Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PRODUK

OLEH;

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan atau organisasi yang menawarkan sebuah produk baik
barang dan jasa memerlukan sebuah strategi produk dalam upaya mengembangkan
perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Produk merupakan sesuatu yang
ditawarkan pada pasar baik yang berwujud atau tidak berwujud sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan pasar.
Dalam upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, perusahaan
memerlukan strategi dalam permbuatan produk agar produk yang ditawarkan kepada
konsumen sesuai dengan permintaan, adapun dalam pembuatan produk perusahaan
memerlukan keputusan mengenai produk dan keputusan mengenai merk dari produk
yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, tak hanya itu perusahaan pun memerlukan
strategi merk apa yang akan digunakan, keputusan bauran produk serta perusahaan
juga harus memiliki strategi dalam pemasaraan untuk perusahaan jasa. Dalam
makalah ini akan membahas bagaimana suatu oerusahaan mengambil keputusan
terkait dengan strategi produk.

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan maka tujuan dari makalah ini
yaitu untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan pembaca dan penulis
mengenai strategi produk

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Penulis, melatih penulis dalam menulis karya ilmiah dan mengukur seberapa
pemahaman penulis mengenai Strategi Produk
2. Pembaca, mendapatkan pemahaman mengenai Strategi Produk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STRATEGI PRODUK
A. Definisi Produk
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan pada pasar baik produk yang
berwujud ataupun produk tidak berwujud (jasa) sehingga dapat memuaskan keinginan
dan kebutuhan pasar. Selain itu, produk juga didefinisikan sebagai hasil jadi dari
sebuah proses produksi oleh produsen yang kemudian akan didistribusikan kepada
pembeli atau konsumen sesuai yang dibutuhkannya.
Menurut Kotler & Armstrong, (2001: 346) produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk memperoleh perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut
Tjiptono (2008) produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu
sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut
William J. Stanton (2008 : 139) produk merupakan secara sempit diartikan sebagai
sekumpulan atribut fisik yang dapat di identifikasikan dalam sebuah bentuk nyata.
Menurut Buchari Alma (2007: 139), produk adalah seperangkat atribut yang berwujud
maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya tentang warna, harga, nama baik
pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta
pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginannya.
Menurut Fandy Tjiptono (2008 : 88) produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan
atau dikonsumsi pasar yang terkait.

B. Tingkatan Produk
Produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu :
1. Manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.
2. Bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera.
3. Serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh
pembeli pada saat membeli suatu produk.
4. Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha
dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
5. Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa
datang.

Menurut Ratih Hurriati (2015 : 51) tingkatan produk terbagi menjadi 5, antara
lain :
1. Produk Utama (core benefit) yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan
akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2. Produk Genetik (genetic product) yaitu produk dasar yang mampu memenuhi
fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi)
3. Produk Harapan (expected product) yaitu produk formal yang ditawarkan
dengazn berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan disepakati
untuk dibeli.
4. Produk Pelengkap (augmented product) yaitu berbagai atribut produk yang
dilengkapo atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasaan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.
5. Produk Potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.

C. Keputusan Mengenai Produk


Keputusan mengenai produk meliputi beberapa tahap, yaitu tentang keputusan
mengenai :
1. Atribut Produk, merupakan pengembangan produk dan jasa memerlukan
pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut
kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk
seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
2. Pemberian Merek pada produk Perusahaan mempunyai empat pilihan ketika
harus memilih strategi merek. Perusahaan dapat memperkenalkan perluasan lini
(merek yang telah ada diubah ke dalam bentuk, ukuran, dan rasa yang baru untuk
kategori produk yang sudah ada), perluasan merek (nama merek yang ada
diperkenalkan ke kategori produk baru), aneka merek (nama merek baru
diperkenalkan ke kategori produk yang sama), atau merek baru (merek baru untuk
kategori produk yang baru).
3. Pengemasan merupakan kegiatan mendesain dan memproduksi wadah atau
pembungkus produk. Kemasan dapat berupa wadah utama produk, kemasan
sekunder yang dibuang pada saat produknya digunakan, kemasan yang
dikhususkan untuk menyimpan, mengindentifikasi, dan mengirim produknya.
4. Pelabelan, label dapat bervariasi mulai dari tanda pengenal produk yang
sederhana hingga grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label
mengidentifikasi produk atau merek dan juga menjelaskan beberapa hal mengenai
produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, isinya, bagaimana
produk tersebut digunakan, dan bagaimana menggunakannya dengan aman.
Terakhir, label dapat mempromosikan produk melalui gambar yang atraktif. 
5. Jasa Pendukung Publik, meliputi pelayanan pelanggan atau customer servise
sebelum dan setelah terjadinya pembelian produk. Jasa pendukung ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga menyenangkan dan memuaskan pelanggan.

D. Keputusan Mengenai Merk


Kriteria yang dipakai untuk mendesain dan memilih elemen merek adalah:
1. Memorable, elemen merek harus gampang dikenali dan diingat. Hal ini
mendukung tingkat ekuitas merek yang bertujuan mencapai tingkat tertinggi dan
brand awareness pasar.
2. Meaningful, elemen merek harus mempunyai kredibilitas dan daya sugestif.
Misalnya, membuncahkan kesenangan, menarik, serta kaya dalam image visual
dan verbal.
3. Transferabillity, elemen merek ini bersifat mobile, baik dari sisi kategori produk
maupun batasan geografis maupun budaya.
4. Adaptability, elemen merek ini harus bersifat fleksibel agar dengan gampang
lebih mudah diperbarui dan disesuaikan dengan konteks.
5. Protectability, elemen merek ini harus aman, baik secara hukum maupun
persaingan.

Selain kriteria diatas dalam mengambil keputusan mengenai merk juga adanya
kondisi yang mendorong pengambilan keputusan penetapan merek, antara lain :
1. Produk akan mudah dikenali jika menggunakan merek atau tanda merek.
2. Produk dipersepsikan mempunyai nilai tertinggi untuk harganya.
3. Kualitas dan standar mudah dipertahankan.
4. Permintaan atas kelas produk umum cukup besar sehingga dapat mendukung
rantai regional, nasional maupun internasional.
5. Terdapat skala ekonomi.

E. Strategi Merk
Merk merupakan nama, istilah, symbol, data, rancangan hal-hal yang
mengidentifikasikan suatu barang atau jasa yang dimaksud dari seseorang atau
sekelompok penjual untuk membedakan produknya dari produk instansi yang lainnya
yang digunakan untuk menjukkan keunggulan utama dari perusahaanya.
Menurut Kotler dan Amstrong, (2008: 275), merek merupakan sebuah istilah,
tanda, lambang, desain, atau kombinasi diantaranya, dan menunjukkan identitas
pembuat atau penjual produk .
Dalam membuat merek perusahaan harus membuat keputusan mengenai
postioning merek, pemilihan nama merek, sponsor merek, dan pengembangan merek.
Postioning merek yang paling tepat untuk membangun kepercayaan dan nilai
konsumen yang kuat. dalam pemilihan nama merek melibatkan nama penemu terbaik
dengan melibatkan tinjauan seksama manfaat produk, pasar sasaran, dan strategi
pemasaran yang diajukan. Dalam pemilihan sponsor produsen mempunya empat
pilihan yaitu produsen dapat meluncurkan merek nasional, menjual kepada penjual
perantara yang menggunakan merek pribadi, memasarkan merek berlisensi untuk co-
branding produk.
Merek yang baik memberikan jaminan kualitas. Merek memiliki enam
tingkatan pengertian:
1. Atribut. Merek memiliki atribut tertentu yang menyatakan sesuatu yang
mengingatkan pada suatu barang atau jasa. Contohnya Brand Channel yang
menyatakan sesuatu yang bergengsi, mahal, berkualitas, tahan lama, dan
sebagainya.
2. Manfaat. Para pelanggan lebih dominan membeli manfaat dibandingkan membeli
atribut. Merek sebagai atribut mempunyai dua manfaat seyaitu manfaat fungsional
dan manfaat emosional. Atribut “mudah didapat” diterjemahkan sebagai manfaat
fungsional. Atribut “tidak mahal” dapat diterjemahkan sebagai manfaat
emosional.
3. Nilai. Merek juga harus menyatakan sebuah nilai untuk produsennya. Contoh
Brand Channel berarti bekinerja aman, bergengsi, teratur, aman, dan sebagainya.
4. Budaya. Merek mewakili budaya tertentu. Misalnya brand chanel mewakili
budaya Prancis yang terinspirasi oleh pola geometris jendela kaca biara.
5. Kepribadian. Merek mecerminkan kepribadian seseorang.
6. Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli dan menggunakan
produk tersebut.
Sebuah merek yang kuat memiliki keunggulan bersaing utama. Adapun
beberapa pilihan strategi dalam pemberian merek, yaitu sebagai berikut:
1. Tanpa identitas merek (no brand identity). Tidak terdapat biaya dan
keahlian pemasaran membuat suatu perusahaan kecil sulit untuk membangun
kesadaran pembeli, sehingga tergantung pada wholesaler atau retailers agar
pembeli dapat membeli produknya. Para konsumen mengasosiasikan produk
tanpa merek tersebut dengan distributor yang menyalurkannya. Produsen
produk tanpa merek akan menitik beratkan pemasarannya kepada distributor
dan pengecer dibandingakan kepada konsumen. Tetapi seharusnya sekecil
atau sesederhana apapun suatu produk hendaknya memiliki merek untuk
memudahkan pembelian kembali yang berkesinambungan. Pengalaman yang
memuaskan dan promosi dari mulut ke mulut akan membantu membangun
reputasi merek di mata pembeli.
2. Pemberian merek sendiri (privat branding).
Salah satu instansi pengecer dengan nama yang sudah dikenal
mengadakan kontrak dengan produsen untuk menggunakan namanya sebagai
merek produk yang dihasilkan oleh produsen. Keuntungan yang didapat oleh
produsen adalah mengurangi biaya pemasaran untuk konsumen, namun
produsen menjadi ketergantungan pada pengecer tersebut. Sedangkan
pengecer menggunakan merek pribadi untuk membangun loyalitas toko.
3. Pemberian merek perusahaan (corporate branding).
Strategi pemberian merek perusahaan merupakan strategi yang
membangun identitas perusahaan dengan menggunakan nama perusahaan
untuk mengidentifikasikan semua produk yang ditawarkan.
4. Pemberian merek lini produk (product line branding).
Strategi ini menempatkan nama produk dengan suatu lini produk yang
berkaitan. Keuntungannya adalah lebih terfokus dibandingkan dengan merek
perusahaan. Selain itu biaya lebih efisiensi karena promosi dilakukan untuk
seluruh lini produk, bukannya masing-masing produk.
5. Pemberian merek khusus (specific product branding).
Strategi ini digunakan oleh produsen yang menghasilkan produk atau
barang tertentu dan memiliki citra yang berbeda dibandingkan dengan produk
sejenis lainnya, contohnya: susu boneto, kental manis, dll.
6. Kombinasi merek (combination branding).
Sebuah perusahaan bisa menggunakan suatu kombinasi strategi merek.
Misalnya, merek perusahaan yang dikombinasikan dengan merek lin iproduk.

F. Keputusan Bauran Produk


Produk merupakan segala sesuatu yang bisa di tawarkan kepada pasar untuk
dapat memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan konsumen, termasuk pengalaman,
barang fisik, jasa, property, ide, organisasi, dan sebagainya. Sedangkan bauran produk
juga menjadi pilihan yang terdapat pada suatu produk (product assortment) yang
merupakan suatu kumpulan semua produk dan barang maupun jasa yang di tawarkan
untuk dijual oleh penjual tertentu, bauran produk perusahaan terdiri dari berbagai lini
produk, bauran produk perusahaan mempunyai lebar, Panjang, kedalaman dan
konsisten tertentu (Philip Kotler & Kevin Lane Kotler (2008)).
Bauran produk terdiri dari lebar, Panjang, kedalaman dan konsisten. Keempat
hal tersebut memiliki keterkaitan yang erat dengan pembagian kategori untuk semua
itrm satuan jenis produk yang diproduksi.
1. Lebar Bauran Produk (width)
Lebar bauran produk terbentang kiri ke kanan yang mengacu pada
sebarapa banyak macam lini produk suatu perusahaan yang diproduksi,
atau dijual secara B2C (Bussineses to Consumen). Jika produk yang
dipasarkan merupakan makanan ringan seperti gorengan, berarti lebar
bauran produk sama dengan lini produk. Jika ingin menambah gerobak
lain misalnya es cincau disebelah gerobak gorengan maka lebar bauran
produk berjumlah dua, yang terdiri dari gorengam dan es cincau,
melainkan es cincau memiliki bagian lini yaitu es cincau rasa coklat,
vanila, strawberry, dan taro.
2. Panjang Bauran Produk (Length)
Panjang bauran produk berjajar dari atas ke bawah yang mengacu pada
jumlah unit produk dalam bauran produknya, merupakan jajaran setiap lini
produk yang nantinya akan dihitung secara keseluruhan. Dilihat pada
contoh lebar bauran terdapat dua lini produk yang terdiri dari gorengan
dan es cincau. Masing-masing lini diuraikan sebagai berikut:
Gorengan Es cincau
Pisang goreng Coklat
Pisang aroma Vanila
Molen Strawberry
Tahu kres Taro
cireng
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah panjang produk jualannya
yaitu 9, lima dari gorengan dan empat dari es cincau.
3. Kedalaman Bauran Produk (Depth)
Pada setiap cabang dari setiap jenis lini produk, memiliki beberapa
varian yang ditawarkan tiap produk dalam lini produk tersebut. Terdapat
beberapa atau semua jenis pada lini produk memiliki variasi yang
membedakan produk yang satu dengan lainnya, meskipun bentuknya
sama. Perbedaan tersebut berpengaruh pada target caalon pembeli. Berikut
contoh kedalaman pada suatu produk.

Gorengan Es cincau
Panjang kedalaman Panjang Kedalaman
Pisang goreng Keju Coklat Tanpa susu
Original Vanila Tanpa gula
Pisang aroma Blubbery Strawberry Asam
Coklat Manis
Original Taro Gula merah
Molen Original
Tahu kres Balado
Jagung
Cireng Pedas
Original
Dari tabel diatas dapat dilihat kedalaman produk berjumlah 15 yang
terdiri dari 10 produk gorengan dan 5 produk es cincau.
4. Konsisten Bauran Produk
Konsisten atau tidaknya produk mengacu pada seberapa erat
hubungan berbagai lini produk dalam hal penggunaan akhir, persyaratan
produksi, saluran produksi dan hal lainnya. Misalnya, produk yang dijual
yaitu makanan dan minuman yaitu gorengan dan es cincau. Salah satu
konsumen membeli tahu kres rasa balado yang pada akhirnya juga akan
membeli es cincau untuk meredakan rasa pedasnya. Dan produk tersebut
dipasarkan berada satu tempat. Maka dari itu bauran produk dapat
dikatakan konsisten.

G. Definisi Jasa dan Karakteristik Jasa


a. Difinisi Jasa
Berikut definisi jasa menurut beberapa para ahli:
1. Menurut Kotler & Keller (2012), jasa merupakan setiap aktivitas, manfaat atau
performance yang ditawarkan oeleh satu pihak ke pihak lain yang bersifat
intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun dimana
dalam produksinya dapat terikat maupun tidak dengan produk fisik.
2. Menurut Lovelock (2007), jasa merupakan layanan yang ditawarkan oleh
salah satu pihak ke pihak yang lain. Proses tersebut tidak terkait dengan
produk fisik, jasa tidak berwujud, dan biasanya tidak menyebabkan
kepemilikan dari salah satu faktor produksi.
3. Menurut Philip Kotler (2000). Jasa didefinisikan sebagai setiap tindakan atau
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujuda dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa
bisa berkaitan dengan produksi fisik atau sebailiknya.
4. Christian Gronross (2000), jasa merupakan suatu proses yang terdiri dari
serangkaian kegiatan berwujud yang biasanya tetapi tidak selalu terjadi pada
interaksi antara pelanggan dan layanan karyawan dan atau sumber daya fisik
atau barang atau penyedia sistem, yang disediakan sebagai solusi untuk
masalah pelanggan.
5. Menurut Norman (2002), jasa terdiri dari tindakan dan interaksi yang
merupakan kontak sosial. Jasa lebih dan sekadar hasil sesuatu yang terhalang,
dan jasa merupakan interaksi sosial antara produsen dan konsumen.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpukan bahwa di dalam jasa
selalu terdapat aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen,
walaupun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu
barang, melainkan suatu proses yang tidak berwujud.
b. Karakteristik Jasa
Jasa memiliki karakteristik atau ciri yang membedakannya dari barang sebagai
berikut:
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa memilikisifat tidak berwujud karena tidak dapat dirasakan, dilihat, di
dengar, diraba, atau dicium sebelum adanya transaksi pembelian.
2. Inseparable (tidak dapat dipisahkan)
Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya. Apakah sumber
tersebut berupa orang ataupun mesin, apakah sumber tersebut hadir atau tidak,
produk fisik yang berwujud tetap ada. Barang fisik dibuat, dimasukkan dalam
persediaan, didistribusikan melalui berbagai perantara, dan dikonsumsi
kemudian. Sedangkan jasa pada umumnya dikonsumsi sekaligus.
3. Variability (berubah-ubah)
Jasa merupakan output yang heterogeny yang artinya banyak variasi bentuk,
kualitas, dan jenis tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan dan dimana
disajikan.
4. Perishability (mudah lenyap)
Jasa tidak dapat diseimpan, outputnya langsung habis setelah penyampaian
jasa, oleh karena itu jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau
penggunaan dikemudian hari.
H. Strategi Pemasaran untuk Perusahaan Jasa
Berikut beberapa strategi pemasaran untuk perusahaan jasa:
1. Berikan pelayanan prima
Selalu berikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, agar para
pelanggan merasa puas menggunakan jasa yang ditawarkan, dengan begitu
pelanggan akan memberikan rekomendasi kepada orang terdekatnya bahkan
kepada orang yang baru dikenal untuk menggunakan produk jasa. Maka hal
tersebut akan membuat perusahaan untung karena dapat menghemat cukup
banyak biaya promosi.
2. Dapat dipercaya
Kepercayaan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam
bisnis perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Maka buatlah hubungan yang erat
dengan pelanggan, misalnya dengan melakukan pendekatan secara personal
supaya dapat menanyakan kesan mereka terhadap jasa yang telah ditawarkan dan
meminta saran supaya bisnis jasa dapat berkembang. Dengan begitu perusahaan
dapat mengetahui apa yang perlu diperbaiki dan apa yang diingikan oleh
pelanggan.
3. Memanfaatkan jejaringan sosial
Di era digital ini, hampir rata-rata semua orang memiliki akun
jaringan sosial. Kemungkinan besar pelanggan jasa sudah lebih dahulu memasuki
jejaringan sosial. Maka dari itu tidak ada salahnya jika bisnis jasa merambah ke
jejaringan sosial karena dapat dimanfaatkan sebagai media untuk promosi bisnis
jasa. Melalui jaringan sosial juga dapat mencari tahu seberapa rekomendasi dari
pengguna jejaringan sosial terhadap jasa yang di tawarkan dengan menggunakan
metode tertentu.
4. Bergabung dengan komunitas
Jika bisnis perusahaan merupakan jasa perawatan hewan peliharaan
maka bergabung dengan salah satu satu komunitas dari pencinta kucing atau
anjing. Kemudian di dalamnya menggunakan beberapa teknik pendekatan, sudah
dapat mulai sedikit demi sedikit menawarkan jasa.
5. Melakukan kegiatan yang besinergi dengan usaha jasa secara tulus
Dalam melakukan segala aktivitas yang berhubungan jasa, maka
kerjakanlah dengan hati yang tulus. Apalagi jasa yang ditawarkan dapat berguna
dan membantu seseorang dapat memuaskan keinginnanya atau dapat memberikan
manfaat bagi banyak orang. Contohnya, jika mempunyai jasa salon kecantikan,
dan anda memiliki rekan yang ingin di hairstyle rambunya agar telihat badai, dan
rekan anda tersebut merasa sangat puas dengan hasil hairstylenya dan
menyebarkan ke semua media sosial yang dimilikinya. Sehingga akan semakin
banyak yang mengenal jasa perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan pada pasar baik produk yang berwujud
ataupun produk tidak berwujud (jasa) sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan
pasar. Produk memiliki tingkatan produk yaitu : manfaat dasar, bentuk dasar, serangkaian
atribut - atribut produk, perbedaan antar produk, semua argumentasi dan perubahan bentuk.
Keputusan mengenai produk meliputi beberapa tahap yaitu: atribut produk, pemberian merk,
pengemasan, pelabelan dan jasa pendukung publik. Sedangkan keputusan mengenai merk,
meliput: memorable, meaningful, transferability, adaptability, dan protectability.
Merk merupakan nama, istilah, symbol, data, rancangan hal-hal yang
mengidentifikasikan suatu barang atau jasa yang dimaksud dari seseorang atau sekelompok
penjual untuk membedakan produknya dari produk instansi yang lainnya yang digunakan
untuk menjukkan keunggulan utama dari perusahaanya. Merek yang baik memberikan
jaminan kualitas. Merek memiliki enam tingkatan pengertian yaitu atribut, manfaat, nilai,
budaya, kepribadian, dan pemakai. Dalam pemberian merek terdapat beberapa strategi yaitu,
Tanpa identitas merek (no brand identity), Pemberian merek sendiri (privat branding),
Pemberian merek perusahaan (corporate branding), Pemberian merek lini produk (product
line branding), Pemberian merek khusus (specific product branding), Kombinasi merek
(combination branding). Bauran produk juga menjadi pilihan yang terdapat pada suatu
produk (product assortment) yang merupakan suatu kumpulan semua produk dan barang
maupun jasa yang di tawarkan untuk dijual oleh penjual tertentu, bauran produk perusahaan
terdiri dari berbagai lini produk, bauran produk perusahaan mempunyai lebar, Panjang,
kedalaman dan konsisten tertentu
Jasa merupakan suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan berwujud yang
biasanya tetapi tidak selalu terjadi pada interaksi antara pelanggan dan layanan karyawan dan
atau sumber daya fisik atau barang atau penyedia sistem, yang disediakan sebagai solusi
untuk masalah pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, D. M., & Wahdi, A. (2020). BISNIS DAN PERENCANAAN BISNIS BARU.
YOGYAKARTA: DEEPUBLISH.
Firmansyah, S.E., M.M, D. A. (2019). PEMASARAN PRODUK DAN MEREK (PLANNING
& STRATEGI). Surabaya : CV. PENERBIT QIARA MEDIA.
Puspaningrum, S.E.,M.M, D. (2017). KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN.
MALANG: MEDIA NUSA CREATIVE.
Yuliantari, K., Oktiani, N., & Widayati, K. D. (2020). MANAJEMEN PEMASARAN.
Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Kotler, dan Armstrong. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai