2. Schwartz, 1999, Manajemen kinerja merupakan gaya manajemen yang dasarnya adalah
komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan yang menyangkut penetapan tujuan,
memberikan umpan balik baik dari manajer kepada karyawan maupun sebaliknya
3. Costelo, 1994, Manajemen kinerja merupakan dasar dan kekuatan pendiring yang berada di
belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja dan alokasi sumber daya
4. Armstrong,2004, Manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu
kerangka tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati
Manajemen kinerja adalah proses
mengelola kinerja yang dilakukan secara
terus menerus untuk mencapai hasil kerja
individu dan tim yang lebih baik dengan
mengutamakan komunikasi terbuka antara
manajer dan karyawan dalam mencapai
tujuan organisasi.
2. Tujuan Manajemen Kinerja
Manfaat;
1. Memperjelas peran dan tujuan
Stategis, untuk rencana jangka panjang dan membahas masalah kinerja secara lebih luas
Perencanaan, artinya apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukan, berapa biaya, siapa yang
akan melakukan, dimana akan dilakukan, dan kapan dilakukan Umpan Balik, pelaksanaannya
untuk meninjau kembali perencenaan kinerja untuk mengadakan perbaikan
Pengukuran, artinya bersifat kuantitatif dan untuk mengetahui apakah pelaksanaan dapat berjalan
sesuai rencana
Komunikasi dua arah, artinya ada dialog antara manager dengan karyawan
4. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KINERJA
A. Masukan:
1. Kapabilitas SDM (pengetahuan, keterampilan dan kompetensi)
2. Modal
3. Peralatan Teknologi
4. Metode dan Mekanisme Kerja
B. Proses :
1. Perencanaan yaitu merumuskan tujuan dan harapan di masa depan.
2. Pelaksanaan Melaksanakan rencana yg sudah ditetapkan,
memonitoring dan mengukur progres atau kemajuan yang telah
diperoleh untuk mencapai tujuan.
3. Penilaian dan Peninjauan kembali mengoreksi dan menentukan
langkah-langkah yang diperlukan bila terdapat deviasi terhadap
rencana.
C. Keluaran :
Keluaran merupakan hasil langsung dari kinerja organisasi, dapat
berupa:
1. bentuk barang
2. jasa.
Hasil kerja yang dicapai organisasi harus dibandingkan dengan tujuan
yang diharapkan .
Bila terdapat deviasi akan menjadi umpan balik dalam perencanaan
tujuan yang akan datang
D. Manfaat :
1. Dampak hasil kerja dapat bersifat positif misalnya karena
keberhasilan seseorang mewujudkan prestasinya berdampak
meningkatkan motivasi sehingga semakin meningkatkan kinerja
organisasi.
2. Dampak keberhasilan sesorang dapat bersifat negatif, jika karena
keberhasilannya ia menjadi sombong yang akan membuat suasana
kerja menjadi tidak kondusif
5. MODEL MANAJEMEN KINERJA
1. Model Deming Model Deming: model yang dimulai
dengan menyusun rencana, melakukan tindakan
pelaksanaan, memonitor dan hasil pelaksanaan serta
mereview atas kemajuan yang dicapai. Evaluasi
terhadap hasil dilakukan dengan cara penyesuaian
kembali antara rencana dan tujuan atau menyusun
kembali rencana baru.
2. Model Torrington dan Hall
Torrington dan Hall menggambarkan proses manajemen kinerja dengan :
Departemen; Rencana dan tujuan merupakan penjabaran dari misi organisasi dan tujuan
strategis. Rencana dan tujuan ditetapkan lebih dahulu, kemudian dijabarkan dan
dibebankan pada departemen yang mendukungnya. Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa
kemampuan departemen menjadi faktor pembatas dalam menentapkan rencana dan tujuan
bisnis. Bila hal ini terjadi, tujuan departemen ditentukan lebih dahulu Kesepakatan
Kinerja (Performance Contract/Kontrak Kinerja) dan