I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam dunia
perusaan, karena dalam proses manajemen terdapat langkah-langkah atau tahapan
dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan tersebut secara
efektif dan efisien.
Selain proses manajemen yang perlu diperhatikan dalam sebuah instansi
atau organisasi, kinerja dalam sebuah instansi juga perlu diperhatikan. Karena,
kinerja merupakan hasil kerja dan juga penilaian atas kerja seseorang yang
berkecimpung dalam dunia kerja sebuah instansi. Oleh karenanya, kinerja juga
membutuhkan manajemen, agar hasil yang diperoleh atau kinerja dari para pekerja
atau karyawan dapat mencapai hasil yang ditujukan oleh perusahaan.
Mengelola kinerja bukan merupakan hal yang mudah. Perumusan rencana
kinerja yang rumit hanya akan mengakibatkan karyawan kembali pada rutinitas
pekerjaannya. Terlalu fokus pada bagaimana menggapai peluang membuat
perusahaan tidak tahu sasaran jangka panjang yang ingin dicapai.
Bagi perusahaan yang telah memiliki rencana strategis, perusahaan
kesulitan merumuskan sasaran kinerja pada berbagai tingkat organisasi, unit kerja
hingga pada tingkat individu. Masih ada profesional SDM yang menganggap
kegiatan menetapkan sasaran kinerja, pengendalian dan penilaian kinerja sebagai
kegiatan basa-basi atasan dan bawahan atau beban administrasi belaka. Padahal
sasaran kinerja bermanfaat untuk mengarahkan upaya dan sumber daya organisasi
sehingga diperoleh kinerja yang memuaskan. Sistem manajemen kinerja individu
menjadi alat manajemen yang efektif bukan hanya mengarahkan kinerja, namun
juga mengendalikan perilaku karyawan untuk mengimplementasikan strategi guna
mencapai sasaran perusahaan.
Melaksanakan manajemen kinerja akan memberikan manfaat bagi
organisasi, tim, dan individu. Manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh
organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada
keseluruhan unit kerjanya. Semuanya akan dibahas dalam makalah ini.
Performance Management 1
B. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu Performa Manajemen
2. Untuk mengetahui Sumber sumber penilaian Kinerja
3. Untuk mengetahui apa itu Rater Training ( Evaluasi Pelatihan )
4. Untuk Mengetahui apa itu Self Assesmen, Peer Assesmen dan 360 degree
Feedback
Performance Management 2
BAB II
PEMBAHASAN
Performance Management 3
Performance management didefenisikan oleh Bacal (1999) sebagai proses
komunikasi yang berkesinambungan yang dilakukan dalam kemitraan antara seorang
karyawan dan atasan.
Jadi, performance management adalah usaha untuk mendapat hasil yg lebih
baik bagi organisasi, tim maupun individu dengan memahami dan memanaj
performance dalam kerangka tujuan, standar dan kompetensi yg terencana yg telah
disepakati bersama.
Definisi lain, Performance Management adalah suatu pendekatan sistematik
untuk meningkatkan kinerja individu atau tim dalam mencapai tujuan / target organisasi
(Hendry, Bradley and Perkins, 1997).
Definisi ini menyinggung 3 hal penting, yaitu :
1. Sistematis.
Pengaturan kinerja organisasi, baik secara individu maupun tim merupakan sebuah
sistem yang terpadu dengan sistem lainnya, bukan sebuah aktivitas yang terlepas satu
sama lain.
2. Individu / tim.
Target / tujuan organisasi harus diturunkan dan dibagi menjadi beberapa tugas kecil
per posisi yang tentunya harus mendukung satu sama lain. Maka dari itu, hubungan
sebab-akibatnya harus terjaga.
3. Tujuan / target organisasi.
Hanya ada 2 tujuan sebuah organisasi / perusahaan, yaitu Profit (Keuntungan) dan
Growth (Pertumbuhan). Semua hal yang dikerjakan oleh karyawan haruslah
mendukung pencapaian kedua hal ini, bila tidak, maka perlu ditinjau ulang dan
direvisi..
B. Pentingnya Pengelolaan Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan sangat penting untuk kesuksesan sebuah perusahaan secara
keseluruhan sehingga pemilik bisnis membutuhkan karyawan yang mampu
menyelesaikan pekerjaan secara efektif. Para manajer perlu memahami manfaat utama
dari kinerja karyawan sehingga mereka dapat mengembangkan metode yang konsisten
dan obyektif untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Dengan melakukan hal tersebut
manajer dapat membantu menentukan kekuatan, kelemahan, dan potensi celah
manajerial dalam organisasi bisnis. Meskipun evaluasi kinerja bukanlah pekerjaan yang
menyenangkan tetapi dapat membantu para manajer dalam menentukan tingkat kinerja
Performance Management 4
untuk setiap karyawan. Secara Rinci manfaat pengelolaan kinerja karyawan adalah
sebagai berikut.
1. Untuk Mencapai Tujuan
Salah satu faktor terpenting dalam kinerja karyawan adalah mencapai tujuan yakni
bekerja secara efektif menyelesaikan pekerjaan dengan benar. Yaitu karyawan yang
berhasil memenuhi deadline pekerjaan, melakukan penjualan, atau membangun
merek melalui interaksi pelanggan yang positif. Jika karyawan tidak bekerja secara
efektif maka konsumen akan merasa bahwa perusahaan tidak peduli dengan
kebutuhan konsumen, dan kemudian konsumen akan beralih ke produk atau jasa di
tempat lain. Cobalah membayangkan jika orang yang membuat laporan pelanggan
selalu terlambat dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka akan tampak tidak
profesional, dan mungkin tidak kompeten.
2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif
Sangat penting untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang positif dan energik.
Semangat di tempat kerja akan mendapat dorongan ketika karyawan melakukan
pekerjaan mereka secara efektif dan benar. Karyawan yang tidak termotivasi untuk
menyelesaikan pekerjaan seperti yang ditunjukkan, dapat menurunkan seluruh
departemen. Ciptakan lingkungan kerja yang positif dengan memberi penghargaan
kepada karyawan yang memiliki kinerja tinggi dengan insentif dan pengakuan saat
pertemuan atau rapat. Dalam hal perekrutan, perusahaan harus mempekerjakan orang
dengan kemampuan yang berkualitas sehingga kantor terasa hidup dan dapat bekerja
mencapai tujuan perusahaan.
3. Mengukur Pertumbuhan Karyawan
Melihat karyawan tumbuh dan menunjukkan potensi yang mereka miliki untuk
kemajuan dan kepemimpinan perusahaan adalah suatu kerberhasilan manajerial.
Menggunakan evaluasi karyawan secara konsisten dapat membantu karyawan
melihat pertumbuhan kinerja mereka sehingga karyawan dapat menilai kemajuannya
dari waktu ke waktu. Hal ini juga membantu karyawan dalam menetapkan tujuan
baru dan menjaga kinerja di kantor tetap tinggi. Memberi penghargaan kepada
karyawan yang memiliki kinerja tinggi mampu memotivasi karyawan untuk melebihi
upaya mereka dari apa yang telah dikerjakan selama periode sebelumnya. Merupakan
salah satu hal yang tepat untuk memiliki karyawan yang efektif melakukan
Performance Management 5
pekerjaan, dan lebih baik mengolah kekuatan tumbuh menjadi sesuatu yang lebih
besar dan menguntungkan seluruh departemen atau perusahaan.
4. Menetapkan Tim
Ketika karyawan tidak memiliki kinerja yang baik maka hal tersebut secara negatif
dapat mempengaruhi produktivitas. Jangan berpikir bahwa kinerja yang buruk
menunjukkan karyawan yang tidak kompeten. Pelajari kecenderungan umum di
mana divisi karyawan dapat berhasil dan di mana ada kekurangannya. Manajer yang
cerdas mampu mengevaluasi kekurangan karyawan untuk melihat apakah itu adalah
masalah bakat atau masalah manajemen dan pengembangan. Karena hal ini dapat
memengaruhi strategi pelatihan tim, serta strategi perekrutan di masa depan.
Karyawan yang baik adalah yang produktif dan mampu menciptakan lingkungan
kerja yang hebat serta mampu untuk meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Evaluasi kinerja dapat membantu manajer untuk melihat perkembangan karyawan,
sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik lagi
Performance Management 6
wawancara kinerja. Paling tidak, metode ini untuk: mendapatkan pemikiran
karyawan tentang kekuatan dan kelemahan mereka melalui diskusi tentang
hambatan kearah efektivitas kinerja. Selama wawancara kinerja, manajer dan
karyawan membahas kinerja pekerjaan dan menyetujui penilaian akhir. Pendekatan
ini juga berjalan dengan baik' bila manajer dan karyawan bersama-sama
menetapkan tujuan kinerja dimasa yang akan datang atau karyawan merencanakan
pengembangan. (Sherman et a1,1996).
3. Penilaian Rekan Kerja
Penilaian kinerja dilakukan oleh rekan kerja dan karyawan, umumnya dilengkapi
oleh suatu profil tunggal untuk dignmakan dalam wawancara kinerja yang dipimpin
oleh manajer karyawan. Karyawan dengan ranking sama yang bekerja bersama
sering diminta mengevaluasi satu sama lain. Rekan kerja dapat lebih siap
mengidentifikasi kepemimpinan dan keterampilan interpersonal serta kekuatan dan
kelemahan rekan kerja mereka (Shennan el a/, 1996).
4. Penilaian Tim
Penilaian kinerja berdasarkan konsep TQM (Total Quality Management) yang
mengakui kinerja tim daripada kinerja individual. Metode ini merupakan perluasan
dari penilaian rekan kerja.
5. Penilaian Pelanggan
Penilaian pelanggan berdasarkan konsep TQM dengan mencari evaluasi dari
pelanggan eksternal maupun internal. Evaluasi dari pelanggan eksternal telah
beberapa lama digunakan untuk menilai karyawan. Penilaian pelanggan digunakan
dengan asumsi bahwa kualitas kinerja sebenarnya berada ditangan dan ditentukan
oleh pelanggan.
6. Penilaian 360 derajat
Metode ini memberikan umpan balik kinerja dari lingkaran penuh kontrak sehari-
hari yang mungkin dimiliki seseorang karyawan. Berkisar dari karyawan surat-
menyurat sampai ke pelanggan atasan, rekan kerja. Penilaian ini sangat cocok
dalam organisasi yang memperkenalkan tim, pelibatan karyawan dan program
TQM. Dengan mengandalkan umpan balik dari rekan kerja, pelanggan dan
bawahan, organisasi ini berharap dapat memberikan kepada semua orang lebih
banyak rasa berperan serta dalam proses tinjauan dan dengan demikian kinerja
karyawan dapat dibaca dengan tepat
Performance Management 7
Kesalahan-kesalahan dalam Penilaian Kinerja
Performance Management 8
· Menurut Mathis dan Jackson (2002:31), bahwa evaluasi pelatihan adalah
membandingkan hasil-hasil setelah pelatihan dengan tujuan yang diharapkan para
manajer, pelatih serta peserta pelatihan.
· Evaluasi pelatihan adalah suatu proses atas pengumpulan informasi untuk
membuat keputusan tentang kegiatan pelatihan. Evaluasi diklat adalah sebuah
evaluasi yang komprehensif untuk menilai keberhasilan program diklat, khususnya
berkaitan dengan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan
diklat.
1. Teknik dan Metode Evaluasi Pelatihan
Evaluasi program pelatihan dapat dipengaruhi oleh karakteristik demografi dan 4
metode dalam model evaluasi pelatihan Kirkpatrick yaitu reaksi, pembelajaran,
perilaku dan hasil. Berikut ini penjelasan tentang model evaluasi pelatihan
Kirkpatrick :
a. Reaksi Peserta; adalah level pertama dan paling rendah dari evaluasi. Ini
mengukur kepekaan peserta mengenai satu pengalaman belajar berencana.
Bentuk yang paling umum dari evaluasi, ini mudah untuk mengatur dan
menyediakan umpan balik secara langsung mengenai pelatih, fasilitas,
bahan, metode MD. Reaksi peserta adalah ukuran dari seluruh rangkaian
kursus ”penelitian kelayakan”, wawancara tidak resmi dengan peserta dan
diskusi kelompok.
Untuk mengakali efektifitas reaksi peserta, hal-hal yang harus dilakukan
adalah :
1) Memperjelas hal-hal yang mengemuka yang akan dievaluasi.
2) Mempersiapkan kuesioner, bentuk wawancara, atau petunjuk diskusi
untuk tujuan akhir kursus yang digunakan untuk evaluasi hal-hal yang
mengemuka.
3) Mengatur penelitian, memandu wawancara, atau mengumpulkan
informasi mengenai reaksi peserta.
4) Mengumpulkan hasil-hasil evaluasi.
5) Memberikan umpan balik hasil evaluasi kepada pihak-pihak terkait.
b. Pengetahuan Peserta; adalah level kedua dari hirarki Kirkpatrick atas
evaluasi. Ini mengukur seberapa besar kesempatan peserta sebagai sebuah
hasil dari suatu pengalaman pengetahuan. Evaluasi atas pengetahuan peserta
Performance Management 9
menyempurnakan lebih banyak informasi objektif daripada melakukan
evaluasi atas reaksi peserta. Pengetahuan peserta khusus mengukur dokumen
dan pensil untuk tes, peragaan dan aturan-aturan main, diantara metode-
metode lainnya.
c. Kinerja Peserta; mengukur bagaimana peserta pelatihan telah berubah
perilakunya akibat program pelatihan ang diikutinya.
d. Hasil; mengukur apa hasil yang diperoleh, karena peserta pelatihan mengikuti
program pelatihan, misalnya meningkatnya produktivitas dan lainnya.
Performance Management 10
b. Proses Evaluasi Pelatihan
Evaluasi pelatihan tidak dapat terlepas dari cara-cara evaluasi yang
dilakukan. Ada tiga macam cara, menurut Hardjana (2001:64), yaitu antara lain
evaluasi selama proses training berlangsung, evaluasi pada akhir setiap sesi, dan
evaluasi pada akhir seluruh training.
Performance Management 11
Trainer dapat pula mencatat sejauh mana acara berhasil atau tidak, kemudian
mencari sebab-sebabnya.
Jika kesimpulan sudah dibuat, trainer sebaiknya memperkirakan apakah sesi
berikutnya perlu dipertahankan sesuai program atau tidak diganti dengan sesi
lain. Demi tercapainya tujuan seluruh training, jika dipandang perlu, trainer
dapat mengambil langkah untuk memperbaiki sikap, perilaku, metode
training, mengubah metode pengolahan suatu sesi dalam kelompok kecil atau
dalam pleno, atau memberi pengarahan dan petunjuk kepada peserta untuk
meningkatkan keterlibatan dalam training agar dapat mengambil manfaat
sebesar-besarnya dari training tersebut.
iii. Evaluasi pada akhir seluruh training
Evaluasi training yang sudah selesai bukanlah merupakan embel-embel yang
tidak penting, melainkan menjadi bagian integral dari keseluruhan training.
Dari hasil evaluasi seluruh training itu, semua pihak yang terlibat dalam
training (peserta training, trainer, penyelenggara) mempunyai kepentingan.
Oleh karena itu, evaluasi umum pada akhir seluruh training tidak boleh
ditiadakan.
Seperti evaluasi ex temporer dan evaluasi pada akhir setiap sesi, tujuan
evaluasi pada akhir seluruh training adalah untuk mengetahui apakah training
mencapai tujuannya atau tidak. Jika mencapai tujuan apa indikatornya, jika
tidak apa gejala-gejalanya. Dari data yang menunjukkan bahwa training
mencapai tujuannya atau tidak, maka dapat diambil hikmah dan langkah-
langkah untuk training-training yang akan diadakan di kemudian hari,
sehingga di masa datang, baik pelatih maupun penyelenggara dapat
mempertahankan hal-hal yang sudah baik, melengkapi hal-hal yang masih
kurang, membetulkan hal-hal yang kurang tepat, meluruskan hal-hal yang
salah arah, dan meningkatkan hal-hal yang sudah baik
Berdasarkan banyaknya model evaluasi pelatihan yang ada, Noe (2002)
membagi evaluasi pelatihan menjadi dua pendekatan, yaitu formative evaluation
dan summative evaluation. Formative evaluation merujuk pada evaluasi yang
dilaksanakan untuk meningkatkan proses pelatihan. Jadi, formative evaluation
membantu untuk menjamin bahwa program pelatihan terorganisir dengan baik,
berjalan dengan lancar, dan partisipan dapat belajar serta puas dengan program.
Performance Management 12
Summative evaluation merujuk pada evaluasi yang dilakukan untuk menentukan
tingkat sejauh mana partisipan sudah berubah sebagai akibat dari mengikuti
program pelatihan. Perubahan itu antara sudah berubah sebagai akibat dari
mengikuti program pelatihan. Perubahan itu antara lain partisipan telah
memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku atau hasil lain yang
telah ditentukan sebagai tujuan-tujuan pelatihan. Summative evaluation ini juga
biasanya mencakup pengukuran manfaat pelatihan dalam bentuk moneter yang
diterima perusahaan.
Self assessment yang juga bisa disebut penilaian diri adalah sebuah teknik
penilaian yang dilakukan oleh individu dalam menggali, menemukan dan
mengemukakan tentang kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berbagai hal,
serta mampu untuk menyikapi dan memperbaiki atas segala kekurangan yang
ada serta menguatkan dan mengembangkan lebih lanjut atas segala
kelebihannya.
Dalam melakukan sesuatu, jika kita telah mengetahui objeknya maka pekerjaan
kita akan lebih memberikan manfaat dan ada upaya untuk melakukannya
dengan cara-cara terbaik. Tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian
Performance Management 13
merupakan dua hal yang menjadi tumpuan bagi seseorang agar dapat
mengetahui kualitas pekerjaan mereka. Mereka akan dapat mengukur tingkat
pencapaian terhadap tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya mereka akan
menjadi individu yang mandiri dan penuh tanggung jawab.
Agar dapat dilakukan penilaian yang akurat maka individu harus jujur terhadap
diri sendiri tentang kekurangan dan kelebihan apa yang ada dalam dirinya.
Individu juga harus memiliki rasa tanggung jawab atas apa diakuinya sebagai
kekurangan atau kelebihan individu tersebut.
Beberapa manfaat dari melakukan penilaian terhadap diri sendiri, antara lain :
Self assessment merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh setiap
individu agar dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya karena
ketika melalukan penilaian diri sama seperti individu tersebut melakukan
intropeksi diri.
Performance Management 14
Self assessment juga dapat membiasakan diri untuk jujur dan
bertanggung jawab karena individu harus melakukan penilaian diri secara
objektif. Dan itu semua akan menimbulkan rasa percaya diri pada individu
karena mereka dapat memperbaiki diri.
Individu dapat termotivasi untuk memperbaiki diri atas kekurangannya,
dan selanjutnya akan melakukan hal-hal yang lebih baik lagi kedepannya untuk
menutupi kekurangan yang dimilikinya.
Individu yang sudah terbiasa melakukan self assessment tehadap pikiran,
tindakan dan pekerjaan mereka akan mempunyai pola pikir yang sistematis dan
strategis.
Dalam setiap tahap pekerjaan mereka akan terus menerus sadar akan
proses berpikir mereka sendiri dan mengevaluasi keefektifan tindakan mereka.
Tujuan utama dari self assessment adalah dapat menumbuhkan rasa percaya
diri dan tanggung jawab pada diri individu karena penilai yang tahu persis
tentang diri setiap individu adalah individu itu sendiri dan individu menjadi
penilai yang terbaik atas hasil pekerjaannya sendiri.
Jika individu terus menjaga sikap ini dan melakukan self assessment maka
akan berdampak positif pada pembangunan karakter individu karena self
assessment dapat meningkatkan harga diri dan membuat individu menjadi lebih
positif. Dan jika inti dari self assessment tercapai, individu dapat meningkatkan
hasil pekerjaannya karena mereka menjadi lebih bebas dan termotivasi.
Smith merupakan salah satu tokoh yang menerapkan self assessment. Beliau
berpendapat bahwa penilaian diri mendorong seseorang untuk mengenal
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, individu mampu merefleksikan
kompetensi yang sudah dicapai, memberikan motivasi diri dalam hal tanggung
jawab terhadap apa yang dikerjakannya sehingga mereka dapat mandiri, juga
melatih kejujuran individu. Senada dengan Smith, Kunandar (2007)
mengemukakan penggunaan strategi self assessment dapat memberikan
dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang terutama dalam
kemandirian menyelesaiakan permasalahan yang terjadi ketika belajar.
Performance Management 15
2. Peer Assesmen
Peer assessment adalah sebuah proses dimana seorang Karyawan
menilai hasil belajar teman atau Karyawan lainnya yang berada se-level. Peer
assessment dapat digunakan untuk membantu Karyawan dalam
mengembangkan kemampuan bekerjasama, mengkritisi proses dan hasil kerja
orang lain (penilaian formatif), menerima feedback atau kritik dari orang lain,
memberikan pengertian yang mendalam kepada para karyawan tentang kriteria
yang digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar dan untuk penilaian
sumatif. Peer assessment mendorong karyawan untuk memiliki rasa tanggung
jawab terhadap proses kerjanya sehingga Karyawan dapat mandiri, melatih
evaluation skillyang berguna untuk life long learning dan mendorong deep
learning. Instrumen yang dapat digunakan dalam penilaian teman sejawat atau
penilaian antar karyawan adalah daftar cek dan skala penilaian dengan teknik
sosiometri. Terkait dengan daftar cek, penggunaannya berfungsi sebagai cross
check terhadap hasil penilaian diri yang dilakukan oleh Karyawan.
Menurut Linman, metode umpan balik 360 derajat adalah metode evaluasi
yang menggabungkan umpan balik dari para pegawai itu sendiri, rekan
Performance Management 16
kerjanya, atasan langsung, para bawahannya dan pelanggan. Hasil yang
diperoleh dari survei yang bersifat rahasia ini selanjutnya ditabulasikan dan
dibagikan kepada pegawai yang dinilai, biasanya oleh seorang manajer.
Performance Management 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
performance management adalah usaha untuk mendapat hasil yg lebih baik
bagi organisasi, tim maupun individu dengan memahami dan memanaj performance
dalam kerangka tujuan, standar dan kompetensi yg terencana yg telah disepakati bers
Definisi lain, Performance Management adalah suatu pendekatan sistematik untuk
meningkatkan kinerja individu atau tim dalam mencapai tujuan / target organisasi
(Hendry, Bradley and Perkins, 1997)
Kinerja karyawan sangat penting untuk kesuksesan sebuah perusahaan secara
keseluruhan sehingga pemilik bisnis membutuhkan karyawan yang mampu
menyelesaikan pekerjaan secara efektif. Adapun manfaat dari pengelolaan kinerja
karyawan yaitu : Untuk mencapai tujuan, untuk menciptakan lingkungan kerja yang
positif, Mengukur pertumbuhan karyawan, dan menetapkan Tim.
Sumber-sumber penilaian Kinerja yang umum digunakan yaitu: Penilaian
Manager/Supervisor, penilaian diri, penilaian rekan kerja, Penilaian Tim, Penilaian
Pelanggang, dan penilaian 360 derajat. Adapun kesalahan kesalahan yang sering terjadi
dalam penilaian kinerja yaitu : penilaian hanya didasarkan pada satu kriteria saja dan
mengabaikan kriteria-kriteria yang lain, penilaian yang tidak mau memberi nilai
ekstrim, penilai terlalu murah hati dalam memberikan penilaian, penilai terlalu buruk
memberikan penilaian, penilaian yang tidak didasarkan atas kinerja individu tetapi
didasarkan pada kelompok tempat individu berasal, dan penilai memfokuskan diri pada
perilaku kerja individu yang paling akhir saja (recent).
Performance Management 19
Sedangkan Cara Evaluasi pelatihan juga dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
Evaluasi selama proses pelatihan berlansung, Evaluasi pada setiap akhir sesi dan
Evaluasi pada akhir seluruh training.
Self assessment yang juga bisa disebut penilaian diri adalah sebuah teknik
penilaian yang dilakukan oleh individu dalam menggali, menemukan dan
mengemukakan tentang kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berbagai hal, serta
mampu untuk menyikapi dan memperbaiki atas segala kekurangan yang ada serta
menguatkan dan mengembangkan lebih lanjut atas segala kelebihannya.
metode umpan balik 360 derajat dapat didefinisikan sebagai metode penilaian
kinerja yang dilakukan oleh banyak pihak sehingga hasil yang diperoleh diharapkan
lebih jujur, adil dan tepat sasaran
B. Saran
Setelah Kita mengetahui apa itu Performa Management serta model model
dalam evaluasi kinerja, maka diharapkan agar kita dapat menerapkannya dalam dunia
kerja dan dapat memilah model model evaluasi kinerja yang bagaimana yang cocok
digunakan dalam suatu bidang pekerjaan tertentu..
Performance Management 20
DAFTAR PUSTAKA
http://stiebanten.blogspot.com/2011/09/elemen-penilaian-kinerja.html
http://www.slideshare.net/IceuAdinata/evaluasi-kinerja-24856570
Mathis, Robert L., Jackson H. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba
Empat, Jakarta.
Mondy, R.W. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke 10, PT. Gelora Aksara
Pratama: Penerbit Erlangga.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke 3, Cetakakn ke-1
Yogyakarta, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN:
Yogyakarta.
Performance Management 21