Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpah rahmat atas segala
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehinggah saya dapat memakalah ini guna menyelesaikan
tugas mata kuliah Kewirausahaan yang berjudul “STRATEGI IDENTIFIKASI MEREK”
Dalam penulisan makalah ini saya merasa banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki saya.Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya terhadap dosen
pengampuh Ibu yang telah memberikan tugas terhadap saya. Saya juga berterima kasih
kepada pihak-pihak yang turut memberikan bantuan dalam pembuatan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Identifikasi merek merupakan kon-sep bahwa konsumen menganggap citra dirinya
sesuai dengan citra merek (Bagozzi & Dholakia, 2006). Selain itu, beberapa peneliti lain
mengidentifikasi merek sebagai kongruensi citra (Sirgy et al., 1997) dan koneksi diri
(Fournier, 1998). Berdasarkan beberapa definisi identifikasi merek terse-but, dapat
disimpulkan bahwa identifikasi merek adalah suatu keadaan ketika persepsi konsumen atas
citra merek selaras dengan Ferdian Hendrasto / Peran Identifikasi Merek dan Citra Merek
citra dirinya, dengan adanya keselarasan citra merek dengan citra diri, akan memicu
komponen afektif konsumen dan timbul koneksi antara diri konsumen dengan merek tersebut.
Identifikasi merek timbul karena per-sepsi konsumen atas keselarasan citra merek
dengan citra dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Kressmann et al. (2006)
membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara identifikasi merek dengan hubungan
merek (brand relationship). Beberapa dimensi hubungan merek adalah rasa cinta dan rasa
gairah (Fournier, 1998). Ketika konsumen memiliki persepsi bahwa sebuah merek adalah
ekstensi dirinya, maka akan timbul rasa suka dalam diri konsumen tersebut, sehingga
konsumen lebih mencin-tai merek tersebut (Bergkvist & Bech-Larsen, 2010). Berdasarkan
latar belakang teori, maka hipotesis penelitian adalah :H1: Diduga identifikasi merek
memiliki pengaruh terhadap cinta kepada merek.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian merek?
2. Bagaimana analisis merek strategi?
3. Bagaimana strategi identifikasi merek?
4. Bagaimana mengelola produk/ merek?
5. Bagaimana mengelola portofolio merek?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian merek
2. Untuk mengetahui bagaimana analisis merek strategi
3. Untuk mengetahui strategi identifikasi merek
4. Untuk mengetahui cara mengelola produk/ merek
5. Untuk mengetahui cara mengelola portofolio merek
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEREK
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis, merek adalah tanda dengan ciri khas berupa gambar, nama, kata, huruf, angka,
corak warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. Itu ada dalam barang atau jasa yang
digunakan untuk kegiatan perdagangan. Merek merupakan tanda pembeda kegiatan
perdagangan dengan barang atau jasa sejenis, serta jaminan mutu jika dibandingkan dengan
barang atau jasa sejenis milik pihak lain.
Dengan demikian, merek mencakup komitmen perusahaan untuk secara konsisten
menyediakan fitur, manfaat, dan layanan khusus kepada pembeli. Merek atau merek dagang
termasuk dalam hak kekayaan intelektual, sebab ini menjadi hal yang membedakan
produk/jasa yang unik dan berbeda dengan produk lain yang mungkin sejenis. Elemen
branding ini mencakup ekspresi, desain, dan simbol yang dapat dikenali. Agar merek
dilindungi secara hukum, merek tersebut harus didaftarkan. Tujuannya untuk mencegah
pihak-pihak menggunakan merek yang telah dibuat. Ternyata tidak semua merek bisa
didaftarkan.
Jadi, bagi Grameds yang sedang membangun sebuah brand, sebaiknya terlebih dahulu
perlu memahami pengertian merek dan hindari poin-poin berikut ini saat membuat dan
mendaftarkan merek.
1. Merek tidak bertentangan dengan ideologi, standar, dan hukum negara.
2. Tidak memuat informasi yang menyesatkan tentang jenis, ukuran, asal, jenis dan
tujuan pendaftaran.
3. Tidak diperbolehkan menggunakan nama varietas tanaman yang dilindungi.
4. Hindari penulisan informasi yang tidak sesuai dengan kualitas atau manfaat
barang/jasa yang dihasilkan.
5. Label tanpa karakter juga tidak dapat didaftarkan.
6. Hindari menggunakan nama atau simbol generik
B. ANALISIS MEREK STRATEGI
Dalam usaha untuk mengembangkan merek, perusahaan memiliki empat pilihan
alternatif seperti berikut :
1. Line Extension / Perluasan Lini Produk
Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh
konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran
kemasan dan sebagainya pada suatu kategori produk dengan nama merek yang sama.
Contoh : Merek laptop Fujitsu meluncurkan koleksi Lifebook Series terbaru dengan
varian lini produk antara lain S2110, C1320, dan P1510
2. Brand Extension / Perluasan Merek
Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal
oleh konsumen untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi pada kategori
produk yang baru.
Contoh : Merek sabun mandi Lifebouy yang memperluas mereknya pada kategori
produk shampo.
3. Multibrand//Banyak Merek
Strategi pengembangan merek ini meluncurkan banyak merek pada satu macam
kategori produk yang sama.
Contoh : PT Unilever Indonesia Tbk memiliki tiga macam merek untuk kategori
produk sabun mandi yaitu Lux, Lifebouy, dan Dove.
4. New Brand / Merek Baru
Strategi pengembangan merek ini menggunakan merek yang benar – benar baru untuk
peluncuran produk baru perusahaan.
Contoh : PT Coca – Cola Indonesia Tbk meluncurkan merek Freshtea untuk produk
baru minuman produk perusahaan yaitu teh dalam kemasan botol dengan aroma
bunga melati.
Sebuah perusahaan mempunyai sebuah produk tunggal, sebuah produk lini, atau sebuah
portfolio produk lini. Komposis produk pada Strategic Business Unit (SBU) terdiri dari satu
atau lebih produk lini dan produk khusus yang tersusun dalam setiap lini.
1. Tracking performans mereK
Evaluasi merek yang ada dalam sistem merek (portfolio) mensyaratkan tracking
performans dari setiap produk , seperti gambar dibawah ini. Tracking performans
merek terdiri atas empat tahap, berikut :
a. Manajemen membutuhkan membangun tujuan performans dan benchmark
untuk mengukur performans produk. Tujuannya meliputi faktor finansial dan
non finansial. Karena hubungan yang saling terkait antara permintaan dan biaya
diantara produk.
b. Tahap selanjutnya dalam tracking performans adalah menseleksi satu atau lebih
metode untuk mengevaluasi performans produk.
c. Hasil analisis harus mengenal masalah produk dan performans pada atau
dibawah harapan manajemen.
d. Informasi dari analisis membantu manajemen mempertimbangkan apakah
harus mengeleminasi produk bermasalah.
Sebuah ketertarikan aplikasi analisis performans untuk sebuah jasa adalah sistem
penghasilan manajemen yang digunakan oleh American Airlines untuk mengevaluasi
performans route. Setiap route (seperti Los Angeles – Dalas/Fort Worth) adalah sebuah
unit sistem atau jaringan.
2. Analisis daur hidup produk, isu yang relevan dalam analisis PLC meliputi :
a. Menetapkan lamanya dan tingkat perubahan PLC
b. Mengidentifikasi tahap PLC sekarang dan menseleksi strategi produk yang
mengendalikan respon tahapan.
c. Mengantisipasi ancaman dan menemukan peluang untuk perlinmdungan dan
perluasan PLC.
3. Analisis produk grid, mempertimbangkan setiap produk yang diukuryang melebihi
kriteria performans minimum yang ditetapkan manajemen dan menilai kekuatan dan
kelemahan produk relatif untuk produk lainnya dalam portfolio.
4. Analisis positioning merek, analisis pemetaan preferensi menawarkan pedoman yang
berguna untuk strategi targeting dan positioning produk. Analisis ini bisa
menghubungkan preferensi pembeli untuk merek berbeda dan mengindikasikan
kemungkinan repositioning merek pilihan. Peluang produk baru juga bisa
diidentifikasi dalam analisis pemetaan preferensi.
5. Metode analisis lainnya, teknik analisis finansial digunakan untuk mengevaluasi
performans kuangan produk. Metode analisis lainnya terdiri dari studi riset yang
menunjukkan kepentingan relatif dari attribut produk ke pembeli dan tingkatan merek
pada attribut-attribut ini. Informasi ini mengindikasikan kekuatan dan kelemahan
merek.
6. Kanibalisasi produk, sebuah pertimbangan utama ketika mengenal produk baru adalah
menemukan kebutuhan yang sama untuk sebuah merek perusahaan yang ada adalah
berapa estimasi volume penjualan produk baru akan menarik dari satu atau lebih
merek yang ada.
7. Ekuitas merek, pengukuran ekuitas merek adalah sebuah bagian penting untuk
manajemen merek strategis. Manajemen merek strategis yang efektif mensyaratkan
kita mengerti ekuitas merek dan mengevaluasi pengaruhnya ketika membuat
keputusan manajemen merek. Aaker menyarankan beberapa ukuran untuk
menggambarkan
semua aspek yang relevan dengan ekuitas merek, yaitu :
a. Loyalitas (harga premium, kepuasan/loyalitas)
b. Kualitas/kepemimpinan yang dirasakan mengukur (kualitas yang dirasakan,
kepemimpinan/popularitas)
c. Assosiasi/differensiasi (nilai yang dirasakan, kepribadian merek, assosiasi
organisasional)
d. Kesadaran (kesadaran merek)
e. Perilaku pasar (market share, harga dan daftar distribusi)
D. Mengelola Produk/Merek
Merek mempunyai enam tingkat pengertian, yaitu :
1. Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu
2. Manfaat : suatu merek lebih dari serangkaian atribut, pelanggan tidak membeli atribut tapi
membeli manfaat dan atribut dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional.
3. Nilai : merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produk.
4. Budaya : merek mewakili budaya tertentu
5. Kepribadian : kadang-kadang merek megambil kepribadian orang terkenal.
6. Pemakai : merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk.
Merek merupakan investasi jangka panjang perusahaan yang apabila dikelola dengan
maksimal akan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan yang mengelolanya. Sudah
bukan rahasia lagi bahwa merek-merek global yang sudah bertahan puluhan tahun beberapa
diantaranya kini berhasil menjadi merek-merek termahal karena dikelola oleh perencanaan
manajemen merek yang sukses. Adakalanya perusahaan berpikir bahwa berinvestasi pada
aset seperti gedung, tanah dan mesin adalah investasi riil yang memberikan suatu manfaat
bagi perusahaan dibandingkan berinvestasi pada merek. Dalam jangka waktu yang lebih lama
sebenarnya dapat dilihat bahwa berinvestasi pada merek memberikan hasil yang lebih
menguntungkan. Ada kalanya perusahaan akan dijual oleh pemiliknya beserta merek yang
menjadi portofolio perusahaan kepada investor untuk mendapatkan keuntungan. Walau
berganti pemilik setelah bisnis/perusahaan tersebut dibeli, perusahaan dapat melanjutkan
langkah perjalanan merek yang panjang dan terencana, sehingga dapat menghasilkan ekuitas
merek yang tinggi dan juga memberi keuntungan lebih besar bagi perusahaan, terlebih lagi
bagi investor yang memilikinya.
Kesalahan manajemen merek diantara banyak perusahaan merupakan hal yang sangat
mengejutkan. Lebih dari 60% perusahaan tidak memiliki rencana candangan, 56 %
mengatakan mereka tidak mengukur nilai merek, dan 33 % tidak memiliki strategi merek
formal jangka panjang.
Penetapan merek telah lama popular di kalangan barang konsumen. Beberapa merek
menjadi semakin demikian kuat hingga dipakai sebagai nama generic produk itu sendiri.
Aspirin, shredded wheat, dan cellopane pada suatu masa merupakan nama merek.
Pertumbuhan penetapan merek terjadi setelah perang saudara (civil war), sejalan dengan
pertumbuhan perusahaan nasional dan media iklan nasional. Beberapa merek dari zaman itu
masih bertahan, terutama Boarden’s, Quaker Oats, Vaseline dan Ivory Soap. Sebagian besar
merek nasional dalam industri pariwisata bertahan kurang dari 30 tahun. Dewasa ini
penetapan merek merupakan kekuatan yang dahsyat dalam industri pariwisata. Direktur
Kleinworth Benson Securities Ltd. Dari London, Paul Slattery, meramalkan bahwa industri
hotel akan mengalami pertumbuhan megarantai.
Terdapat empat pertanyaan yang relevan dalam memutuskan apakah memperkenalkan nama
merek baru :
1. Apakah merek cukup berbeda pantas untuk sebuah merek baru.
2. Akankah sebuah merek baru memberikan nilai tambah
3. Akan merek yang ada berisiko jika digunakan pada sebuah produk baru.
4. Akankah bisnis pendukung sebuah merek baru.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Merek adalah tanda dengan ciri khas berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, corak
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. Itu ada dalam barang atau jasa yang
digunakan untuk kegiatan perdagangan. Merek merupakan tanda pembeda kegiatan
perdagangan dengan barang atau jasa sejenis, serta jaminan mutu jika dibandingkan
dengan barang atau jasa sejenis milik pihak lain.
2. Strategi pengembangan merek yaitu:
a. Line Extension / Perluasan Lini Produk
b. Brand Extension / Perluasan Merek
c. Multibrand//Banyak Merek
d. New Brand / Merek Baru
3. Strategi identifikasi merek
a. Perangkapan Merek
b. Kekuatan pendorong
c. Kondisi pendukung penetapan merek
d. Produk akan mudah dikenali dengan merek atau tanda merek
e. Produk dipersepsikan sebagai nilai tertinggi untuk harganya
f. Kualitas dan standar mudah dipertahankan
B. SARAN
Diharapkan kedepannya baik penulis dan pembaca dapat mengetahui dan menerapkan
bagaimana strategi identifikasi merek yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-merek/
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JEKO/article/view/1761/1532
http://hardiansyahferry.blogspot.com/2015/11/bab-8-manajemen-merek-strategi.html?m=1