Oleh :
Kurniawan T A
NPM :
Semester V ( Lima )
Karya Ilmiah
Oleh :
Kurniawan T A
NPM : 107.............
Semester V ( Lima )
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................ 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan Karya Ilmiah................................... 4
1.3.1 Tujuan Penulisan Karya Ilmiah............................... 4
1.3.2 Kegunaan Karya Ilmiah........................................... 5
1.4 Penyusunan Karya Ilmiah................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi.............................................................................. 6
2.1.1 Pengertian Koperasi................................................. 6
2.1.2 Sejarah Munculnya Gerakan Koperasi.................... 7
2.1.3 Gerakan Koperasi di Indonesia................................ 7
2.1.4 Bentuk - Bentuk Koperasi....................................... 8
2.1.5 Fungsi dan Peranan Koperasi.................................. 9
2.1.6 Nilai-Nilai Koperasi................................................ 9
2.1.7 Perangkat Koperasi................................................. 10
2.1.8 Ketentuan Umum Koperasi..................................... 12
2.2 Wirausaha........................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Wirausaha.............................................. 12
2.2.2 Sifat – Sifat Yang Harus Dimiliki
Oleh Wirausaha...................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Koperasi Dan Wirausaha.................................................... 15
3.1.1 Proses Pendidikan Wirausaha.................................. 16
3.2 Koperasi Mahasiswa........................................................... 17
3.2.1 Ruang Lingkup Kewirausahaan di
Koperasi Mahasiswa............................................... 18
3.2.2 Tujuan Proses Pendidikan
Koperasi Mahasiswa............................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan akhir dari orientasi pembangunan seluruh negara – negara
di dunia adalah mencapai kesejahteraan, keadilan dan kemajuan di segenap lini
kehidupan untuk mengangkat harkat kebutuhan warga negaranya. Sedangkan
tujuan nasional bangsa Indonesia yang ada pada pembukaan undang-undang dasar
1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dari peryataan di atas dipahami bahwa tujuan dari proes pembangunan
nasional adalah terciptanya situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil,
sentosa, dan lain sebagainya yang didukung oleh kecerdasan hidup berbangsa dan
bernegara. Dan dalam konteks politik, negara berperan sebagai penyelenggara
dalam terpenuhinya kepentingan bersama untuk mencapai tujuan tersebut.
Soetan Syahrir (1947), seperti yang dikutip oleh PY. Nur Indro
(2009:102), menerangkan bahwa, ” yang terpenting dalam pembangunan bangsa
indonesia adalah pembangunan tersebut didasarkan kepada kehendak rakyat.
Selain itu tujuan pembangunan tersebut untuk kepentingan rakyat Indonesia
secara keseluruhan ”. Pembangunan bangsa menurut Soetan Sjahrir harus
didasarkan kepada kesadaran dan keinginan rakyat terhadap perbaikan dan
kemajuan . Agar tercipta sebuah kondisi dimana seluruh warga negara dapat
berpartisipasi dalam hal akses penataan atau modifikasi kondisi makro maupun
mikro kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk mencapai kondisi pembangunan nasional yang baik,
indikator pendukung yang perlu dicapai adalah berkualitasnya sumberdaya
manusia (SDM) dari sebagian besar warga negaranya. Untuk bisa survive dan
beradaptasi di era globalisasi saat ini, diperlukan indeks kualitas SDM yang benar
– benar handal dalam mengelola dan menghadapi kondisi global , baik itu
dibidang sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, politik, iptek, dan sebagainya.
Dalam mencapai tujuan penciptaan kualitas SDM , faktor dominan
salah satunya di bidang pendidikan. Proses pendidikan yang berkualitas akan
menciptakan manusia – manusia yang berkualitas, begitu juga sebaliknya.
Jenjang proses pendidikan manusia sejak dilahirkan baik formal
maupun non formal mempunyai dampak bagi pembentukan kualitas SDM
tersebut. Dalam sektor formal, proses pendidikan yang berperan dalam
pembentukan kualitas SDM salah satunya adalah jenjang pendidikan formal di
perguruan tinggi. Mahasiswa sebagai subjek peningkatan kualitas SDM yang
menentukan indeks pencapaian tujuan dari pembangunan nasional, dituntut untuk
bisa menghadapi kondisi nyata di masyarakat. Sejauh mana nilai guna, nilai
tranformasi dan nilai pengetahuan dapat diterapkan dengan maksimal di
masyarakat luas.
Didalam era globalisasi ini telah muncul berbagai fenomena baru
yang tidak dapat dihindari oleh masyarakat dunia baik dampak negatif maupun
dampak positif yang telah dilahirkan oleh kemajuan jaman. Didalam
perkembangan bidang perekonomian, persaingan yang cukup ketat didalam iklim
dunia usaha global merupakan sebuah realita sosial. Kondisi tersebut menuntut
setiap penduduk dunia untuk senantiasa melakukan berbagai inovasi. Guna
mengantisipasi adanya persaingan yang semakin kuat, dunia pendidikan dalam hal
ini perguruan tinggi harus berusaha keras mempersiapkan berbagai persiapan
dibidang pendidikan maupun pembentukan mentalitas entepreuneurship dengan
tujuan memenangkan persaingan ketika mahasiswa tersebut beradaptasi langsung
di dunia usaha dan dunia kerja.
Mahasiswa sebagai agent of change harus mampu menciptakan
daya guna serta manfaat bagi orang lain. Selain sumber daya manusia dan
pengalaman hidup serta kreatifitas dari mahasiswa itu sendiri dapat dijadikan
sebagai salah satu unsur yang sangat menentukan di dalam keberhasilan suatu
proses pendidikan wirausaha , proses tersebut memerlukan perhatian tersendiri
karena faktor-faktor dalam proses pendidikan tersebut mempengaruhi ketika
mahasiswa menyelesai kan studi akademisnya dan menyandang gelar sesuai
keprofesiannya, untuk didedikasikan terhadap dinamika sosial ekonomi
masyarakat dewasa ini dalam hal akses mendapatkan lapangan pekerjaan yang
terasa semakin sulit bagi mereka yang bergelar akademis dan pengalaman kerja
pas – pasan.
Dinamika ini adalah sebuah tanggung jawab moral, mendapatkan
pekerjaan saat ini , merupakan hal yang cukup sulit bagi sebagian fresh graduate
perguruan tinggi. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di
instansi pemerintahan atau swasta, namun akses mendapatkan pekerjaan saat ini
sangat terbatas, dan menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak. Jika
persentase jumlah angkatan kerja yang mengangur terus membubung tinggi, dapat
dipastikan pertumbuhan ekonomi akan berjalan lambat, dan menganggu
pertumbuhan ekonomi. Berbagai tindakan kriminal (premanisme, pelacuran,
narkoba, pencurian dan perjudian) sangat mudah terjadi hingga akhirnya tujuan
pembangunan nasional semakin sulit tercapai.
Dari segi ekonomi , masalah pengangguran adalah hal yang sangat
merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Sebagai
calon tenaga kerja, mahasiswa dituntut untuk mampu berpikir kreatif dan inovatif
dan mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis
keterampilan saja.
Wirausaha dan koperasi barangkali merupakan salah satu usaha
solusi untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Menurut Undang-
undang No. 25/1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
perorangan atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan (Sitio dan Tamba, 2001). Koperasi sebagai
organisasi ekonomi yang berwatak sosial sebagai usaha bersama berdasar asas-
asas kekeluargaan dan gotong royong (Widiyanti, 94). Dari tiga pilar
pembangunan ekonomi bangsa (Negara/pemerintah,korporasi/swasta dan
koperasi), sampai saat ini fungsi dari koperasi belum dimanfaatkan secara
maksimal oleh ruang besar pertisipasi rakyat dalam hal aktifitas pembangunan
ekonominya.
Sebagian Masyarakat belum menyadari tentang peran dan fungsi
dari koperasi. Sebagian besar kegiatan wirausaha dapat membantu meningkatkan
indeks pembangunan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan ini adalah sekaligus dari
konsep tujuan Koperasi itu sendiri yang bertujuan untuk menjadikan kondisi
sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik dibandingkan sebelum bergabung
dengan Koperasi (http://djunaedird.wordpress.com/wp-admin/ - _ftn1 ) yang
dalam hal ini memegang teguh konsep ekonomi kerakyatan dan prinsip
kekeluargaan dimana seluruh sivitas akademika universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon merupakan satu keluarga baik itu tingkat Universitas maupun tingkat
Fakultasnya.
Dari uraian diatas tersebut dapat digambarkan bahwa dengan
adanya proses pendidikan wirausaha yang terimplemntasi dan terealisasi di
kegiatan nyata dalam keterlibatan mahasiswa dan universitas sebagai lembaga
pendidikan di kegiatan koperasi mahasiswa, merupakan salah satu sarana
pengenalan pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi disamping
meningkatkan rasa kekeluagaan sesama sivitas akademikanya itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
membuat karya ilmiah dengan judul: “ Peranan Koperasi Mahasiswa Dalam
Membentuk Sumber Daya Mahasiswa Berjiwa Entrepreneurship ”
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi
2.1.1 Pengertian Koperasi
Koperasi mempunyai kedudukan yang kuat dan sangat penting di
dalam sistem perekonomian nasional Indonesia, karena koperasi merupakan
sokoguru perekonomian Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam UUD
1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Pasal tersebut secara implisit
menunjukan bahwa kedudukan koperasi sangat penting, karena koperasi
merupakan badan usaha yang berdasarkan azas kekeluargaan tersebut. Sehingga
koperasi diyakini dapat diandalkan untuk menopang perekonomian Indonesia.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional koperasi memiliki misi
sebagai stabilisator ekonomi disamping sebagai agen pembangunan. Krisis
ekonomi yang melanda perekonomian nasional telah menyadarkan banyak pihak
bahwa pengelolaan ekonomi yang mengandalkan perusahaan besar telah membuat
rapuh basis ekonomi nasional. Ketika krisis moneter terjadi, banyak perusahaan
besar yang mengalami kerugian hingga bangkrut. Namun di tengah kondisi
perekonomian nasional yang lemah tersebut ternyata usaha kecil, menengah dan
koperasi masih dapat bertahan dan menjadi tumpuan untuk berperan dalam
menjalankan roda perekonomian nasional.
Pengertian koperasi secara sederhana Koperasi berawal dari kata "co"
yang berarti bersama dan "operation" (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian
koperasi adalah bekerja sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah suatu
kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu
organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan
anggota. Dalam Pasal 1 UU 25 tahun 1992 dijelaskan, koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Adanya gagasan untuk
mengembangkan ekonomi kerakyatan menuntut peran yang besar pada Koperasi
sebagai badan usaha yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota
berdasarkan asas kekeluargaan. Margono Djojohadikusumo ( 1941 ) seperti
dikutip Hendrojogi (2004:21 ) menyatakan bahwa ” koperasi adalah perkumpulan
manusia orang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerjasama untuk
memajukan ekonominya”
2.1.2 Sejarah Munculnya Gerakan Koperasi
Hendrojogi (2004:11) menerangkan bahwa gerakan koperasi digagas
oleh Robert Owen (1771-1858), yang menerapkannya pertama kali pada usaha
pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi ini dikembangkan
lebih lanjut oleh William King (1786–1865) – dengan mendirikan toko koperasi
di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang
bernama The Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis
tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi.
Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman,
juga berdiri koperasi yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan
koperasi buatan Inggris. Koperasi-koperasi di Inggris didirikan oleh Charles
Foirer, Raffeinsen, dan Schulze Delitch. Di Perancis, Louis Blanc mendirikan
koperasi produksi yang mengutamakan kualitas barang. Di Denmark Pastor
Christiansone mendirikan koperasi pertanian.
2.1.3 Gerakan Koperasi di Indonesia
Hendrojogi (2004:20) menerangkan bahwa koperasi diperkenalkan di
Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun
1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang
terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan
akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda yang khawatir koperasi akan
dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU no. 431 tahun 19 yang
isinya yaitu :
1. Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi;
2. Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa;
3. Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral;
4. Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda.
Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena
tidak mendapatkan izin Koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh
Indonesia mengajukan protes, Belanda akhirnya mengeluarkan UU Nomor 91
pada Tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU no. 431 seperti :
1. Hanya membayar 3 gulden untuk materai;
2. Bisa menggunakan bahasa daerah;
3. Hukum dagang sesuai daerah masing-masing;
4. Perizinan bisa didaerah setempat.
Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang
mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya.
Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi
kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis
dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan
rakyat. Pasca Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi
di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari
ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.( sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi )
c. Pengawas
Pengawasan atau yang dalam bahasa Inggris disebut Controling
adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Dalam Undang-undang No.
25 tahun 1992 Pasal 38 dan 39 dijelaskan : pengawas dipilih dari dan oleh anggota
koperasi dalam rapat anggota ; pengawas bertanggung jawab kepada rapat
anggota ; persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas
ditetapkan dalam anggaran dasar.
sedangkan tugas dari pengawas : melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi; membuat laporan tertulis
tentang hasil pengawasannya.dan pengawas berwenang : meneliti catatan yang
ada pada koperasi; mendapatkan segala keterangan yang diperlukan, serta
pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya tersebut terhadap pihak
ketiga
2.2 Wirausaha
2.2.1 Pengertian Wirausaha
Berikut ini digambarkan teori dan definisi wirausaha yang asal
katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Istilah wirausaha ini berasal dari
kata ( bahasa Prancis ) yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan arti
between taker atau go between.
Pengertian wirausaha secara lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph
Schumpeter adalah entrepreneur as the person who destroys the existing
economic order by introducing new product and services, by creating new forms
of organization, or by exploiting new raw materials ( Bygrave, 1994;1) jadi
menurut Joseph Schumpeter entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang
mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa
yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru. Orang tersebut melakukan kegiatan ekonomi melalui organisasi yang sudah
ada maupun yang baru. Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha
adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah
organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Buchari Alma (2007:4,) menerangkan bahwa keuntungan dan
kelemahan menjadi wirausaha yaitu :
Keuntungan menjadi wirausaha :
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki sendiri;
2. Terbuka peluang untuk emndemonstrasikan kemampuan serta potensi
seseorang secara penuh;
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara
maksimal;
4. Terbuka kesempatan untuk bisa menjadi bos.
Kelemahannya, :
1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko;
2. Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang;
3. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil. Sebab dia
harus berhemat;
4. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus di buat
sekalipun dia belum menguasai permasalahan yang ada.
BAB III
PEMBAHASAN
ANGGARAN DASAR
KOPERASI MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNSWAGATI
BAB I
NAMA, TEMPAT, KEDUDUKAN, DAN JANGKA WAKTU
Pasal 1
1. Badan usaha ini bernama : Koperasi Mahasiswa Fakultas Pertanian Unswagati, dan
selanjutnya dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga disebut KOPMA Faperta
Unswagati.
2. KOPMA Faperta Unswagati ini berkedudukan di kampus Fakultas Pertanian
Unswagati, Jl. Pemuda No 32, Kota Cirebon.
3. KOPMA Faperta Unswagati didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas,
terhitung dari
mulai disahkannya sebagai badan hukum.
BAB II
LANDASAN, ASAS, PRINSIP, DAN FUNGSI
Pasal 2
1. KOPMA Faperta Unswagati berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. KOPMA Faperta Unswagati berazaskan kekeluargaan dan gotong royong.
3. KOPMA Faperta Unswagati melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, sebanding dengan jasa masing
masing anggota.
d. Kemandirian.
e. Pendidikan berkoperasi.
f. Kerja sama antar koperasi.
4. KOPMA Faperta Unswagati berfungsi untuk membangun dan mengembangkan
kesejahteraan anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya serta
menanamkan rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan musyawarah dalam diri
anggota.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 3
1. Anggota KOPMA Faperta Unswagati adalah pemilik sekaligus pengguna jasa.
2. Keanggotaan KOPMA Faperta Unswagati tidak dapat dipindah tangankan.
3. Keanggotaan koperasi hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar
anggota dan kartu anggota.
BAB IV
RAPAT-RAPAT
Pasal 4
1. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam KOPMA Faperta
Unswagati.
2. Rapat anggota terdiri dari:
a. Rapat Anggota Tahunan (RAT), yaitu rapat yang diselenggarakan untuk membahas
dan mengesahkan pertanggung jawaban pengurus serta memilih dan mengesahkan ketua
baru KOPMA Faperta Unswagati, yang pelaksanaannya paling lambat 2 (dua) bulan
setelah tahun buku lampau.
b. Rapat Anggota Luar Biasa, yaitu rapat yang diselenggarakan apabila keadaan
mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota.
c. Rapat Pleno, yaitu rapat yang dihadiri oleh seluruh pengurus dan badan pengawas dan
dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
3. Rapat anggota diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.
BABV
PENGURUS
Pasal 5
1. Pengurus adalah salah satu organ koperasi yang bertugas mengelola dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan perkoperasian dengan dipimpin oleh seorang ketua.
2. Ketua KOPMA Faperta Unswagati dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
Tahunan.
3. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.
Pasal 6
1. Pengurus bertugas untuk:
a.Mengelola usaha KOPMA Faperta Unswagati.
b.Melakukan segala perbuatan hukum dan atas nama KOPMA Faperta Unswagati.
c.Mewakili koperasi di hadapan dan di luar pengadilan.
d.Menyelenggarakan dan memlihara Daftar Buku Anggota.
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan teratur.
f. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
2. Tugas pokok masing-masing anggota pengurus ditetapkan dalam Rapat Pengurus.
Pasal 7
Pengurus berkewajiban untuk:
1. Mensosialisasikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus, dan Keputusan Rapat Anggota lainnya,
agar dapat diketahui dan dipahami, untuk kemudian dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab,
2. Mencatat setiap kejadian yang berkaitan dengan KOPMA Faperta Unswagati dan
segala hal yang berkaitan dengan jalannya KOPMA Faperta Unswagati, seta
memberitahukannya secara terbuka kepada anggota.
3. Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah hal yang menyebabkan timbulnya
perselisihan paham.
4. Menuangkan kerugian yang diderita sebagai akibat dari kelalaian pengurus, baik secara
perorangan maupun kelompok, dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Pasal 8
Pengurus berhak untuk:
1. Menggunakan fasilitas, sarana maupun dana yang tersedia dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
2. Mengangkat manager atau karyawan sebagai pengelola usaha koperasi.
3. Merumuskan dan merencanakan program kegiatan yang berkaitan dengan
perkoperasian.
4. Menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
BAB VI
BADAN PENGAWAS
Pasal 9
1. Badan Pengawas adalah salah satu organ koperasi yang bertugas mengawasi jalannya
koperasi dan manajemen kepengurusan koperasi.
2. Anggota Badan Pengawas dipilih dari dan oleh anggota.
3. Badan Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
4. Keanggotaan Badan Pengawas dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.
Pasal 10
Badan Pengawas berkewajian untuk:
1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya untuk kemudian disampaikan
kepada pengurus, sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali dan anggota pada saat Rapat
Anggota.
Pasal 11
Badan Pengawas berhak untuk:
1. Menggunakan fasilitas, sarana, dan dana yang tersedia dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
2. Meneliti dan memeriksa segala catatan, berkas, barang-barang, ruang serta bukti bukti
yang ada pada koperasi.
3. Menerima imbalan yang jumlah dan waktu pemberiannya ditentukan dalam Rapat
Anggota.
BAB VII
PENGELOLAAN KOPERASI
Pasal 12
1. Pengelola Koperasi diangkat dan diberhentikan oleh pengurus berdasarkan Rapat
Pengurus.
2. Tugas, wewenang, tanggung jawab dan gaji serta pendapatan lainnya atas pengelola
ditetapkan dalam suatu kontrak kerja / diperbaharui tiap awal kepengurusan.
3. Pengelola wajib memenuhi persyaratan minimal:
a. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan atau dikenai
keputusan hukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan.
b. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
BAB VIII
DEWAN PENASEHAT
Pasal 13
1. Dewan Penasehat adalah salah satu organ yang berfungsi memberikan saran dan
pendapat kepada pengurus untuk kemajuan koperasi, baik diminta maupun tidak diminta.
2. Keberadaan Dewan Penasehat tidak wajib sifatnya, tergantung pada situasi dan
kondisi, dengan persetujuan Rapat Anggota.
3. Keanggotaan Dewan Penasehat dapat dipilih dari Anggota, maupun bukan anggota.
4. Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa
atau
imbalan sesuai dengan kesepakatan dan keputusan Rapat Anggota.
5. Anggota Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota.
6. Masa jabatan Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota.
7. Masa jabatan Dewan Penasehat sama dengan masa kerja kepengurusan.
BAB IX
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 14
1. Tahun buku koperasi dimulai pada tanggal ………..sampai dengan tanggal……...
2. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang badan usahanya.
3. Koperasi wajib, pada setiap tutup tahun buku, mengadakan penghitungan laba/rugi.
4. Laporan keuangan perhitungan neraca laba/rugi koperasi tersebut dapat meminta jasa
audit pada akuntan publik atau koperasi jasa audit.
BAB X
PERMODALAN
Pasal 15
1. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
2. Modal sendiri berasal dari:
a. Simpanan anggota.
b. Dana cadangan.
c. Hibah yang tidak mengikat.
3. Modal pinjaman berasal dari:
a. Anggota.
b. Koperasi lain.
c. Bank atau lembaga keuangan lainnya.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya.
e. Sumber lainnya yang sah dan halal. Setiap anggota harus menyimpan atas
namanya pada Koperasi, simpanan pokok sejumlah Rp.
……………………………..(ribu rupiah) pada waktu keanggotaan diakhiri
merupakan tagihan atas koperasi sejumlah tadi, jika perlu dikurangi dengan
bagian tanggungan kerugian koperasi.
BAB XII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 16
1. Simpanan Anggota terdiri dari:
2. Setiap anggota harus menyimpan atas namanya sendiri pada koperasi.
3. Uang simpanan anggota tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti
sebagai anggota.
4. Apabila keanggotaan berakhir, maka simpanan anggota setelah dipotong dengan
bagian tanggungan kerugian, dikembalikan kepada yang berhak dengan segera, selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan kemudian.
5. Simpanan dalam bentuk lain dapat diminta kembali sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota atau sesuai perjanjiannya.
Pasal 17
1. Uang simpanan pokok harus dibayar ……………………..
2. Setiap anggota diwajibkan untuk membayar simpanan wajib atas namanya pada
Koperasi sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
3. Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan sukarela atas namanya pada
Koperasi sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus.
4 Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak diberi bunga tetapi diberi bagian Sisa Hasil
Usaha yang besarnya ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Pasal 18
1. Uang simpanan pokok tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti
sebagai anggota.
2. Uang simpanan wajib tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti
sebagai anggota.
3. Uang simpanan sukarela tidak dapat diminta kembali selama anggota belum berhenti
sebagai anggota.
BAB XIII
SISA HASIL USAHA
Pasal 19
1. Sisa Hasil Usaha (SHU) KOPMA Faperta Unswagati merupakan pendapatan yang
diperoleh dalam satu tahun buku, setelah dikurangi biaya operasional, penyusutan, dan
kewajiban lainnya, termasuk pajak, dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha (SHU), setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota KOPMA Faperta
Unswagati serta digunakan untuk dana pendidikan, uang jasa pengurus/Badan Pengawas,
gaji karyawan, dana sosial dan pembangunan daerah kerja sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.
3. Prosentase pembagian SHU diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIV
TANGGUNGAN KERUGIAN
Pasal 20
1. Kerugian yang diderita KOPMA Faperta Unswagati pada akhir tahun buku, ditutup
dengan dana cadangan.
2. Apabila kerugian yang tersebut pada ayat 1 (satu) belum dapat ditutup sepenuhnya oleh
dana cadangan, maka Rapat Anggota dapat memutuskan untuk membebaskan bagian
kerugian yang belum terpenuhi itu dengan ditutup atau diperhitungkan dengan SHU.
3. Penutupan tangggungan kerugian KOPMA Faperta Unswagati yang tersebut pada ayat
1 (satu) dan 2 (dua) tidak termasuk untuk kerugian sebagaimana tercantum pada pasal 7
(tujuh) dan ayat 5 (lima).
4. Apabila KOPMA Faperta Unswagati dibubarkan dan pada penyelesaiannya ternyata
bahwa kekayaannya tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajibannya
maka seluruh anggota wajib menanggung kerugian masing-masing terbatas pada
simpanan anggota.
BAB XV
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 21
1. Pembubaran KOPMA Faperta Unswagati dapat dilakukan berdasarkan:
a. Keputusan Rapat Anggota.
b. Keputusan Pemerintah.
Pasal 24
Untuk kepentingan kreditor dan anggota KOPMA FIB-UI terhadap pembubaran KOPMA
Faperta Unswagati dilakukan penyesuaian pembubaran yang selanjutnya disebut
penyelesaian.
BAB XVI
PEMBINAAN
Pasal 22
1. KOPMA Faperta Unswagati melaksanakan kegiatan perkoperasian dan teknik usaha
bagi
anggota.
2. KOPMA Faperta Unswagati melaksanakan pendidikan perkoperasian bagi pengurus
dan karyawan KOPMA Faperta Unswagati.
3. Pembinaan tersebut dilaksanakan sendiri maupun melalui kesempatan yang ada.
BAB XVII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 23
1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui Rapat Anggota dan
dituangkan dalam Berita Acara Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar KOPMA
Faperta Unswagati
2. Perubahan Anggaran Dasar KOPMA Faperta Unswagati dapat dilakukan apabila
mempunyai alasan kuat dan dibutuhkan oleh anggota dalam rangka efisiensi dan
efektivitas usaha KOPMA Faperta Unswagati dan kepentingan anggota.
3. Perubahan Anggaran Dasar KOPMA Faperta Unswagati I yang menyangkut perubahan
bidang
usaha koperasi, struktur permodalan, tanggungan kerugian, penggabungan, dan
pembagian perlu pengesahan Menteri Koperasi.
4. Quorum Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar diatur di dalam Anggaran Rumah
Tangga.
5. Pengurus wajib mengumumkan perubahan Anggaran Dasar KOPMA Faperta
Unswagati tersebut, baik hasil perubahan maupun berita acara perubahannya kepada
seluruh anggota dan pihak-pihak yang terkait dengan koperasi.
BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 24
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran dasar ini, akan diatur lebih lanjut pada
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan lainnya yang tidak bertentangan
dengan isi Anggaran Dasar ini.
2. Dengan ditetapkannya Anggaran Dasar ini, maka semua ketentuan sebelumnya, yang
kedudukannya di bawah Anggaran Dasar, dinyatakan tidak berlaku lagi.
(1) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(2) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(3) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(4) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(5) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(6) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(7) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(8) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(9) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(10) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(11) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(1) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(12) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(13) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(14) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(15) Nama
---Alamat :
---Pekerjaan :
(16) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(17) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(18) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(19) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
(20) Nama :
---Alamat :
---Pekerjaan :
PENUTUP
Hal-hal yang belum dimuat dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan Khusus.
1. ……………………………… ( ) Ketua
2. ……………………………… ( ) Sekretaris
3. ………………………………( ) Bendahara