tersebut harus dilaksanakan hanya jika keuntungannya melebihi biayanya. Misalnya,
baru-baru ini America Airlines mengganti beberapa kursinya untuk memuaskan pelanggan dengan
memberikan ruang kaki yang lebih lapang. Biaya yang lebih nyata adalah pekerjaan yang terkait dengan
tugas-tugas ini, tetapi biaya lainnya juga terkait.
c.       Merancang dan Menguji Produk
Jika perusahaan yakin bahwa produk baru (atau diperbaiki) layak untuk dilaksanakan, maka harus
ditentukan rancangan dan karakteristik lain dari produk tersebut. Produk tersebut harus diuji sebelum
diimplementasikan secara penuh.

d.      Mendistribusikan dan Mempromosikan Produk


Ketika perusahaan memperkenalkan produk-produk baru atau mengembangkan produk yang ada,
biasanya mereka berusaha mengimformasikan kepada konsumen. Produk-produk yang baru atau yang
telah diperbaiki kemudian diperkenalkan kepada konsumen melalui berbagai teknik pemasaran.
e.       Pengawasan Paskan Produksi
Setelah produk baru tersebut diperkenalkan kepada pasar, maka biaya dan keuntungan aktual harus diukur
dan dibandingkan dengan biaya dan keuntungan yang telah diramalkan sebelumnya.

C.     Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk adalah upaya dari sebuah perusahaan untuk membedakan produknya dari sebuah
perusahaan untuk membedakan produknya dari produk pesaing dalam suatu sifat yang membuatnya lebih
diinginkan. Beberapa produk dibedakan dari produk pesaing oleh kualitasnya.
            Semua perusahaan mencari beberapa jenis keunggulan kompetitif yang dapat membedakan
produk mereka dari produk lainnya. Berikut ini adalah beberapa metode yang lebih umum digunakan
untuk membedakan suatu produk:

a)      Rancangan unik
Beberapa produk dibedakan oleh rancangan mereka. Pertimbangan pengembang perumahan yang
membangun rumah dan menjualnya setelah diselesaikan. Pengembang tersebut berusaha membangun
perusahaaan yang dapat memuaskan pembeli.
b)      Kemasan unik
Srategi pengembangan dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan sebuah produk, khususnya untuk
produk yang tingkat kualitasnya sama. Dalam upaya untuk membedakan diri mereka dalam persaingan,
beberapa perusahaan telah mengemas ulang berbagai produk bahan makanan dalam wadah yang tahan
pecah atau mudah dibuang.
c)      Merek unik
Merek adalah metode untuk mengidentifikasi dan membedakan berbagai produk dari produk pesaing.
Merek biasanya diwakili oleh nama atau simbol. Merek dagang adalah bentuk merek yang
mengidentifikasikan bahwa produk tersebut dilindungi secara hukum untuk digunakan oleh perusahaan
lain. Beberapa merek dagang telah menjadi sangat umum sehingga mereka mewakili namanya sendiri.

·         Merek keluarga versus merek individu


            Merek keluarga perusahaan merek dari semua produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan.
The coca-cola company menjual coca-cola, Diet Coke, Cherry Coke, dan minuman ringan lainnya. Frod,
RCA, IBM, dan Quaker State menggunakan merek keluarga untuk membedakan produk mereka dari
persaingan.
            Perusahaan yang menggunakan merek individu perusahaan akan memberikan merek yang unik
untuk membedakan produk atau kelompok produk. Misalnya, Procter & Gamble memproduksi Tide,
Bold, dan Era. General mills memproduksi sejumlah merek sereal.

·         Merek produsen versus Merek Toko


            Kebanyakan produk dapat diklasifikasikan sbagai merek produsen, merek toko, ataukah merek
generik. Merek produsen mencerminkan produsen yang menciptakan produk. Misalnya, produsen merek
Black and Decker, Frito-lay, dan Fricher Price. Merek-merek ini biasanya dikenal karena mereka menjual
kepada toko pengecer diseluruh negara.
Merek toko mencerminkan toko pengecer yang menjual produk tersebut. Misalnya, Sears dan J.C. Penney
yang menawarkan beberapa produk dengan label milik mereka.
            Beberapa produk tidak diberi merek baik oleh produsenmaupun oleh toko. Produk-produk ini
dikenal dengan nama merek generik. Label pada produk generik hanya menunjukkan produk tersebut.

·         Manfaat merek
            Merek sangat bermanfaat untuk membedakan sebuah produk jika hanya ada beberapa pesaing
utama. Misalnya, banyak konsumen hanya memilih diantara dua atau tiga merek dari beberapa produk,
seperti pasta gigi atau komputer.

D.   Siklus Kehidupan Produk


            Banyak keputusan pemasaran mengenai produk tertentu dipengaruhi oleh fase umum dari siklus
ini. Siklus kehidupan produk biasanya memiliki empat fase khusus, yakni:
Ø  Pengenalan
Ø  Pertumbuhan
Ø  Kedewasaan
Ø  Penurunan

§  Pengenalan
Fase pengenalan adalah metode awal dimana konsumen diinformasikan mengenai produk yang baru.
Promosi produk tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan produk dan membuat konsumen
menyadari akan keberadaannya. Biaya-biaya permulaan untuk produksi dan periklanan sebuah produk
dapat melebihi pendapatan yang diterima selama fase ini. Harga produk tersebut akan ditentukan tinggi
jika tidak ada produk pesaing lain yang belum ada dipasar. Strategi ini disebut Peluncuran harga (price
skimming).

§  Pertumbuhan
Fase pertumbuhan adalah periode dimana penjual produk naik dengan sangat cepat. Pemasaran sebuah
produk biasanya dimaksudkan untuk mmperkuat karakteristik produk. Telepon seluler dan TV satelit
langsung sedang berada dalam fase pertumbuhan.

§  Kedewasaan
Fase kedewasaan adalah periode dimana produk pesaing tambahan telah memasuki pasar, dan tingkat
penjualan produk terhenti karena lebih banyak persaingan.

§  Penurunan
Fase penurunan adalah periode dimana penjualan produk tersebut turun, baik karena berkurangnya
permintaan konsumen terhadap jenis produk maupun karena bertambahnya pesaing dipasaran. Jika
perusahaan tidak mempersiapkan penurunan pada beberapa produknya, maka mereka akan mengalami
penurunan secara mendadak dalam bisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai