Anda di halaman 1dari 16

M A K A L A H

APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia)

Disusun oleh :
Kelompok genap

Ainul Fahmi Nabila Azzahra


Andi Muhammad Bagas Najwa Ummul Khair
Annisa Mutmainnah Nurfadilah
Badria Putri Ramadani
Dwi Saputri Triemi Purdianingsih
Fitrianti. R Siti Fadilah Amalia
Husnul Tri Qarirah Naura Putri Fahradillah
Mudia Ardyanzah Tile
Muhammad Fajar Ramadhan Nurhafni

LINTAS EKONOMI (XI MIPA 1)


MADRASAH ALIYAH NEGRI 1 MAMUJU
TAHUN PELAJARAN 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................... 2
A. Latar Belakang................................................................... 2
B. Rumusan Masalah............................................................... 3
C. Tujuan................................................................................. 3
D. Manfaat.............................................................................. 3
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................... 4
A. Pengertian APBN................................................................ 4
B. Pengertian APBN Menurut Para Ahli................................. 4
C. Fungsi APBN........................................................................ 5
D. Prinsip APBN....................................................................... 7
E. Struktur APBN...................................................................... 8
F. Dasar Hukum APBN............................................................. 10
G. Mekanisme Penyusunan APBN.......................................... 11
BAB 3 Penutupan........................................................................... 13
• Kesimpulan......................................................................... 13
• Laporan Anggota Kelompok Yang Bekerja...................... 13
• Dokumentasi Anggota Kelompok..................................... 14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ekonomi "APBN"

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah"APBN".
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah APBN ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat


utama. Pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat
pemerintah untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat
pemerintah APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun
juga menyangkut keputusan politik.

Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan


pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal
APBN sehingga benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen
untuk mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara
dengan baik.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan penerimaan


pajak merupakan dua hal penting dalam perpsektif kebijakan fiskal.
Peranan penerimaan pajak dalam APBN mengalami peningkatan yang
signifikan bila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.

Ada dua hal yang memicu semakin meningkatnya komposisi penerimaan


pajak dalam APBN. Pertama, semakin berkurangnya penerimaan dari
sektor minyak dan gas bumi yang menjadi tumpuan pembiayaan pada
periode-periode sebelumnya. Kedua, semakin dikuranginya peranan
pinjaman luar negeri dalam APBN karena pinjaman luar negeri dianggap
kurang konstruktif bagi perekonomian Indonesia.

Tujuan utama dari setiap sistem perpajakan dan lembaga pelaksananya


adalah menghimpun sejumlah penerimaan yang cukup untuk membiayai
kegiatan pemerintahan. Seberapa besar penerimaan yang dianggap
cukup dan harus dihimpun dalam satu tahun sudah ditetapkan dalam UU
APBN. Maan perpajakan dalam struktur APBN selama ini dirasa masih
belum memadai untuk mengakomodir pengeluaran negara yang terus
meningkat sehingga mengakibatkan terjadinya fiscal gap dan defisit
anggaran.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari APBN ?


2. Bagaimana fungsi APBN ?
3. Apa saja Prinsip APBN ?
4. Apa Struktur APBN ?
5. Jelaskan dasar hukum APBN ?
6. Bagaimana mekanisme penyusunan APBN ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian APBN


2. Mengetahui fungsi APBN
3. Mengetahui Prinsip APBN
4. Mengetahui Struktur APBN
5. Mengetahui dasar hukum APBN
6. Mengetahui mekanisme penyusunan APBN

D. Manfaat

a. Sebagai pengetahuan dan pemahaman di dalam bidang perimaan


Negara Bukan Pajak (PNBP) di kepabeanan.
b. Agar penulis mengetahui prosedur kegiatan dalam proses Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP).


c. Dapat memberikan manfaat dan informasi kesemua pembaca yang
dapat digunakan sebagai bahan masukan mengenai pemungutan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana


keuangan tahunan Pemerintah Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang
memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan
pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-
Undang. Dijabarkan dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, yang dimaksud dengan APBN adalah:

Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara


yang disetujui oleh DPR (Pasal 1, Ayat 7).
Terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran
belanja, dan pembiayaan (Pasal 11, Ayat 2).
Meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember
(Pasal 4).
Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang
(Pasal 11 Ayat 1).
Mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,
pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi
(Pasal 3, Ayat 4).

B. Pengertian APBN Menurut Para Ahli

1. John F. Due

Menurutnya APBN adalah suatu pernyataan mengenai perkiraan


pengeluaran dan penerimaan negara yang diharapkan akan terjadi
dalam suatu periode di masa depan atau yang akan datang, serta data
dari pengeluaran dan penerimaan yang benar-benar terjadi di masa
lalu.

2. M. Suparmoko

Menurut M. Suparmoko, APBN adalah suatu daftar atau pernyataan yang


terinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan
dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.

4
3. Nurjaman Arysad
Nurjaman Arsyad Menurut Nurjaman Arsyad, APBN adalah rencana kerja
pemerintah yang akan dilakukan dalam satu tahun yang dituangkan dalam
angka-angka.

4. Revrison Baswir

Revrisond Baswir Menurut Revrisond Baswir, APBD adalah rencana keuangan


yang mencerminkan pilihan kebijakan untuk satu periode di masa yang akan
datang. Dasar Hukum APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Dasar hukum atau landasan hukum Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) adalah Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3) UUD 1945.

c. Fungsi APBN
APBN merupakan instrumen yang
mengatur pengeluaran dan pendapatan
negara dalam rangka membiayai
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan nasional, mencapai stabilitas
perekonomian, dan menentukan arah
serta prioritas pembangunan secara
umum.

APBN berfungsi sebagai otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,


distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan
pengeluaran serta kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus
dimasukkan ke dalam APBN. Hal ini dilakukan untuk menjaga
kepentingan bagi masyarakat maupun negara.

Anggaran merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan


pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian,
dan menentukan arah dan prioritas pembangunan secara umum.

Anggaran memiliki fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,


distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan dan pengeluaran adalah
hak bahwa tugas negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan
dalam APBN. Pendapatan Surplus dapat digunakan untuk membiayai
belanja publik tahun fiskal berikutnya. Berikut diantaranya Fungsi APBN
yang perlu kamu ketahui :
5
1. Fungsi Pengawasan
Anggaran negara harus menjadi pedoman dalam menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk
menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk
keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak. berarti anggaran negara
harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.

2. Fungsi Alokasi
Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perekonomian.

3. Fungsi Distribusi
Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.

4. Fungsi Stabilisasi
Memiliki makna anggaran pemerintah menjadi alat kontrasepsi
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.

5. Fungsi Otorisasi
Menyiratkan bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja untuk tahun ini, dengan
demikian, pengeluaran atau pendapatan bertanggung jawab kepada
rakyat.Perencanaan fungsi, menyiratkan bahwa anggaran negara dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan untuk
tahun ini.

6. Fungsi Perencanaan
Anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk
merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan
telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-
rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut. menyiratkan bahwa
anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk
merencanakan kegiatan untuk tahun ini.
6
D. Prinsip APBN

Prinsip penyusunan APBN Berdasarkan


aspek pendapatan, prinsip penyusunan
APBN ada tiga, yaitu: Intensifikasi
penerimaan anggaran dalam jumlah dan
kecepatan penyetoran. Intensifikasi
penagihan dan pemungutan piutang
negara.
Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang
diderita oleh negara dan penuntutan
denda. Sementara berdasarkan aspek
pengeluaran, prinsip penyusunan APBN
adalah: Hemat, efisien, dan sesuai dengan
kebutuhan. Terarah, terkendali, sesuai
dengan rencana program atau kegiatan.
Semaksimal mungkin menggunakan hasil
produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan atau potensi
nasional.
1. Prinsip Anggaran Dinamis
Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif. Anggaran
bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ke
tahun terus meningkat. Anggaran bersifat dinamis relatif apabila
persentase kenaikan TP (DTP) terus meningkat atau prosentase
ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri
terus menurun.

2. Prinsip Anggaran Fungsional


Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan atau pinjaman LN hanya
berfungsi untuk membiayai anggaran belanja pembangunan
(pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk membiayai anggaran
belanja rutin. Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya
sebagai pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan. Artinya semakin
kecil sumbangan bantuan atau pinjaman luar negeri terhadap
pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas
anggaran.

3. Prinsip Anggaran Defisit


Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada
anggaran defisit ditentukan : 1) Pinjaman LN tidak dicatat sebagai
sumber penerimaan melainkan sebagai sumber pembiayaan. 2) Defisit
anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber
pembiayaan LN (bersih)
7
E. Struktur APBN

Secara garis besar struktur APBN merupakan Pendapatan Negara dan


Hibah, Belanja Negara, Keseimbangan Primer, Surplus atau Defisit
Anggaran, Pembiayaan. Struktur APBN dituangkan dalam suatu format
yang disebut I-account. Dalam beberapa hal, isi dari I-account sering
disebut postur APBN. Beberapa faktor penentu postur APBN diantaranya:

1. Belanja Negara

Besar kecilnya belanja negara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,


yakni: Kebutuhan penyelenggaraan negara, Risiko bencana alam dan
dampak krisi global, Asumsi dasar makro ekonomi, Kebijakan
pembangunan, Kondisi akan kebijakan lainnya. Belanja pemerintah
pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pembangunan pemerintah pusat, baik yang dilaksanakan di pusat
maupun di daerah.

Belanja pemerintah pusat dapat dikelompokkan menjadi: belanja


pegawai, belanja barang, belanja modal, pembiayaan bunga utang,
subsidi BBM dan subsidi non-BBM, belanja hibah, belanja sosial(termasuk
penanggulangan bencana), dan belanja lainnya.

Belanja daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke pemerintah


daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang
bersangkutan. Belanja daerah meliputi: Dana bagi hasil Dana alokasi
umum Dana alokasi khusus Dana otonomi khusus

2. Pembiayaan Negara

Besaran pembiayaan negara


dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni
asumsi dasar makro ekonomi, kebijakan
pembiayaan, kondisi dan kebijakan
lainnya.

Pembiayaan negara terbagi menjadi 2 jenis pembiayaan, yakni


pembiayaan dalam negeri dan luar negeri. Pembiayaan dalam negeri
meliputi pembiayaan perbankan dalam negeri dan pembiayaan non
perbankan dalam negeri (hasil pengelolaan aset, pinjaman dalam negeri
neto, kewajiban penjaminan, surat berharga negara neto, dan dana
investasi pemerintah).

8
Sedangkan pembiayaan luar negeri meliputi penarikan pinjaman luar
negeri yang terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek,
penerusan pinjaman, dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri
yang terdiri atas jatuh tempo dan moratorium.

3. Pendapatan Pajak

Pendapatan Pajak Dalam Negeri terdiri dari Pendapatan pajak


penghasilan (PPh), Pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan
pajak penjualan atas barang mewah, Pendapatan pajak bumi dan
bangunan, Pendapatan cukai, Pendapatan pajak lainnya. Selanjutnya
Pendapatan Pajak Internasional pendapatan bea masuk dan
pendapatan bea keluar.

4. Pendapatan Negara

Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan


penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan untuk APBN biasanya
melalui kepabean dan cukai, penerimaan pajak, dan hibah. Pajak
menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari APBN.

Pasalnya pajak memiliki kontribusi besar dalam pembentukan APBN tiap


tahunnya. Penerimaan pajak terbilang paling besar ketimbang
komponen-komponen lainnya yang ada dalam APBN. Selain melalui
penerimaan perpajakan, pendapatan negara juga didapat melalui
penerimaan negara bukan pajak dan lainnya. Pendapatan tersebut
antara lain adalah Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU),Pendapatan
Sumber Daya Alam (SDA),Pendapatan dari kekayaan negara dan hibah
yang didapat. Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro
ekonomi
Kebijakan pendapatan negara
Kebijakan pembangunan ekonomi
Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
Kondisi dan kebijakan lainnya

9
5. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Berasal dari Penerimaan sumber daya alam dan gas bumi (SDA migas),
penerimaan sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA non
migas), Pendapatan bagian laba BUMN, pendapatan laba BUMN
perbankan, pendapatan laba BUMN non perbankan, PNBP lainnya,
pendapatan dari pengelolaan BMN, pendapatan jasa pendapatan
bunga pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana
korupsi dan lain-lain.

6. Penyusunan APBN

Proses penyusunan dan penetapan APBN dapat dikelompokkan dalam


dua tahap, yaitu: (1) pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan
DPR, dari bulan Februari sampai dengan pertengahan bulan Agustus (2)
Pengajuan pembahasan dan penetapan APBN, dari pertengahan bulan
Agustus sampai dengan bulan Desember. Berikut ini diuraikan secara
singkat kedua tahapan dalam proses penyusunan APBN tersebut.

Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR. Tahap ini


diawali dengan beberapa kali pembahasan antara pemerintah dan DPR
untuk menentukan mekanisme dan jadwal pembahasan APBN. Kegiatan
dilanjutkan dengan persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara
lain meliputi penentuan asumsi dasar APBN, perkiraan penerimaan dan
pengeluaran.

Pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN. Tahapan ini dimulai


dengan Pidato Presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota
Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara Menteri
Keuangan dengan Panitia Anggaran.

F. Dasar Hukum APBN

Undang-Undang Dasar 1945


merupakan dasar hukum yang paling
tinggi dalam struktur perundang-
undangan di Indonesia. Oleh karena itu
pengaturan mengenai keuangan
negara selalu didasarkan pada
undang-undang ini, khususnya dalam
bab VIII Undang-Undang Dasar 1945
Amendemen IV pasal 23 mengatur
tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Bunyi pasal 23:
10
Ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud
dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan
belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah.
Ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui
rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”.

G. Mekanisme Penyusunan APBN

Sebelum melakukan penyusunan APBN, ada beberapa aspek penting


yang perlu diperhatikan seperti asumsi ekonomi makro. Asumsi-asumsi
tersebut kemudian menjadi acuan analisis dalam penyusunan APBN.
Asumsi tersebut adalah
Harga minyak bumi di pasar internasional diperkirakan lebih rendah
dibandingkan dengan harga minyak bumi yang diasumsikan pada
tahun sebelumnya,
Pengerahan serta penggalian sumber-sumber penerimaan
perpajakan perlu ditingkatkan,
Tersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dalam
jumlah banyak dan merata dengan harga yang stabil serta dapat
diakses oleh rakyat banyak,
Keadaan ekonomi global yang diperkirakan mengalami pertumbuhan
lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya,
Proses pemulihan ekonomi diharapkan didukung oleh situasi politik,
sosial, dan keamanan yang kondusif, sehingga dapat mengalami
pertumbuhan yang lebih baik dari tahun sebelumnya,
Kepastian sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional,
rasional, transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab.

Penyusunan dan Penetapan APBN diantaranya:

APBN merupakan wujud pengelolaan


keuangan negara yang ditetapkan tiap
tahun dengan Undang-Undang
APBN terdiri atas anggaran
pendapatan, anggaran belanja, dan
pembiayaan
11
Pendapatan Negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan
bukan pajak, dan hibah

Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan


tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah
Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang tentang
APBN, beserta nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya
kepada DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya.
Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN dilakukan
sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan
kedudukan DPR.
DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah
penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Undang-undang
tentang APBN.
Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai Rancangan Undang-
undang tentang APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan
sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja.
Apabila DPR tidak menyetujui Rancangan Undang-undang tentang
APBN, Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-
tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya

12
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

1. APBN sebagai alat pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya


sehingga dapat mengelola perekonomian negara.
2. Menurut Keynes, APBN merupakan salah satu mesin pendorong
pertumbuhan ekonomi.
3. APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi,namun juga
menyangkut politik dan sosial.
4. APBN disusun dari rencana anggaran belanja,kemudian di tentukan
oleh pendapatan negara,penyusunan ini dilakukan melalui 7 indikator.

Laporan Anggota Kelompok Yang Bekerja

Ainul Fahmi (aktif)


Andi Muhammad Bagas (tidak aktif, sakit)
Annisa Mutmainnah (aktif)
Badria (aktif)
Dwi Saputri (aktif)
Fitrianti. R (aktif)
Husnul Tri Qarirah (aktif)
Mudia (aktif)
Muhammad Fajar Ramadhan (aktif)
Nabila Azzahra (tidak aktif)
Najwa Ummul Khair (aktif)
Nurfadilah (tidak aktif)
Putri Ramadani (aktif)
Triemi Purdianingsih (aktif)
Siti Fadilah Amalia (aktif)
Naura Putri Fahradillah (tidak aktif)
Ardyanzah Tile (aktif)
Nurhafni (tidak aktif)

13
BAB 3
PENUTUP

Dokumentasi Anggota Kelompok

14

Anda mungkin juga menyukai