OLEH;
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan maka tujuan dari makalah ini
yaitu untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan pembaca dan penulis
mengenai strategi produk
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Penulis, melatih penulis dalam menulis karya ilmiah dan mengukur seberapa
pemahaman penulis mengenai Strategi Produk
2. Pembaca, mendapatkan pemahaman mengenai Strategi Produk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STRATEGI PRODUK
A. Definisi Produk
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan pada pasar baik produk yang
berwujud ataupun produk tidak berwujud (jasa) sehingga dapat memuaskan keinginan
dan kebutuhan pasar. Selain itu, produk juga didefinisikan sebagai hasil jadi dari
sebuah proses produksi oleh produsen yang kemudian akan didistribusikan kepada
pembeli atau konsumen sesuai yang dibutuhkannya.
Menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346) produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk memperoleh perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut
Tjiptono (2008) produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu
sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut
William J. Stanton (2008 : 139) produk merupakan secara sempit diartikan sebagai
sekumpulan atribut fisik yang dapat di identifikasikan dalam sebuah bentuk nyata.
Menurut Buchari Alma (2007: 139), produk adalah seperangkat atribut yang berwujud
maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya tentang warna, harga, nama baik
pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta
pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginannya.
Menurut Fandy Tjiptono (2008 : 88) produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan
atau dikonsumsi pasar yang terkait.
B. Tingkatan Produk
Produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu :
1. Manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.
2. Bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera.
3. Serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh
pembeli pada saat membeli suatu produk.
4. Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha
dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
5. Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa
datang.
Menurut Ratih Hurriati (2015 : 51) tingkatan produk terbagi menjadi 5, antara
lain :
1. Produk Utama (core benefit) yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan
akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2. Produk Genetik (genetic product) yaitu produk dasar yang mampu memenuhi
fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi)
3. Produk Harapan (expected product) yaitu produk formal yang ditawarkan
dengazn berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati
untuk dibeli.
4. Produk Pelengkap (augmented product) yaitu berbagai atribut produk yang
dilengkapo atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasaan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.
5. Produk Potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.
Selain kriteria diatas dalam mengambil keputusan mengenai merk juga adanya
kondisi yang mendorong pengambilan keputusan penetapan merek, antara lain :
1. Produk akan mudah dikenali jika menggunakan merek atau tanda merek.
2. Produk dipersepsikan mempunyai nilai tertinggi untuk harganya.
3. Kualitas dan standar mudah dipertahankan.
4. Permintaan atas kelas produk umum cukup besar sehingga dapat mendukung
rantai regional, nasional maupun internasional.
5. Terdapat skala ekonomi.
E. Strategi Merk
Merk merupakan nama, istilah, symbol, data, rancangan hal-hal yang
mengidentifikasikan suatu barang atau jasa yang dimaksud dari seseorang atau
sekelompok penjual untuk membedakan produknya dari produk instansi yang lainnya
yang digunakan untuk menjukkan keunggulan utama dari perusahaanya.
Menurut Kotler dan Amstrong, (2008: 275), merek merupakan sebuah istilah,
tanda, lambang, desain, atau kombinasi diantaranya, dan menunjukkan identitas
pembuat atau penjual produk .
Dalam membuat merek perusahaan harus membuat keputusan mengenai
postioning merek, pemilihan nama merek, sponsor merek, dan pengembangan merek.
Postioning merek yang paling tepat untuk membangun kepercayaan dan nilai
konsumen yang kuat. dalam pemilihan nama merek melibatkan nama penemu terbaik
dengan melibatkan tinjauan seksama manfaat produk, pasar sasaran, dan strategi
pemasaran yang diajukan. Dalam pemilihan sponsor produsen mempunya empat
pilihan yaitu produsen dapat meluncurkan merek nasional, menjual kepada penjual
perantara yang menggunakan merek pribadi, memasarkan merek berlisensi untuk co-
branding produk.
Merek yang baik memberikan jaminan kualitas. Merek memiliki enam
tingkatan pengertian:
1. Atribut. Merek memiliki atribut tertentu yang menyatakan sesuatu yang
mengingatkan pada suatu barang atau jasa. Contohnya Brand Channel yang
menyatakan sesuatu yang bergengsi, mahal, berkualitas, tahan lama, dan
sebagainya.
2. Manfaat. Para pelanggan lebih dominan membeli manfaat dibandingkan membeli
atribut. Merek sebagai atribut mempunyai dua manfaat seyaitu manfaat fungsional
dan manfaat emosional. Atribut “mudah didapat” diterjemahkan sebagai manfaat
fungsional. Atribut “tidak mahal” dapat diterjemahkan sebagai manfaat
emosional.
3. Nilai. Merek juga harus menyatakan sebuah nilai untuk produsennya. Contoh
Brand Channel berarti bekinerja aman, bergengsi, teratur, aman, dan sebagainya.
4. Budaya. Merek mewakili budaya tertentu. Misalnya brand chanel mewakili
budaya Prancis yang terinspirasi oleh pola geometris jendela kaca biara.
5. Kepribadian. Merek mecerminkan kepribadian seseorang.
6. Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli dan menggunakan
produk tersebut.
Sebuah merek yang kuat memiliki keunggulan bersaing utama. Adapun
beberapa pilihan strategi dalam pemberian merek, yaitu sebagai berikut:
1. Tanpa identitas merek (no brand identity). Tidak terdapat biaya dan
keahlian pemasaran membuat suatu perusahaan kecil sulit untuk membangun
kesadaran pembeli, sehingga tergantung pada wholesaler atau retailers agar
pembeli dapat membeli produknya. Para konsumen mengasosiasikan produk
tanpa merek tersebut dengan distributor yang menyalurkannya. Produsen
produk tanpa merek akan menitik beratkan pemasarannya kepada distributor
dan pengecer dibandingakan kepada konsumen. Tetapi seharusnya sekecil
atau sesederhana apapun suatu produk hendaknya memiliki merek untuk
memudahkan pembelian kembali yang berkesinambungan. Pengalaman yang
memuaskan dan promosi dari mulut ke mulut akan membantu membangun
reputasi merek di mata pembeli.
2. Pemberian merek sendiri (privat branding).
Salah satu instansi pengecer dengan nama yang sudah dikenal
mengadakan kontrak dengan produsen untuk menggunakan namanya sebagai
merek produk yang dihasilkan oleh produsen. Keuntungan yang didapat oleh
produsen adalah mengurangi biaya pemasaran untuk konsumen, namun
produsen menjadi ketergantungan pada pengecer tersebut. Sedangkan
pengecer menggunakan merek pribadi untuk membangun loyalitas toko.
3. Pemberian merek perusahaan (corporate branding).
Strategi pemberian merek perusahaan merupakan strategi yang
membangun identitas perusahaan dengan menggunakan nama perusahaan
untuk mengidentifikasikan semua produk yang ditawarkan.
4. Pemberian merek lini produk (product line branding).
Strategi ini menempatkan nama produk dengan suatu lini produk yang
berkaitan. Keuntungannya adalah lebih terfokus dibandingkan dengan merek
perusahaan. Selain itu biaya lebih efisiensi karena promosi dilakukan untuk
seluruh lini produk, bukannya masing-masing produk.
5. Pemberian merek khusus (specific product branding).
Strategi ini digunakan oleh produsen yang menghasilkan produk atau
barang tertentu dan memiliki citra yang berbeda dibandingkan dengan produk
sejenis lainnya, contohnya: susu boneto, kental manis, dll.
6. Kombinasi merek (combination branding).
Sebuah perusahaan bisa menggunakan suatu kombinasi strategi merek.
Misalnya, merek perusahaan yang dikombinasikan dengan merek lin iproduk.
Gorengan Es cincau
Panjang kedalaman Panjang Kedalaman
Pisang goreng Keju Coklat Tanpa susu
Original Vanila Tanpa gula
Pisang aroma Blubbery Strawberry Asam
Coklat Manis
Original Taro Gula merah
Molen Original
Tahu kres Balado
Jagung
Cireng Pedas
Original
Dari tabel diatas dapat dilihat kedalaman produk berjumlah 15 yang
terdiri dari 10 produk gorengan dan 5 produk es cincau.
4. Konsisten Bauran Produk
Konsisten atau tidaknya produk mengacu pada seberapa erat
hubungan berbagai lini produk dalam hal penggunaan akhir, persyaratan
produksi, saluran produksi dan hal lainnya. Misalnya, produk yang dijual
yaitu makanan dan minuman yaitu gorengan dan es cincau. Salah satu
konsumen membeli tahu kres rasa balado yang pada akhirnya juga akan
membeli es cincau untuk meredakan rasa pedasnya. Dan produk tersebut
dipasarkan berada satu tempat. Maka dari itu bauran produk dapat
dikatakan konsisten.