Anda di halaman 1dari 37

HALAMAN PENGESAHAN

TATA CARA PERHITUNGAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

(PKB) RODA EMPAT UNTUK KENDARAAN BARU ANGKUTAN

UMUM (PLAT KUNING) PADA UNIT PELAYANAN TEKNIS

BADAN - UNIT PELAYANAN PAJAK DAERAH (UPTB-UPPD

MATARAM

Oleh
HAERUL RAHMAN
15.01.0033/Ak

Laporan KKU ini telah diterima sebagai salah satu syarat guna
menyelesaikan Satuan Kredit Semester (SKS) untuk mencapai kebulatan
studi program strata satu (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Nasional (STEKNAS) Mataram

Mataram 30 Juli 2018


Mengetahui Menyetujui,
Ketua, Pembimbing KKU,

Henny, SE., M.Ak Henny, SE., M.Ak


NIDN : 0807067201 NIDN : 0807067201

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan hidayahnya dan memberi penulis kesempatan dalam menyelesaikan
laporan Kuliah Kerja Usaha (KKU) yang penulis buat ini.

Kuliah Kerja Usaha ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui tata

cara perhitungan pajak kendaraan bermotor (PKB) roda empat untuk kendaraan

baru angkutan umum (Plat Kuning) pada UPTB-UPPD mataram. Dan penulis

harap Kuliah Kerja Usaha ini akan memberi banyak manfaat bagi kami para

mahasiswa maupun bagi pembaca.

Di kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak


terkait KKU. yang telah memberi dukungan moral. Dan juga bimbingannya pada
Penulis. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Ibu Henny, SE., M.Ak selaku ketua STEKNAS sekaligus dosen


pembimbing;
2. Ibu B. Ayu Juita Mayasari yang telah membimbing penulis selama
melakukan Kuliah Kerja Usaha;
3. Para karyawan serta staf yang bertugas di UPTB-UPTD Mataram
4. Orang Tua dan teman-teman kami yang ikut mendukung proses KKU
sampai selesai.

Susunan Laporan KKU ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun tentu
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu jika ada kritik atau saran apapun
yang sifatnya membangun bagi penulis, dengan senang hati akan penulis terima.

Mataram, 30 Juli 2018

Penulis

ii
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT ............................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................ 6
TINJUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 6
2.1 Pengertian pajak .................................................................................................. 6
2.2 Fungsi pajak ........................................................................................................ 8
2.3 System pemungutan pajak .................................................................................. 9
2.4 Asas Pemungutan Pajak .................................................................................... 10
2.5 Pajak Daerah. .................................................................................................... 11
BAB III............................................................................................................................. 14
KEGIATAN SELAMA KKU......................................................................................... 14
3.1 Jadwal Pelaksanaan KKU ................................................................................. 14
3.2 Uraian Kegiatan Selama Pelaksanaan KKU ..................................................... 15
BAB IV ............................................................................................................................. 17
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 17
4.1 Gambaran Umum Lokasi KKU ........................................................................ 17
4.2 Sejarah Singkat Organisasi. .............................................................................. 20
4.3 Struktur Organisasi ........................................................................................... 25
4.4 Hasil dan Pembahasan Laporan KKU............................................................... 29
BAB V .............................................................................................................................. 33
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 33
5.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 33
5.2 SARAN ............................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum

berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara Republik

Indonesia tahun 1945, bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan bangsa

yang aman, tertib, sejahtera dan berkeadilan.

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber

pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintah

daerah,dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan

kemandirian daerah, perlu dilakukan perluasan objek pajak daerah dan

retribusi daerah dan pemberian diskresi dalam penetapan tarif. Kebijakan

pajak daerah dan retribusi daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip

demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat,dan

akuntabilitas dengan memperhatiakan potensi daerah.

Pajak Daerah adalah salah satu sumber pendapatan daerah yang

sangat penting untuk membiayai pelaksanaan pemerintah daerah dalam

rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian

daerah. Pengelolaan pemungutan atas pajak daerah di Nusa Tenggara

Barat sebagaimana telah ditetapkan dengan peraturan daerah nomor 1

tahun 2011 tentang pajak daerah sebagaimana telah di ubah dengan

peraturan daerah nomor 9 tahun 2017 tentang perubahan atas peraturan

daerah nomor 1 tahun 2011 tentang pajak daerah perlu dilakukan

1
penyesuaian dan penataan kembali, penyesuaian dan penataan di maksud

karena adanya perubahan nomenklatur perangkat daerah pengelola pajak

daerah dan perubahan terhadap tata cara pemungutan sebagaimana diatur

dalam peraturan pemerintah nomor 55 tahun 2016 tentang ketentuan

umum dan tata cara pemungutan pajak daerah serta terkait dengan tata cara

pendaftaran dan pendapatan kendaraan bermotor sebagaimana diatur

dalam peraturan presiden nomor 5 tahun 2015 tentang penyelenggaraan

sistem administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan peraturan

Gubernur nomor 22 tahun 2017 pada pasal 1 tentang pajak kendaraan

bermotor (PKB) yang dimaksud dengan pajak kendaraan bermotor yang

selanjutnya disingkat dengan PKB, adalah pajak atas kepemilikan dan/atau

penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua

kendaran beroda beserta gandengannya yang digunakan semua jenis jalan

darat dan digerakan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan

lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu

menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk

alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan

roda dua dan tidak melekat secara permanen serta kendaraan bermotor

yang di operasikan di air.

Kendaraan bermotor angkutan umum adalah setiap kendaraan

bermotor yang dipergunakan untuk mengangkut orang atau barang dengan

2
dipungut bayaran dan memiliki izin penyelenggaraan angkutan umum dan

izin trayek atau izin tidak dalam trayek, kendaran bermotor terdiri atas:

a. Mobil penumpang yang terdiri dari sedan ,jeep dan mini

bus;

b. Mobil bus yang terdiri dari microbus dan bus;

c. Mobil barang yang terdiri dari pick up, ligh truck, truck dan

sejenisnya;

d. Mobil roda tiga;

e. Alat-alat berat dan alat alat besar dan;

f. Sepeda motor roda dua dan roda tiga.

Pengelolaan kendaraan bermotor angkutan umum (plat kuning) di

Nusa Tenggara Barat dipegang oleh dinas pendapatan asli daerah

Provinsi Nusa Tenggara Barat, tetapi pelaksanaan pengolahan pajak

tersebut dilimpahkan kepada Unit Pelaksanaan Teknis Badan – Unit

Pelayanan Pajak Daerah (UPTB-UPPD) bersama SAMSAT di masing-

masing Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Barat. Keberhasilan Provinsi

Nusa Tenggara Barat didalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) khususnya kendaran roda 4 angkutan umum (plat kuning)

ditentukan oleh kemampuan aparat pengelolaan dan pelaksana dalam hal

ini adalah Unit Pelakasanaan Teknis Badan - Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB-UPPD) bersama SAMSAT didukung oleh kesadaran masyarakat

untuk membayar pajak.

3
Disamping itu, dalam menentukan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

sangat memerlukan tersedianya data dokumen yang dapat dijadikan

acuan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan memberikan informasi

bagi Unit Pelaksana Teknis Badan - Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB-UPPD) Mataram, tentang berbagai peraturan pengenaan

sanksi pajak yang telah dilakukan oleh Pemerintah Nusa Tenggara

Barat. sehingga dapat diketahui besarnya tarif yang dikenakan untuk

pajak Kendaraan Angkutan Umum (Plat Kuning). Menyadari masih

kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara perhitungan pajak

kendraan angkutan umum (plat kuning). Kendaran bermotor maka

penulis tertarik untuk mengangkat judul : “Tata Cara Perhitungan

Pajak Kendaraan Bermotor (BKP) Roda Empat Untuk Kendaraan

Bbaru Angkutan Umum (Plat Kuning) Pada Unit Pelaksanaan Teknis

Badan - Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPTB UPPD ) Mataram”.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah

Kerja Usaha (KKU) sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tata cara perhitungan Pajak Kendaraan

Bermotor (PKB) roda empat untuk kendaraan baru angkutan

umum (plat kuning) pada Unit Pelaksana Teknik Badan Unit

Pelaksana Pajak Daerah (UPTB-UPPD) Mataram;

4
2. Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih luas dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah khususnya

tentang tata cara perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB);

3. Untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan

keterampilan mahasiswa dalam memenuhi lapangan kerja

sesuai dengan keahliannya.

1.2.2 Manfaat

1. Secara akademis merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada perguruan tinggi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional (STEKNAS);

2. Menambah pengalaman kerja sehingga diharapkan dapat

berguna kedepannya;

3. Untuk mengembangkan kemampuan dan menganalisa teori

dan fakta yang ada di lapangan.

5
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

Sejalan dengan pemikiran bahwa pajak merupakan sumber

penerimaan utama negara yang digunakan untuk mendukung

pembanguanan diberbagai bidang maka diperlukan peran serta masyarakat

dalam pembiayaan pembangunan dalam kepatuhan membayar pajak.

Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan usaha untuk menumbuhkan

pengetahuan mayarakat tentang perpajakan dari berbagai media informasi.

2.1 Pengertian pajak

Menurut para ahli pengertian pajak dapat berbeda namun pada

dasarnya memiliki definisi tujuan yang sama. Beberapa pendapat

mengenai pajak tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Definisi pajak menurut prof. Drs Rochmat Soemitro,SH adalah

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang ( yang

dapat dipaksakan ) dengan tidak mendapat jasa timbal balik

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang

digunakan untuk membyar pengeluaran umum;

b. Definisi pajak menurut S. I. Djajadiningrat adalah sebagai suatu

kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara

yang disebabkan suatau keadaan, kejadian dan perbuatan yang

memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman,

menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat

6
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara

langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum;

c. Definisi pajak menurut Dr. N. J.Feldmann adalah prestasi yang

dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut

norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya

kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup

pengeluaran-pengeluaran umum;

d. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan.

Pajak adalah kontribusi wajib rakyat kepada kas Negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang, sehingga dapat dipaksakan dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan beberapa elemen yang terkandung

dalam pemerintah pajak :

1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang

serta aturan pelaksanaannya;

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah;

3. Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah;

7
4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran–pengeluaran pemerintah yang

bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk

membiayai publik investment.

2.2 Fungsi pajak

Adapun fungsi pajak yakni :

1. Pajak sebagai sumber penerimaan negara (Budgeteir) adalah

fungsi pajak untuk mengisi sebanyak mungkin kas negara

untuk menutupi semua biaya-biaya yang dikeluarkan

pemerintah;

2. Pajak sebagai pengatur (Regulared) adalah fungsi pajak untuk

mengatur dalam kebijakan moneter, ekonomi dan sosial

budaya rakyat yang cenderung merugikan;

3. Fungsi pemerataan pajak (Pajak Distribusi)

Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan

menyeimbangkan antara bagian pendapat dengan kebahagiaan

dan kesejahteraan masyarakat;

4. Fungsi Stabilitas

Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan

keadaan perekonomian seperti: untuk mengatasi inflasi,

pemerintah penetapkan pajak yang tinggi, sehingga jumlah

uang yang beredar dapat dikurangi, sedangkan untuk

mengatasi kelesuan ekonomi ada deflasi, pemerintah

8
menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang beredar dapat

ditambah dan deflasi dapat diatasi.

Keempat fungsi pajak diatas merupakan fungsi dari pajak yang

umum dijumpai diberbagai negara untuk Indonesia saat ini

pemerintah lebih menitik beratkan kepada dua fungsi pajak yang

pertama. Lembaga pemerintah yang mengelola perpajakan negara

di Indonesia adalah imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

2.3 System pemungutan pajak

1. Offical Assessment System.

Sistem ini memberikan wewenang kepada negara untuk melakukan

perhitungan pajak yang terhutang oleh rakyat. Dalam sistem ini

rakyat bersifat pasif, besarnya beban pajak yang harus dibayar oleh

rakyat menunggu surat ketetapan pajak yang diterbitkan oleh

negara;

2. Self Assessment System.

Dalam sistem ini wajib pajak diberi wewenang untuk menghitung ,

membayar dan melaporakan pajak yang terhutang atau yang harus

dibayar, dalam hal ini rakyat dituntut untuk aktif memahami dan

mengerti sistem pelaksanaan undang-undang, Negara hanya

bertindak sebagai pengawas atas pelaksanaan undang-undang

pajak;

9
3. With Holding Syestem.

Sistem ini memberikan wewenag kepada pihak ketiga (Lembaga

Pemungutan Pajak) untuk menghitung, menetapkan dan memungut

besarnya pajak terutang pemerintah menyiapkan undang-undang

perpajakannya dan rakyat bertindak pasif menunggu besarnya hasil

pemungutan pajak yang harus dibayar.

2.4 Asas Pemungutan Pajak

Terdapat tiga asas pemungutan pajak, yaitu:

1) Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal )

Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan

pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal

di wilayahnya baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun

luar negeri. Setiap wajib pajak yang berdomisili atau bertempat

tinggal di wilayah Indonesia (wajib pajak dalam negeri) dikenakan

pajak atas seluruh penghasilan yang diperolehnya baik dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia;

2) Asas Sumber

Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan

pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa

memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. Setiap orang yang

memperoleh penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak atas

penghasilan yang diperolehnya tadi;

10
3) Asas Kebangsaan

Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan

dengan kebangsaan suatu Negara. Misalnya, pajak bangsa asing

Indonesia dikenakan atas setiap orang asing yang bukan

berkebangsaan Indonesia, tetapi bertempat tinggal di Indonesia.

2.5 Pajak Daerah.

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan undang-

undang yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan

Jenis pajak daerah terdiri dari :

1. Pajak Provinsi terdiri dari.

a. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas pemilikan

dan penguasaan kendaraan bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) adalah pajak

atas penyerahaan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat

perjanjian dua belah pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan

yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, warisan, hibah,

atau pemasukan kedalam badan usaha;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) adalah

pajak atas bahan bakar yang disediakan atau dianggap

digunakan untuk kendaraan bermotor;

11
d. Pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut

oleh pemerintah daerah yang berwenang bersamaan dengan

pemungutan cukai rokok;

e. Pajak Air Permukaan adalah pajak pengambilan dan

pemanfaatan air permukaan.

2. Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari :

a. Pajak hotel dan restoran adalah pajak yang dikenakan atas hotel

bangunan yang khusus disediakan untuk orang pribadi untuk

istirahat yang memperoleh pelayanan dan fasilitas lainya

dengan dipungut bayaran, sedangkan restaurant adalah tempat

menyantap makanan dan minuman dengan nama atau bentuk

apapun yang disediakan dengan dipungut bayaran;

b. Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan

dalam bentuk apapun yang dinikmati oleh setiap orang dengan

dipungut bayaran;

c. Pajak reklame adalah pajak penyelenggaraan dalam bentuk

apapun kecuali yang dilakukan oleh pemerintah;

d. Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga

listrik dengan ketentuan di daerah tersebut tersedia penerangan

jalan;

e. Pajak mineral bukan logam dan batuan adalah pajak atas

kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik

12
dari sumber alam di dalam maupum permukaan bumi untuk

dimanfaatkan;

f. Pajak parkir adalah pajak atas pengelolaan parkir yang dikelola

oleh badan usaha swasta;

g. Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan atau

pemanfaatan air tanah;

h. Pajak sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan

pengambilan atau pengusahaan sarang burung wallet;

i. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan adalah bumi

dan bangunan yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh

pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk

kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan pertambangan;

j. Bea peroleh hak atas tanah dan bangunan adalah pungutan atas

perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.

13
BAB III

KEGIATAN SELAMA KKU

3.1 Jadwal Pelaksanaan KKU

No Minggu, Tanggal Kegiatan Bagian


1 Tanggal 30 April s/d - Pengenalan dengan staf-staf Bagian
12 Mei 2018 yang berada di samsat Mataram Penetapan dan
dan; Pemeriksaan.
- Mengelompokan setiap notice
pajak berdasarkan tanggal bulan
dan nomor kohir;
- Mengikuti Operasi Gabungan
2 Tanggal 14 Mei s/d - Mengelompokan setiap notice Bagian
25 Mei 2018 berdasarkan nomor kohir dan Penetapan.
memasukan kedalam album;
- Memilih notice untuk
melakukan Fiskal;
- Megikuti Operasi Gabungan.
3 Tanggal 25 Mei s/d 17 - Melakukan kegiatan Operasi Bagian
09 Juni 2018 Gabungan; Pemeriksa
- Mengelompokan setiap notice dan Penetapan
pajak atau Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD)
terakhir berdasarkan tanggal
dan bulan dan nomor kohir;
- Mengurutkan notice pajak
atau surat ketetapan pajak
daerah (SKPD) yang diluar
Mataram berdasarkan kota

14
dan kabupaten lalu perkepala
terbesar (plat).
4 Tanggal 21 Juni s/d 29 - Mengurutkan kembali notice Bagian
Juni 2018 pajak atau Surat Ketetapan Pajak Penetapan.
Daerah (SKPD) berdasarkan
tanggal,bulan dan nomor kohir
(kode akhir);
- Mengantar Surat Teguran
kepada wajib pajak yang belum
membayar pajak.

3.2 Uraian Kegiatan Selama Pelaksanaan KKU

Adapun tugas-tugas yang diberikan kepada penulis adalah sebagai

berikut:

1. Mengelompokan setiap notice pajak atau Surat Ketetapan Pajak

Daerah (SKPD) terakhir berdasarkan tanggal dan bulan dan nomor

kohir;

2. Mengurutkan kembali notice pajak atau Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD) berdasarkan tanggal,bulan dan nomor kohir (kode akhir)

untuk selanjutnya dimasukkan kedalam album yang telah tersedia

dibagian arsip Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pelayanan Pajak

dan Retribusi Daerah (UPTD-PPDRD) Mataram;

3. Mengurutkan notice pajak atau Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

yang diluar Mataram berdasarkan kota dan kabupaten lalu perkepala

terbesar (plat);

15
4. Melakukan Oprasi Gabungan (OPGAB) yaitu kegiatan turun ke

lapangan untuk memeriksa masa berlaku Surat Ketetapan Pajak

Daerah (SKPD) apakah masih berlaku atau tidak;

5. Mengantar Surat Teguran Opgab, yang ditujukan kepada setiap wajib

pajak kendaraan bermotor yang menunggak atau belum membayar

pajak kendaraan bermotornya, serta langsung menghantarkannya ke

masing masing alamat wajib pajak kendaraan bermotor tersebut.

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi KKU

4.1.1 Visi Misi Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak

Daerah (UPTB UPPD) Mataram

4.1.1.1 Visi.

Terwujudnya kebijaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak

daerah, retribusi daerah dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang sah sebagai salah satu wujud visi, misi, tujuan dan

sasaran daripada dinas pendapatan daerah;

4.1.1.2 Misi

Adapun misi dari Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pelayanan

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UPTD PPDRD) Mataram

adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pelayanan prima di kantor bersama SAMSAT

melalui penerapan mekanisme pelayanan dengan sistem ban

berjalan dan komputerisasi;

2. Mendorong berfungsinya tim pembina SAMSAT tingkat

provinsi sebagai wadah yang akan mendukung

terselenggaranya pelayanan prima dalam pelaksanaan

SAMSAT;

3. Memantapkan koordinasi dengan mitra kerja di kantor bersama

SAMSAT dan besarnya pungutan yang terkait dengan

17
pelaksnaan SAMSAT dan mitra kerja di provinsi, kabupaten

dan kota;

4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM);

5. Meningkatkan tertib administrasi dan upaya penagihan melalui

penerapan undang-undang Nomor 19 tahun 1997 tentang

penagihan pajak dengan surat paksa;

6. Meningkatkan pengertian dan pemahaman serta kepatuhan

wajib pajak/pajak retribusi melalui sosialisasi yang terpadu dan

berkesinambungan;

7. Meningkatkan pembinaan administrasi dan personil.

4.1.2 Kewenangan Pelayanan dan Kegiatan Yang Dilimpahkan Kepada

Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Mataram.

4.1.2.1 Di Kantor Bersama SAMSAT

1. Pelayanan pembayaran pajak daerah yang bersumber dari Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor (BBNKB);

2. Pelayanan pembayaran retribusi leges yang bersumber dari

pemberian blanko/Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan

Bermotor (SPPKB) Pelayanan pembayaran konstribusi dealer dari

penjualan kendaraan bermotor.

18
4.1.2.2 Di Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan

Pajak Daerah (UPTB UPPD) Mataram.

1. Pendaftaran dan pendataan obyek pajak, retribusi dan

penataan lain- lain;

2. Pelayanan surat keterangan fiskal;

3. Pelayanan keberatan atas penetapan pajak daerah (PKB

dan BBNKB) Serta retribusi daerah (Leges SPPKB dan

surat keterangan fiskal dan lain-lain) yang terkait dengan

kewenangan Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UPTD

PPDRD) Mataram;

4. Pelayanan permohonan pengurangan ketetapan dan

keringanan denda pajak, retribusi dan pendataan lain-lain

yang dikelola oleh Kantor UPTB-UPPD Mataram;

5. Pelayanan permohonan atau pengembalian kelebihan

pembayaran pajak, retribusi dan pendataan lain-lain yang

dikelola oleh Kantor UPTB-UPPD Mataram;

6. Penerbitan dan penyampaian Surat Tagihan Pajak (STP),

Retribusi daerah dan pendapatan lain-lain yang meliputi:

a. Penerbitan dan penyampaian surat pemberitahuan

sebelum jatuh tempo pembayaran;

b. Penerbitan dan penyampaian surat teguran bagi yang

jatuh tempo pembayaran atau yang menunggak;

19
c. Penerbitan dan penyampaian surat paksa, surat perintah

penyitaan dan surat perintah pelelangan yang dilakukan

oleh juru sita pajak.

7. Kegiatan atau pelayanan lainya yang terkait dengan tugas

dan fungsi Kantor UPTB-UPPD Mataram.

4.2 Sejarah Singkat Organisasi.

Berdasarakan peraturan daerah Nomor 15 tahun 2001, maka terbentuklah

Kantor Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (KPPDRD) Mataram pada tahun 2001. Sejak tanggal 2 januari tahun

2017 berdasarjan peraturan daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 11

tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkap daerah provinsi

NTB, berubah nama menjadi Kantor UPTB-UPPD Mataram. Sebagai

pelaksana teknis yang betanggung jawab langsung kepada (BAPPENDA)

Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta membawahi unit pelayanan Pajak

Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(BBNKB) Pada kantor bersama SAMSAT. Ruang lingkup wilayah kerja

Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPTB

UPPD) Mataram.hanya meliput wilayah yang beralamat di Jalan Langko No.

28 Mataram.

Dengan berlakunya undang-undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang

Pemerintah Daerah, dan undang-undang Nomor 25 tahun 1999 Tentang

Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Daerah, serta undang-

20
undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, maka

terjadi perubahan pada sebutan Pemerintah Daerah, jenis dan tata nama pajak

daerah, serta penerimaan pajak daerah provinsi kepada kabupaten/kota.

Dengan adanya otonomi daerah, maka sudah seharusnya Pemerintah Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Barat merealisasikan semua rancangan yang telah

dibentuk. Untuk dapat meralisasikannya, maka diterbitkanlah peraturan

gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 53 tahun 2016 Tentang

Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja unit pelaksana teknis pada dinas-dinas daerah badan pada badan-badan

daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sebagai pelaksana dinas yang mempunyai tugas melaksanakan

kewenangan provinsi yang masih ada di kabupaten/kota, maka telah

diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 23 tahun 2008 Tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2000 Tentang Pembentukan Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, tata unit pelaksana teknis dinas pada

dinas-dinas daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dimana didalamnya telah

mengatur pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas

Pendapatan Daerah Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan Peraturan Daerah yang disebutkan diatas, dalam pasal

2 ayat (2), Unit Pelaksanaan Teknis Dinas pada Dinas Pendapatan Nusa

Tenggara Barat adalah sebagai berikut:

21
1. Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Mataram untuk Kota Mataram;

2. Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Gerung untuk Lombok Barat;

3. Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Praya untuk Lombok Tengah;

4. Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Selong untuk Lombok Timur;

5. Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Lombok utara.

Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPTB

UPPD) Sumbawa untuk Sumbawa Besar:

1. Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Sumbawa Barat;

2. Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Dompu untuk Dompu;

3. Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Bima untuk Kota Bima;

Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPTB

UPPD) Mataram telah diberikan izin untuk berkantor di wilayah Mataram

yang beralamat di Jalan Langko No 28 Mataram dan mulai ditempati pada

bulan November 2008.

22
Pada Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak

Daerah (UPTB UPPD) Mataram, objek pajak, retribusi dan pendapatan

lain-lain yang dipungut berupa:

1. Pajak daerah, yang meliputi:

a. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

2. Retribusi daerah, yang meliputi:

a. Retribusi leges;

1) Pelayanan blanko syarat pendaftaran dan pendataan kendaraan

bermotor;

2) Pelayanan penerbitan surat keterangan fiskal;

3) Pelayanan pemberian surat keterangan lapor untuk kendaraan luar

daerah;

4) Legalisasi notice pajak atau Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD);

5) Legalisasi bahan usul kenaikan pangkat bagi pengawai pada

lingkup Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak

Daerah (UPTB UPPD) Mataram. Pelayanan penerbitan keputusan

surat keterangan dan rekomendasi lainnya yang dilaksanakan oleh

Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Mataram.

b. Retribusi jasa atau pekerjaan dari pelayanan pemberian pekerjaan oleh

Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

23
(UPTB UPPD) Mataram. Kepada pihak ke 3 untuk pengadaan barang

dan jasa dengan nilai diatas Rp 100.000.000;

1. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (LLPAD) yang sah, antara lain:

a. Sumbangan pihak ketiga dalam kaitannya dengan kegiatan pada

Kantor Unit Pelaksan Teknis Dinas Pelayanan Pajak dan Retribusi

Daerah (UPTD PPDRD);

b. Setoran kelebihan pembayaran pada pihak ketiga oleh Kantor Unit

Pelaksan Teknis Dinas Pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (UPTD PPDRD);

c. Kontribusi badan usaha yang melaksanakan kegiatan usaha di

daerah:

1) Dealer/sub dealer kendaraan bermotor:

a. Roda 2 ;

b. Roda 4.

2) Biro jasa pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

Kendaraan bermotor di kantor bersama SAMSAT:

a. Roda 2;

b. Roda 4.

3) Pengoprasian penyewaan kendaraan bermotor oleh pengguna

kendaraan bermotor berupa:

a. Rent car;

b. Biro jasa pariwisata;

c. Kontraktor/suplayer;

24
d. Komisi atau rabat atau potongan atau bunga dari kegiatan

pengadaan barang dan jasa oleh Kantor Unit Pelaksana

Teknis Dinas Pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(UPTD PPDRD) .

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut kepala Kantor Unit

Pelaksana Teknis Dinas Pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

(UPTD PPDRD) dibantu oleh:

1. Kepala sub. Bag. Tata usaha;

2. Kepala seksi pendataan dan penetapan pajak;

3. Kepala seksi pembayaran dan penagihan;

Staf-staf Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Mataram

4.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi kantor unit teknis badan unit pelayanan pajak daerah

(UPTB UPPD) Mataram telah diatur dalam peraturan daerah Nomor 23

tahun 2008 Tentang perubahan atas perda Nomor 13 tahun 2001 Tentang

Pembentukan, Kedudukan, dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan

(UPTB) pada dinas-dinas daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat

berdasarkan keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 483 tahun

2001 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Kantor Unit Pelaksana Teknis

Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPTB UPPD) Mataram pada Dinas

Pendapatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

25
1. Kedudukan

Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak Daerah

(UPTB UPPD) Mataram merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan

Pendapatan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang beralamat di

Jalan Langko No 28 Mataram.

Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak

Daerah (UPTB UPPD) Mataram dipimpin oleh seorang Kepala yang

berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan membawahi

Unit Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) pada Kantor Bersama

SAMSAT.

2. Susunan Organisasi

Susunan organisasi Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit

Pelayanan Pajak Daerah (UPTB UPPD) Mataram terdiri dari:

1) Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis Badan Unit Pelayanan Pajak

Daerah (UPTB UPPD) Mataram;

2) Sub. Bagian Tata Usaha;

3) Seksi-Seksi terdiri dari:

a. Seksi pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan

pendapatan lain-lain;

b. Seksi penagihan dan sengketa pajak, retribusi daerah dan

pendapatan daerah;

26
c. Seksi penatausahaan pajak, retribusi daerah dan pendapatan

lain-lain.

4) Kelompok Jabatan Fungsional (Kelompok Jafung) Adapun struktur

organisasi Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pelayanan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (UPTD PPDRD) Mataram dilihat

dari pada struktur berikut ini:

27
Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor UPTB UPPD Mataram :

KEPALA

WILDAN SE, MM

NIP.1960123119811031224

Kelompok Jabatan
Fungsional

SUB BAGIAN TATA USAHA

LALU DEDY WINARDI


KURNIAWAN SE
NIP.197302252005011004

SEKSI PENDATAAN DAN SEKSI PEMBAYARAN DAN


PENETAPAN PENAGIHAN

B. AYU JUITA MAYASARI, S.E TITIK ROSLIAWATI, S.E

NIP.197607242000032006 NIP. 198011132005012018

28
4.4 Hasil dan Pembahasan Laporan KKU

4.4.1 Tarif Pajak.

Sesuai dengan Peraturan Provinsi Nusa Tenggara Barat No.9

Tahun 2017 pengenaan tarif pajak kendaraan bermotor secara umum

sebagai mana dimaksud adalah :

1. 1,7% (satu koma tuju lima persen) untuk kendaraan kepemilikan

pribadi;

2. 0,80% (nol koma delapan puluh persen) untuk kendaraan angkutan

umum;

3. 0,5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulan dan

pemadam;

4. 0,2% (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat

berat dan alat-alat besar.

Tarif Pajak Kendaraan Bermotor yang dikenakan kepada setiap

pemilik kendaraan yang jumlah besarnya nilai pajak dihitung dari

beberapa faktor antara lain :

a. Tarif pajak Kendaraan Bermotor Pribadi ditetapkan sebagai berikut :

1. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertamasebesar 1% - 2%

2. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua dan seterusnya

tarif dapat ditetapkan sebesar 2% - 10%;

b. Tarif pajak kendaraan bermotor angkutan umum,ambulance, pemadam

kebakaran, sosial keagamaan, pemerintah/ TNI/ POLRI/ pemerintah

29
daerah , dan kendaraan lain yang ditetapkan dengan peraturan daerah

sebesar 0,50%;

c. Tarif pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar

ditetapkan sebesar 0,20%.

4.4.2 Dasar Pengenaan, Tarif, Cara Perhitungan pajak kendaraan bermotor

roda empat untuk kendaraan angkutan umum (plat kuning).

4.4.2.1 Dasar Pengenaan


Dasar pengenaan pokok pengenaan pajak kendaraan bermotor

(PKB) angkutan umum dibedakan berdasarkan nilai jual kendaraan

bermotor dikalikan bobot kendaraan. Bobot kendaraan bermotor

antara lain

 Mobil roda tiga dengan nilai koefisien 1;

 Sepeda motor roda dua dengan nilai koefisien 1;

 Sedan dengan nilai koefisien 1,025;

 Jeep dengan nilai koefisien 1,025;

 Minibus dengan nilai koefisien 1,085;

 Blindvand dengan nilai koefisien 1,05;

 Pickup dengan nilai koefisien 1,085;

 Micro bus dengan nilai koefisien 1,075;

 Bus dengan nilai koefisien 1,1;

 Truck dengan nilai koefisien 1,3;

 Light truck dengan nilai koefisien 1,3.

30
4.4.2.2 Tarif kendaraan bermotor roda empat untuk kendaraan

angkutan umum (plat kuning)

 Pengenaan tarif pajak kendaraan bermotor angkutan

umum (plat kuning) untuk kendaraan bermotor angkutan

umum orang ditetapkan sebesar 60% dari dasar pengenaan

pajak kendaraan bermotor;

 Pengenaan kendaraan bermotor untuk angkutan umum

barang ditetapkan sebesar 80% dari dasar pengenaan pajak

kendaraan bermotor (PKB).

4.4.2.3 Cara perhitungan kendaraan bermotor roda empat untuk

kendaraan angkutan umum (plat kuning)

Besaran pokok pengenaan pajak kendaraan bermotor (PKB)

angkutan umum dibedakan berdasarkan nilai jual kendaraan

bermotor dikalikan bobot kendaraan. Berikut adalah rumus

perhitungan pajak kendaraan bermotor angkutan umum (plat

kuning) :

Rumus PKB = NJKB X BOBOT X TARIF

Keterangan :

PKB = Pajak Kenadaraan Bermotor

NJKB = Nilai Jual Kendaraan Bermotor

31
4.4.2.4 Cara pemungutan pajak kendaraan bermotor roda empat untuk

kendaraan baru angkutan umum (plat kuning).

PEMOHON

LOKET I LOKET II

PENDAFTARAN PEMBAYARAN & PENYERAHAN

CETAK
 PENDAFTARAN (POLRI)
 PENDATAAN (POLRI)  STNK (POLRI)
 VERIFIKASI (POLRI)  S K P D (DISPENDA)

PENETAPAN
ARSIP
 PNBP (POLRI)
 PKB/BBN-KB
(DISPENDA)
 SWDKLLJ (JR)

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan Kuliah Kerja

Usaha (KKU) pada kantor unit pelayanan badan unit pelayanan pajak

daerah (UPTB UPPD) Mataram selama ± 2 bulan maka penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa, dari praktek yang sudah dilakukan di

lapangan penulis dapat mengetahui mekanisme penghitungan pajak

kendaraan bermotor (PKB) roda empat untuk kendaraan baru angkutan

umum (plat kuning) pada UPTB-UPPD Mataram didasarkan pada

peraturan yang berlaku dan disesuaikan pula dengan ketentuan dan

persyaratan permohonan penghitungan yang dilampirkan oleh wajib pajak.

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

Tata cara penghitungan PKB, dan segala hal yang bersangkutan dengan

kendaraan bermotor hendaknya tetap didasarkan pada peraturan yang

berlaku dan disesuaikan pula dengan ketentuan dan persyaratan

permohonan penghitungan yang dilampirkan oleh wajib pajak.

33
DAFTAR PUSTAKA

Anonim “Undang-Undang Republik indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang


Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.”
Peraturan Daerah provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2017. “ Tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Daerah nomor 1 Tahun 2011 tentang pajak
Daerah.”
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 22 Tahun 2017 tentang
Perhitungan Dasar Pengenaan Pajaka Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor Tahun 2017
Resmi, Siti. 2016. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi Ketiga. Jakarta : penerbit
Salemba Empat.
Darwin,.2010,”Pajak Daerah dan Retribusi Daerah” edisi 1, mitra wacana media,
Jakarta.
Anonim “ Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daeraj dan Retribusi Daerah.”

34

Anda mungkin juga menyukai