Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGATUR STRATEGI PRODUK

Untuk Memenuhi Penugasan pada Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu: Dr. Drs. Agung Yuniarinto, MS.

Disusun Oleh:

Dina Sarah Prameswari 215020201111031

Yohanes Maria Bima Prakoso 215020200111035

Raihan Adika Laksono 215020207111008

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis berada dalam naungan Allah SWT, atas rahmat-Nya maka

kami sebagai penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Mengatur Strategi Produk”. Dengan dikerjakannya makalah ini, merupakan suatu

tugas daripada Mata Kuliah Manajemen Pemasaran. Dalam penulisan makalah ini,

kami sebagai mahasiswa masih merasa adanya kekurangan, baik dalam teknik

penulisan maupun dalam materi, mengingat kami masih dalam tahapan

mempelajari dan mengembangi kemampuan yang kita miliki saat ini. Dalam hal

tersebut, adanya kritik dan saran dari seluruh pihak sangat kami harapkan demi

menyempurnakan makalah kami yang masih jauh dari kata sempurna.

Dalam penulisan makalah ini kami ingin berterimakasih kepada seluruh pihak

yang bersangkutan yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,

khususnya kepada pendidik mata kuliah kami, Bapak Dr. Drs. Agung Yuniarinto,

MS. yang telah membimbing dan memberikan kita sumber yang berkaitan dengan

makalah ini, dan kepada teman – teman kami yang telah melengkapi dan berusaha

untuk menyelesaikan makalah ini.

Terakhir kalinya kami berharap kepada Allah semoga kita diberikan imbalan yang

setimpal kepada mereka yang telah mengasah, menganalisis, membaca, dan

memberikan segudang informasi untuk dijadikan sebagai acuan didalam makalah

ini, dan kami harapkan makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca.

Malang, 15 Oktober 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ii

Rumusan Masalahiii

Tujuan iii

BAB II PEMBAHASAN1

Produk dalam Pemasaran 1

Karakteristik, Klasifikasi Produk, dan Diferensiasi 2

Merek dan Produk7

Kemasan, Label, Garansi, dan Jaminan pada Produk 10

DAFTAR PUSTAKA 12

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan adanya era globalisasi yang semakin masif menyebabkan kompetisi dan

persaingan antar perusahaan semakin ketat. Keadaan ini memaksa perusahaan ntuk

menerapkan berbagai strategi pemasaran untuk tetap bertahan di dalam pasar. Salah

satu upaya perusahaan adalah dengan melakukan diferensiasi produk. Diferensiasi

merupakan salah satu inovasi yang dilakukan perusahaan terhadap produk dengan

menonjolkan keunikannya yang berbeda dibanding produk kompetitor.

Selain strategi diferensiasi produk, merek juga berperan penting dalam

menentukan kesuksesan suatu perusahan dalam memasarkan produknya ke pasar.

Merek dalam pemasaran sangatlah penting karena merek adalah aset yang dimiliki

oleh sebuah perusahaan dan dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing. Apabila

merek suatu perusahaan kuat dan dipercaya oleh pelanggan akan berpengaruh pada

peningkatan pembelian oleh pelanggan secara jangka panjang.

Oleh karena itu, membangun merek sangat penting dalam kelangsungan hidup

perusahaan. Perusahaan harus mampu memikirkan bagaimana menciptakan dan

membangun merek sesuai dengan citra yang diinginkan perusahaan. Selain itu, merek

bukanlah hanya sebatas nama atau logo, melainkan dasar dari pertimbangan dalam

keputusan pembelian oleh pelanggan.

ii
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan produk di dalam pemasaran?

2. Apa yang dimaksud karakteristik, klasifikasi, dan diferensiasi produk?

3. Apa yang dimaksud dengan merek dan produk?

4. Bagaimana cara keasar, label, garansi, dan jaminan dapat mempengaruhi

suatu produk?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami tentang produk dalam pemasaran.

2. Memahami karakteristik, klasifikasi, dan diferensiasi produk.

3. Memahami tentang merek dan produk.

4. Memahami cara kemasan, label, garansi, dan jaminan mempengaruhi

produk.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Produk dalam Pemasaran

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Suatu produk tidak

akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya

keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk itulah

konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan

informasi yang jelas. Suatu produk biasanya diikuti oleh serangkaian atribut-atribut

yang menyertai suatu produk meliputi beberapa hal antara lain adalah sebagai berikut:

(Tjiptono, 2002)

a. Merek: simbol yang dirancang untuk mengidentifikasikan produk yang

ditawarkan penjual. Fungsi merek adalah untuk membedakan suatu produk

perusahaan pesaingnya, untuk mempermudah konsumen mengidentifikasikan

produk dan menyakinkan konsumen akan kualitas produk yang sama jika

melakukan pembelian ulang. Merek memegang kendali yang besar dalam

keputusan pembelian.

1
b. Kemasan: Kemasan diandalkan khusus untuk mendapatkan manfaat

perlindungan dan kemudahan fungsi konsumen dalam pemasaran untuk

melindungi dan menjaga keamanan produk.

c. Label: Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian

dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan

penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula

merupakan etiket (tanda pengenal) yang dilekatkan pada produk. Dengan

demikian ada hubungan erat antara labeling, packaging, dan branding.

d. Layanan pelengkap: ciri pembentuk citra produk yang sulit dijabarkan karena

bersifat intangible (tidak berwujud) ini biasanya terdapat pada service atau

jasa.

e. Jaminan produk: Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen

atas produknya kepada konsumen, di mana konsumen akan diberi ganti rugi

bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau

dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi (uang

kembali atau produk ditukar), dan sebagainya.

2.2 Karakteristik, Klasifikasi Produk, dan Diferensiasi

Tingkat Produk: Hirarki Nilai Pelanggan

Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar perlu memperhatikan lima

tingkat produk. Setiap tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan

bersama-sama kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan.

2
a. Tingkat fundamental adalah manfaat inti: layanan atau manfaat yang benar-

benar dibeli pelanggan.

b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk

dasar.

c. Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapkan produk yang diharapkan,

seperangkat atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika

mereka membeli produk ini.

d. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan yang melebihi

harapan pelanggan.

e. Pada tingkat kelima berdiri produk potensial, yang mencakup semua

kemungkinan peningkatan dan transformasi yang mungkin dialami produk

atau penawaran di masa depan.

Diferensiasi muncul dan persaingan semakin terjadi atas dasar augmentasi produk.

Namun, setiap penambahan menambah biaya, dan manfaat tambahan segera menjadi

manfaat yang diharapkan dan titik keseimbangan yang diperlukan dalam kategori

tersebut. Karena beberapa perusahaan menaikkan harga produk tambahan mereka,

yang lain menawarkan versi yang lebih murah dengan harga yang lebih murah.

Klasifikasi Produk

Pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan daya tahan, wujud, dan penggunaan

(konsumen atau industri). Setiap jenis memiliki strategi bauran pemasaran yang tepat.

a. Daya Tahan dan Wujud Produk

3
1. Daya tahan dan wujud produk terbagi dalam tiga kelompok menurut daya

tahan dan wujudnya: Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang

tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi

dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur

ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun.

Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng, dan sebagainya.

2. Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama merupakan barang

berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur

ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya:

lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

b. Klasifikasi Barang Konsumen

Ketika berbagai macam barang konsumsi diklasifikasikan berdasarkan

kebiasaan berbelanja, kita membedakan antara barang kenyamanan, barang

belanjaan, barang khusus, dan barang yang tidak dicari. Convenience Goods

merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian

yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan

memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan

pembelianya.

Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya,

dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia.

4
Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing.

Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.

Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau

identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia

melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini

terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik,

seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal.

Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau

kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik

untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.

c. Klasifikasi Barang Industri

Barang-barang industri diklasifikasikan dalam hal biaya relatifnya dan cara

mereka memasuki proses produksi: bahan dan suku cadang, barang modal,

dan persediaan dan layanan bisnis. Bahan dan suku cadang adalah barang

yang sepenuhnya masuk ke dalam produk pabrikan. Mereka jatuh ke dalam

dua kelas: bahan baku dan bahan manufaktur dan suku cadang. Bahan baku

pada gilirannya dibagi menjadi dua kelompok utama: produk pertanian

(gandum, kapas, ternak, buah-buahan, dan sayuran) dan produk alami (ikan,

kayu, minyak mentah, bijih besi). Barang industri adalah barang yang di

konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis).

Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi langsung yaitu:

untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Barang industri

dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: Material and part, merupakan

5
barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi.

Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan

suku cadang.

Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang

memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk

jadi.

Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta

jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola

keseluruhan produk jadi

Diferensiasi Produk

a. Bentuk

Banyak produk dapat dibedakan dalam bentuk—ukuran, bentuk, atau struktur

fisik suatu produk. Pertimbangkan banyak kemungkinan bentuk aspirin.

Meskipun pada dasarnya merupakan komoditas, dapat dibedakan berdasarkan

dosis, ukuran, bentuk, warna, pelapisan, atau waktu tindakan.

b. Fitur

Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur yang

melengkapi fungsi dasarnya. Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan

memilih fitur baru yang sesuai dengan mensurvei pembeli baru-baru ini dan

kemudian menghitung nilai pelanggan versus biaya perusahaan untuk setiap

fitur potensial. Pemasar harus mempertimbangkan berapa banyak orang yang

6
menginginkan setiap fitur, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

memperkenalkannya, dan apakah pesaing dapat dengan mudah menirunya.

c. Kualitas Performa

Sebagian besar produk menempati salah satu dari empat tingkat kinerja:

rendah, rata-rata, tinggi, atau superior. Kualitas kinerja adalah tingkat di mana

karakteristik utama produk beroperasi. Kualitas tumbuh semakin penting

untuk diferensiasi sebagai perusahaan mengadopsi model nilai dan

memberikan kualitas yang lebih tinggi untuk lebih sedikit uang. Perusahaan

harus merancang tingkat kinerja yang sesuai dengan pasar sasaran dan

persaingan, namun tidak harus tingkat setinggi mungkin. Mereka juga harus

mengelola kualitas kinerja melalui waktu.

d. Kualitas Kesesuaian

Pembeli mengharapkan kualitas kesesuaian yang tinggi, sejauh mana semua

unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.

Produk dengan kualitas kesesuaian yang rendah akan mengecewakan

beberapa pembeli. Perusahaan secara menyeluruh menguji produk jadi untuk

memastikan kesesuaian.

e. Daya Tahan

Daya tahan, ukuran masa pakai produk yang diharapkan dalam kondisi alami

atau penuh tekanan, adalah atribut berharga untuk kendaraan, peralatan dapur,

dan barang tahan lama lainnya. Namun, harga ekstra untuk daya tahan tidak

boleh berlebihan, dan produk tidak boleh mengalami keusangan teknologi

yang cepat, seperti komputer pribadi, televisi, dan telepon seluler.

7
f. Keandalan

Pembeli biasanya akan membayar mahal untuk produk yang lebih andal.

Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa suatu produk tidak akan

mengalami malfungsi atau gagal dalam jangka waktu tertentu.

g. Repairabilitas

Repairabilitas mengukur kemudahan memperbaiki produk ketika malfungsi

atau gagal. Kemampuan perbaikan yang ideal akan ada jika pengguna dapat

memperbaiki produk sendiri dengan sedikit biaya dalam uang atau waktu.

Banyak perusahaan perangkat keras dan perangkat lunak komputer

menawarkan dukungan teknis melalui telepon, melalui faks atau email, atau

melalui obrolan online waktu nyata.

h. Gaya

Gaya menggambarkan tampilan dan nuansa produk kepada pembeli dan

menciptakan kekhasan yang sulit ditiru. Pembeli mobil membayar mahal

untuk Jaguar karena penampilannya yang luar biasa. Namun, gaya yang kuat

tidak selalu berarti kinerja tinggi. Sebuah mobil mungkin terlihat sensasional

tetapi menghabiskan banyak waktu di bengkel.

i. Kustomisasi

Produk dan pemasaran yang disesuaikan memungkinkan perusahaan menjadi

sangat relevan dan membedakan dengan mencari tahu persis apa yang

diinginkan seseorang—dan tidak diinginkan—dan mewujudkannya.

Permintaan untuk kustomisasi tentu ada.

8
2.3 Merek dan Produk

a. Merek

Menurut Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, merek merupakan tanda

yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,

angka, susunan warna, dalam bentuk dua dimensi dan/atau tiga dimensi, suara,

hologram, atau kombinasi dua atau lebih unsur tersebut untuk membedakan

barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam

kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Pemakaian merek berfungsi sebagai :

1. Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan

seseorang atau beberapa orang secara bersama - sama atau badan hukum

dengan produksi orang lain atau badan hukum lainnya.

2. Alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan

menyebut mereknya.

3. Jaminan atas mutu barangnya.

4. Penunjuk asal barang/jasa dihasilkan.

Menurut Kotler dan Keller (2009), suatu merek biasanya terdiri dari beberapa

bagian, yaitu :

1. Nama merek, merupakan bagian dari merek dan diucapkan.

2. Bagian merek yang dapat dikenali tetapi tidak dapat diucapkan, seperti

simbol, desain, font, atau warna yang khas.

3. Merek dagang (trademark), merupakan bagian dari merek yang dilindungi

undang - undang karena kemampuannya menciptakan sesuatu yang

istimewa.

9
4. Hak cipta, merupakan hak istimewa yang dilindungi secara hukum untuk

memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau

karya seni.

b. Produk

Produk adalah suatu yang bersifat kompleks, yang dapat diraba maupun tidak

dapat diraba, yang di dalamnya termasuk kemasan, harga, prestise perusahaan dan

pelayanan jasa perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan

keinginan dan kebutuhannya. Kemudian produk sendiri diklasifikasikan menjadi

2, yaitu jasa dan barang. Produk jasa hanya dapat dirasakan (intangible),

sedangkan produk barang bisa dilihat dan dirasakan (tangible).

Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan. Klasifikasi Produk dibagi menjadi beberapa kelompok,

seperti:

1. Produk berdasarkan ketahanannya (Durability) dan Wujudnya (Tangibility)

a. Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) merupakan

barang-barang yang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau

beberapa kali penggunaan, seperti sabun, pasta gigi, makanan, soft drink

dan lain-lain.

b. Barang tahan lama (durable goods) merupakan barang – barang berwujud

yang biasanya dapat digunakan untuk waktu yang lama, seperti lemari

pendingin, mesin fotocopy, pakaian dan lain - lain.

10
c. Jasa (services) merupakan produk yang tidak berwujud, tak terpisahkan,

bervariasi dan dapat musnah, seperti salon, nasihat hukum dan perbaikan

peralatan.

2. Produk Konsumen

a. Barang sehari-hari (convenience goods), konsumen biasanya sering

membeli barang sehari - hari dengan segera dan usaha minimum, misalnya

makanan, minuman, dan sebagainya.

b. Barang belanja (shopping goods), merupakan barang yang secara

karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan,

kualitas, harga dan gaya. Misalnya pakaian, sepatu, kosmetik dan

sebagainya.

c. Barang khusus (specialty goods), mempunyai karakteristik atau

identifikasi merek yang unik dimana ada cukup pembeli yang bersedia

melakukan usaha pembelian khusus. Misalnya sepeda motor, mobil,

handphone mewah dan sebagainya.

d. Barang yang tidak dicari (unsought goods), merupakan barang yang tidak

dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli.

3. Produk Industri

a. Bahan dan suku cadang (materials and parts) merupakan barang yang

seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen. Misalnya produk dari

hasil pertanian yaitu kapas, gandum, beras dan sebagainya.

11
b. Barang modal (capital items) merupakan barang tahan lama yang

memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Misalnya

bangunan pada instalasi pabrik yaitu kantor, tempat bangunan produksi,

mesin produksi dan sebagainya.

c. Layanan bisnis dan pasokan (supplies and business service) merupakan

barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi pengembangan atau

pengelolaan produk jadi. Misalnya supplies, yaitu suatu perlengkapan

dalam operasi produksi. Contohnya pelumas mesin, bahan bakar mesin,

alat tulis dan sebagainya.

2.4 Kemasan, Label, Garansi, dan Jaminan pada Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Suatu produk tidak

akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya,

keunggulannya, dimana produk dapat diperoleh dan berapa harganya. Untuk itulah

konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan

informasi yang jelas. Suatu produk biasanya diikuti oleh serangkaian atribut-atribut

yang menyertai suatu produk meliputi beberapa hal antara lain adalah sebagai berikut:

(Tjiptono, 2002)

a. Merek: simbol yang dirancang untuk mengidentifikasikan produk yang

ditawarkan penjual. Fungsi merek adalah untuk membedakan suatu produk

perusahaan pesaingnya, untuk mempermudah konsumen mengidentifikasikan

12
produk dan menyakinkan konsumen akan kualitas produk yang sama jika

melakukan pembelian ulang. Merek memegang kendali yang besar dalam

keputusan pembelian.

b. Kemasan: Kemasan diandalkan khusus untuk mendapatkan manfaat

perlindungan dan kemudahan fungsi konsumen dalam pemasaran untuk

melindungi dan menjaga keamanan produk.

c. Label: Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian

dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan

penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula

merupakan etiket (tanda pengenal) yang dilekatkan pada produk. Dengan

demikian ada hubungan erat antara labeling, packaging, dan branding.

d. Layanan pelengkap: ciri pembentuk citra produk yang sulit dijabarkan karena

bersifat intangible (tidak berwujud) ini biasanya terdapat pada service atau

jasa.

e. Jaminan produk: Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen

atas produknya kepada konsumen, di mana konsumen akan diberi ganti rugi

bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau

dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi (uang

kembali atau produk ditukar), dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

13
Kotler, P., Keller. (2016). Marketing management, 15th edition. published by Pearson

Education, Inc. , ISBN 978-0-13-385646-0

14

Anda mungkin juga menyukai