Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AAM EFFENDI

NO. POKO MHS : 20221023


MATA UJIAN : MANAJEMEN KINERJA
JURUSAN : MAGISTER MANAJEMEN
HARI / TANGGAL : SABTU, 14 OKTOBER 2023
DOSEN / PENGUJI : Prof. Dr. SOELAIMAN SUKMALANA, SE., MM

Masalah yang berkaitan dengan kinerja sesungguhnya sangat kompleks karena menyangkut
berbagai isu-isu yang perlu dikaji dengan pendekatan manajemen yang komprehensif dan
terintegrasi. kebijakan dan keputusan yang di dasarkan pada proses perlu dideskripsikan
1. Kajian kinerja diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas suatu organisasi, tim, atau individu
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Ini membantu mengidentifikasi area
yang memerlukan perbaikan dan pengembangan. Kajian kinerja harus dilakukan karena alasan-
alasan memungkinkan organisasi, tim, atau individu untuk mengevaluasi sejauh mana mereka
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Ini penting untuk menentukan apakah
upaya yang telah dilakukan telah berhasil atau perlu ditingkatkan. Dengan melakukan kajian
kinerja, kita dapat mengidentifikasi masalah dan peluang untuk perbaikan. Ini membantu dalam
menentukan tindakan yang perlu diambil untuk meningkatkan kinerja. Secara keseluruhan,
kajian kinerja penting untuk mengukur, memahami, dan meningkatkan kinerja, yang merupakan
faktor kunci dalam pencapaian kesuksesan organisasi, tim, atau individu.

2. Sasaran kajian kinerja dapat beragam tergantung pada tujuannya, tetapi umumnya sasaran
tersebut adalah untuk mengukur pencapaian tujuan, mengidentifikasi kelemahan, dan
meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Kajian kinerja digunakan untuk mengukur sejauh mana
suatu organisasi, tim, atau individu telah mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Ini
mencakup pemantauan pencapaian target yang telah ditetapkan. Sasaran kinerja juga termasuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Kajian kinerja membantu dalam mengidentifikasi cara-
cara untuk meningkatkan produktivitas, termasuk pengoptimalan proses dan sumber daya.
Selain produktivitas, kajian kinerja juga dapat berfokus pada peningkatan kualitas pekerjaan atau
produk. Ini mencakup identifikasi aspek-aspek yang perlu ditingkatkan dalam hal kualitas.
Sasaran kajian kinerja harus selaras dengan tujuan dan strategi organisasi atau individu.
Tujuannya adalah untuk memberikan pandangan yang komprehensif tentang kinerja dan
memberikan panduan untuk perbaikan dan pengembangan yang dibutuhkan.

3. Masalah yang terkait dalam proses manajemen dapat mencakup kurangnya komunikasi,
pemahaman yang tidak jelas tentang peran dan tanggung jawab, pengukuran kinerja yang tidak
tepat, dan ketidaksesuaian antara sasaran dan sumber daya yang tersedia. Untuk mengatasi
masalah-masalah ini, organisasi perlu mengadopsi pendekatan manajemen yang komprehensif
dan berkelanjutan. Ini mencakup memastikan komunikasi yang efektif, menetapkan sasaran
yang realistis, menyediakan pelatihan dan pengembangan, serta menciptakan budaya yang
mendukung kinerja tinggi. Selain itu, pengukuran kinerja harus relevan dan berkaitan dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
4. Kajian kinerja dapat difokuskan pada individu, tim, departemen, atau keseluruhan organisasi,
tergantung pada tingkat analisis yang diinginkan. Ini memberi fleksibilitas dalam menilai dan
memahami kinerja. Pemilihan tingkat analisis kinerja harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
organisasi. Kajian kinerja individu mungkin lebih sesuai untuk tujuan pengembangan karyawan,
sementara kajian kinerja keseluruhan organisasi berguna untuk evaluasi strategis dan perbaikan
berkelanjutan. Analisis kinerja di berbagai tingkat juga dapat digunakan bersamaan untuk
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kinerja dan mengidentifikasi
interaksi antara individu, tim, dan departemen dalam mencapai tujuan organisasi.

5. Kinerja dapat diukur dengan berbagai indikator, seperti pencapaian target, produktivitas,
kualitas pekerjaan, kepuasan pelanggan, dan efisiensi. Pilihan indikator ini harus sesuai dengan
tujuan kajian. Pilihan indikator kinerja harus mencerminkan prioritas dan tujuan organisasi, dan
mereka harus dapat diukur secara obyektif. Lebih penting lagi, hasil dari pengukuran ini harus
digunakan untuk mengambil tindakan yang relevan guna memperbaiki kinerja dan mencapai
tujuan yang ditetapkan.

6. Gaya manajemen mempengaruhi kinerja secara signifikan. Gaya manajemen yang mendukung,
memberdayakan, dan memberikan umpan balik yang konstruktif dapat meningkatkan motivasi
dan produktivitas karyawan. Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu gaya manajemen yang
cocok untuk semua situasi. Kepemimpinan yang efektif sering melibatkan kombinasi dari
berbagai gaya manajemen yang disesuaikan dengan kebutuhan tim dan situasi tertentu. Manajer
yang dapat mengadaptasi gaya mereka sesuai dengan situasi akan memiliki kemampuan yang
lebih baik dalam memengaruhi kinerja secara positif.

7. Aspek negatif kinerja perlu diidentifikasi untuk diperbaiki, sementara aspek positif kinerja perlu
dijaga dan ditingkatkan. Ini dapat dilakukan melalui pelatihan, pengembangan, dan pengakuan
kinerja yang baik. Pendekatan ini membantu menciptakan lingkungan di mana kinerja dihargai
dan dikelola dengan baik, sementara masalah yang muncul dikenali dan diatasi. Dalam
pengelolaan kinerja, keseimbangan antara pengakuan kinerja positif dan perbaikan aspek negatif
sangat penting untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.

8. Identifikasi kriteria membantu menjadikan penilaian kinerja lebih objektif dan konsisten. Kriteria
jelas membantu menentukan sejauh mana sasaran telah tercapai. Penting untuk
mengidentifikasi kriteria yang relevan dan sesuai dengan tujuan organisasi atau individu. Kriteria
juga harus dapat diukur secara obyektif, sehingga pengumpulan data kinerja dapat dilakukan
dengan konsisten. Dengan kriteria yang baik, penilaian kinerja menjadi lebih adil, akurat, dan
informatif.

9. Komunikasi tentang pencapaian kinerja penting untuk memotivasi karyawan, menyoroti


prestasi, dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam pengembangan individu atau
tim. Komunikasi tentang kinerja harus dilakukan secara teratur dan terstruktur. Ini dapat
mencakup pertemuan satu lawan satu antara manajer dan karyawan, pertemuan tim, serta
laporan tertulis atau evaluasi kinerja. Komunikasi yang efektif membantu membangun hubungan
yang kuat antara manajer dan karyawan, serta antara anggota tim, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kinerja dan produktivitas secara keseluruhan.

10. Pencapaian sasaran kinerja harus melibatkan semua pihak yang terlibat, termasuk atasan
(manajer), rekan kerja (kolega), dan bawahan (staff). Ini membantu mendorong tanggung jawab
bersama dan kolaborasi untuk menciptakan lingkungan di mana pembahasan kinerja adalah
proses yang terbuka, konstruktif, dan berdasarkan kerja sama. Hal ini memungkinkan setiap
anggota tim merasa dihargai dan mendukung kesuksesan satu sama lain. Manajer berperan
penting dalam memfasilitasi proses ini dan memastikan bahwa komunikasi berjalan dengan baik
di seluruh organisasi atau tim.

11. Proses manajemen kinerja harus dirancang untuk mendukung pencapaian sasaran individu dan
kelompok, serta memungkinkan manajer untuk memonitor dan memfasilitasi perbaikan
berkelanjutan dalam kinerja. Ini dapat mencakup pengaturan sasaran, umpan balik berkala, dan
pelatihan yang sesuai. Fokus pada Continuous Improvement adalah kunci untuk pertumbuhan
dan keberhasilan jangka panjang. Proses manajemen kinerja yang baik tidak hanya membantu
mencapai tujuan saat ini tetapi juga menciptakan landasan untuk pertumbuhan dan
keberhasilan jangka panjang. Dengan fokus pada Continuous Improvement, organisasi dapat
terus beradaptasi dan berkembang sesuai dengan perubahan lingkungan dan mencapai hasil
yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai