Proses sistematis
Meningkatkan kinerja organisasi, fungsi,
unit dan individu
Menghubungkan tujuan organisasi dan
individu
PERBEDAAN MANAJEMEN KINERJA
DENGAN KINERJA
• Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja didefinisikan sebagai
proses komunikasi yang berkesinambungan
yang dilakukan dalam kemitraan antara
seorang karyawan dan atasan.
Jadi kesimpulan dari manajemen kinerja
adalah kegiatan yang mengkaji ulang kinerja
secara berkesinambungan untuk
meningkatkan dan mengembangkan kinerja
lebih lanjut.
Penilaian kinerja merupakan alat yang
bermanfaat untuk mengevaluasi kerja
dari para karyawan, pada intinya
penilaian kinerja dapat dianggap
sebagai alat untuk memverifikasi bahwa
karyawan memenuhi standar kinerja yg
telah ditetapkan dan dapat pula
penilaian kinerja merupakan cara untuk
membantu karyawan mengelola kinerja
mereka.
• Kinerja
Kinerja atau performance diartikan
sebagai hasil kerja atau prestasi kerja.
Namun, sebenarnya kinerja
mempunyai makna yang lebih luas,
bukan hanya hasil kerja, tetapi
termasuk bagaimana proses
pekerjaan berlangsung.
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
strategis organisasi, kepuasan konsumen,
dan memberikan kontribusi pada ekonomi.
Dengan demikian, kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai
dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah
tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya.
PRINSIP DASAR MANAJEMEN KINERJA
1. Strategis
Membahas masalah kinerja secara lebih luas, lebih urgent,
dan dengan tujuan jangka panjang. Manajemen kinerja
mengintegrasikan berbagai aspek dalam organisasi dari
masalah teknis dan teknologis, financial, sumber daya
manusia, budaya organisasi dan mekanisme kerja.
2. Perumusan Tujuan
Dimulai dengan melakukan perumusan dan
mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai
organisasi, sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki
agar tujuan semua tingkatan manajemen memberikan
kontribusi pada pencapaian tujuan struktur di atasnya
secara berjenjang.
3. Perencanaan Kinerja
• Mengenai pendefinisian tujuan dan sasaran organisasi,
membangun strategi menyeluruh untuk mencapai
tujuan tsb.
• Mengenai apa yang akan dilakukan maupun
bagaimana hal tsb dilakukan.
• Mengenai kegiatan sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Umpan Balik yang Terus Menerus
Umpan balik memungkinkan pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh dari pekerjaan oleh
individu dipergunakan untuk memodifikasi tujuan
organisasi.
5. Pengembangan
Kinerja suatu organisasi tergantung pada
kompetensi sumber daya manusia di dalamnya
>> rotasi penugasan ke bidang pekerjaan yang
berbeda akan memberikan tambahan
pengalaman bagi tenaga kerja, karena mereka
menjadi memiliki keterampilan beragam.
6. Berkelanjutan
Manajemen kinerja merupakan suatu proses
yang sifatnya berlangsung terus,
berkelanjutan, bersifat evolusioner, dimana
kinerja secara bertahap selalu diperbaiki
sehingga menjadi semakin baik.
7. Mengelola Perilaku
• Manajemen kinerja perlu memastikan bahwa
individu terdorong berperilaku dengan cara
yang memungkinkan dan memperkuat
hubungan kerja yang lebih baik.
• Perilaku positif karyawan yang bersifat
mendorong peningkatan kinerja perlu
dikembangkan.
8. Tanggung Jawab
Dengan memahami dan menerima tanggung
jawab atas apa yang mereka kerjakan dan yang
tidak mereka kerjakan untuk mencapai tujuan
mereka.
9. Kejujuran
• Kejujuran menampakkan diri dalam
komunikasi umpan balik yang jujur diantara
manager, pekerja, rekan kerja.
• Kejujuran termasuk dalam mengekspresikan
pendapat, menyampaikan fakta, memberikan
pertimbangan dan perasaan.
10.Pelayanan
Bagaimana memberikan pelayanan kepada
para pekerja, seperti jika pekerja mengalami
kesulitan menyelesaikan pekerjaannya, maka
manager membantu pekerja tersebut agar
mampu menyelesaikan pekerjaannya.
PANDANGAN DASAR SISTEM
MANAJEMEN KINERJA
1. Model integratif untuk kinerja organisasi. Manajemen
kinerja sebagai suatu struktur sistem integratif yang
saling berkesinambungan antar aspek.
2. Fokus tidak hanya pada hasil, tetapi juga pada proses.
3. Keterlibatan pihak yang berkaitan dalam pencapaian
tujuan >> pekerja
4. Penilaian kinerja objektif dan mengena pada sasaran.
5. Evaluasi dan pembelajaran antara atasan dan
bawahan.
KARAKTERISTIK KINERJA
1. Directing/planning
• Tahap pertama merupakan tahap identifikasi perilaku
kerja dan dasar/basis pengukuran kinerja. Kemudian,
dilakukan pengarahan konkret terhadap perilaku kerja
dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai,
kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan.
• Target harus jelas apa yang akan dicapai dan bagaimana
mencapainya (spesific), terukur keberhasilannya
(measureable) dan orang lain dapat memahami/melihat
keberhasilannya.
• Target harus memungkinkan untuk dicapai, tidak terlalu
rendah atau berlebihan (achievable), masuk akal dan
sesuai kondisi/realita (realistic), serta jelas sasaran
waktunya (timebound).
2. Managing/supporting
• Tahap kedua merupakan penerapan
monitoring pada proses organisasi.
• Tahap ini berfokus pada manage,
dukungan, dan pengendalian terhadap
jalannya proses agar tetap berada pada
jalurnya. Jalur yang dimaksudkan
disini adalah kriteria maupun proses
kerja yang sesuai dengan prosedur
berlaku dalam suatu organisasi.
3. Review/appraising
• Tahap ketiga mencakup langkah evaluasi.
Evaluasi dilakukan dengan flashback/review
kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah itu,
kinerja dinilai/diukur (appraising).
• Tahap ini memerlukan dokumentasi/record data
yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi.
Evaluator harus bersifat obyektif dan netral agar
didapat hasil evaluasi yang valid.
4. Developing/rewarding
• Tahap keempat berfokus pada
pengembangan dan penghargaan.
• Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu
keputusan terhadap action yang
dilakukan selanjutnya.
• Keputusan dapat berupa langkah
perbaikan, pemberian
reward/punishment, melanjutkan suatu
kegiatan/prosedur yang telah ada, dan
penetapan anggaran.
Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai dasar:
• Pengembangan kompetensi
• Penentuan pengembangan karir
• Pembinaan pegawai
• Penentuan pemberian reward
DEFINISI KINERJA
•Bemandin dan Russel : catatan perolehan yang
dihasilkan dari suatu fungsi pekerjaan tertentu atau
kegiatan selama periode tertentu
• Menurut Simamora (2009:416): proses mengevaluasi
pelaksanaan kerja individu. Adapun outputnya dapat
berupa fisik dan non fisik.
•Mangkunegara (2011:67); : hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Faktor yg Mempengaruhi Kinerja karyawan
1. faktor personal: pengetahuan, ketrampilan, kemampuan
seseorang, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang
dimiliki oleh seorang individu.
2. faktor kepemimpinan: kualitas pemimpin dalam
memberikan dorongan, semangat, arahan, petunjuk dan
dukungan yang diberikan oleh para manajer dan para
majaner tim.
3. faktor kelompok: kualitas dukungan dan semangat,
kepercayaan dan kekompakan yang diberikan oleh rekan
dalam satu tim.
4. faktor-faktor sistem: meliputi sistem kerja dan fasilitas
kerja serta infrastruktur yang disediakan oleh organisasi,
proses organisasi, dan budaya kinerja dalam organisasi.
5. faktor kontekstual atau situasional : berupa tekanan dan
perubahan internal maupun eksternal.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
• Ketih Davis : Faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah
faktor kemampuan (ability) dan faktor
motivasi (motivation).
• Rumusan :
Human performance= Ability x Motivation
Motivation = Attitude x Situation
Ability = Knowledge x Skill
• Simamora (2015: 500), tiga faktor yg mempengaruhi kinerja
karyawan yaitu :
• Faktor individual yang terdiri dari:
– Kemampuan dan keahlian
– Latar belakang
– Demografi
• Faktor psikologis yang terdiri dari:
– Persepsi
– Attitude
– Personality
– Pembelajaran
– Motivasi
• Faktor Organisasi yang terdiri dari:
– Sumber daya
– Kepemimpinan
– Penghargaan
– Struktur
• Job desig
• Timple (2012: 31), faktor-faktor kinerja
terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor
yang dihubungkan dengan sifat-sifat
seseorang.
2. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang yang
berasal dari lingkungan. Seperti perilaku,
sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja,
bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan
iklim organisasi.
• Gibson (2017:124), bahwa faktor perilaku
individu dapat mempengaruhi kinerja,
sedangkan yang mempengaruhi perilaku
individu meliputi faktor fisiologis, psikologis,
dan lingkungan
• PENDAPAT2 TERSEBUT Sesuai teori William
Stern yang merupakan perpaduan dari teori
heriditas dari Schopenhauer dan teori
lingkungan John Locke.
• Schopenhauer dalam teori hariditasnya :
hanya faktor individu yang sangat
menentukan seorang undividu mampu
berprestasi atau tidak,
• John Locke : hanya faktor lingkungan yang
sangat menentukan seorang individu mampu
berprestasi atau tidak.
Faktor yg mempengaruhi Kinerja Karyawan
PSICHOLOGIS :
INDIVIDU : KINERJA -Persepsi
INDIVIDU -Perilaku
Kompetensi :
-Motivasi
(Pengetahuan, -Kepuasan kerja
skill)
Pengalaman ORGANISASI :
-Leadership
kerja,
-Komitmen organisasi
kedisiplinan kerja -Budaya
EQ, SQ -Penghargaan
-Struktur
-Desain kerja
-Kesempatan
-Manajemen karier
-Kompnsasi
-Lingkungan kerja
-Fasilitas
Indikator Kinerja Karyawan
• SECARA UMUM DALAM MENILAI KINERJA
MELIPUTI
(1) KUALITAS,
(2) KUANTITAS,
(3) KETEPATAN WAKTU,
(4) PENGHEMATAN BIAYA,
(5) KEMANDIRIAN ATAU OTONOMI DALAM
BEKERJA (TANPA SELALU DISUPERVISI),
(6) KERJASAMA
• Mangkunegara (2017:127) menggunakan 4
indikator untuk mengukur kinerja karyawan :
1. kualitas kerja,
2. kuantitas kerja,
3. dapat tidaknya diandalkan,
4. sikap.
PENILAIAN KINERJA
• Desler (2013:329),: aspek-aspek yang
digunakan untuk mengukur kinerja : kualitas
kerja, produktivitas (kuantitas), pengetahuan,
keterpercayaan, ketersediaan(ketepatan
waktu), dan kebebasan.
• Mangkunegara (2017:127) : 4 aspek untuk
mengukur kinerja : kualitas kerja, kuantitas
kerja, dapat tidaknya diandalkan, dan sikap.
Alasan untuk menilai kinerja
1. memberikan informasi tentang dapat
dilakukannya promosi dan penetapan gaji.
2. memberi satu peluang bagi seseorang dan
bawahannya untuk meninjau perilaku yang
berhubungan dengan kerja bawahan.
3. penilaian memberikan satu peluang yang
baik untuk meninjau rencana karir orang
dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang
diperlihatkannya (Desler:2016).
Tujuan Penilaian Kinerja
1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan
tentang persyaratan kerja.
2. Mencatat dan menngakui kerja seorang karyawan
sehingga termotivasi untuk berbuat yang lebih baik.
3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk
mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan
meningkatkan kepedulian terhadap karier atau
terhadap pekerjaan yang diembanya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran
masa depan,sehingga karyawan termotivasi
untuk berprestasi sesuai dengan potensi nya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan
yang sesuai dengan kebutuhan pelatih.
Masalah dalam Penilaian Kinerja :
Obyektivitas
1. Ketidaknyamanan penilai :
2. Ketidaknyamanan obyektivitas : dalam metode umum yg digunakan ada sikap,
penampilan & keterampilan yg sulit diukur, sehingga pasti ada subyektivitas
3. Hello effect : mengenaralisir unsur positif dari salah satu aspek kepada seluruh
aspek kinerja. Horn effect : mengenaralisir unsur negatif
4. Sikap kasar/lunak : untuk menghindari kontroversi biasanya memberi nilai
tinggi/lunak
5. Central Tendency error: karyawan secara tidak benar dinilai mendekati rata-
rata
6. Bias perilaku terakhir/rsent behavior bias: perilaku karyawan menjadi lebih
baik menjelang adanya penilaian
7. Bias Pribadi/stereotyping: diskriminasi pada sso karena perbedaan tertentu.
Misal, karyawan perokok dinilai kinerja rendah.jk berhenti bisa dinilai tinggi.
8. Manipulasi evaluasi : atasan ingin menaikkan jabatan atau memberhentikan
karyawan, maka diberi penilaian yang tinggi/rendah
9. Kecemasan karyawn
Manajemen kinerja adalah suatu
proses di mana manajer memastikan bahwa
aktivitas karyawannya beserta hasil kerjanya
sesuai dengan hasil organisasi.
Model Organisasi dalam Manajemen Kinerja
STRATEGI OPERASI
Sasaran jangka panjang
dan pendek organisasi
ATRIBUT
PERORANGAN
PERILAKU INDIVIDU HASIL OBJEKTIF
(Keahlian dan
Kemampuan)
HAMBATAN
SITUASIONAL
Budaya Organisasi dan
Situasi Ekonomi
Tujuan Penilaian Kinerja
d. Assesment Centers
Yang diidentifikasikan melalui metode assesment center
secara umum meliputi 3 aspek, yaitu kecerdasan, kepribadian,
dan keterampilan manajerial. Metode yang digunakan dalam
assesment centers adalah Psychological-test dan Simulation
exercise.
4. Pendekatan Hasil
a. Management by Objective (MbO)
MbO digunakan untuk mengatasi kekurangan
dari metode penilaian lainnya yang lebih berfokus
pada proses. Pendekatan ini didasarkan pada
perumusan sasaran-sasaran prestasi yang umumnya
kuantitatif dan dapat diukur serta kerapkali
ditentukan bersama oleh atasn dan bawahannya.
b. Productivity Measurement and Evaluation System
(ProMES)
ProMES terdiri dari 4 langkah yaitu :
1. Organisasi harus mengidentifikasi produk atau serangkaian
aktifitas yang organisai harapkan untuk diselesaikan.
2. Para staf kemudian merumuskan indikator dari produk
tersebut
3. Para staf menetapkan kontingensi antara indikator dengan
level evaluasi.
4. Sistem umpan balik dikembangkan untuk melengkapi
karyawan dan tim kerja dengan informasi tentang level
spesifik dari kinerja mereka pada tiap indikator.
Pemilihan Sumber untuk
Informasi Kinerja (Prestasi)
a. Similar to Me
b. Kontras
c. Distributional Errors
d. Halo dan Horns
e. Menurunkan Tingkat Kesalahan
f. Penilaian Politik
a. Similar to Me
Similar to Me adalah kesalahan yang kita buat
ketika menilai seorang yang serupa dengan kita
lebih tinggi dari mereka yang tidak.
b. Kontras
Kesalahn kontras terjadi ketika kita
membandingkan individu dengan individu lainnya
daripada pelanggaran terhada standar objektif.
c. Distributional Errors
Distributional errors adalah hasl dari
suatu tingkat tendensi yang hanya
menggunakan sebagian dari skala penilaian.
Definisi dari manajemen kinerja adalah cara-cara melalui mana para manajer
menjamin bahwa aktivitas-aktivitas dan hasil-hasil karyawan sesuai dengan tujuan
organisasi.
Sistem manajemen kinerja terdiri dari tiga bagian: pendefinisian kinerja, pengukuran
kinerja, dan pemberian umpan balik informasi kinerja.
Perusahaan-perusahaan menggunakan
manajemen kinerja dalam rangka:
Penentuan upah/gaji
Perencanaan suksesi
Wright, 2012
MODEL ORGANISASI DARI MANAJEMEN KINERJA
Strategi
Organisasional
Hambatan Situasional
Budaya organisasional
Langkah 1
Mendefinisikan hasil-hasil kinerja
kepada divisi dan departemen
perusahaan
Langkah 2
Mengembangkan sasaran-sasaran, perilaku,
dan tindakan-tindakan karyawan untuk
meraih hasil-hasil
Langkah 5 Langkah 6
Mengidentifikasi perbaikan- Memberikan konsekuensi-
perbaikan yang dibutuhkan konsekuensi bagi hasil-hasil kinerja
Langkah 3
Memberikan dukungan, dan
keberlangsungan pembahasan-pembahasan
kinerja
Langkah 4
Mengevaluasi kinerja
Wright, 2012
3. Purposes of Performance Management
Tujuan Strategik
Merupakan tujuan pertama, dimana sistem manajemen kinerja harus
menghubungkan aktivitas karyawan dengan tujuan-tujuan organisasi. Untuk
mencapai tujuan strategik ini, sistem yang ada haruslah fleksibel, karena ketika tujuan
dan strategi berubah, hasil-hasil, perilaku dan karakteristik karyawan biasanya perlu
untuk berubah mengikutinya.
Tujuan Administratif
Tujuan Pengembangan
Wright, 2012
MEMILIH SUMBER-SUMBER EVALUASI KINERJA
Stone, 2005
KRITERIA-KRITERIA BAGI SISTEM MANAJEMEN
KINERJA YANG EFEKTIF
BLOK BANGUNAN DARI PROSES MANAJEMEN KINERJA
YANG EFEKTIF:
1. Direction sharing: mengkomunikasikan tujuan tingkat tinggi organisasi ke seluruh
organisasi dan kemudian menerjemahkannya kedalam tujuan setiap departemen
2. Role clarification: menegaskan peranan setiap karyawan terkait dengan
pekerjaannya sehari-hari.
3. Goal setting and planning: menerjemahkan tujuan organisasi dan departemen
kedalam tujuan khusus bagi masing-masing karyawan
4. Goal alignment: memudahkan setiap manajer untuk melihat keterkaitan antara
tujuan karyawan dan tujuan-tujuan dari departemen dan organisasi.
5. Developmental goal setting: meliputi jaminan bahwa setiap karyawan “berpikir
melalui, pada tahap awal dari setiap periode kinerja, tentang ‘apa yang harus saya
lakukan untuk mencapai tujuan saya?’
6. Ongoing performance monitoring: penggunaan computer-based system yang
mengukur dan kemudian meng-email kemajuan dan laporan pengecualian
berdasarkan pada kemajuan individu terhadap pemenuhan tujuan kinerjanya.
BLOK BANGUNAN DARI PROSES MANAJEMEN KINERJA
YANG EFEKTIF: (Lanjutan)
Dessler, 2008
4. Performance Measures Criteria
Validitas adalah luasan dimana pengukuran kinerja menilai seluruh aspek-aspek yang
relevan dari kinerja pekerjaan.
Reabilitas adalah konsistensi dari pengukuran kinerja; tingkatan dimana pengukuran
kinerja adalah bebas dari kesalahan random (random error).
Acceptability adalah luasan dimana ukuran kinerja dianggap dapat memuaskan atau
mencukupi oleh individu-individu yang menggunakannya.
Specificity adalah luasan dimana ukuran kinerja memberikan arahan rinci bagi karyawan
tentang apa yang diharapkan dari mereka (karyawan) dan bagaimana mereka dapat
memenuhi harapan-harapan tersebut.
Wright, 2012
5. Approaches to Measuring Performance
Pendekatan ini menyarankan bahwa fokus utama dari evaluasi kinerja seharusnya
dapat memberikan karyawan dengan umpan balik tentang wilayah dimana
mereka dapat meningkat.
Wright, 2012
6. Choosing a Source for Performance Information
Wright, 2012
7. Use of Technology in Performance Management
•Para manajer yang baik mengetahui apa yang sedang karyawan kerjakan, dan sistem
elektronik seharusnya tidak menjadi pengganti bagi manajemen yang baik.
•Pemantauan dapat pula digunakan sebagai cara bagi karyawan yang lebih
berpengalaman untuk melatih karyawan yang kurang berpengalaman.
Wright, 2012
PENGERTIAN
PENILAIAN KINERJA
Arti pentingnya unjuk kerja secara lebih rinci (William, Jr dan Kuth Davis, 2003,
hal 339) sebagai berikut :
Perbaikan unjuk kerja memberi kesempatan kepada karyawan untuk mengambil
tindakan-tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja melalui feedback yang
diberikan oleh organisasi.
Penyesuaian gaji dapat dipakai sebagai informasi untuk mengkompensasi
pegawai sesuai keahliannya.
Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian akan diketahui kelemahan-
kelemahan dari pegawai sehingga dapat dilakukan program pelatihan dan
pengembangan yang lebih efektif.
Perencanaan karier, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan perencanaan
karier bagi pegawai dan menyelaraskannya dengan kepentingan organisasi.
Mengindentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses penempatan, yaitu unjuk
kerja yang tidak baik menunjukkan adanya kelemahan dalam penempatan
sehingga dapt dilakukan perbaikan.
Dapat mengindentifikasi adnya kekurangan dalam disain pekerjaan, yaitu keku-
rangan kinerja akan menunjukkan adanya kekurangan dalam perancangan
jabatan.
Umpan balik pada pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu
dengan diketahui unjuk kerja pegawai secara keseluruhan, ini akan menjadi
informasi sejauhman fungsi sumber daya manusia berjalan dengan baik atau
tidak.
2. Fungsi Penilaian Kerja
Penilaian Kerja (performance appraisal) pada dasarnya :
- penyesuaian-penyesuaian kompensasi
- perbaikan kinerja
- kebutuhan latihan dan pengembangan
- pengambilan keputusan dalam hal penemptan promosi, mutasi, pemecatan,
pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja
- kepentingan penelitian kepegawaian
- membantu diagnosis terhadp kesalahan disain pegawai.
B. Penilaian Kinerja Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja
• Penilaian unjuk kerja sesungguhnya tidak sekedar menilai, yaitu mencari aspek
apa pegawai kurang atau lebih, tetapi lebih luas lagi yaitu membantu pegawai
untuk mencapai unjuk kerja yang diharapkan oleh organisasi dan berorientasi
pada pengembangan pegawai/organisasi.
Stone, 2005
8. Performance Feedback
Untuk memberikan umpan balik kinerja yang efektif para manajer harus
mempertimbangkan beberapa rekomendasi berikut ini:
Wright, 2012
Gambar : Langkah-langkah Penilaian Unjuk Kerja
PENENTUAN SASARAN
PENENTUAN STANDAR/UKURAN
EVALUASI PENILAIAN
PENYEBAB MASALAH KINERJA
Wright, 2012
9. What Managers Can Do to Diagnose Performance Problems &
Manage Employees Performance
INPUT
Apakah karyawan mengetahui apa yang harus ia kerjakan ?
Apakah pekerjaan berjalan dan prosedur tersebut logis ?
Apakah karyawan memiliki sumber daya yang dibutuhkan bagi keberhasilan
kinerja ?
KARAKTERISTIK KARYAWAN
Apakah karyawan memiliki keterampilan yang kompeten dan pengetahuan yang
dibutuhkan ?
Apakah karyawan mengetahui mengapa sangat pentingnya diperlukan tingkat
kinerja?
Apakah karyawan secara mental, fisik, dan emosi dapat melaksanakan kinerja
pada tingkat yang diharapkan ?
Lanjutan
UMPAN BALIK
KONSEKUENSI
Apakah konsekuensi-konsekuensi (seperti penghargaan, insentif) memiliki imbas
pada kinerja yang baik?
Apakah konsekuensi atas kinerja yang kompeten dari karyawan?
Apakah konsekuensi kinerja yang diberikan sudah sesuai ?
Apakah norma-norma kelompok kerja atau tim membuat karyawan untuk tidak
memenuhi standar-standar kinerja?
Wright, 2012
Kesimpulan
Sistem manajemen kinerja terdiri atas: pendefinisian kinerja,
pengukuran kinerja, dan pemberian umpan balik informasi kinerja.
Tujuan Output
Sasaran Hasil
FUNGSI-FUNGSI KONTROL
STRUKTUR
(Kegiatan-kegiatan) Pengendalian
WEWENANG KOMUNIKASI
UNIT KERJA INPUT
Tanggung jawab Hubungan Kerja
TENAGA KERJA,
JOBS BIAYA, PROSEDURE
(Pekerjaan) MATERIAL/ALAT (Metode)
-ALAT DAN WAKTU
TUGAS PRESENTASI SABTU
1. MANAJEMEN KINERJA
2. STANDAR KINERJA
3. INSTRUMEN MANAJEMEN KINERJA
4. PENILAIAN KINERJA
5. SISTEM MANAJEMEN KINERJA BERBASIS
KOMPETENSI
TERIMA KASIH