Perusahaan dapat mengupayakan untuk membuat produk mereka lebih menarik dan
kompetitif pada tahap manapun dari pertumbuhan sampai kemunduran. Sebagai contoh,
produk perangkat lunak sering di-upgrade beberapa tahun sekali ketika pengembang
menambahkan fitur baru, sekaligus untuk mengambil keuntungan dari perangkat keras
komputer yang lebih tangguh. Daur hidup produk dapat diperpanjang dengan melakukan
berbagai langkah kreatif, inovatif, atau melakukan terobosan-terobosan berikut (Thamrin
Abdullah dan Francis Tantri, 2012):
1. Perluasan produk (product extension). Produk yang telah ada dipasarkan secara global
dalam bentuk yang sama, tanpa dimodifikasi.
Contoh, Cola-cola dan Jeans Levi's.
2. Adaptasi produk (product adaptation). Melakukan modifikasi atas produk utama agar
sesuai keinginan masyarakat yang dituju. Contohnya, McDonald's di Jerman mencakup menu
bir, di Indonesia mencakup menu nasi.
3. Pengenalan ulang (reintroduction). Produk-produk yang di pasar lama telah dianggap
usang dapat dikenalkan ulang pada pasar yang baru.
8.1.1 Pemberian Merek (Branding)
Merek (brand) adalah simbol pengejawantahan seluruh informasi yang berkait dengan produk
atau jasa. Merek biasanya terdiri dari nama, logo dan seluruh elemen visual lain seperti
gambar, tipografi, warna, dan simbol. Merek juga merupakan visualisasi dari citra yang ingin
ditanamkan di benak konsumen. Dalam konteks lain, merek sering menggunakan kata merek
dagang (trademark).
Beberapa pemasar membedakan aspek psikologi merek dengan aspek pengalaman. Aspek
pengalaman merupakan gabungan seluruh point pengalaman berinteraksi dengan merek, atau
sering disebut brand experience. Aspek psikologis sering direferensikan sebagai brand image,
yaitu citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan
ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa. Pendekatan menyeluruh dalam
membangun merek meliputi struktur merek, bisnis dan manusia yang terlibat dalam produk
(Hermawan Kertajaya, 2004).
Citra merek dibangun dengan memasukkan kepribadian atau citra ke dalam produk atau jasa,
untuk kemudian dimasukkan ke alam bawah sadar konsumen. Merek merupakan salah satu
elemen penting dalam tema periklanan, untuk menunjukkan apa yang bisa diberikan oleh
pemilik merek kepada pasar. Seni dalam membangun dan mengelola merek disebut brand
management.
Merek yang telah dikenal luas oleh pasar disebut brand recognition. Merek ini dibangun dari
titik di mana merek mendapat sentimen positif di pasar.
Tingkatan di mana sentimen positif tersebut mencapai titik puncaknya disebut brand
franchise. Point keberhasilan dalam brand recognition adalah merek dapat dikenal tanpa
nama perusahaan pemilik merek. Sebagai contoh, Disney yang sukses dalam membangun
merek melalui tipografi huruf yang aslinya merupakan tanda tangan Walt Disney.
Brand equity mengukur keseluruhan nilai dari merek terhadap pemilik merek dan
menggambarkan tingkatan brand franchise. Jika merek tersebut secara eksklusif
mengidentifikasi pemilik merek sebagai merek produk atau jasa, sebaiknya pemilik merek
melindungi hak kepemilikan merek tersebut dengan mendaftarkannya sebagai merek dagang.
Kebiasaan menghubungkan satu produk dengan merek sudah menjadi budaya. Hampir semua
produk memiliki identitas, mulai dari garam sampai pakaian.
Ciri-ciri merek yang baik: mudah diingat, mudah dikenali, mudah diucapkan, menarik,
terlindungi dengan baik, menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk,
menonjolkan citra perusahaan atau produk, dan menonjolkan perbedaan produk dibanding
pesaing (Jeff Madura, 2001).
Family branding menambah beban pemilik merek, mengharuskan pemilik merek untuk
menjaga konsistensi kualitas produk dan nilai merek. Apabila ada satu produk yang memiliki
kualitas di bawah standar, penurunan penjualan tidak hanya akan terjadi pada produk
tersebut, tetapi juga pada produk lain yang bernaung dalam satu merek. Family branding
hanya boleh dilakukan apabila seluruh lini produk memiliki kualitas yang setara.
Menuliskan nilai pembeda dari sudut pandang konsumen merupakan tahap awal proses
positioning. Ujikan kepada orang yang belum tahu apa yang kita lakukan dan apa yang kita
jual, kemudian perhatikan ekspresi wajah mereka dan bagaimana mereka merespons kita.
Pada saat mereka ingin tahu lebih banyak tentang produk kita karena tertarik dengan prolog
kita, maka kita sudah berada di jalur yang tepat.
8.4 Harga(Price)
Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk
manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagiseseorang atau kelompok pada waktu
tertentu dan tempat tertentu(Deli-yanti Oentoro,2012). Harga berinteraksi dengan seluruh
elemen lain dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas setiap elemen dan
keseluruhan elemen.Penetapan harga harus dilakukan dengan mempertimbangkan tiga
elemen penting biaya, margin atau kenaikan harga, dan kompetisi.Langkah awal dalam
penetapan harga adalah menghitung biaya-biaya yang secara langsung berhubungan dengan
produk atau jasa.
Perusahaan manufaktur, misalnya, harus menghitung biaya bahan baku dantenaga kerja
terkait produknya. Untuk perusahaan non-manufaktur, sepertiperitel pakaian,harus
menghitung biaya barang dan pemasok. Jadi dalam menghitung biaya suatu produk perlu
memperhatikan biaya overhead (beban tambahan).
Kenaikan harga atau margin. Pada industri perhiasan, pakaian, furniture,dan kosmetik,peritel
dari produk tersebut menggunakan kenaikan harga standar untuk harga-harga barang dalam
tokonya. Jadi bila peritel mem-beli 1 lusin spidol seharga Rp 10.000.-maka ia akan
menjualnya sehargaRp20.000,-bila standar kenaikan harga 100% dari biaya.
Kompetisi. Bila suatu produk tidak memiliki perbedaan yang signifikan makapenetapan
harga akan tidak jauh berbeda atau kompetisinya kecil. Namun bila produk yang sama diberi
inovasi maka akan terjadi perbedaan harga cukup besar di mana kompetisinya meningkat.
Biasanya pada pasar produk yang tidak terdiferensiasi hanya terdapat sedikit ruang variasi
harga dari proses kompetisi sehingga untuk meningkatkan keuntungan haruslah dengan
menurunkan harga.Harga memiliki dua peran utama dalam proses pengambilan keputusan
para pembeli, yaitu peran alokasi dan peran informasi.Peran alokasi dari harga adalah fungsi
harga dalam membantu pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas
tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Peranan informasi dari harga
adalah fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor produksi, misalnya kualitas.