Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elsa Fadillah

NIM : 7173143013
M.Kul : Brand Manajemen
Prodi : Pendidikan Bisnis

Resume:
1. Brand Rejuvenation
 Persaingan yang ketat, kondisi pasar yang tidak menentu, dan faktor sosial maupun
gaya hidup sering menjadi alasan mengapa sebuah merek harus selalu mengikuti
perkembangan zaman, baik dengan meng- ubah beberapa aspek merek sebagian atau
secara total, bahkan meremajakan mereknya.
 Pengertian peremajaan merek atau bisa disebut brand rejuvenation dikemukakan oleh
beberapa pene- liti, salah satunya oleh Babu (2006) yang menyama- kan revitalisasi
merek dengan peremajaan merek dan menganggap itu semacam pembenahan dari
merek, proses yang juga mencakup regenerasi identitas merek.
 Pada dasarnya, siklus kehidupan merek memi- liki empat tahap dasar, yaitu
introduction, growth, mature, decline. Dalam penelitiannya, Babu (2006)
menganggap strategi peremajaan merek dapat men- jadi formula yang berlaku untuk
merek yang berada di dua tahap pertama juga.
2. Brand rejuvenation
 Sebagai suatu strategi yang digunakan perusahaan untuk mengidentifikasi identitas
merek di pasar, lalu menilai jika pasar sudah jenuh atau sudah tidak tertarik pada
produk, maka peremajaan merek merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan.
3. Product Innovation
 Secara umum, banyak yang mengenal istilah inovasi sendiri sebagai sesuatu yang
benar-benar baru, bahkan sebagai suatu penciptaan yang besar, hal tersebut tidaklah
salah, namun sebenarnya inovasi sendiri menurut para ahli bisa disebut sebagai suatu
pengembangan juga dari sesuatu yang telah ada.
 Kanagal (2015) mengatakan bahwa sebuah produk adalah kombinasi satu atau lebih
dari
 bahan
 atribut
 manfaat
 keuntungan
 Fitur
 fungsi
 Kinerja
 model bisnis
 pengalaman penggunaan
 pengalaman konsumsi, sehingga inovasi yang terwujud dalam produk seperti yang
didefinisikan disebut sebagai inovasi produk. Sebuah inovasi pada produk saat ini
menjadi hal yang sering dilakukan banyak perusahaan maupun organisasi untuk
menarik perhatian pasar juga bahwa per- usahaan atau organisasi tersebut masih
menunjukkan eksistensi mereka.
4. Repositioning
 Strategi marketing yang wajib perencanaannya diawal salah satunya adalah
bagaimana perusahaan ingin memposisikan merek produknya di mata kon- sumen
atau sering disebut sebagai strategi positioning.
 Kotler (2003) mengatakan bahwa salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam
melakukan positioning, yaitu mengidentifikasi adanya keunggul- an kompetitif
(competitive advantage) dalam per- usahaan. Untuk mendapatkannya, maka
perusahaan harus melakukan diferensiasi melalui inovasi terhadap bauran pemasaran
(marketing mix).
5. Purchase Intention

Purchase intention atau minat beli adalah jenis pengambilan keputusan yang mempelajari
alasan untuk membeli merek tertentu oleh konsumen (Shah et al., 2012). Sebuah minat
akan suatu hal timbul karena beberapa proses yang terjadi di pikiran para konsumen, yang
sebenarnya merupakan sebuah proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang cukup
sensitif, tergantung apa kebutuhan yang diperlukan konsumen

6. Brand Switching (Perpindahan Merek)


Pengertian Brand Switching (Perpindahan Merek) Sebagaimana diketahui bersama
bahwa banyak sekali produk dengan berbagai merek yang ditawarkan oleh perusahaan
dalam rangka meningkatkan keinginan konsumen untuk mencoba produk dan merek
tersebut. Beragamnya produk mengakibatkan konsumen sedikit banyak mempunyai
keinginan untuk berpindah ke merek lain.
7. Brand Ambassador(Duta Merek)
 Brand ambassador adalah orang yang disewa oleh suatu organisasi atau perusahaan
untuk mewakili suatu merek secara positif dan dengan demikian membantu
meningkatkan kesadaran dan penjualan merek.
 Brand ambassador bertujuan untuk mewujudkan identitas perusahaan dalam bentuk
penampilan, perilaku, nilai-nilai dan etika.
 Elemen kunci dari brand ambassador atau duta merek adalah kemampuan mereka
untuk menggunakan strategi promosi yang akan memperkuat hubungan pelanggan-
produk-layanan dan mempengaruhi audiens yang besar untuk membeli dan
mengkonsumsi lebih banyak produn atau layanan yang disediakan perusahaan.
8. Brand Trust
Definisi Brand Trust(Kepercayaan Merek )Kepercayaan merek (brand trust)
didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek
dengan risiko-risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan
menyebabkan hasil yang positif (Lau dan Lee, 1999).
9. Faktor-faktor Brand Trust(Kepercayaan Merek)
Menurut Lau dan Lee (1999), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan
terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup
dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah:
1) Karakteristik merek (brand characteristic)
2) Karakteristik perusahaan (company characteristic)
3) Karakteristik konsumen-merek(consumer-brand characteristic).
10. Ekuitas Merek (Brand Equity)
 Ekuitas Merek (Brand Equity) Suatu merek yang kuat dapat menjadi pembeda
yang jelas antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini pula yang
dijadikan senjata bagi perusahaan untuk menentukan strategi yang akan digunakan
untuk bersaing di ketatnya dunia bisnis saat ini
 Menurut Kotler dan Amstrong (2010) ekuitas merek merupakan nilai suatu merek
berdasarkan seberapa kuat nilai merek tersebut memilki nilai loyalitas merek,
kesadaran konsumen akan merek tersebut, kualitas yang dipersepsikan, asosiasi
merek, dan berbagai aset lainnya seperti paten, merek dagang dan hubungan
jaringan distribusi.
 Menurut Aaker (1997), ekuitas merek memiliki elemen-elemen yang menjadi
pembentuk dari ekuitas merek itu sendiri, yaitu sebagai berikut:
 Brand AwarenessKemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat
bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu.
 Perceived QualityMerupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau
superioritas produk secara keseluruhan.
 Brand AssociationsSegala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap
sebuah merek.
 Brand Loyalty, Suatu ikatan yang dimiliki konsumen terhadap sebuah merek.

Anda mungkin juga menyukai