MA SDM
Disusun Oleh:
NPM : 121240012
Oleh karena itu, manajemen kinerja mencakup proses pelaksanaan kinerja tentang bagaimana
kinerja itu dilakukan.
Pada fase ini, tujuan dan target kinerja ditetapkan melalui komunikasi yang efektif antara
manajemen dan karyawan. Dalam perencanaan kinerja, kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi dirancang dan, menurut Wibowo (2007), sumber daya dan waktu
yang diperlukan harus dialokasikan untuk itu.
Setelah rencana kinerja disusun dan disepakati bersama oleh pimpinan dan karyawan, langkah
selanjutnya dalam manajemen kinerja adalah meninjau dan mendiskusikan kinerja. Penilaian
kinerja ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja pegawai sudah sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Tahap ini dilakukan melalui diskusi antara manajemen dan karyawan dengan mengacu pada
rencana kinerja dan jika ditemukan beberapa masalah maka dilakukan upaya pemecahan
bersama.
Penilaian kinerja dan wawancara sangat penting dalam mengidentifikasi hambatan yang
dihadapi karyawan dalam mencapai tujuan dan rencana kinerja, menentukan dukungan apa
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan rencana kinerja, dan menilai apakah target kinerja
yang dinyatakan masih relevan atau perlu disesuaikan (Ainsworth, 2002).
Penilaian kinerja adalah langkah penting lainnya dalam manajemen kinerja. Penilaian kinerja
dapat dilakukan oleh karyawan itu sendiri (self-assessment) atau oleh manajemen.
Manajer perlu memiliki data dan informasi yang akurat terkait kinerja pegawai, dan tahap review
dapat memberikan gambaran tentang keadaan kinerja pegawai sehingga dapat dijadikan
sebagai sumber informasi untuk evaluasi kinerja.
Tahap selanjutnya adalah tindakan korektif dan penyesuaian. Pada tahap ini, tindakan untuk
meningkatkan kinerja terhadap rencana adalah penting, tetapi upaya untuk melakukan
penyesuaian juga diperlukan.
Dan ini terkait dengan upaya berkelanjutan untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja
karyawan. Upaya tersebut harus dituangkan dalam rencana pengembangan kinerja yang
konsisten dengan temuan penilaian dan persyaratan peran organisasi yang semakin
berkembang di era perubahan saat ini.
Dalam implementasi kinerja, sinkronisasi antara tujuan dan sasaran kinerja individu dan
organisasi menjadi syarat penting yang menentukan efektivitas manajemen kinerja.
Ketika ada perbedaan antara ulasan kinerja dan peringkat, ini menjadi sulit. Jika ini tidak
memungkinkan, tidak ada upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengembangan
kinerja karyawan dan tujuan manajemen kinerja tidak akan tercapai.
Oleh karena itu, komunikasi yang berkesinambungan antara manajer dan karyawan harus
dilakukan untuk mengenali berbagai kemungkinan hambatan kinerja individu, yang juga
mempengaruhi kinerja organisasi, sehingga tujuan organisasi tidak tercapai.
Pembuatan deskripsi atau penjabaran kerja secara jelas sesuai dengan yang telah
direncanakan saat perekrutan pekerja.
Memilih calon pegawai yang dapat memenuhi persyaratan untuk diwawancara.
Menjalani sesi wawancara pada calon pekerja sebagai upaya seleksi dan kelayakan untuk
bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Menanyai calon karyawan mengenai kesanggupan dalam meraih target atau tujuan
perusahaan serta memenuhi job desc atau deskripsi pekerjaan sesuai ketetapan sebelumnya.
Menjalani seleksi pada calon karyawan melalui sejumlah proses dan tahapan yang
berlandaskan pada budaya perusahaan.
Memberi penawaran pekerjaan terhadap calon karyawan terpilih, termasuk menjelaskan
kelebihan perusahaan, gaji, tunjangan, fasilitas, dll.
Menyambut pegawai baru melalui aktivitas orientasi, pengenalan pada mentor atau atasan,
serta budaya perusahaan.
Menciptakan standar kinerja sesuai ukuran pada karyawan terpilih.
Memberikan fasilitas pelatihan.
Memberikan pembinaan serta timbal balik pada karyawan.
Berdiskusi terkait pengembangan kinerja secara rutin dengan karyawan.
Menyusun sistem penghargaan khusus terkait sejumlah pencapaian maupun kontribusi dari
karyawan.
Menawarkan pengembangan atau promosi karier, seperti, transfer karyawan, pergeseran
posisi, dan lain sebagainya.
Melakukan evaluasi serta mencari tahu penyebab saat terdapat karyawan yang melakukan
resign.
Komponen di atas memang tidak bisa dipukul rata dimiliki oleh setiap jenis perusahaan. Meski
begitu, secara prinsip dan unsur, mayoritas perusahaan atau organisasi mempunyai komponen-
komponen tersebut guna menciptakan performance management yang baik.
4 Tahapan Sistem Manajemen Kinerja
Setiap organisasi bisnis memiliki sistem manajemen kinerja untuk menjaga agar kualitas kerja
karyawan sesuai harapan dan tidak mengalami penurunan yang berdampak pada produktivitas
perusahaan.
Manajemen kinerja adalah proses sistematis untuk mengelola kinerja karyawan secara efektif
dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang
memungkinkan karyawan bekerja secara optimal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
hasil pekerjaan.
Sistem manajemen kinerja merupakan tahapan atau siklus yang berulang dan berkelanjutan, dari
mulai perencanaan, evaluasi, hingga pemberian reward.
Fase planning
Tahap ini dimulai dengan membuat rencana perusahaan yang diarahkan pada sasaran
strategis, Key Performance Indicator (KPI), standar kerja, dan aktivitas SMART (Specific,
Measurable, Achievable, Realistic, Time-oriented). Prosesnya berlangsung top-down,
ditetapkan oleh manajemen perusahaan dan diturunkan ke bawah.
CEO menetapkan tujuan apa saja yang akan dicapai organisasi, yang menyangkut visi jangka
panjang dan jangka pendek. Manajemen juga membuat pedoman tentang rencana
perusahaan ke depan dan cara mewujudkannya.
Dalam tahap ini, manajer di setiap divisi juga wajib memberikan feedback kepada karyawan
untuk memperbaiki kekurangan, mengoreksi kesalahan, dan meningkatkan kinerja mereka.
Manajer juga dapat membantu anggota tim dalam memecahkan masalah atau mengatasi
hambatan kerja.
Hal penting lainnya yang perlu dilakukan manajer atau supervisor adalah menjaga agar
motivasi setiap karyawan tetap tinggi secara berkesinambungan.
Fase rewarding
Ini merupakan fase terakhir dari sistem manajemen kinerja, dan siklus berulang lagi dari awal.
Fase ini merupakan pemberian penghargaan untuk setiap karyawan sesuai dengan hasil
evaluasi kinerja, yang tujuannya adalah meningkatkan semangat kerja karyawan agar
berkinerja lebih baik lagi.
Sejarah Rumah sakit Pertamina Cirebon didirikan pada tanggal 1 Desember 1973 pada awalnya
merupakan lembaga bagian dari Kesehatan Pertaminna yang mengelola fasilitas kesehatan
karyawan pertamina beserta keluarganya baru berdasarkan memorandum dari Direktur Utama
PERTAMEDIKA pada tanggal 7 september 2004 melayani pasien umum jaminan perusahaan
asuransi dan BPJS dengan kapasitas tempat tidur 100 .Adapun visi Rumah Sakit menjadikan
rumah sakit yang berkualitas terdepan dan terpercaya sedangkan Misi nya Mengelola rumah
sakit ,poliklinik,dan fasilitas lainnya secra mandiri efektif dan efisien ,Memberikan jasa layannan
kesehatan bagi pegawai perminyakan dan keluarganya masyarakat luas yang berorientasi
kepuasan stake holder dan aktif dalam programn peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.Core value yg dianut AKHLAK yaitu Amanah ,Kompeten ,Harmonis,Loyal,Adaptif
dan Koloaboratif .
Mekanisma Manajemen Kinerja di RS Pertamina Cirebon
Pasien Pendapatan
Dari Rawat Inap Sehat /
IGD Pemeriksaan Dokter Pulang Sembuh
atau
Proses Rawat meninggal