Anda di halaman 1dari 30

NAMA: ACHMAD FANKHAR

KELAS : XII TL B

TUGAS : PKK

1. Mendiskripsikan Perencanaan Produk

Produk

A. Arti Barang

Barang dapat diartikan sebagai kumpulan atribut dan sifat kimia yang secara fisik dapat diraba dalam
bentuk yang nyata.

Dalam tinjuan yang lebih mendalam, sebenarnya barang itu tidak hanya meliput atribut fisik saja, tetapi
juga mencakup sifat-sifat non fisik seperti harga, nama penjual dan sebagainya. Semua unsur tersebut
dipandang sebagai alat pemuas kebutuhan kebutuhan manusia/pembelinya. Kombinasi yang berbeda dari
unsure itu akan memberikan kepuasan yang berbeda lebih tepat didefinisikan sebagai berikut:

“Produk adalah suatu sifat yang complex baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus,
warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya”.

B. Penggolongan Barang

Barang –barang yang diperdagangkan pada umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

A. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang

a. Barang yang bermanfaat (solutary product)

Yaitu barang –barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah, akan tetapi dapat memberikan
manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang

Contoh : Deterjen dengan fosfat rendah

b. Barang yang kurang sempurna (deficient product)

Yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi, akan tetapi tetap mempunyai manfaat
atau faedah untuk konsumen

Contoh : obat-obatan yang mempunyai rasa pahit

c. Barang –barang yang sifatnya menyenangkan (pressing product)


Yaitu barang –barang yang dapat segera memberikan kepuasan kepada konsumen akan tetapi dapat
berakibat buruk bagi pemakainya.

Contoh : rokok, miniuman keras, madat dan sebagainya.

d. Barang yang sangat diperlukan (desirable product)

Yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan
manusia

Contoh : baarang yang diperlukan secara terus menerus (makanan dan minuman yang bergizi)

B. Kelompok Barang yang berdasarkan tujuan pemakainya.

a. Barang Konsumsi (consumer goods)

Barang konsumsi merupakan barang –barang yang dapat dibeli untuk dikonsumsi. Pembelian didasarkan
atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi, pembeli barang konsumsi ini adalah pembeli/ konsumen
akhir.Barang konsumsi dibedakan empat golongan yaitu sebagai berikut:

1. Barang Shopping (Shopping goods)

Yaitu barang –barang yang memerlukan pertimbangan kualitas, harga, gaya, kemasan dan service

Contoh : kulkas, TV dan lain-lain

2. Barang Konvenien (Convenience goods)

Yaitu barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Barang pokok, yaitu barang yang dibeli secara tetap misalnya beras, sabun, gula, kopi dan lain-lain

b. Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, misalnya permen, coklat dan lain-lain

c. Barang darurat, yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan misalnya payung dimusim hujan

3. Barang Spesial (Speciality goods)

Yaitu barang-barang yang mempunyai ciri khas, dan untuk kebutuhan konsumen yang memerlukan
pelayanan khusus dan dapat dibeli di toko-toko tertentu atau tempat tertentu.

Contoh : mobil mewah, perhiasan, permata, jam tangan mahal dan sebagainya.

4. Unsought goods

Yaitu barang – barang yang tidak dicari dan pemasarannya khusus dengan mendatangi para konsumen

Contoh : asuransi
b. Barang Industri ( Industrial Goods)

Barang –barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi oleh perusahaan.pembeli
barang-barang industri ini adalah perusahaan- perusahaan, lembaga-lembaga, organisasi, perseorangan
dan sebagainya.

Barang industri adalah barang-barang yang tidak dikonsumsi oleh konsumen, akan tetapi barang ini harus
diolah terlebih dahulu oleh perusahaan.

Adapaun cirri-ciri barang industri adalah :

a. Bersifat mekanis dan elastic

Artinya barang barang itu dapat diproduksi dalam jumlah yang berubah-ubah menurut selera
konsumen

b. Ongkos relative tetap

Dengan adanya ongkos yang relative tetap berarti dapat menguntungkan di dalam memperbesar
produksi dalam jangka pendek.

Barang industri dapat digolongkan sebagai berikut:

1.Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi antara lain :

a. Bahan baku, meliputi barang hasil pertanian yaitu barang hasil pertanian, yaitu barang yang dihasilkan
dari proses pengolahan tanah dan tanaman misalnya beras, kapas, buah-buahan dan lain-lain, bahan baku
juga meliputi barang hasil alam yaitu segala macam barang yang dihasilkan oleh alam misalnya kayu,
minyak, bumi bijih besi dan lain-lain.

b. Bahan jadi, suku cadang, meliputi bahan komponen umumnya masih diolah kembali, misalnya
benang tenun menjadi kain. Selain bahan komponen, bahan jadi dan suku cadang juga meliputi suku
komponen yang seluruhnya masuk kedalam barang jadi, tanpa perubahan bentuk dan sifat misalnya ban
dan motor kecil.

2. Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk kehasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi :

a. Instalasi; yaitu alat produksi utama sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk
jangka panjang, misalnya tangga berjalan, computer, generator dan mesin bor;

b. Peralatan ekstra (tambahan), yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi. Peralatan ini
terdiri atas peralatan pabrik dan perkakas yang mudah dibawa, misalnya perkakas tangan dan alat
pengungkit. Selain itu peralatan ekstra meliputi peralatan kantor misalnya mesin tik, telex dan lain-lain.

3. Pembekalan dan Pelayanan (supplies and service) merupakan padanan dari barang-barang
kemudahan dibidang industry karena barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal
dengan dasar pembelian kembali;

a. Pembekalan operasional, misalnya batubara, tinta printer dan minyak pelumas


b. Jasa nasehat bisnis, konsultan bisnis manajemen dan biro iklan.

C. Strategi Produk

Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi oleh pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar.
Dalam hal ini strategi produk adalah menetapkan cara menyediakan produk yang tepat bagi pasar yang
dituju, sehingga dapat memuaskan konsumennya dan meningkatkan keuntungan perusahaan dalam
jangka panjang. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai target pasar yang dituju
dengan meningkatkan kemampuan mengatasi persaingan.

Oleh karena produk yang dipasarkan dilihat oleh konsumen dari segi pemanfaatan atau
pemakaiannya, maka dalam strategi produk perlu ditentukan sifat-sifat atau unsur-unsur penonjolan dari
suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen membeli suatu
produk bukanlah karena fisik produk itu semata-mata, tetapi karena manfaat yang ditimbulkan dari
produk yang dibelinya tersebut. Pada dasarnya produk yang dibeli konsumen akan memberikan jawaban
atas masalah yang dihadapi konsumen berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan yang akan
dipenuhinya. Hal ini dikarenakan suatu produk memberikan manfaat yang sesungguhnya ingin didapat
oleh konsumen/pembeli dan memberikan tawaran nyata secara fisik berupa mutu, kemasan serta
tambahan pelayanan yang terkait dari pembelian produk tersebut.

Dalam merencanakan penawaran suatu produk, tenaga pemasaran perlu memahami 5 (lima)
tingkatan produk sebagai berikut:

1. Produk utama

Yaitu produk yang sebenarnya dibutuhkan konsumen

2. Produk generic

Yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi /manfaat produk yang sebenarnya.

3. Produk harapan

Yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya layak diharapkan dan
disepakati untuk dibeli

4. Produk pelengkap

Yaitu berbagai produk dilengkapi atau ditambah berbagai manfaat dan layanan, sehingga memberikan
kepuasana dan bias dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial

Yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mingkin dikemabangkan untuk suatu produk dimasa
yang akan dating.
Secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi 8 (delapan) kelompok sebagai
berikut:

1. Strategi Positioning Product

Merupakan strategi pemasaran yang berusaha menciptakan bentuk yang unik dalam merebut pelanggan
sasaran, sehingga terbentuk citra, merek atau produk yang lebih unggul.

2. Strategi Repositioning Product

Strategi ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat kemungkinan yaitu:

a. Ada pesaing baru;

b. Konsumen telah berubah;

c. Ditemukan pelanggan baru;

d. Terjadi kesalahan.

3. Strategi Overlap Product

Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik
perusahaan sendiri.

4. Strategi Lingkup Product

Strategi yang berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk

5. Strategi Design Product

Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi produk. Perusahaan memiliki pilihan strategi yaitu
produk standar dengan modifikasi.

6. Strategi Eliminasi Produk

Yaitu produk yang tidak sukses atau tidak sesuai dengan pangsa pasar dan portofolio produk perusahaan
sehingga perlu dihapuskan, karena bias merugikan perusahaan yang bersangkutan.

7. Strategi Produk Baru

Pengertian produk baru dapat meliputi orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi
dan merek baru yang dikembangkan melalui usha riset dan pengembangan.

8. Strategi Diversifikasi

Yaitu usaha mencari dan mengembangkan produk pasar yang baru atau keduanya, dalam rangka mengejar
pertumbuhan, peningkatan penjualan.
Mutu/Kualitas Produk

Mutu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen yang merupakan tujuan dari
kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Perusahaan akan memilih tingkat mutu yang
menunjang usaha meningkatkan atau mempertahankan posisi produk dalam pasar sasarannya.

Mutu produk menyatakan tingkat kemampuan dari suatu produk dalam melaksanakan
fungsinya yang diharapkan, yang menunjukkan antara lain tahan lama produk itu, dapat dipercaya produk
itu, ketepatan produk, mudah mengoperasikan dan memeliharanya. Tingkat mutu yang dipilih dari produk
yang dihasilkan harus mempertimbangkan target pasar yang dituju dan strategi pesaingnya.

Mutu produk yang tinggi biasanya diikuti oleh harga yang relative tinggi dan meningkatkan
suatu keuntungan bagi perusahaan. Berdasarkan pertimbangan tingkat harga produk yang dapat dijangkau
oleh konsumen, maka strategi kualitas produk harus mempertimbangkan masyaratakat konsumen yang
dituju.

Warna Produk

Jika para pembeli memasuki sebuah toko, yang pertama kali diperhatikan atau dilihat adalah
warna dari produk yang akan dibelinya. Seseorang pembeli wanita atau pria pada umumnya dapat
membedakan warna kombinasi, dari suatu produk yang harmonis sebelum melakukan transaksi jual beli.

Warna produk apapun mempunyai arti dan fungsi tersendiri bagi para pembeli. Maka dari itu
perusahaan yang ingin berhasil di dalam usahanya, perlu memperhatikan warna produk yang dibuatnya.

Warna produk banyak sekali pengaruhnya bagi kehidupan manusia dan dapat dibedakan
sebagai berikut:

a. Warna terang (kuning muda, nila, abu-abu, hijau muda dan biru muda)

b. Warna cerah ( hijau laut, hijau, jamrut, kuning mas, merah bata, dan jingga)

c. Warna gelap (hitam, biru, hijau lumut, kopi, coklat dan merah hati)

Warna produk yang menarik bagi para konsumen. pendayagunaan warna produk secara tepat
dapat meningkatkan penjualan produk suatu perusahaan.begitupula bagi karyawan perusahaan,
masalah warna dapat meningkatkan produktifitas kerja, karena warna yang serasi mengurangi kepenatan
mata. Warna yang harmonis akan membawa
suasana kenyamanan, ketenangan, kesehatan, keindahan, dan dapat mempengaruhi reaksi emosional
seseorang.

Kemasan Produk

Kemasan mempunyai arti penting dalam mempengaruhi konsumen/pembeli untuk menentukan pilihan
terhadap produk yang akan dibelinya. Adapun kemasan dapat berfungsi sebagai pelindung produk dari
kerusakan, mencegah pemalsuan, menamin kebersihan, sebagai wadah untuk produk barang cair, sebagai
alat komunikasi yang member keterangan tentang produk, memudahkan mengangkut. Dengan adanya
kemasan pada suatu produk dimaksudkan untuk menyenangkan dan menarik perhatian
konsumen/pembeli. Dan member kesan bahwa produk tersebut mutunya baik.

Dalam melakukan kemasan produk yang perlu diperhatikan bahwa kemasan harus paraktis, mudah dibuka
dan ditutup, mudah dismpan, ukuran sesuai dengan penggunaan dan preferensi konsumen. Pada setiap
kemasan dibubuhi nama produk dengan merek, gambar, nomor paten, bahan baku yang
digunakan,ukuran, batas waktu pemakaian, didukung warna menarik.

Merek Produk

Merek adalah nama, istilah, tanda atau lambang dan kombinasi dan dua atau lebih unsure tersebut, yang
dimaksud untuk mengidentifikasi produk dari produsen tertentu dan membedakannya dari produk
saingan, juga mempermudah konsumen untuk menemukan produk tersebut, serta melindungi dari
kemungkinan ditiru pesaing. Merek yang dibuat harus mudah dingat, mudah dibaca, mudah dibedakan.

Pelayanan

Pelayanan yang diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran
produk, sewaktu penyerahan produk, dalam pengangkutan, pemasangan, asuransi, pelayanan purna jual,
perbaikan, pemeliharaan.

D. Strategi Bauran Produk

Bauran produk ( product mix) adalah kombinasi dari semua produk yang ditawarkan perusahaan kepada
konsumen/pembeli. Strategi bauran produk adalah keputusan tentang penentuan kombinasi produk
apa saja yang akan diproduksi dan dopasarkan oleh perusahaan.

Dalam strategi bauran produk terdapat 7 (tujuh) alternative yang dapat dilakukan antara lain;

a. Strategi untuk seluruh pasar,

yaitu perusahaan ingin memproduksi dan memasarkan berbagai macam produk untuk semua konsumen

b. Strategi pasar khusus,

yaitu memproduksi dan memasarkan produk yang dibutuhkan segmen pasar tertentu.

c. Strategi produk khusus,

yaitu memproduksi dan memasarkan satu macam produk tertentu untuk semua konsumen.

d. Strategi produk tertentu yang terbatas,


yaitu memproduksi dan memasarkan satu macam produk tertentu dengan desain yang istimewa hanya
untuk segmen pasar tertentu.

e. Strategi produk tertentu yang khusus,

yaitu memproduksi produk tertentu istimewa dan memasarkannya menurut kesempatan yang ada untuk
satu atau beberapa segmen pasar.

Difersifikasi Produk

Dalam difersifikasi produk, perusahaan berusaha meningkatkan penjualan dengan


cara mengembangkan produk baru untuk pasar baru, sehingga terdapat bermacam-macam produk yang
diproduksi perusahaan.

Straegi ini diperlukan dalam rangka memperolah keuntungan yang lebih besar dari jenis produk tertentu
dengan mengorbankan keuntungan dari jenis produk yang lain.

Pertimbangan mengadakan difersifikasi produk adalah:

1. Agar perusahaan tidak tergantung pada satu pasar saja

2. Adanya kesempatan menghasilkan produk baru dengan keuntungan lebih besar.

3. Agar tidak terjadi kejenuhan terhadap suatu produk.

Pengembangan Produk

Pengembangan produk menyangkut penawaran produk baru atau produk yang disempurnakan
untuk pasar yang telah tersedia, dengan melihat kemungkinan penambahan atau perubahan cirri-ciri
khusus dari produk, menciptakan beberapa tingkat mutu, menambah tipe atau ukuran untuk lebih dapat
memuaskan pasar yang ada.

Pada umumnya pengembanagan produk mempunyai hubungan erat dengan inovasi, dan
perkembangan tekhnologi. Didalam pelaksanaan pengembangan produk setiap perusahaan harus
memperhatikan:

1. Produk yang dibuat haruslah dapat memuaskan konsumen

2. Produk yang dibuat harus sesuai dengan kekuatan fungsional perusahaan

3. Strategi produk harus dirancang oleh para ahli

4. Gaya manajemen produk dan organisasnnya harus efektif

Berhasil tidaknya perkembangan produk tergantung pada 3 (tiga) factor yaitu:


1. Factor keberuntungan;

2. Factor keahlian dan

3. Factor penafsiran terhadap informasi yang ada.

Adapun tahap-tahap dalam pengembangan produk adalah sebagaia berikut:

1. Tahap penyaringan

Tahap penyaringan ini dilakukan setelah berbagai macam ide tentang produk tersedia. Adapun sumber
informasi atau ide dapat berasal dari manajer perusahaan, pesaing, para ahli termasuk konsultan,para
penyalur, langganan, atau dari lemabag lain.

2. Tahap analisa bisnis

Tahap ini, masing-masing ide perlu dianalisa dari segi bisnis untuk mengetahui samapi seberapa jauh
kemampuan ide tersebut dalam menghasilkan laba.

3. Tahap pengembangan

Dalam tahapan ini,semua ide perlu dianalisa dan apabila beberapa ide perlu dikembangkan, maka ide-ide
yang dianggap menguntungkan perlu diterapkan dan dikemabangkan.

4. Tahap pengujian

Tahap pengujian merupakan kelanjutan dari tahap pengembangan. Termasuk dalam tahap pengujian ini
adalah;

a. Pengujian tentang konsep produk

b. Pengujian terhadap kesukaan konsumen

c. Penilaian laboratories

d. Test penggunaannya

e. Dan operasi pabrik percontohan (pilot plant)

5. Tahap komersialisai

Tahapan ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas produksi maupun
pemasarannya. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan ini, harus sudah mempersiapkan strategi
penetapan hargadan keuntungan yang diharapkan. Dalam tahapan ini perusahaan sudah melakukan
riset pemasaran terlebih dahulu, terutama yang menyangkut kebutuhan, keinginan, slera, kepuasan para
konsumen yang akan dituju.

E. Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle)


Siklus kehidupan produk bermanfaat untuk penerapan strategi pemasaran yang efektif bagi suatu produk
apabila telah diketahui pada tahap mana tersebut berada. Suatu produk dikatakan berhasil/sukses dalam
pemasaran apabila mengalami tahap-tahap dalam siklus kehidupan produk, yang terdiri dari tahap
perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, tahap kemunduran.

1. Tahap Perkenalan

Pada tahap ini produk baru diperkenalkan ke pasar, belum diketahui oleh seluruh pasar sehingga strategi
mix dilaksanakan adalah promosi, yang bertujuan untuk memberitahu atau mendorong calon
konsumen/pembeli untuk mencoba produk tersebut.

2. Tahap Pertumbuhan

Pada tahap ini produk sudah dikenal dan diterima oleh pasar dengan cepat, dan meningkatnya penjualan
strategi marketing mix beralih pada usaha untuk membuka saluran distribusi.

3. Tahap Kedewasaan

Pada tahap ini persaingan makin ketat dimana terdapat produk saingan yang memasuki pasar, sehingga
strategi marketing mix lebih menekankan pada harga dan promosi khusus yang dapat menarik perhatian
pembeli pada produknya dan untuk mepertahankan posisi produk tersebut dipasar.

4. Tahap Kemunduran

Pada tahap ini penjualan menurun, namun perusahaan mendesain kembali produknya atau mengurangi
baiaya-biayanya sehingga dapat memberikan kontribusi pada perusahaan. Jika produk tersebut sudah
tidak menguntungkan lagi, perusahaan harus meutuskan apakah terus mempertahankan meskipun rugi
atau mengganti dengan produk lain yang menguntungkan.

Gambar. Siklus Kehidupan Produk dan Marketing Mix


Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Kemunduran

Marketing Mix

Promosi Distribusi Harga Pengurangan biaya

Panjangnya siklus kehidupan produk yang berbeda-beda/tidak selalu sama menurut jenis produknya.
Panjangnya waktu pada masing-masing tahap juga berbeda-beda, tergantung pada tingkat
penerimaan/pengakuan pembeli, jumlah pesaing baru.

Pada setiap tahap tersebut terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda yang berhubungan
dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahapan dimana suatu produk yang
berada, atau sasaran yang dituju, maka pihak manajemen dapat merumuskan strategi pemasaran yang
tepat.

Tidak setiap produk melalu tahapan. Beberapa produk, bahkan tidak pernah melewati tahap
perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk-produk yang
berkaitan dengan tekhnologi dan mode.
2. KEBERHASILAN TERHADAP PRODUKSI MASAL

Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk sampai meraih keberhasilan. Sebagai
pengelola usaha, wirausaha harus dapat mengorganisasi, memanfaatkan, dan meningkatkan sumber
daya yang tersedia sedemikian rupa sehingga mampu bersaing dan berkompetitif dengan pelaku usaha
lain serta dapat pula memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.

Keberhasilan identik dengan pendapatan, dengan begitu pendapatan merupakan salah satu kriteria bagi
kegiatan usaha, yakni dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan usaha atau dapat dikatakan
keberhasilan usaha adalah suatu kenyataan persesuaian antara rencana dengan proses pelaksanaannya
dan hasil yang dicapai. Keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan, yang
dimaksud pencapaian tujuan yang popular adalah menghasilkan laba.

Kriteria penting sebagai indikator keberhasilan usaha, yaitu:

1. Kemampuan menyesuaikan diri

2. Produktifitas

3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.

A. Kriteria Keberhasilan

Kesuksesan wirausaha disebabkan orientasi pada tindakan yang berada dalam kerangka berpikir
wirausaha dimana ide-ide yang timbul dapat segera diterapkan walaupun dalam situasi yang tidak
menentu.

Karakteristik berpikir pada tindakan kewirausahaan ada lima, yaitu:

Sangat bersemangat dalam melihat/ mencari peluang-peluang baru


Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat

Mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang melelahkan diri dan
organisasi

Fokus pada pelaksanaan

Mengikutsertakan energy setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.

Ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan, yaitu:

a.Peluang pasar yang baik.

b.Keunggulan persaingan.

c.Kualitas barang/jasa.

d.Inovasi yang berproses.

e.Dasar budaya perusahaan.

f.Menghargai pelanggan dan pegawai.

g.Manajemen yang berkualitas

h.Dukungan modal yang kuat.

Adapun indikator keberhasilan usaha menurut Suryana keberhasilan usaha terdiri dari

1. Modal

2. Pendapatan

3. Volume Penjualan

4. Output produksi
5. Tenaga Kerja

Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup signifikan untuk
menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari :

1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal

2. Jumlah produksi

3. Jumlah pelanggan

4. Perluasan usaha

5. Perluasan daerah pemsaran

6. Perbaikan sarana fisik dan

7. Pendapatan usaha

Dapat diketahui bahwa terdapat banyak pendapat dan pandangan mengenai dimensi keberhasilan
usaha. Maka dimensi yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan pendapatDwi Riyanti bahwa
dimensi keberhasilan usaha yaitu diantarannya adalah Peningkatan dalam akumulasi modal atau
peningkatan modal, Jumlah produksi, Jumlah pelanggan, Perluasan usaha, Perluasan daerah pemsaran,
Perbaikan sarana fisik dan Pendapatan usaha

Penerapan proses produksi massal yang benar


Produksi massal adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk standar yang terjadi secara
terus - menerus sebagai aliran produksi dan bersifat berkesinambungan serta menggunakan metode
biaya rendah per unitnya.

Penerapan proses produksi massal harus distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang
dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama dalam jumlah besar. Di sini, tahap
perencanaan harus mencakup langkah - langkah kerja dan revisi terhadap langkah - langkah tersebut.
Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan tahap
pengendaliannya.

Berikut adalah tahapan - tahapan penerapan proses produksi massal yang sesuai dengan ketentuan.

Tahap persiapan. Tahap ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang
dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan

Proses persiapan produksi yang terdiri dari kegiatan - kegiatan seperti perencanaan urutan - urutan
proses sebagai berikut:

1.Penjadwalan waktu

2.Pemilihan peralatan

3.Pengerjaan dengan perkakas

4.Mobilisasi personalia

5.Pembelian material

6.Pembagian pekerjaan

Menetapkan perakitan barang dan jasa

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu
alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap
untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga
dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian
komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional,
pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta
pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila
dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan
gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara
dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

1.2 Metode perakitan.

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses
pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses
produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.

Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Metode-
metode tersebut adalah :

a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.

Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain ( interchangeable ),
karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut
ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah
distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen
yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap
mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih
mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan.

Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan
produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual.

Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan
pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah
satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya
menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.

1.3 Macam dan jenis perakitan.

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada
pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat
menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :

–Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau
menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik
atau khusus.

–Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi,
elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang
lebih khusus.

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan
yaitu;

–Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja

– Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam
bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil,
perakitan motor dan lain-lain.
5.Menganalisis pengujian dan kesesuaian

Proses Pengujian Produk Baru

Pengujian produk gres bertujuan untuk mengatakan evaluasi yang lebih rinci wacana peluang sukses
produk baru, mengidentifikasi banyak sekali adaptasi final yang diharapkan untuk produk, dan
memutuskan banyak sekali elemen penting dalam kegiatan pemasaran yang akan digunakan untuk
memperkenalkan produk dipasar. Secara umum, terdapat 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk
baru, yaitu sebagai berikut:

{|CATATAN| Proses pengujian produk merupakan tahap ke 3 dalam proses pengembangan produk beru,
untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi 5 artikel berikut: 1. Proses Pengembangan Produk Baru |
2. Proses Pencarian Ide | 3. Proses Penyaringan Ide Produk Baru | 4. Proses Komersialisasi
Produk | 5. 6 Tahapan dalam Perencanaan Strategi Produk}

1. Technical Testing (Pengujian Teknis)

Yaitu dengan cara menciptakan prototipe yang merupakan approximation (perkiraan) produk
akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe sanggup menghasilkan sejumlah isu penting
wacana product shelf life (usia pajang produk), tingkat keusangan produk, problem yang timbul dari
pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dan
jadwal pemeliharaan yang tepat. Masing-masing dari jenis isu tersebut sanggup memiliki dampak biaya
terhadap pemasaran produk. Contohnya menyerupai estimasi usia pajang produk sanggup besar lengan
berkuasa terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya problem penggunaan
yang signifikan sanggup menjadikan perlunya pelengkap isu labeling, periklanan, dan sebagainya.
2. Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)

Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam planning pemasaran serta untuk
menciptakan tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum terdapat dua cara utama yang
dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu pertama meminta konsumen untuk menggunakan sebuah
produk selama jangka waktu tertentu, dan kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa
pertanyaan yang bekerjasama dengan preferensi serta kepuasan mereka. Kedua, melaksanakan "blind
test" yang sedemikian rupa sehingga konsumen sanggup membandingkan banyak sekali macam
alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasamya, pengujian preferensi
dan kepuasan akan mengatakan sejumlah manfaat pokok, antara lain sebagai berikut:

a. Uji preferensi kasatmata dan uji teknis sanggup mengatakan dasar klaim yang obyektif untuk
keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi
konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.

b. Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka
panjang. Oleh alasannya itu hasil yang kurang elok pada uji ini sanggup berakibat pada penghapusan
peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.

c. Meskipun penerimaan pasar atas produk gres ditentukan oleh semua elemen kegiatan pemasaran,
tetapi banyak sekali kasus memperlihatkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk
menggambarkan bahwa ilham produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap
pengembangan produk gres selanjutnya.

d. Uji preferensi pada umumnya sanggup mengatakan signal awal terbaik terhadap kemungkinan
terjadinya kanibalisasi produk.

3. Simulated Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)

Yaitu mekanisme riset pemasaran yang dibuat untuk mengatakan gambaran yang murah dan cepat
wacana pangsa pasar yang sanggup diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang sanggup
digunakan antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, dan LITMUS.
4. Test Markets (Pengujian Pasar)

Yaitu perusahaan akan memperlihatkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang
sebisa mungkin sanggup mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan dijual. Secara
prinsip, terdapat perbedaanyang signifikan antara metode pengujian pasar untuk produk
konsumen dan produk bisnis/industrial. Didalam pengujian produk konsumen, perusahaan akan berusaha
mengestimasi empat variabel, yakni product trial (percobaan produk), first repeat (pengulangan
pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Tentunya perusahaan menginginkan
bahwa semua variabel-variabel tersebut memperlihatkan tingkat yang tinggi.Metode pokok untuk
menguji pasar produk konsumen, ialah sebagai berikut:

a. Sales Wave Research

Dalam metode sales wave research, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis
ditawarka lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga yang lebih murah. Kemudian
perusahaan akan memperhatikan berapa kali konsumen menentukan produk perusahaan serta tingkat
kepuasan mereka. Metode ini juga meliputi perjuangan untuk mempresentasikan pada konsumen satu
ataupun beberapa konsep iklan dalam bentuk garang untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian
ulang.

b. Simulated Test Marketing

Metode ini memerlukan 30 hingga 40 pembeli yang qualified dipusat pertokoan ataupun tempat-tempat
lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka, bekerjasama dengan awareness
dan preferensi mereka terhadap banyak sekali merek pada jenis produk tertentu. Mereka sanggup saja
diundang untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah populer ataupun yang
masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian konsumen
akan diberi sejumlah uang kemudian diminta untuk tiba ke sebuah toko khusus dimana mereka sanggup
membelanjakan uang yang sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan.

Perusahaan kemudian mengamati dan memperhatikan jumlah konsumen yang membeli merek gres dan
merek pesaing. Data ini akan mengatakan citra wacana efektivitas iklan mereka atas iklan pesaing.
Konsumen kemudian diminta mengutarakan alasan-alasan mereka membeli ataupun tidak membeli.
Lalu kemudaian beberapa ahad sehabis itu mereka akan diwawancarai kembali melalui telepon untuk
menentukan sikap mereka atas produk tersebut, kepuasannya, penggunaannya, dan minatnya untuk
membeli kembali, dan ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk yang bersangkutan.
c. Controlled Test Marketing

Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji dampak faktor dalam toko dan iklan terbatas
pada sikap pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri secara langsung. Sampel
konsumen akan diwawancarai untuk mendapatkan kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan.
Perusahaan tidak harus mengatakan pecahan penjualan, menggunakan wiraniaga mereka sendiri,
atau`membeli jaringan distribusi. Tetapi metode ini tidak sanggup mengatakan isu wacana cara
membujuk distributor biar mau menjual produk gres perusahaan.

d. Test Markets

Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi yang sama dengan yang
nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya akan
bekerja sama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya
akan mencoba membujuk para distributor biar bersedia untuk menjual produk perusahaan. Perusahaan
melakuan promosi dan periklanan sama dengan yang akan dilaksanakan dalam pemasaran secara
nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah
data yang diinginkan perusahaan.

Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, diantaranya ialah mengatakan prediksi yang
sanggup mendapatkan amanah wacana penjualan dimasa yang akan datang, pengujian awal terhadap
planning pemasaran, mengetahui kekurangan produk, menerima citra banyak sekali problem potensial
dalam jaringan distribusi, dan menerima pemahaman lebih baik mengenai sikap banyak sekali segmen
pasar.

Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi
tergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal dan menggunakan teknologi gres pada
umumnya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha ialah pengujian produk dengan tujuan
mengukur serta meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil
pengujian alpha baik, maka perusahaan akan melanjutkannya dengan melaksanakan pengujian Beta
dengan mengundang para konsumen potensial biar sanggup melaksanakan pengujian secara belakang
layar ditempat mereka sendiri.

Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis gres dalam pekan raya dagang. Produk
gres industrial juga sanggup diuji ditempat pajangan distributor atau dealer. Cara lain yang sanggup
ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan menciptakan pasokan produk dengan jumlah
terbatas dan diserahkan pada wiraniaga untuk dijual didaerah geografis yang terbatas dengan santunan
katalog, promosi, dan sebagainya. Melalui cara demikian, administrasi akan sanggup mempelajari apa
saja yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta mengatakan isu yang lebih
lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang bersangkutan.

6.EVALUASI KESESUAIAN DAN PERENCANAAN

Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan dan
menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan
efektifitas suatu produk.

Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang terdiri dari empat komponen evaluasi
yaitu Context, Input, Process, dan Product (CIPP). Berikut ini langkah-langkah evaluasi produk:

Evaluasi context menentukan kebutuhan dan masalah-masalah untuk menetapkan tujuan.


Evaluasi konteks merupakan need assesment kebutuhan pengembangan produk di
perusahaan. Sasaran evaluasi mencakup permasalahan yang dihadapi para pembuat
produk/produsen, seperti: sulitnya mencari pelanggan tetap dan mencari lokasi yang strategis.

Evaluasi input berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti pelaksanaan
rencana kegiatan, sumber daya (SDM, bahan baku, keuangan), penyediaan sarana,
penyediaan biaya efektif untuk penyiapan kebutuhan dan pencapaian tujuan.

Evaluasi process (dapat disebut monitoring) berkenaan dengan kajian seberapa jauh
pelaksanaan operasional produk yang telah berjalan secara efektif, menilai pelaksanaan
rencana, kemudian membantu pengguna menilai kinerja produk, dan membuat penafsiran
hasilnya.

Evaluasi product yakni evaluasi keluaran (output) yakni mengidentifikasi dan menilai hasil baik
jangka pendek dan jangka panjang. Evaluasi keluaran terarah pada hasil langsung (direct)
program. Kinerja SDM dan efektivitas produk yang teramati pada akhir implementasi program
akan dinilai pada tahap ini.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam proses evaluasi dapat
dilakukan dari dua sisi yaitu evaluasi proses dan evaluasi produk. Kedua hasil evaluasi ini akan
membantu pengembang dan pengguna produk untuk melihat hasil yang dicapai dari produk
tersebut, kendala dan hambatan yang ditemukan dalam penerapan produk, kelemahan dan
keunggulan untuk pengembangan lebih lanjut.
7.Mendeskripsikan

a.Produksi Massal

Produksi masal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi barang dalam
jumlah besar denganbiaya yang rendah per unitnya. Walau
harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknyadiproduksinya barang dalam
jumlah yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan
untuk memproduksi barang yang sama.

Produksi terdiri atas bangunan, peralatan (equipment) dan perkakas (tools).


Disini tahap perencanaan harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan langkah-
langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan padatahap implementasi,
dan sekaligus dengan tahap pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan itu adalah melihat
kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan.
Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan serta perkakas pabrik itu. Jenis
produksi ini mungkin hanya berlangsung sekali saja dalam periode setengah dasawarsa bagi
perusahaan manufaktur (Ogawa, 1984:2).

Proses Produksi

Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis proses produksi:

 Yang pertama yaitu membuat barang atau produk dengan menggunakan mesin serta peralatan.Hal
ini disebut jugaproduksi.

 Yang kedua yaitu membuat sarana produksi atau sistem produksi itu sendiri . Hal ini disebut persiapan
berproduksi.

Proses persiapan produksi terdiri dari kegiatan-kegiatan seperti perencanaan urutan-urutan proses
sebagai berikut:

1. penjadwalan waktu

2. pemilihan peralatan

3. pengerjaan dengan perkakas


4. mobilisasi personalia

5. pembelian material

6. pembagian pekerjaan

Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk.

b.Pengertian & Prinsip Perakitan

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian


komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu .
Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek
tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara
bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.

Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian
komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian
fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil
perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan
merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya
proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian
pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi
berbagai proses manufaktur.

Metode perakitan.

Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya
proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan
rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk
dengan bentuk yang standar.

Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan.
Metode-metode tersebut adalah :
a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.

Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (
interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah
distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita
menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan
komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan
komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita
harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan.

Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan


dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan
ukuran.

c. Perakitan secara individual.

Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan
satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian
yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih
dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari
komponen yang pertama.

1.3 Macam dan jenis perakitan.

Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini
tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk
yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu
:

– Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara
konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-
alat bantu yang spesifik atau khusus.

– Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti
otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan
membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.

Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan
perakitan yaitu;

– Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu
jenis saja

– Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam
jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk
elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.
c.PENGUJIAN DAN EVALUASI PRODUK
Pengujian konsep produk merupakan salah satu tahap yang harus dilakukan dalam mengembangkan
produk terlebih jika produk baru yang akan diluncurkan.
Sebelum diproduksi dan dipasarkan, produk baru terlebih dahulu diuji untuk mendapatkan umpan balik
dari konsumen yang menjadi sasaran kita.
Dengan pengujian konsep produk ini, perusahaan akan memperoleh produk atau merek yang memiliki
masa depan yang baik bagi perusahaan.

Setiap pengujian produk atau konsep produk harus mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah gambar kerja produk tersebut jelas dan mudah dimengerti ?
2. Apakah manfaat dari produk tersebut bagi konsumen ?
3. Apakah konsumen akan lebih menyukai produk ini dibandingkan dengan produk lain yang sudah ada
dipasaran ?
4. Apakah konsumen akan bersedia membeli produk ini ?
5. Apakah konsumen bersedia membeli produk ini walaupun lebih mahal dari produk yang sejenis ?
6. Apakah produk ini memenuhi keinginan dan kebutuhan para konsumen ?

Apakah kalian tahu Apa Pengertian Pengujian Produk ...........?


Pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya untuk memprediksi keberhasilan sebuah ide
mengenai produk baru sebelum diproduksi dan bahkan diluncurkan ke pasar.
Pengujian produk adalah hal yang tidak boleh dianggap sepele oleh seorang produsen (orang /badan
yang membuat produk), karena ini merupakan konsep yang efektif untuk menyelamatkan biaya ratusan
juta rupiah bahkan miliaran rupiah jika produk tersebut gagal.
Proses ini biasanya melibatkan reaksi konsumen terhadap pernyataan yang menjelaskan ide-ide dasar
dari produk tersebut. Adanya pengujian produk tidak terlepas dari terciptanya gambar kerja produk
(sketsa) yang telah kita buat diawal pembelajaran BAB VI baik secara dua dimensi atau tiga dimensi.

B. Tahapan Pengujian Produk

Sebelum produk diproduksi secara massal dan diluncurkan kepada konsumen, alangkah lebih baiknya
kita membuat terlebih dahulu prototype untuk dipasarkan kepada konsumen sasaran yang telah
ditentukan.

Tahapan pengujian produk sebelum kita menawarkan di pasaran secara umum, meliputi :

1. Membuat prototype produk terlebih dahalu,


2. Evaluasi prototype,
3. Memberikan tester kepada pasar,
4. Evaluasi tester dan pasar,
5. Membuat rencana lanjutan setelah evaluasi,
6. Produksi massal,
7. Evaluasi produksi massal.

Pada proses selanjutnya, apabila konsep produk yang telah di analisis kemungkinannya secara teoritis
dan ternyata dapat diterima, maka konsep tersebut dikembangkan menjadi produk secara fisik oleh
departemen Litbang.

Dalam hal ini, ada tiga langkah yang perlu dilakukan, diantaranya :

1. Pembuatan Model dengan tiga persyaratan: harus dipandang oleh konsumen sebagai suatu
perwujudan atribut-atribut pokok, seperti produk sebelumnya. Harus dapat bekerja dengan aman dalam
keadaan dan penggunaan yang normal. Bisa dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang
tersedia.

2. Pengujian Fungsional : pengujian untuk mengetahui apakah produk tersebut benar-benar berfungsi
atau dapat digunakan serta yang utama apakah produk tersebut aman bagi konsumen.

3. Pengujian Konsumen : Setelah diluncurkan bagaimanakan penilaian yang diberikan oleh konsumen
serta bagaimana tanggapannya.
Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan dan
menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan
efektifitas suatu produk.

Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang terdiri dari empat komponen evaluasi
yaitu Context, Input, Process, dan Product (CIPP). Berikut ini langkah-langkah evaluasi produk:

Evaluasi context menentukan kebutuhan dan masalah-masalah untuk menetapkan tujuan.


Evaluasi konteks merupakan need assesment kebutuhan pengembangan produk di
perusahaan. Sasaran evaluasi mencakup permasalahan yang dihadapi para pembuat
produk/produsen, seperti: sulitnya mencari pelanggan tetap dan mencari lokasi yang strategis.

Evaluasi input berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti pelaksanaan
rencana kegiatan, sumber daya (SDM, bahan baku, keuangan), penyediaan sarana,
penyediaan biaya efektif untuk penyiapan kebutuhan dan pencapaian tujuan.

Evaluasi process (dapat disebut monitoring) berkenaan dengan kajian seberapa jauh
pelaksanaan operasional produk yang telah berjalan secara efektif, menilai pelaksanaan
rencana, kemudian membantu pengguna menilai kinerja produk, dan membuat penafsiran
hasilnya.

Evaluasi product yakni evaluasi keluaran (output) yakni mengidentifikasi dan menilai hasil baik
jangka pendek dan jangka panjang. Evaluasi keluaran terarah pada hasil langsung (direct)
program. Kinerja SDM dan efektivitas produk yang teramati pada akhir implementasi program
akan dinilai pada tahap ini.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam proses evaluasi dapat
dilakukan dari dua sisi yaitu evaluasi proses dan evaluasi produk. Kedua hasil evaluasi ini akan
membantu pengembang dan pengguna produk untuk melihat hasil yang dicapai dari produk
tersebut, kendala dan hambatan yang ditemukan dalam penerapan produk, kelemahan dan
keunggulan untuk pengembangan lebih lanjut.

d.produk barang dan jasa

Sebelum membahas tentang perbedaan produk barang dan jasa ada baiknya kita mengulang kembali
tentang apa sih definisi produk itu?
Produk

Menurut dunia marketing produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa
memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Sedangkan dalam bisnis produk adalah barang ataupun
jasa yang dapat diperjual belikan.

Produk Barang

Menurut wikipedia produk barang adalah produk fisik (memiliki wujud, bisa diraba dan bisa dilihat) yang
dapat diberikan kepada pembeli sehingga terjadi perpindahan kepemilikan dari penjual ke konsumen.
Ciri-ciri dari produk barang adalah memiliki wujud, memiliki manfaat dan nilai yang dapat di rasakan saat
digunakan, serta bila digunakan produk barang nilai dan manfaatnya dapat berkurang bahkan habis.

Adapun contoh produk barang adalah

1. Peralatan (alat otomotif, alat masak, alat pemanas dll)

2. Makanan (donat, nasi, jagung, ikan)

Produk Jasa

Berdasarkan penjelasan di wikipedia jasa adalah layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan
sejumlah interaksi dengan konsumen. Sedangkan menurut Phillip Kotler pengertian jasa adalah setiap
tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip
intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Adapun contoh produk jasa adalah :

1. Pengacara

2. Guru

3. Tukang bangunan

4. Jasa anguktan
5. Supir/driver

6. Arsitek

7. Pengiriman barang (Jne, Pos Indonesia dll)

8. Tukang Ojek

9. Dokter dan tenaga medis lainnya

10. Perbankan

11. Polisi

12. dll

Sekarang sudah mulai paham ya dan bisa dong berangan-angan kira-kira apa yang membedakan antara
produk barang dan jasa. Berikut ini saya bantu jelaskan perbedaannya agar Anda semakin paham :

Perbedaan Antara Produk Barang dan Jasa

1. Perduk barang memiliki wujud sedangkan jasa tidak.

2. Produk barang bisa dipindahkan kepemilikannya sedangkan jasa tidak.

3. Produk barang dapat disimpan sedangkan jasa tidak bisa.

4. Jasa adalah output dan akan ada setelah dibeli sedangkan produk kebalikanya.

5. Produk bisa di jual kebali sedangkan jasa tidak bisa.

6. Jasa cenderung memerlukan kontak langsung dengan konsumen sedangkan produk tidak

Anda mungkin juga menyukai