TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Produk
2.1.1 Definisi Produk
7
8
a. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik
lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu:
1) Barang tidak tahan lama (non durable goods).
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain
umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu
tahun.
2) Barang tahan lama (durable goods).
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bertahan
lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian
normal adalah satu tahun atau lebih).
2.1.3 Strategi Produk
Secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi delapan
jenis atau kategori produk, yaitu sebagai berikut: (Tjiptono, 2002)
a. Strategi Positioning Produk
Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha untuk
menciptakan differensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga
terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan
merek atau produk pesaing. Strategi positioning terdiri dari:
1) Atribut produk
2) Harga dan kualitas
3) Aspek penggunaan atau aplikasi
4) Pemakai produk
5) Berkenaan dengan pesaing
9
6) Manfaat
pasar perusahaan.
a. Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan
dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi
peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan
pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi
antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang
peluncuran serta promosi produk.
b. Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan
bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam
konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup desain engineering
(mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika,
ergonomics, user interface).
c. Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan system produks pada proses produksi produk. Fungsi ini
melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
Menurut Ulrich-Epping ada 6 fase dalam proses pengembangan produk
yaitu sebagai berikut:
1) Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini
mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk
aktual.
2) Fase 1 : Pengembangan Konsep
13
b. Lini produk baru, yaitu produk baru yang memungkinkan perusahaan untuk
memasuki pasar yang sebelumnya sudah ada untuk pertama kali.
c. Tambahan pada lini produk yang sudah ada, yaitu produk baru yang
melengkapi lini produk yang sudah ada (misalnya ukuran kemasan baru, rasa
yang berbeda, dll).
d. Penyempurnaan sebagai revisi terhadap produk yang sudah ada, merupakan
pengenalan model produk yang telah disempurnakan untuk mengganti produk
lama. Penyempurnaan produk dapat dilakukan dengan tiga cara:
a. Menambah model produk.
b. Mengubah persyaratan/kebutuhaan pemrosesan
c. Mengubah kandungan/unsur-unsur produk.
e. Repositioning, yaitu produk yang sudah ada dijual pada pasar atau segmen
pasar yang baru.
f. Pengurangan biaya, yaitu produk baru yang menghasilkan kinerja yang serupa
tetapi pada tingkat biaya yang lebih rendah.
d. Pemilihan konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis
secara berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang
paling menjanjikan. Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu:
1) Penyaringan konsep
Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara
cepat dan untuk memperbaiki konsep
2) Penilaian konsep
Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap
kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik
dengan penekanan pada setiap kriteria.
3) pengujian konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan
konsumen telah terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan
mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses
pengembangan selanjutnya.
4) Penentuan spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali
setelah proses dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan
nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada
konsep produk itu sendiri, batasan-batasan yang diidentifikasi melalui
pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja.
5) Perencanaan
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal
pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu
19
Maka muncul ide untuk menciptakan produk lampu hias (yang pertama)
dengan menggunakan teknologi lampu LED yang lebih aman dan tidak mudah
panas. Lampu yang dirancang dapat berubah warna sesuai dengan kebutuhan
konsumen masing-masing, dengan daya sangat rendah menggunakan arus DC
(Direct Current) untuk menyalakan lampu tersebut tanpa harus menggunakan arus
listrik instalasi rumah sehingga lebih ekonimis dan aman, desain lampu yang lebih
minimalis dan didukung dengan menggunakan remot control untuk menyalakan
lampu tersebut sehingga memudahkan para pengguna untuk menyalakannya dan
mematikan.
e) Tahap perakitan.
Setelah semua tahap selesai maka akan dilakukan tahap terakhir yaitu
perakitan dimana bagian-bagian kayu yang sudah dipotong maka akan
disusun sesuai bentuk yang sudah ditentukan penggunaan lem untuk
merekatkan kayu satu dengan yang lainnya sehingga nantinya kayu tidak
mudah lepas atau rusak.
2. Komponen Elektronik Yang Dipakai Dalam Pembuatan Lampu.
Dalam pembuatan lampu hias dibutuhkan beberapa komponen
elektronik pendukung lainnya di antaranya:
1. Menggunakan modul step up/boost yang berfungsi untuk menaikkan
tegangan output-nya, dengan terdiri dari beberapa komponen inti seperti
kumparan lilitan primer sekunder dan coil yang fungsinya untuk
mengubah tegangan sesuai yang di inginkan.
2. Resistor
Komponen dasar elektronika yang fungsinya untuk menghambat arus
listrik yang melewati suatu rangkaian. Bisa dibilang semua rangkaian
elektronika selalu menggunakan komponen elektronika ini.
3. Kapasitor
Fungsi Kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika adalah sebagai
penyeimbang, filter pada sebuah rangkaian power supply, pembangkit
frekuensi dan juga digunakan untuk mencegah percikan bunga api pada
sebuah saklar. Untuk menyimpan arus dan tegangan listrik sementara
waktu.
4. Transistor
Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk
penguat, sebagai sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai
stabilitas.
5. Travo
Fungsi trafo hanya dapat dipergunakan untuk melakukan perubahan
tegangan tertentu menjadi tegangan output yang diperlukan. Tetapi
fungsi trafo tidak dapat menstabilkan tegangan atau voltase tersebut.
23
6. Elco
Fungsi Elco (Elektrolit Condensator) biasanya sebagai penyimpan arus
listrik searah (DC). Namun demikian, elco memiliki banyak fungsi yang
banyak dan beragam pada berbagai perangkat elektronika, antara lain
Fungsi elco sebagai filter atau penyaring yang sempurna.
7. Menggunakan modul Inventer sebagi alat pengubah arus yang awalnya
menggunakan arus input DC yang akan dikelola menjadi arus output AC
yang memiliki tegangan cukup tinggi.
8. Menggunakan baterai yang berkapasitas 8000 mAh untuk menampung
daya listrik dan di salurkan untuk menyalakan lampu tersebut. Dengan
output 12volt 5,5A.
2. Menghemat biaya
Metode QFD dapat menghemat cost production (biaya produksi) karena
perbaikan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan. Perusahaan tidak memerlukan pengulangan pekerjaan
yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan pelanggan.
3. Efisiensi Waktu
Selain menghemat biaya, QFD dapat menghemat waktu yang dibutuhkan
dalam pengembangan produk. Perusahaan dapat lebih memfokuskan pada
persyaratan pelanggan yang spesifik dan telah diidentifikasikan dengan
jelas. Namun, memang diperlukan waktu yang cukup untuk input manual
terhadap angket dan survei yang dilakukan.
4. Orientasi Kerjasama Tim
QFD "memaksa" karyawan untuk berkonstribusi pada peningkatan
kualitas produk. Di sinilah dibutuhkan kerjasama tim yang baik. Semua
keputusan terkait dengan proses produksi didasarkan atas persetujuan
mufakat antara semua orang yang terlibat di dalamnya, melalui diskusi
dan brainstorming yang mendalam.
5. Orientasi Kerjasama Tim
Dengan dilakukannya QFD pada sebuah produk, perusahaan akan
memperoleh dokumen yang cukup komprehensif mengenai data-data yang
berhubungan dengan proses produksi dan perbandinganya dengan
persyaratan atau keinginan konsumen.
6. Meningkatkan pendapatan perusahaan
Jika kebutuhan konsumen terpenuhi, maka kepuasan konsumen terhadap
produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan dapat dengan mudah
dicapai. Dengan begitu, jumlah transaksi dikarenakan adanya repeat order
26
E. Technical
Correlation
s
C. Technical Response
Customer B. Planning
D. Relationship Matrix
Needs Matrix
F. Technical Matrix
1. Bagian A
2. Bagian B
Planning matrix merupakan bagian ke dua dari HOQ dan disebut sebagai
tempat penentuan sasaran dan tujuan produk, didasarkan kepada interpretasi
tim terhadap data riset pasar. Penetapan sasaran merupakan gabungan antara
prioritas-prioritas kebutuhan pelanggan. Hal ini yang merupakan tahap penting
dalam perencanaan produk Planning matrix berisi tiga tipe informasi penting:
a. Improvement Ratio
Rasio perbaikan =
b. Sales Point
Sales point adalah persepsi atau pendapat tentang suatu produk atau jasa
dari pihak manajemen. Dan nilai tersebut dipakai pada ketetetapan sales
point dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
Nil
Arti
ai
1 Tidak ada sales point
1,2 Sales point sedang
1,5 Sales point kuat
Sumber: : Lou Cohen, 1995
Sikap atau tanggapan baik terhadap kebutuhan konsumen bisa dijadikan hal
untuk mempermudah dalam menjual produk atau jasa.
3. Bagian C
4. Bagian D
5. Bagian E
Simbol Keterangan
++ Positif kuat
+ Positif moderat
6. Bagian F
30
Berisi atribut atau variabel yang diperoleh dari pengolahan data dengan
metode Importance-Performance Analysis yang atributnya termasuk dalam
Kuadran I (Prioritas Utama). Selanjutnya atribut ini dijadikan sebagai input dalam
penyusunan Quality Function Deployment. Sedangkan atribut yang termasuk
dalam kuadran II,III,dan IV dieliminasi.
bahan besi cor. Membuat ulir tersebut mudah korosif dan tidak baik untuk
berkontak langsung dengan makanan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, didapatkan hasil yakni Meningkatnya performa higenitas alat yang
didapat dari nilai angka kekasaran permukaan yang berubah 62,2 % lebih
baik serta material tidak lagi korosif. Keuntungan lain yaitu didapat produk
yang lebih ringan untuk bagian ulir/screw dari 3 kg menjadi 1,2 kg dengan
dimensi yang sama
2. Pada tahun 2012 Pendy Ardiansah melakukan penelitian dengan judul
Perancangan Alat Pembuat Sengkang Dengan Metode QFD dan Pendekatan
Anthropometri dikarenakan Posisi duduk dengan fasilitas kerja yang ada
menimbulkan keluhan bagi pekerja. Sehingga peneliti ingin mengembangkan
atau memperbarui alat tersebut untuk menunjang kenyamanan bagi pekerja
dengan membuat alat sederhana yang Menghasilkan suatu alat pembuat
sengkang dengan bahan rangka meja, bangku terbuat dari besi, bahan jok
bangku berpori, tebal busa 4 cm, meja bersifat portable dan dapat dilihat dari
nilai GAP (selisih nilai penilaian dengan harapan pengguna terhadap atribut
suatu produk) yang semakin menurun dari rata-rata GAP awal -0,64 menjadi
0,37
3. Penelitian yang dilakukan Tri Hastomo pada tahun 2009 yang mengusung
tema Perancangan dan Pembuatan Alat Pemotong Krupuk Rambak Dengan
Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) peneliti tergerak ingin
mengembangkan alat tersebut dikarenakan proses pemotongan yang masih
memanfaatkan pisau yang digerakan dengan tangan atau konvensional.
Sehingga menimbulkan beberapa keluhan, diantaranya lamanya proses
pemotongan, pekerja sering merasakan tidak nyaman dan membutuhkan
tingkat kosentrasi guna menghindari resiko kecelakaan dengan
dikembangkannya alat pemotongan krupuk tersebut diharapkan dapat
Menghasilkan suatu alat pemotong krupuk rambak yang lebih modern. Untuk
proses pemotongan menjadi lebih cepat, pekerja lebih nyaman dalam
melakukan proses pemotongan dan lebih ergonomis lagi
32