Anda di halaman 1dari 47

PERENCANAAN &

SIKLUS APBN
Menganalisis dan Menjelaskan Kebijakan
Perencanaan APBN

Kelompok 3
KELOMPOK 3
Kelas 5-01 D3 Akuntansi (Alih Program)

Merriani Salsabilla M Zilvana


Fauzi I Wiekaldie
12 20
07
Julieta G Br Siagian Ryan Prasetyo
09 19
TOPIK BAHASAN
1 Landasan Hukum
Perencanaan

2 Budget
Hak

3 Berbasis Kinerja
Penganggaran

4 Function
Money Follow

5 Siklus APBN
6 Postur APBN
01
LANDASAN HUKUM
PERENCANAAN
ANGGARAN
Landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari
atau titik tolak.
Hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut
ditaati.

Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku


sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal
ini kegiatan perencanaan APBN.
DASAR HUKUM
1. UUD 1945
2. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
5. UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (Pengganti PP Nomor 21 Tahun 2004)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran
(Pengganti PP 20 tahun 2004)
8. Peraturan Menteri Keuangan Tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja Dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
UU NOMOR 25 TAHUN 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Apa itu Perencanaan?

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan


tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia.

Apa itu Pembangunan


Nasional?
Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan
bernegara.
SISTEM PERENCANAAN TUJUAN SPPN
PEMBANGUNAN 1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan
NASIONAL (SPPN) sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu,
antarfungsi pemerintah maupun antara pusat dan
Merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan daerah;
pembangunan untuk menghasilkan rencana- 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
rencana pembangunan dalam jangka panjang, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
jangka menengah, dan tahunan yang pengawasan;
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara 4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan
RUANG LINGKUP
PERENCANAAN
Nasional Daerah Jangka Waktu

Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang


20 tahun
Panjang Nasional Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah


5 tahun
Menengah Nasional Daerah

Rencana Strategis Kementerian / Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat


5 tahun
Lembaga Daerah

Rencana Kerja Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah Daerah 1 tahun

Rencana Kerja Kementerian /


Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah 1 tahun
Lembaga
PROSES
PERENCANAAN
Pendekatan Politik Partisipatif
Pemilihan Presiden/Kepala Daerah
Dilaksanakan dengan melibatkan
menghasilkan rencana
seluruh stakeholders, antara lain
pembangunan hasil proses politik
melalui Musrenbang (Musyawarah
(public choice theory of planning),
Perencanaan Pembangunan)
khususnya penjabaran Visi dan Misi
dalam RPJM/D.

Proses Teknokratik Proses top-down dan


Menggunakan metode dan kerangka
bottom-up:
berpikir ilmiah oleh lembaga atau
satuan kerja yang secara fungsional Dilaksanakan menurut jenjang
bertugas untuk itu. pemerintahan.
BEDA PERENCANAAN
Dulu Sekarang
Daftar Usulan - "Shopping List" Rencana Kerja - “Working Plan”
Sebanyak-banyaknya Input (Rp., Naker, Fasilitas, dll.)
Seindah-indahnya Kegiatan (Proses)
Tidak Terbatas Output / Outcome

Sehingga Perencanaan :
Dimulai dengan informasi tentang
ketersediaan sumberdaya dan
arah pembangunan nasional

Menyusun hubungan optimal antara input, proses, dan output /


outcomes

Karena: Ada Sanksi Pidana Pasal 34 UU 17/2003


KETENTUAN PIDANA, SANKSI ADMINISTRATIF, DAN
GANTI RUGI
HUBUNGAN ANTARA RENCANA STRATEGIS, RENCANA
OPERASIONAL, SERTA RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

Platform Presiden

RPJM Renstra K/L


Pagu Indikatif

RKP Renja K/L


Pagu Anggaran

APBN RKA-K/L
Rencana Kerja dan Anggaran
Pagu Alokasi
Kementerian Negara/ Lembaga

KEPPRES RINCIAN Dokumen Pelaksanaan


APBN Anggaran
HUBUNGAN ANTARA RENCANA STRATEGIS, RENCANA
OPERASIONAL, SERTA RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
HKN02

HAK BUDGET DAN


APBN

Makna Hak Budget, Fungsi APBN/D,


Reformasi Anggaran,
PEMBAHASAN SECARA UMUM

HAK BUDGET
Pasal 23 Ayat (1) UUD 1945 :
"Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditetapkan
tiap-tiap tahun dengan Undang-Undang."

Makna : Wujud pengelolaan keuangan negara yang


ditetapkan setiap tahun dengan Undang-undang.

Pasal 23E Ayat (2) UUD 1945 :


"Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan
belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas
bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah."

Makna : Rencana Tahunan Keuangan Pemerintah yang


dibahas bersama DPR yang memperhatikan
pertimbangan DPD, ditetapkan setiap tahun dengan
Undang-undang.
PEMBAHASAN SECARA UMUM hak budget sebagai hak konstusional yang dimiliki
oleh parlemen untuk menentukan pendapatan,
pembelanjaan negara, dan perpajakan serta

HAK BUDGET
melakukan pengawasan umum terhadap anggaran
dan pendapatan perbelanjaan negara. (Prof. Jimly
Asshiddiqie)

DPR memiliki kedudukan strategis dalam pengelolaan


keuangan negara. Hal ini, berkaitan dengan salah satu
fungsi DPR, yakni fungsi anggaran yang di dalamnya
terdapat hak

Pembahasan Selanjutnya :
1. Kedudukan Presiden dan DPR dalam RAPBN;
2. Hak Budget DPR dalam Pengelolaan Keuangan Negara;
3. Kedudukan DPD dalam Pembahasan RAPBN.
? Sudah tepatkah DPR > Presiden ?
PEMBAHASAN 1

KEDUDUKAN "The Constitutional right which a


nation possesses to authorize

PRESIDEN DAN public revenues and expenditures


does not originate from the fact the
members of nation contributr the

DPR DALAM payments. The right is based on


loftier idea; the Idea of

RAPBN souvereignty." -Rene Stourm

Teori Check and Balance (Ya)


"untuk dibahas bersama"
Pasal 23E Ayat (2) Pandangan Montesquieu:
----------------------------------------------- "diserahkannya parlemen untuk
memberikan persetujuan atas
Pasal 23 Ayat (3) : pajak dan anggaran negara secara
"Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang esensial agar keuangan negara
tidak menjadi suatu alat kekuatan,
diusulkan oleh Presiden, Pemerintah
tetapi menjadi suatu alat hukum."
menjalankan APBN tahun yang lalu."
APBN sebagai wujud kedaulatan
Kedudukan DPR lebih tinggi daripada rakyat dalam pengelolaan
Presiden dalam pembahasan terkait APBN keuangan negara adalah dasar
hukum negara untuk mencapai
tujuan bernegara, bukan
kekuasaan semata
Hak Budget DPR dalam
Peran Penting DPR dalam pengelolaan keuangan negara
PEMBAHASAN meliputi aspek perencanaan
perumusan dan

HAK BUDGET
APBN hingga penerimaan LPJ
pembahasan anggaran
pelaksanaan APBN.

DPR DALAM 1. Membahas dan menetapkan


bidang-bidang prioritas
Hak Budget DPR dalam
pengelolaan keuangan negara

PENGELOLAAN
dalam Rencana Kerja
meliputi aspek makro dan mikro
Pemerintah yang
teknis.
merupakan dokumen
KEUANGAN perencanaan K/L untuk
periode 1 tahun (Badan
Aspek Mikro Teknis meliputi

NEGARA
oembahasan s.d. unit organisasi,
Anggaran)
fungsi, program, kegiatan, dan
2. Membahas kerangka
jenis belanja yang diatur dalam
Reformasi Pengelolaan Keuangan ekonomi makro dan pokok-
Pasal 15 Ayat (5) UU KN
Negara --> 3 Paket UU Keuangan pokok kebijakan fiskal yang
Negara : digunakan sebagai acuan
Membuat DPR memiliki
a. UU No. 17 / 2003 tentang bagi K/L dalam menyusun
Unrestricted Power => Budget
Keuangan Negara anggaran (Badan Anggaran)
Making + Budget Influence
b. UU No. 1 / 2004 tentang 3. Membahas dan menetapkan
Perbendaharaan Negara alokasi anggaran untuk
Putusan MK No.35/PUU-XI/2013 ->
c. UU No. 15 / 2004 tentang fungsi, programm dan
Reposisi Hak Budget DPR : unit
Pemeriksaan Pengelolaan dan kegiatan K/L (di Komisi)
organisasi, fungsi, dan program.
Tanggung Jawab Keuangan Negara
Peran Penting DPD dalam
pembahasan RAPBN

Pasal 22D Ayat (2) UUD 1945:


"Dewan Perwakilan Daerah ...,
Kedua pasal di samping
serta memberikan pertimbangan
PEMBAHASAN memperlihatkan bahwa
kepada Dewan Perwakilan
peranan DPD dalam
Rakyat atas rancagan undang-
KEDUDUKAN undang anggaran pendapatan
dan belanja negara ... "
pengelolaan keuangan negara
hanya sebatas untuk

DPD DALAM
memberikan pertimbangan
(budget influencing), dimana
Pasal 23E Ayat (2) UUD 1945:
hasil dari pertimbangan APBN
PEMBAHASAN "rancangan undang-undang
anggaran pendapatan dan
dan pengawasan pelaksanaan
APBN akan disampaikan

RAPBN belanja negara diajukan oleh


presiden untuk dibahas bersama
kepada DPR sebagai
pertimbangan.
DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD."
APBN/D
APBN disusun untuk:
1. Memenuhi amanat undang-undang
2. Pedoman dalam mengelola keuangan negara
3. Implementasi dari kebijakan fiskal
4. Mendukung pencapaian sasaran pembangunan

Fungsi APBN/D :
1. Fungsi Otorisasi : Anggaran Negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun bersangkutan
2. Fungsi Perencanaan : Anggaran negara menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
bersangkutan
3. Fungsi Pengawasan : Anggaran Negara menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara
sesuai dengan kepentingan yang sah
4. Fungsi Alokasi : Anggaran Negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan SD, meningkatkan
efisiensi, dan efektivitas perekonomian
Pasal 3 Ayat (4) UU 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara 5. Fungsi Distribusi : Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan
6. Fungsi Stabilisasi : Anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian
Innovative Solution

REFORMASI
ANGGARAN
Mengacu pada amanat yang telah ditetapkan dalam
pengelolaan keuangan negara baik UU No.17/2003, PP
No.20/2004, dan PP No.90/2010, maka sistem penganggaran di
Indonesia mengimplementasikan hal-hal sebagai berikut :

1. Tipe Pendekatan Penganggaran (Pilar


Penganggaran)
a. Penganggaran Terpadu
b. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
c. Penganggaran Berbasis Kinerja
2. Tiga Klasifikasi Penganggaran (GFS 2001)
a. Klasifikasi Fungsi
b. Klasifikasi Organisasi
c. Klasifikasi Ekonomi
REFORMASI ANGGARAN

PENDEKATAN
Digunakan untuk menjelaskan kejelasan hubungan
antara alokasi anggaran dengan keluaran dari
kegiatan/program dan kejelasan penanggung jawab
pencapaian inerja sesuai dengan struktur organisasi

PENGANGGARAN
dalam rangka meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, dan efektivitas penggunaan anggaran
secara terukur

TERPADU
Penganggaran terpadu adalah penyusunan rencana
keuangan tahunan yang dilakukan secara terintergrasi
untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan
kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip
pencapaian efisiensi alokasi dana.

Penerapan Penganggaran Terpadu diharapkan dapat


mewujudkan :
a. Keterpaduan program dan jenis belanja suatu K.L beserta
seluruh satuan kerjanya yang bertanggung jawab
terhadap asset dan kewajiban yang dimilikinya
b. Alokasi dana terintegrasi dalam rangka pelaksanaan
fungsi, program, dan kegiatan sesuai dengan Tusi
masing-masing satker
c. Adanya akun standar untuk satu jenis belanja sehingga
tidak terjadi duplikasi
REFORMASI ANGGARAN

PILAR KERANGKA
PENYUSUNAN ANGGARAN
REFORMASI ANGGARAN

PENDEKATAN
Digunakan untuk mencapai disiplin fiskal anggaran secara
berkesinambungan

KPJM*
Dimensi waktu perencanaan anggaran yang semula berbasis
tahunan diubah menjadi multi tahun (satu tahun yang
direncanakan ditambah tiga tahun rencana ke depan)
*Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
Orientasi penyusunannya juga berubah dari orientasi berdimensi
KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan selesai satu tahun menjadi berdimensi pengguliran ke beberapa
kebijakan dengan pengambilan keputusan yang tahun selama kebijakan masih berjalan dengan memanfaatkan
menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka prakiraan maju sebagai angka dasar bagi penyusunan anggaran
waktu lebih dari satu tahun anggaran. tahun anggaran berikutnya yang bersarannya dapat disesuaikan
dengan menggunakan parameter.
REFORMASI ANGGARAN

PENDEKATAN

PENGANGGARAN

BERBASIS KINERJA
Penyusunan anggaran yang dilakukan dengan memperhatikan
keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran hasil yang
diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan
keluaran tersebut.

Prakondisi penerapan yang efektif:


1. Lingkungan yang mendukung dan berorientasi pada
pencapaian kinerja
2. Sistem kontrol yang efektif dari Pimpinan K/L
3. Tersedia sistem dan metode akuntansi yang handal
4. Mekanisme pengalokasian sumber daya berorientasi pada
output
5. Sistem audit keuangan yang efektif sebelum audit kinerja
dilaksanakan
PILAR-PILAR DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

FFokus penyusunan anggaran yang


berorientasi pada input, bukan output atau
outcomes.

Sebelum UU 17/2003
Input -> Besarnya jumlah alokasi sumber daya

UU 17/2003
Outcome -> hasil yang dicapai dari
penggunaan sumber daya
PRINSIP PENGANGGARAN

BERBASIS KINERJA
1. Money follow function (didasarkan pada tugas-

fungsi unit kerja yang dilekatkan pada stuktur

organisasi)
2. output and outcome oriented (berorientasi pada

kinerja)
3. let the manager manages (Fleksibilitas, menjaga

prinsip akuntabilitas)
KLASIFIKASI

ANGGARAN
Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. (Pasal 11 ayat)
APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis
belanja. (Pasal 15 ayat 5)
Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. (Pasal 16 ayat 4)
APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis
belanja. (Pasal 20 ayat 5)

RKA-K/L disusun secara terstruktur dan dirinci menurut klasifikasi anggaran, yang meliputi:
a. klasifikasi organisasi
b. klasifikasi fungsi (11)
c. klasifikasi jenis belanja (8)
BAGAN ARSITEKTUR PROGRAM DAN

KEGIATAN
PP NOMOR 17 TAHUN 2017
tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan
Penganggaran Pembangunan Nasional

1. Bab I KETENTUAN UMUM


2. Bab II KAIDAH PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PEMBANGUNAN
3. Bab III EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAN KINERJA
ANGGARAN SERTA KEBIJAKAN TAHUN BERJALAN
4. Bab IV PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
5. Bab V PEMBAHASAN RUU APBN DAN NOTA KEUANGAN
6. Bab VI PENELAAHAN RKA K/L PENERBITAN DIPA
7. Bab VII PEMUTAKHIRAN RKP
8. Bab VIII PELAKSANAAN ANGGARAN
9. Bab IX PENGENDALIAN, PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
10. Bab X SISTEM INFORMASI PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
11. Bab XI KETENTUAN PENUTUP

SUBSTANSI PP NO. 17 TAHUN 2017


Perubahan Paradigma Perencanaan

Pembanguna Pasca Terbitnya

PP NOMOR 17 TAHUN 2017


Sesuai amanat Presiden, Bappenas ke depan akan berperan
sebagai Sistem Integrator dalam mengintegrasikan program-
program pembangunan yang menjadi prioritas Presiden
Penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan
nasional tidak lagi dilaksanakan dengan pendekatan money
follow function namun dilakukan dengan pendekatan
penganggaran berbasis program (money follow program) melalui
penganggaran berbasis kinerja yang dilaksanakan melalui
kerangka pendanaan, kerangka regulasi, dan kerangka pelayanan
umum dan investasi.
menggunakan pendekatan Tematik, Holistik, Integratif dan Spasial
(THIS) dalam proses sinkronisasi perencanaan dan penganggaran
pembangunan nasional (Pasal 3 huruf b PP No. 17/2017)
KERANGKA PENDANAAN, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA PELAYANAN UMUM DAN INVESTASI
PP No. 20 Tahun 2004 => PP No. 17 Tahun 2017

Mengubah secara signifikan konsepsi tentang kerangka regulasi dalam PP


No. 20 Tahun 2004 tentang RKP
Perubahan tersebut menimbulkan kebutuhan lebih lanjut untuk
menerjemahkan secara konkrit kedudukan kerangka pendanaan dan
kerangka pelayanan umum dan investasi dalam RKP

Renja-KL disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL dan mengacu pada


prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif serta memuat kebijakan,
Program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Program sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari kegiatan
yang berupa:
a. kerangka regulasi
b. kerangka pelayanan umum dan investasi pemerintah
KERANGKA PENDANAAN, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA PELAYANAN UMUM DAN INVESTASI

PP No. 17 Tahun 2017 PP No. 20 Tahun 2004

dilakukan melalui pengintergrasian sumber pendanaan,


baik sumber pendanaan pemerintah maupun non
KERANGKA PENDANAAN pemerintah yang dimanfaatkan dalam rangka
pencapaian sasaran pembangunan nasional (Pasal 4 ayat
1)).

dilakukan melalui sinergi proses perencanaan bertujuan untuk memfasilitasi,


pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong, maupun mengatur
KERANGKA REGULASI mendorong, dan mengatur perilaku masyarakat dan kegiatan pembangunan yang
penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan dilaksanakan sendiri oleh
pembangunan nasional (Pasal 4 ayat (2)). masyarakat.

dilakukan melalui pengintegrasian kegiatan yang


bertujuan untuk menyediakan
KERANGKA PELAYANAN dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
barang dan jasa publik yang
UMUM DAN INVESTASI dan/atau swasta dalam rangka menyediakan barang dan
diperlukan masyarakat.
jasa publik yang diperlukan masyarakat (Pasal 4 ayat (3)).
KONSEPSI DASAR KERANGKA REGULASI
Semestinya merupakan penerjemahan dari peran
pengaturan pemerintah dalam kegiatan ekonomi
masyarakat.
Dalam ekonomi pasar, barang dan jasa
dipertukarkan melalui transaksi yang spontan dan
tidak terencana. Tugas pemerintaj adalah untuk
menjamin semua transaksi dapat berjalan dengan
adil untuk mencapai hasil sebagaimana telah
diamanatkan dalam kostitusi.

Ps. 33 ayat (4) UUD 1945


Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.
HAL YANG DIATUR DALAM
PP NOMOR 17 TAHUN 2017
ARAHAN PRESIDEN
"agar anggaran belanja yang dikeluarkan tidak lagi
money follow function, melainkan money follow
programs. Jika anggaran belanja hanya sesuai dengan
fungsi jabatan tanpa diikuti program yang prioritas,
maka hasil yang akan diberikan oleh pemerintah kepada
masyarakat tidak akan terasa wujudnya"

Konsep money follow program merupakan arahan


langsung Presiden Joko Widodo dalam rangka
penyelarasan terkait dengan penyusunan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN). “APBN harus
disusun selaras dengan 5 arahan utama presiden yang
merupakan penjabaran dari visi tersebut yaitu,
pembangunan sumber daya manusia, pembangunan
infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan
birokrasi, dan transformasi ekonomi."

Dengan diterapkannya money follow program ini


pemerintah pada Kementerian/Lembaga (K/L) di 2017
bisa berhemat hingga Rp 14,8 triliun. (finance.detik.com)
ARAHAN PRESIDEN

Arahan tersebut diresmikan dalam bentuk Peraturan


Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Harmonisasi
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Nasional. Pengertian money follow program ditemukan
dalam peraturan tersebut, yaitu pendekatan
perencanaan pembangunan yang lebih holistik,
integratif, tematik dan spasial, dari berbagai program
prioritas yang sejalan dengan visi misi Presiden. Tujuan
dari pelaksanaan pere follow program adalah untuk
mewujudkan hasil pelaksanaan pembangunan yang
langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
luas.
Perencanaan & Penganggaran
APBN

PIC: Kemenkeu & Bappenas


Pemeriksaan & Pertanggungjawaban Penetapan APBN
APBN

PIC: Kemenkeu & DPR

PIC: Kementerian Negara/Lembaga &

SIKLUS APBN BPK

Pencatatan & Pelaporan


Pelaksanaan APBN
APBN

PIC: Kementerian Negara/Lembaga


PIC: Kementerian Negara/Lembaga &
Kemenkeu
POSTUR APBN
PENYUSUNAN APBN SENANTIASA MEMPERHATIKAN FISCAL
RULES DAN MANDATORY SPENDING

FISCAL RULE
Defisit
Maksimal 3%
(Konsolidasi APBN dan APBD)
UU 17 tahun 2003
*Dapat melampaui 3% s.d. 2022
UU 2 Tahun 2020

Outstanding Utang

60% PDB
UU 17 Tahun 2003
Pendapatan negara dan hibah
3 Bagian :
adalah semua pendapatan dalam
Penerimaan Perpajakan
satu (1) tahun anggaran yang
Penerimaan Negara
menambah ekuitas dana lancar dan
Bukan Pajak
tidak perlu dibayar Kembali oleh
Penerimaan Hibah.
negara.

Belanja negara
2 Komponen :
adalah Pengeluaran dalam satu (1)
Belanja Pemerintah
tahun anggaran yang mengurangi
Pusat (Berperan sebagai
ekuitas dana lancar dan merupakan
Stabilisator)
kewajiban negara, dan tidak akan
Transfer ke Daerah dan
diperoleh pembayarannya Kembali
Dana Desa
oleh negara.

Defisit atau surplus


Defisit: Belanja > Pendapatan
merupakan selisih antara Surpplus : Belanja < Pendapatan
penerimaan dan pengeluaran.
Keseimbangan primer
Bernilai negatif(-) jika
adalah selisih total penerimaan Pendapatan negara < belanja negara
belanja tidak termasuk pembayaran (diluar pembayaran bunga utang)
bunga utang.

Pembiayaan Anggaran

Pembiayaan Anggaran muncul


apabila besaran alokasi belanja Pembiayaan Utang
melebihi besaran target pendapatan Pembiayaan Investasi
dan hibah atau terjadi defisit. Pemeberian Pinjama
Sehingga perlu dilakukan Kewajiban Penjaminan
pembiayaan agar besaran belanja Pembiayaan Lainnya
yang ditetapkan dalam APBN dapat
diilaksanakan dengan baik.
MENGENAL Keseimbangan primer merupakan selisih
dari total pendapatan negara dikurangi
KESEIMBANGAN belanja negara di luar pembayaran bunga
utang
PRIMER DAN
KESEIMBANGAN UMUM Contoh:
Pendapatan: 40
Belanja 45 termasuk belanja bunga 3
Keseimbangan Primer: 40- (45-3)= -2
Keseimbangan Umum: 40-45=5

Keseimbangan umum merupakan total


penerimaan dikurangi dengan total
pengeluaran termasuk pembayaran bunga
utang.
POSTUR RAPBN 2023
VS
APBN 2022
u !
y o
n k
h a
T any questions?

Anda mungkin juga menyukai