Anda di halaman 1dari 21

 

 
BAB II
 

  TINJAUAN PUSTAKA

 
2.1 Rencana Pemasaran (marketing plan)
 
Segala kegiatan yang akan dilakukan harus direncanakan terlebih dahulu.
 
Suatu perencanaan disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu
 
kegiatan, sehingga kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan secara maksimal,
efisien dan efektif.

Menurut Philip Kotler (2003:100) menyatakan bahwa rencana pemasaran


adalah salah satu keluaran (output) yang paling utama dan proses perencanaan,
dimana perencanaan tersebut dibuat untuk merespon perubahan kondisi. Sama
seperti Philip Kotler, menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya yang berjudul
Creating Effective Marketing Plan (2002:87) menyatakan bahwa :

“ Marketing plan merupakan sebuah strategi yang disusun


untuk mengantisipasi pengaruh kebijakan ekonomi,
peningkatan peran pelanggan dalam pengambilan keputusan
pengembangan produk persaingan dan misi perusahaan yang
pada akhirnya harus diterapkan secara praktis dilapangan”.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rencana pemasaran


adalah sebuah panduan bagi perusahaan untuk menjalankan strategi – strategi
pemasaran yang perlu dilakukan berdasarkan analisis pada dalam perusahaan
maupun luar perusahaan, dan strategi tersebut untuk mengantisipasi perubahan
kondisi seperti kondisi ekonomi, bertahan dalam persaingan, tetap ada dalam
pasar, mempertahankan konsumen yang telah ada hingga menambah
konsumen baru yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

6
 
 

 
Dalam membuat rencana pemasaran tidak bisa terlepas dari menentukan
 
strategi bauran pemasaran yang tepat, bahasan mengenai bauran pemasaran
 
akan di bahas di sub bab selanjutnya.
 

 
2.2 Bauran Pemasaran
 

  Definisi bauran pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2006;48)


adalah “marketing mix as the set of controllable tactical marketing tools-
 
product, price place, and promotion-that the firm blends to produce the
 
respond it wants in the target market”.

Artinya bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang


meliputi produk, harga, pendistribusian dan promosi yang berada dalam
kendali manajer pemasaran perusahaan dan perusahaan memadukannya untuk
mendapatkan respon yang diinginkan oleh target pasar

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2004), bauran pemasaran merupakan


seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk
karakteristik barang/jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Dari kedua definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran


merupakan variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk
menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasar sasaran. Dan terdapat 7
unsur marketing mix yaitu:
1. Product,
2. Price,
3. Promotion,
4. Place,
5. People,
6. Process, dan
7. Physical Evidence.
2.3 Elemen – Elemen Bauran Pemasaran

7
 
 

 
2.3.1 Product (produk)
 
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program
 
pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran
  lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki
  produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
 

 
Kotler dalam bukunya Marketing Management (2003:218)
  Menjelaskan pengertian produk secara spesifik sebagai berikut: “A
  Product is anything that can be offerd to a market for attention,
acquisltion, use, or consumption that might satisfy a want or need”

Menurut Jerome Mc-Carthy (2004) produk merupakan bentuk


penawaran organisasi yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui
pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Berdasarkan kedua pengertian diatas produk ialah sesuatu yang


dapat ditawarkan kepada suatu pasar untuk mendapatkan perhatian,
pengakuan atau dikonsumsi meliput objek fisik, jasa, kepribadian,
organisasi dan keinginan.

Maka dapat disimpulkan bahwa produk ialah segala sesuatu yang


dapat ditawarkan terhadap pasar untuk dapat memuaskan kebutuhan
ataupun keinginan. Produk tidak hanya berarti objek fisik yang dapat
dilihat akan tetapi meliputi ide maupun jasa yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.

2.3.1.1 Level Produk

8
 
 

 
Menurut Kotler dalam Marketing Management (2003:395), produk
 
mempunyai 5 tingkatan/level, yaitu:
 

 
Gambar 2.1 Level Produk Kotler (2003:408)

a. Core product
Core product adalah manfaat utama yang benar-benar
dicari oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan
memecahkan masalah. Dengan kata lain core product adalah
manfaat fundamental yang dibutuhkan konsumen dari produk yang
dibeli, Contoh : produk makanan sebagai kebutuhan manusia untuk
hidup..

b. Basic product
Basic product adalah product dasar yang mampu memenuhi
fungsi fundamental produk tersebut, contoh : produk makanan
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seseorang

c. Expected product
Expected product adalah sekumpulan atribut dan kondisi
yang diharapkan/diinginkan oleh konsumen ketika membeli produk
tersebut. Contoh : Kemasan, harga yang murah atau kualitas yang
baik.

9
 
 

 
d. Augmented product
 
Augmented product adalah layanan dan manfaat tambahan
 
yang ditawarkan perusahaan dan menjadi titik beda dengan
  tawaran dari perusahaan pesaing yang menawarkan produk yang
  sama, misalnya dalam pembelian produk makanan tersebut dapat
berimbas dengan gaya hidup mereka
 

 
e. Potential product
  Potential product adalah semua tambahan dan transformasi
  dari product yang mungkindilakukan di kemudian hari. Potential
product ini dapat dijadikan alat untuk memuaskan konsumen dan
pembeda dari produk pesaing.

Sedangkan Menurut Sofjan Assauri dalam buku Manajemen


Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi (2004:202), pada dasarnya
produk yang di beli konsumen itu dapat di bedakan atas tiga
tingkatan, yaitu :

1. Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang
sesungguhnya dari produk yang ingin di peroleh atau di dapatkan oleh
seorang pembeli aatu konsumen dari produk tersebut.

2. Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model,


kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai peroduk tersebut.

3. Produk tambahan ( augmented product ) adalah tambahan


peroduk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti
pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan dan pengangkutan
secara cuma-Cuma.

Nilai produk bertambah dengan adanya factor yang dapat


mendukung apa yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen, seperti

10
 
 

 
design kemasan yang unik, kualitas yang baik, dll..Akan tetapi pada
 
tahapan akhir ada sedikit perbedaan. Dalam Marketing Management
 
Kotler Mengungkapkan bahwa suatu produk akan memiliki nilai
  tambah apabila produk tersebut memiliki pembeda dengan produk
  pesaing yang dapat memuaskan konsumen.
Sedangkan dalam buku Manajemen Pemasaran: Dasar,
 
Konsep dan Strategi Sofjan Assauri ditahapan akhir dijelaskan bahwa
 
produk dapat memiliki nilai tambah berdasarkan faktor-faktor luar
  yang menambah nilai inti produk seperti layanan instalasi, jaminan
  garansi,dll.

2.3.1.2 Strategi Produk

Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu


perusahaan yang berkaitan dengan produk yang di pasarkanya.
Strategi produk tidak hanya berkaitan dengan produk yang di
pasarkan akan tetapi berhubungan pula dengan hal-hal atau atribut
lain yang melekat pada produk tersebut, misalnya bungkus, merk,
label dan sebagainya

The Ansoff Growth Strategies Matrix


Tabel 2.1. Strategi Produk

11
 
 

  Products

 
Existing New
Market
 
Existing Market penetration Product or services
  development

  New Market extension Diversification

 
Keterangan :
 
1. Market Penetration
  Yaitu strategi yang dilakukan apabila produk dan pasar yang
akan dimasuki sudah ada sehingga untuk meningkatkan volume
penjualan pada konsumen yang telah ada bisa dilakukan market
penetration misalnya melakukan penetapan harga yang lebih
rendah dibandingkan kompetitor walaupun produk yang
ditawarkan sama.
2. Product Development
Yaitu strategi yang dilakukan apabila memasuki pasar yang
telah ada dengan produk yang baru , untuk meningkatkan volume
penjualan dalam kondisi seperti ini dapat dilakukan dengan cara
memodifikasi produk misalnya dengan meningkatkan kualitas
produk, design, tampilan, warna dll.
3. Market Extention
Yaitu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan volume
penjualan produk lama dengan cara mencari segmen pasar baru,
atau konsumen baru untuk produk tersebut

4. Difersivication

12
 
 

 
Yaitu strategi yang dilakukan untuk produk baru yang belum
 
ada dipasar. Dalam hal ini perusahaan dapat melakukan promosi
 
untuk membangun awareness.
 

 
2.3.1.3 Atribut Produk
 

 
Kotler dan Amstrong (2006) menyebutkan bahwa atribut produk
  meliputi tiga hal, sebagai berikut :
  1. Kualitas Produk (Product Quality)
Kemampuan produk untuk melakukan fungsinya yang
meliputi daya tahan, kendalan,
Keteapatan, kemudahan operasi dan pemeliharaan, serta atribut
lainnya.
 Quality level : performance quality ( kemampuan produk
melakukan fungsinya sesuai dengan tingkat produk).
 Quality consistency : mencakup comformance quality
(bebas dari kecacatan) dan consistency ( memberikan kinerja sesuai
dengan target levelnya).
2. Fitur Produk ( Product Fature)
Model produk bisa mulai dari yang standar tanpa aksesoris
ekstra sampai pada model yang bervariasi. Feature ini adalah alat
yang kompetitif untuk membedakan dari produk
pesaing.
3. Desain Produk ( Product Design)
Rancangan bisa memperbaiki kinerja produk, jadi tidak
hanya sekedar saja penampilan saja. Rancangan yang baik dapat
mendukung kegunaan produk selain menambah penampilan
menjadi lebih baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
atribut produk merupakan unsur-unsur yang terdapat pada produk

13
 
 

 
yang dapat memberikan manfaat dari produk dan dapat dijadikan
 
dasar bagi konsumen dalam membuat keputusan pembelian.
 

 
2.3.2 Price (Harga)
 

 
Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan
  pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh
  produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen
dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
(Schifman and Kanuk, 2001). Dalam buku Principle of Marketing
membagi pendekatan umum mengenai penetapan harga berdasarkan 3
hal ,yaitu :

2.3.2.1 Cost-Based pricing (harga berdasarkan biaya)


Penetapan harga dengan cara menambahkan persentase
keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan jumlah
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk.
a. Cost-plus Pricing
Menambah mark-up standard (sebagai persentase keuntungan)
pada biaya produk. Hal ini sering dilakukan dengan
menentukan harga setelah menambah persentase jkeuntungan
pada biaya biaya yang telah dikeluarkan.

Biaya/unit = biaya variable/unit +

Harga =

14
 
 

 
b. Break even analysis (analisis titik impas)
 
Adalah penetapan harga berdasarkan harga impas dengan biaya
 
membuat dan memasarkan produk, atau penetapan harga untuk
  menghasilkan laba sasaran.
  Volums titik impas =

  2.3.2.2. Value based Pricing (harga berdasarkan nilai)


Penetapan harga berdasarkan persepsi/konsumen mengenai
 
nilai produk tersebut, Jadi penetapan harga dilakukan buakn
 
berdasarkan biaya penjualan tersebut,dan harga ini tercipta dari
pembeli/konsumen yang menilai suatu produk/jasa secara
lsngsung berdasarkan persepsi mereka.

2.3.2.3. Competitive-based pricing (harga berdasarkan persaingan)


Penetapan harga berdasarkan harga yang ditawarkan pesaing di
dalam pasaran, harga akan berubah apabila harga yang
ditawarkan setiap pesaing berubah juga, dan yang sangant
mempengaruhi yaitu yang memimpin pasar (market leader).

Berdasarkan berbagai strategi penetapan harga diatas, untuk menentukan


strategi tersebut dibutuhkan analisis yang mendalam agar biaya yang
dikeluarkan perusahaan sesuai dan mempunyai keuntungan yang
diinginkan oleh perusahaan.

2.3.3 Promotion (promosi)


Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari
penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan
mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan
masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa

15
 
 

 
seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail (Baker,
 
2000:7).
 

  Kotler dan Amstrong (2006:201) menyatakan bahwa promotion


  terdiri dari advertising, personal selling, sales promotion dan public
relation, elemen –elemen tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
 

 
2.3.3.1 Advertising
  Kotler dan amstrong (2006:401) berpendapat bahwa : “
  advertising is any paid from of non personal presentation and
promotion of ideas, goods, or service by an identified sponsor”.
Artinya bahwa iklan adalah bentuk presentasi non personal dan
promosi gagasan,ide-ide, barang-barang, atau pelayanan –
pelayanan yang dibayar sponsor tertentu.

Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal


yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas
untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar
sejumlah biaya untuk media. Kriyantono (2008)

Dapat disimpulkan bahwa iklan adalah pesan - pesan yang


mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditunjukan kepada
masyarakat melalui media.

2.3.3.2 Sales Promotion

16
 
 

 
American Marketing Association (AMA) dalam Sutisna
 
(2001:145) bahwa :
 
“sales is media and non media marketing pressure
  applied for a predetermined, limited period of time in
  order to stimulate trial, increase consumer deman, or
improve product quality”.
 

 
Dapar diartikan bahwa promosi penjualan merupakan upaya
  pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang
  rasa ingin mencoba konsumen, meningkatkan permintaan dari
konsumen, atau untuk memperbaiki kualitas produk.

Menurut Grewal and Levy (2008) Sales Promotion sebagai


insentif spesial atau program-program menarik yang mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian produk dan jasa tertentu.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sales Promotion


adalah suatu jenis promosi penjualan unutk merangsang dan
mendorong keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.

2.3.3.3 Public Relation


“ public relation is a management function enabling
organizations to achieve effective relationship with their
various audiences through an understanding of audience
opinions, attitudesm, and values (Wells dkk,1995:218).
Artinya bahwa public relations merupakan suatu fungsi
manajemen yang dibangun oleh organisasi untuk
mencapai hubungan yang efektif dengan masyarakat
yang bervariasi melalui mengetahui opini, perilaku dan
nila- nilai yang ada di masyarakat.

17
 
 

 
Menurut Maria (2002) public relation merupakan satu
 
bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi
  tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya
  dengan tepat dan benar serta mampu
mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh
 
kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan
 
benar terhadap organisasi tersebut
 

  Dapat disimpulkan bahwa public relation adalah suatu


fungsi manajemen untuk membangun hubungan
komunikasi dengan masyarakat melalui opini dan nilai –
nilai yang terdapat di dalam masyarakat.

2.3.3.4 Personal Selling


Kotler dan Amstrong (2006:401) menyatakan bahwa “personal
selling is personal presentation by the firm’s sale force for the
purpose of making sales and building customer relationship”,
Artinya adalah personal selling adalah kegiatan perorangan
untuk melakukan penjualan dengan tujuan membuat
penjualan dan membangun hubungan dengan konsumen.

Sedangkan menurut Chandra (2002:208) Personal Selling


adalah komponen integral dalam komunikasi pemasaran
terintegrasi dan bukan merupakan substitusi bagi unsur
bauran promosi lainnya

Jadi dalam personal selling adalah aktivitas komunikasi


antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual dengan
konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi, serta

18
 
 

 
tentu saja berhadapan langsung (face to face) dengan konsumen,
 
selain itu diharapkan hubungan jangka panjang.
 

  2.3.3.5 Direct Marketing


  Direct marketing menurut Kotler dan Amstrong (2006:401)
adalah
 
“ Direct marketing is direct communications with carefully
 
targeted individual consumer- the use of telephone, mail, fax,
  email, the internet and other tools to communicate directly with
  specific consumer.”

Fandy Tjiptono (2002:232) Direct Marketing adalah


sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan
satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang
terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Direct Marketing adalah
sebuah sistem pemasaran terhadap konsumen akhir yang
dilakuka secara interaktif dengan menggunakan beberapa media.

2.3.4 Place (Saluran Distribusi)

19
 
 

 
Agar produk sampai ketangan komsumen, maka pendistribusian
 
harus dilakukan dengan baik. Pendistribusian itu sendiriadalah aktivitas
 
perusahaan yang dapat membuat produk tersebut tersedia/tersalurkan
  pada konsumen (Kotler dan Amstrong, 2006:340)
  Menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah
saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang
 
tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
 
Jadi dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi (place) adalah
  saluran yang akan digunakan untuk menyalurkan produk atau jasa ke
  konsumen atau pemakai industri.

2.3.5 People (Partisipan)


People adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
(Hurriyati , 2010:50)
People adalah karyawan penyedia jasa layanan maupun penjualan,
atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses layanan itu sendiri, diantaranya adalah para receptionis,
dokter, dan beauty therapis.pelayan restoran, guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa People adalah pelaku yang
mempunyai peranan dalam penyajian produk maupun jasa dan
berhubungan langsung dengan konsumen.

2.3.6 Process (Proses)

Menurut Hamdani (2006:70) Process adalah gabungan dari


aktivitas. Process adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana
pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian
barang, contoh, pelayan restoran bisa memberikan barang yang dipesan
secara cepat dan tepat.

20
 
 

 
Menurut Zeithaml dan Bitner (2002) Proses adalah semua
 
prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk
 
menyampaikan jasa.
 
Dapat disimpulkan bahwa proses adalah semua prosedur yang
 
dilakukan oleh perusahaan yang berupa kativitas untuk menyampaikan
  produk atau jasa tersebut.
 

 2.3.7 Physical evidence (Lingkungan fisik)

  Physical Evidence adalah dimana jasa disampaikan dan dimana


perusahaan dan konsumennya berinteraksi (Lupioyadi, 2006:75)

Lovelock (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui

tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik

yang strategis, yaitu sebagai berikut :

1) An attention-Creating Medium. Perusahaan melakukan diferensiasi

dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk

menjaring pelanggan dari target pasarnya.

2) As a message-creating medium. Menggunakan simbol atau isyarat

untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai

kekhususan kualitas dari produk jasa.

3) An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak,

suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa

yang ditawarkan.

21
 
 

 
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan fisik adalah
 
tempat atau sarana dimana konsumen akan merasakanya baik yang
 
dirasakan maupun yang tidak dirasakan.
 

  Dari ketujuh elemen marketing mix tersebut dapat disimpulkan bahwa


dari setiap masing masing elemen tersebut harus mempunyai strategy
 
tersendiri, agar dapat membantu membuat kenyaman konsumen
 
sehingga konsumen tersebut dapat mendapatkan kepuasan.
 

 
2.4 Brand awareness

Menurut American Marketing Association dalam Rangkuti, (2002 : 1)


merek adalah nama, istilah, logo, tanda, atau lambang dan kombinasi dari dua
atau lebih unsur tersebut yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang-
barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual untuk
membedakannya dari produk pesaing.

Menurut Eti Rochaety (2005:35) Brand awareness merupakan


kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau
iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan kata-kata kunci.
Kesadaran ini digunakan sebagai salah satu indikator efektivitas pemasaran.
Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik simpulan
bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi
pemasaran,adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun
kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari
ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam
pengambilan keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan
konsumen terhadap eksistensi suatu brand.

22
 
 

 
2.5 Langkah-Langkah Rencana Pemasaran
 

  Tahapan rencana pemasaran strategi menurut Malcolm H.B. Mcdonald


dan Warren J. Keegan (2002), sebagai berikut :
 

  a. pernyataan misi (mission statement)

  b. Ringkasan keuangan yang berisikan pendapatan, biaya, aliran uang, dan


  laba yang harus dicapai pada periode yang telah direncanakan

  c. Ringkasan dari faktor-faktor eksternal utama yang mempengaruhi


  kinerja pemasaran perusahaan selama tahun sebelumnya bersama dengan
pernyataan kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam persaingan yang
dihadapi ini disebut analisa SWOT (strength, weaknesses,opportunities,
threaths)

d. Daftar asumsi-asumsi tentang penentu utama keberhasilan dan


kegagalan pemasaran

e. Tujuan dan strategis pemasaran secara keseluruhan

f. Strategi untuk menciptakan sumber daya yang dibutuhkan untuk


menerapkan program penciptaan nilai bagi konsumen.

f. Program pemasaran yang berisikan rincian waktu, tanggung jawab, dan


biaya biaya disamping peramalam penjualan dan anggaran

23
 
 

  Menurut Peter Balan (1992) langkah-langkah dalam renacana pemasaran


meliputi:
 
Mission Statement
  and corporate
Objectives
 

  Market Definition

 
Marketing Audit
 

Swot analysis Assumptions

Marketing
Objectives

Marketing Contingencies
Strategies

Marketing mix
Implications
decision

Marketing Budget

Marketing
programme

Marketing Actions

Monitoring and
feedback

Gambar 2.2 Rencana Pemasaran Peter Balan (1992)

24
 
 

 
A. Mission statement and corporate objectives
 
Menetapkan hal utama yang diperlukan dengan menjelaskan tujuan
 
tujuan perusahaan yang mencakup latar belakang, misi dan visi
  perusahaan .
  B. Marketing definition
Memberikan definisi tentang kondisi pasar dan industri perusahaan
 
beroperasi.
 
C. Marketing audit
  Mengidentifikasi trend apa yang ada di luar perusahaan yang dapat
  berpengaruh terhadap perusahaan, seperti trend ekonomi, pesaing,
perilaku konsumen, gaya hidup, kebiasaan.
D. SWOT analysis
Menganalisi perusahaan melalui kekuatan, kelemahan, peluang hingga
ancaman yang terdapat di dalam dan luar perusahaan.
E. Marketing Objectives
Menetapkan target – target yang akan dituju oleh perusahaan
berdasarkan kurun waktu tertentu.
F. Marketing Strategies
Membuat strategi agar produk atau jasa bisa sampai ke konsumen dan
memperhatikan ancaman hingga mengambil peluang yang ada.
G. Marketing mix decision
Pemilihan bauran pemasaran yang cocok bagi perusahaan, karena bauran
pemasaran adalah alat penting untuk membuat perencanaan pemasaran.
H. Marketing Budget
Membuat rancangan dana yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan
dalam membuat perencanan pemasaran.
I. Marketing Programme
Membuat program pemasaran sesuai jadwal yang dibuat.secara detail
dan untuk mendorong taktik – taktik apa yang akan dipergunakan.
J. Marketing Actions
Implementasi dari rencana pemasaran yang telah dibuat.

25
 
 

 
K. Monitoring and feedback
 
Mengawasi rencana pemasaran yang telah dilakukan dan melihat tujuan
 
– tujuan yang telah dicapai.
 

  Dari kedua langkah rencana pemasaran tersebut maka yang akan dilakukan
oleh DonKen adalah langkah perencanaan pemasaran Peter Balan (1992) ,
 
langkah tersebut karena lebih action oriented dan mudah digunakan.
 

26
 

Anda mungkin juga menyukai