MANAJEMEN
KINERJA
Mata Kuliah : Manajemen SDM
1 Yafia Carnelia / 215020201111053
Anggota :
3 Raihan Adika L / 215020207111008
MANAJEMEN KINERJA
Manajemen kinerja adalah
sebuah proses berkelanjutan
yang melibatkan :
- Pengidentifikasian
- Pengukuran
- Pengembangan
TUJUAN
TUJUAN KHUSUS
01 TUJUAN STRATEGIK
Tujuan strategic adalah untuk mengaitkan
kegiatan pegawai dengan tujuan organisasi.
Pelaksanaan strategi perlu mendefinisikan
berbagai aspek yang harus dicapai, seperti
perilaku, karakteristik karyawan, dan juga
mengembangkan pengukuran terhadap
kinerja pegawai.
TUJUAN ADMINISTRATIF
TUJUAN 02
Menggunakan informasi yang dimiliki
manajemen kinerja, terutama pada evaluasi
TUJUAN PENGEMBANGAN
03
mengembangkan kapasitas karyawan yang
meraih keberhasilan di bidangnya, pemberian
training bagi karyawan yg kinerjanya kurang
baik dan penempatan yang lebih cocok.
TUJUAN KHUSUS
A. Meningkatkan komitmen dan motivasi karyawan
B .Memungkinkan setiap individu untuk mengembangkan
kemampuan mereka
C. Meningkatkan kepuasan kerja dan pencapaian potensi pribadi
yang bermanfaat bagi pihak individu dan juga organisasi.
D. Daya dongkrak dengan tujuan membawa perubahan yang
lebih sesuai dengan orientasi kinerja.
E. Mengembangkan hubungan yang lebih terbuka secara
konstruktif antara individu dengan organisasi secara
berkesinambungan
F. Menyediakan kerangka kerja untuk kesepakatan sasaran kerja.
G. Memberi perhatian secara fokus pada atribut dan juga
kompetensi yang dibutuhkan.
MANFAAT
MANAJEMEN
KINERJA
Bagi Seluruh
Bagi Perusahaan Bagi Manajer
Pegawai
PERUSAHAAN MANAJER
Sebagai acuan untuk
penyesuaian tujuan organisasi Menghemat waktu dan
dengan tujuan tim dan individu mengurangi konflik, memastikan
dalam memperbaiki kinerja efisiensi dan konsistensi dalam
pegawai kinerja.
Dalam pengelolan untuk mencapai hasil target produksi PT. Tae Young Indah inilah
sering sekali mengalami kendala yaitu tidak mampu mencapai hasil yang telah
ditargetkan sehingga terjadi over time yang berdampak pada penambahan biaya,
keterlambatan pengiriman barang ke pembeli, dan sebagai akibat selanjutnya
terjadi hubungan yang kurang baik atau kepercayaan pembeli menjadi berkurang.
STUDI KASUS 1
PERMASALAHAN
Planning Coaching
Dalam menentukan rencana kerja Dilakukan setiap hari untuk
perusahaan menetapkan rencana membecarakan masalahmasalah yang
jangka pendek yang berkaitan terkait dengan kegiatan di perusahaan .
dengan melibatkan karyawan dilevel
dengan order atau pesanan dari
manajer dan supervisor setiap bagian
pihak pembeli . Dalam rencana yang diperlukan untuk menyelesaikan
kegiatan produksi disesuaikan berbagai permasalahan yang dihadapi
dengan pemesanan pembeli ( Buyer) oleh teamwork.
Reviewing
Rewarding Dilakukan penilaian terhadap kinerja
yang telah dijalankan oleh teamwork.
Reward diberikan kepada tim
Mengevaluasi terhadap kualitas atau
yang memiliki kinerja baik dan mutu produksi perbagian. Team
mampu mencapai target yang Quality Control yang akan mereview
telah ditentukan. dengan melakukan pencatatan dan
check terhadap hasil pekerjaan
setiap teamwork.
PEMECAHAN
MASALAH/SARAN
Untuk meningkatkan penerapan manejemen kinerja antar lain:
1. Perlu dilakukan pengawasan oleh pihak manajemen sehingga karyawan merasa ada yang
memperhatikan.
2. Perlu ditingkatkan adanya komunikasi antar bagian secara baik dan transparan yang berkaitan
dengan arus proses barang,
3. Hilangkan budaya saling menyalahkan antara bagian sehingga akan tercipta suasana yang
kondusif dan nyaman,
4.Perlu diberikan umpan balik berupa punishment kepada karyawan atau bagian yang tidak
mampu mencapai target sehingga akan ada efek jera dan akan ada upaya untuk memperbaiki
kinerjanya
STUDI KASUS 2
PERMASALAHAN
Hal ini terjadi pada karyawan PT Reycom Document Solusi Surabaya. Berdasarkan observasi tanggal 12 Oktober 2015 pukul 14.00 siang yang dilakukan saat
pra penelitian terlihat beberapa karyawan keluar dari kantor untuk kepentingan pribadi, ada beberapa karyawan yang berbincang-bincang dan ada beberapa
orang bermain handphone saat jam kerja. Kegiatan karyawan yang berbincang-bincang dengan sesama rekan kerja dan bermain handphone saat jam kerja
membuat waktu kerja terbuang sia-sia, sehingga pekerjaan tidak selesai tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan tidak memiliki keinginan untuk
bekerja dengan sungguh-sungguh. Kenyataan tersebut didukung oleh pendapat Mowday (dalam Sumaryono dan Ancok, 2005) bahwa indikator komitmen
organisasi meliputi penerimaan terhadap tujuan organisasi, keinginan untuk bekerja keras dan hasrat untuk bertahan menjdai bagian organisasi. Faktor
kepuasan dapat juga menjadi penyebab menurunnya komitmen karyawan yang ditunjukkan melalui beberapa karyawan keluar dari kantor untuk kepentingan
pribadi, ada beberapa karyawan yang berbincang-bincang dan ada beberapa orang bermain handphone saat jam kerja. Karyawan yang memiliki komitmen
yang rendah dapat tetap bertahan di perusahaan tapi tingkat kinerjanya menjadi rendah. Hal ini akan berdampak buruk terhadap produktivitas karena
karyawan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam menentukan setiap upaya untuk meningkatkan mutu kerja.
ANALISIS STUDI KASUS 2
ANALISIS KASUS