Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS

JUDUL

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS DAN STRATEGI

DALAM MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN

Disusun Oleh : Alvisyahrin

ABSTRAK

Setiap perusahaan memiliki rencana korporat yang disusun dan

direvisi secara berkala. Dokumen rencana yang dikenal sebagai business

plan ini secara prinsip menjabarkan strategi perusahaan, dengan segala

kelebihan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki, dalam proses

pencapaian Visi dan Misi usahanya. Dikatakan sebagai strategi karena

tidak hanya berisi deskripsi global mengenai hal-hal yang ingin dicapai

dalam jangka panjang saja, namun berisi ringkasan perencanaan dan

pengembangan sumber daya yang dimiliki, seperti keuangan, manusia,

aset, dan lain sebagainya. Strategi Manajemen Sistem Informasi

merupakan sub-bagian dari sebuah business plan, terutama bagi

perusahaan dimana peranan sistem informasi dinilai sangat kritikal bagi

kelangsungan hidup organisasi.

Kata Kunci : Implementasi Sistem, Model Delon & McLean (2003),

Pemgembangan Sistem Informasi.

1
PENDAHULUAN

Neuman (1994) dan Callon (1996) dalam Hemathfar (2010)

mengatakan bahwa penggunaan strategi pada sistem informasi

merupakan bentuk dukungan terhadap unit bisnis dan dapat menjadi

strategi kompetitif. Penggunaan sistem informasi strategis yang diterapkan

pada perusahaan banyak dan digunakan untuk melakukan evaluasi atau

memperbaiki sistem yang telah ada. Perusahaan akan maksimal dalam

penggunaan sistem informasinya apabila mengikuti perkembangan

tersebut.

Agar perusahaan dapat bersaing dan mengikuti perkembangan, perlu

dilakukan pengembangan sistem. Jogiyanto (1990:35) menyatkan system

development memiliki arti menyusun suatu sistem yang baru untuk

menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki

sistem yang telah ada. Bentuk pengembangan sistem terdiri dari lima fase

yaitu investigasi, penggunaan, analisis, desain, implementasi dan rilis

menurut Jirava (2004). Hal ini semakin menarik apabila sistem informasi

strategis tersebut disandingkan dengan teori Delone dan McLean (2003)

untuk mengukur kesuksesan dari sistem tersebut. Bagaimana bila

dilakukan pengembangan sistem yang semakin baik dan sederhana

sebagai bentuk evaluasi sistem informasi bisnis yang telah ada.

2
KAJIAN PUSTAKA

Pengembangan Sistem Informasi (System development Life Cycle)

a. Pengertian System development Life Cycle (SDLC)

Jogiyato (1990:35) menyatakan bahwa pengembangan sistem

(system development) merupakan suatu proses menyusun sistem

yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan

atau hanya untuk memeperbaiki sistem yang sudah ada. Menurut

Tetlay dan John (2009) tujuan utama diadakan pengembangan sistem

yaitu untuk pengintegrasian sistem agar mendapatkan hasil yang

efisien.

b. Fase dalam Pengembangan System development Life Cycle

(SDLC)

Pada pengembangan sebuah sistem menurut McLeod (1994:287)

terdapat lima fase utama dalam pengembangan sistem yaitu :

1. Fase Perencanaan

2. Fase Analisis

3. Fase Desain

4. Implemetasi Sistem

5. Pemeliharaan Sistem

Pengertian Sistem Informasi Strategis

Earl (1989:64) dalam buku Strategic Information Management

menyampaikan bahwa sistem informasi strategi pada dasarnya

berhubungan dengan “Apa” yang diperlukan dari sebuah informasi, dan

3
disebutkan bahwa sebenarnya sistem informasi strategi merupakan

proses antara top and down. Earl (1989:64) juga berpendapat bahwa

sistem informasi strategi seharusnya lebih fokus kepada eksekutif bisnis,

bukan kepada direktur IT. Menurut Ward (2002) sebuah Sistem Informasi

Strategis dikatakan strategis ketika dapat digunakan untuk

diimplementasikan kepada perusahaan.

SIS memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat menunjang suksesnya

yaitu; 1) Merupakan sistem yang berada pada level manapun; 2) Melalui

efisiensi internal dan keunggulan komparatif; 3) Memberikan keuntungan

yang signifikan; 4) Merubah struktur sistem yang ada; 5) Meningkatkan

kontribusi pertambahan nilai ke rantai nilai industri;

6) Membantu meningkatkan kinerja jangka panjang perusahaan.

Chen et.al (2010) mendefinisikan sistem informasi startegis merupakan

sebuah perspektif organisasi yang dilihat dari investasi, penyebaran,

penggunaan, serta pengelolaan sistem informasi.

Pengukuran Kesuksesan Sistem Informasi Teori Delone dan McLean

(2003)

Pada awalnya ide dasar dari model Delone & Mclean merupakaan

model proses dan model kausal. Model tersebut menunjukan rangkaian

proses atau tahapan yang menjelaskan bagaimana suatu SI mampu

menghasilkan manfaat bagi pengguna. Teori model kesuksesan Delone

4
dan McLean mulai digunakan pada awal tahun 1992 kemudian mengalami

perubahan pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 model Delone dan McLean mengalami

perubahan dengan menambakan dan mengurangi beberapa elemen,

elemen yang bertambah yaitu Service Quality, dan pada bagian Use

digabung dengan Intention to Use, dan hasil akhir yang diinginkan adalah

Net Benefits yang mana hasil penggabungan dari individual impact dan

organizational impact. Menurut Delone & Mclean (1992) bahwa model

tersebut tidak hanya mengukur berdasarkan satu dimensi saja, tetapi

mengukur dengan secara keseluruhan dan saling mempengaruhi antara

satu dengan yang lainnya.

PEMBAHASAN

Konsep Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem (system development) merupakan aktivitas

menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama

secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang sudah ada.

Pengembangan sistem menurut Rustono (2003) dilakukan dengan

merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi

organisasi yang terdiri atas komponen-komponen software, hardware,

brainware, proses dan prosedur, infrastruktur, dan standar.

Pengembangan sistem informasi menurut Loudon (dalam Husein dan

Wibowo, 2000:89) didorong oleh faktor eksternal dan faktor internal.

5
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan organisasi yang mempengaruhi

adopsi dan desain sistem. Beberapa faktor lingkungan eksternal adalah

peningkatan biaya tenaga kerja atau sumber daya lain, persaingan dari

perusahaan lain dan perubahan regulasi pemerintah (UU). Sedangkan

faktor internal adalah faktor institusional organisasi yang mempengaruhi

proses adopsi dan desain sistem informasi. Faktor ini mencakup value

(tata nilai), norma, dan hal-hal penting yang dapat membentuk strategi

penting dalam organisasi.

Sumber: Loudon (dalam Husein dan Wibowo, 2000)

Gambar 1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi Bisnis

Tiga Pilar Strategi Pengembangan Sistem Informasi

Menurut Earl (1989), strategi pengembangan sistem informasi

meliputi tiga pilar utama, yaitu Information System Strategy (ISS),

6
Information Technology Strategy (ITS), dan Information Management

Strategy (IMS). Keterkaitan tiga pilar tersebut diilustrasikan pada

Gambar 2.

What?
IS strategy

• Division/SBU/function based
• Demand oriented
• Business focused
Wherefore?
Applications
IM strategy
• Organisation based
• Relationships oriented
• Management focused
How?
IT strategy Management

• Activity based
• Supply oriented
• Technology focused
Delivery

Gambar 2.

Tiga Pilar Pengembangan Sistem Informasi Bisnis

Gambar 2 menjelaskan ISS, ITS, dan IMS mempunyai fokus yang

berbeda namun memiliki keterkaitan yang sangat erat sehingga

perubahan pada salah satu strategi akan sangat mempengaruhi strategi

yang lain. ISS menekankan pada hubungan antara informasi dan

kebutuhan bisnis organisasi. ITS fokus pada teknologi yang harus dimiliki

dan dikembangkan organisasi. IMS berorientasi pada teknik manajemen

yang akan dipergunakan organisasi.

7
Information System Strategy (ISS)

ISS berkaitan dengan bagaimana mendefinisikan kebutuhan

informasi yang mendukung kebutuhan organisasi secara umum, untuk

menjamin terjadinya “the flow of information” yang efektif dan berkualitas.

Setiap organisasi memiliki kebutuhan informasi yang unik. Keunikan

tersebut antara lain terlihat dari (1) jenis dan karakteristik informasi, (2)

relevansi informasi yang dihasilkan, (3) kecepatan alir informasi dari satu

bagian ke bagian lain dalam organisasi, (4) keakuratan informasi, (5)

target nilai ekonomis informasi yang diperoleh, (6) batasan biaya yang

harus dikeluarkan dalam pengolahan informasi, dan (7) struktur para

pengguna informasi. Berdasarkan faktor-faktor keunikan tersebut sistem

informasi yang dikembangkan oleh perusahaan misalnya akan berbeda

dengan sistem informasi yang dikembangkan oleh Bank. Bahkan sistem

informasi yang dikembangkan oleh perusahaan A akan berbeda dengan

sistem informasi yang dikembangkan oleh perusahaan B.

Adanya keunikan informasi pada setiap organisasi, ISS perlu

memperhatikan siklus informasi (information cycle) atau siklus pengolahan

data (data processing cycles), sebagaimana diilustrasikan pada Gambar

3.

8
Sumber: http://dosen.amikom.ac.id

GAMBAR 3.

Siklus Informasi.

Siklus informasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Data dari

setiap kejadian atau aktivitas diinput, untuk selanjutnya diproses

berdasarkan model tertentu. Proses tersebut akan menghasilkan informasi

yang bermanfaat bagi penerima (level management) sebagai dasar dalam

membuat suatu keputusan atau melakukan tindakan tertentu. Keputusan

atau tindakan tersebut akan menghasilkan kejadian-kejadian tertentu yang

akan digunakan kembali sebagai data untuk dimasukkan ke dalam model

(proses), begitu seterusnya.

Information Technology Strategy (ITS),

Komponen utama yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah

sistem informasi yang efektif dan efisien adalah teknologi informasi.

Teknologi informasi merupakan sebuah domain dari produk-produk hasil

perkembangan ilmu komputer dan telekomunikasi. Oleh karena itu

menurut Jogiyanto (2005:52) ITS berkaitan dengan strategi memilih

9
teknologi sistem komputer (hardware dan software), dan teknologi sistem

telekomunikasi yang akan digunakan organisasi.

Pada kenyataannya, saat ini terdapat beragam tipe produk yang

berkaitan dengan teknologi informasi. Fenomena yang terlihat

sehubungan dengan hal ini adalah berlombanya beribu-ribu perusahaan

untuk menciptakan produk-produk yang dapat dijadikan standar

internasional pada kelasnya masing-masing. Berdasarkan kenyataan ini

sudah terlihat, bahwa perusahaan memerlukan strategi khusus paling

tidak dalam memilih teknologi mana saja yang akan dibeli dan

dimanfaatkan agar dapat dikembangkan sistem informasi yang

dibutuhkan. Alasan lain diperlukannya ITS adalah karena adanya suatu

resiko tertentu yang akan menjadi tanggungan perusahaan sehubungan

dengan pemilihan suatu teknologi tertentu. Menurut Indrajit (1999) ITS

diperlukan karena alasan berikut.

1. Perkembangan teknologi informasi sedemikian cepatnya (tumbuh

secara eksponensial) sehingga usia suatu produk tertentu sangat

pendek karena tergantikan dengan versi yang baru yang lebih baik;

2. Untuk satu jenis kelas produk, terdapat beribu-ribu vendor yang

menjualnya dengan kelebihan dan kekurangan kualitas produk dan

pelayanan yang dimiliki;

3. Sistem teknologi informasi terdiri dari ratusan komponen berbeda

yang disatu sisi saling independen, sementara di sisi lain memiliki

ketergantungan yang sangat tinggi;

10
4. Perusahaan dapat melihat infrastruktur teknologi informasi ini dari

berbagai sudut pendekatan, seperti teknologi informasi sebagai

cost center, profit center, investment center, atau service center

yang masing-masing memiliki cara penanganan yang berbeda;

Teknologi informasi yang dibangun harus secara signifikan

menjawab kebutuhan akan informasi yang telah didefinisikan pada ISS

dengan catatan tetap mempertimbangkan keterbatasan perusahaan

(misalnya biaya investasi dan kemampuan sumber daya manusia)

Penggunaan sistem informasi seperti QAD dan Intranet pada

kegiatan bisnis sedikit banyak membantu perusahan untuk melakukan

penentuan strategi, perencanaan dan pengambilan keputusan.

Seperti yang dikatakan oleh Laudon dan Laudon (2012) bahwa

penggunaan sistem informasi bisnis merupakan salah satu bentuk dari

sistem informasi yang komponennya saling berkaitan serta bekerja secara

kolektif untuk melaksanakan pengolahan, penyimpanan output dan

mengontrol tindakan yang hasilnya dapat digunakan untuk mendukung

peramalan, perencanaan, pengendalian serta pengambilan keputusan

dalam kegiatan operasional perusahaan. Pernyataan Laudon dan Laudon

(2012) ini sesuai dengan bagan mengenai sistem informasi tertutup yang

di sampaikan oleh McLeod et. al (2008:10-11). Sebelum menggunakan

sistem informasi QAD dan Intranet, perusahaan tersebut menggunakan

sistem Sammic dan excel untuk membantu kegiatan bisnisnya.

11
Penggunaan sistem informasi yang digunakan oleh sistem analis

sesuai dengan teori dari McLean dan Waterbe (2001) bahwa sistem

informasi melakukan analisa informasi untuk tujuan spesifik. Adanya

sistem informasi seperti QAD sangat membantu untuk memudahkan

kegiatan analisis yang mencakup keseluruhan kerja sistem. Beberapa

divisi yang ada sangat bergantung akan hasil dari QAD dan Intranet pada

saat akan mengambil keputusan, dan mengakibatkan penggunaan sistem

menjadi lebih strategis pada divisi produksi dan invetori kontrol.

Membuat keputusan merupakan salah satu impact yang disebabkan

karena penggunaan sistem informasi seperti QAD dan Intranet, dampak

lain yang dirasakan oleh perusahaan yaitu meningkatnya keunggulan

operasional dan keunggulan kompetitif. Keunggulan operasional

diharapkan akan timbul ketika sebuah perusahaan menggunakan sistem

informasi menurut Laudon dan Laudon (2012).

Information Quality

Menurut data sekunder yang didapat dari website QAD juga mengatakan

bahwa QAD memiliki tingkat keakuratan yang baik untuk melakukan

master planning dan schedulling. Bentuk dari ketepatan waktunya juga

dapat dilihat ketika seorang user selesai melakukan input, seluruh data

yang dibutuhkan akan langsung muncul dan dapat digunakan untuk

mengambil keputusan. Sedangkan hasil dari relevan yang dimaksud

adalah ketika user menerima data dari sistem, hasil tersebut dapat

menjelaskan yang user butuhkan.

12
Delone dan McLean (2003) menyatakan kualitas informasi dapat

dikatakan berjalan dengan baik apabila memiliki tingkat relevansi,

kejelasan, keinformatifan, kegunaan dan ketepatan waktu, kepahaman,

keterbacaan serta kebebasan dari bias yang baik. Mengenai beberapa

poin tersebut user yang ada di perusahaan merasakan bahwa sistem

yang digunakan memiliki tingkat kualitas informasi yang bagus.

User Satisfaction

Delone dan McLean (2003) menggunakan beberapa variabel untuk

mengukur kepuasan pelanggan yaitu dengan kepusasan secara

menyeluruh, kesenangan, kepuasan dalam pengambilan keputusan dan

kepuasan penggunaan perangkat lunak. Kepuasan secara menyeluruh

akan dirasakan oleh user ketika sistem yang ada, baik QAD dan Intranet

telah digunakan secara maksimal. Menurut programmer bahwa sistem

yang sudah terintegrasi seperti QAD sudah menimbulkan kepuasan

secara menyeluruh tetapi untuk ukuran kepuasan secara menyeluruh

terhadap Intranet masih belum bisa dibilang puas karena masih ada

beberapa fungsi yang menggunakan manual.

Net benefits

Tahap akhir dalam pengukuran kesuksesan sistem informasi yaitu net

benefits, yang merupakan hasil akhir dari pengukuran. Net benefits

merupakan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sistem informasi

bisnis yang telah berkembang dari penggunaan secara langsung. Sesuai

dengan pengertian mengenai net benefits bahwa hasil yang didapat dari

13
penggunaan sistem QAD dan Intranet yaitu perusahaan merasa bahwa

bisa lebih membenahi sistem kerja yang ada dan membenahi selisih-

selisih yang ada pada sistem QAD dan Intranet. Net benefits juga sangat

bergantung dengan kesuksesan user satisfaction dan intention to use,

apabila kedua variabel tersebut baik maka net benefits yang akan

diperoleh oleh perusahaan menjadi meningkat atau positif, dan berlaku

sebaliknya.

Implementasi Sistem

McLeod (2001) manajemen akan memutuskan pengimplementasian

sistem yang akan berdampak pada karyawan dan pengumumannya akan

dibuat oleh level manajemen yang sama. Pada saat perusahaan mulai

implementasi sistem hal yang dilakukan yaitu menyiapkan hardware

seperti server, komputer untuk mendukung jalannya upgrade dan

pengembangan sistem. Ketika perusahaan mendapatkan software yang

digunakan untuk biasanya akan ada masa yang biasa disebut dengan

simulasi. Waktu simulasi ini banyak digunakan untuk beradaptasi dengan

sistem yang baru dan menyiapkan basis data dan fasilitas fisik.

Information Management Strategy (IMS)

IMS berkaitan dengan strategi menentukan orang atau unit organisasi

yang akan menangani sistem informasi bisnis dalam perusahaan. IMS

menjabarkan strategi organisasi agar target pembentukan sebuah sistem

informasi bisnis yang handal dengan menggunakan teknologi informasi

yang ada dapat diterapkan secara operasional baik untuk jangka pendek,

14
jangka menengah, dan jangka panjang, sejalan dengan tumbuhnya

perusahaan di masa mendatang. Tekanan strategi di sini tidak hanya

pada siapa yang akan bertanggung jawab terhadap implementasi sistem

informasi, tetapi lebih jauh lagi pada bagaimana sistem yang telah

dibangun dapat dipelihara dan dikembangkan di kemudian hari.

KESIMPULAN

1. Bahwa pengembangan sistem informasi bisnis dan strategi dalam

membangun sistem informasi diperusahaan terdapat tiga pilar

pengembangan sistem informasi, yaitu ISS, ITS, dan IMS. ISS

menekankan pada sisi demand perusahaan mengenai perlunya

sebuah sistem yang dapat menjamin terciptanya aliran informasi yang

efisien dan efektif. ITS yang berada dalam sisi supply, yang

menjawab tantangan ISS dalam bentuk penentuan spesifikasi

teknologi yang diperlukan. IMS menggambarkan jalan yang harus

ditempuh agar target pengembangan dan implementasi sistem

informasi dapat menjadi kenyataan.

2. Kesimpulan terkait dengan pengukuran Delone & McLean (2003)

menemukan beberapa temuan yaitu kualitas sistem, kualitas informasi

dan kualitas pelayanan yang ada pada QAD memiliki tingkat akurasi

yang bagus, tepat waktu dan memiliki tingkat responsif yang tinggi

pada perusahaan, karena sistem QAD dan Intranet digunakan setiap

waktu, maka user pada beberapa yang pada perusahaan merasa

15
puas dengan adanya sistem tersebut sehingga meningkatkan net

benefits pada kinerja dan proses bisnis yang ada.

3. Bentuk pengembangan yang dilakukan perusahaan hanya pada QAD

nya yang berbentuk pengembangan klasik yaitu model waterfall.

Bentuk pengembangannya mengikuti sesuai dengan yang ada pada

teori yaitu dimulai dari bentuk perencanaannya, yang mana

perusahaan tidak menggunakan perencanaan secara mendetail tapi

hanya melihat masalah apa yang ada pada sistem. Dilanjutkan

dengan analisa masalah yang dilakukan oleh sistem analis yaitu

menganalisa masalah apa yang ada pada sistem dan bagaimana

dengan penyelesaiannya. Setelah dianalisa dilakukan desain sistem,

karena perusahaan tidak membuat desain sendiri dan memberikannya

pada vendor perusahaan QAD maka perusahaan hanya bertugas

menyiapkan keperluan upgrading dan server dan kebutuhan selama

upgrade.

SARAN

Sebaiknya apabila dilakukan pengembangan lagi, diharapkan

perusahaan dapat menggunakan bentuk pengembangan Agile yang mana

bentuk pengembangnya menggunakan sedikit tahapan dan tidak

menggunakan perencanaan dalam fase pengembangannya. Model

pengembangan Agile ini juga dibantu oleh perusahaan yang mengatasi

cara pengembangan sistem sehingga memudahkan perusahaan dalam

16
pengembangan sistem informasinya, agar pengembangan sistem

informasi bisnis dapat lebih optimal dan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. Sistem Informasi Manajemen: Konsep dan

Pengembangannya. (Bandung: Linga Jaya 2002)

Syafaruddin dan Irwan Nasution. Manajemen Pembelajaran, (Jakarta:

Quantum Teaching, 2005)

Laudon, Kenneth C., and Jane P.Laudon. Computer and Information

System, Edisi Ke-5. (United States of America: Times Mirror Higher

Education Group, 1998)

Sistem Informasi Edisi 7 Jilid 2. (Jakarta : Prenhallindo, 2001)

Jogiyanto. M.M. Analisis dan Disain Sistem Informasi : Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. (Yogyakarta : 1990)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 57 No. 2 April 2018|

administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Indrajit, Richardus Eko. (1999). Tiga Komponen Manajemen Sistem

Informasi. [Online]. Tersedia: http://www.indrajit.org. [8 Nopember 2008]

Anonim. (2008). Konsep Dasar Analisis Sistem Informasi. [Online].

Tersedia: http://dosen.amikom.ac.id. [8 Nopember 2008]

17

Anda mungkin juga menyukai