Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA


(APBN)

Disusun oleh Kelompok 1:


1. BALQIS SOFIANA
2. GISCHA YUSTISARI
3. SANIA LEFIKA FITRI
4. FAVIAN RAHMAN
5. M OZZANO A

Guru Pembimbing: Andriani S.Pd

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MAN 1 KOTA SUNGAI PENUH

1
Daftar Isi

HALAMAN SAMPUL 1
DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 3
BAB 1 PEMBAHASAN 4
A.Definisi APBN 4
B.Pengertian APBN Menurut Para Ahli4
C.Fungsi APBN 5
D.Prinsip APBN 6
E.Struktur APBN 6
F.Dasar Hukum APBN..........................................................................................................................8

G.Mekanisme Penyusunan APBN.........................................................................................................8

BAB 3 PENUTUP 10
A.Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 10

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah yang maha kuasa karena atas rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas ini dengan judul “ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)”dengan tujuan untuk memenuhi mata pelajaran
EKONOMI tahun ajaran 2023.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu
penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan tugas yang akan datang

2
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupaa untuk menyampaikan ucapan terimakasih
sedalam dalam nya kepada pihak yang telah memberikan bantuan langsung maupun tidak
langsung,dalam menyelesaikan tugas ini,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Sungai Penuh, 10 Januari 2023

BAB 1
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana keuangan tahunan
Pemerintah Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar
sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama
satu tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan
pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang. Dijabarkan
dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan
APBN adalah:

3
- Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR (Pasal 1, Ayat
7).
- Terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan (Pasal 11, Ayat 2).
- Meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember (Pasal 4).
- Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang (Pasal 11 Ayat 1).
- Mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi
(Pasal 3, Ayat 4).

B.PENGERTIAN APBN MENURUT PARA AHLI

1. John F. Due

Menurutnya APBN adalah suatu pernyataan mengenai perkiraan pengeluaran dan penerimaan
negara yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa depan atau yang akan
datang, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang benar-benar terjadi di masa lalu.

2. M. Suparmoko

Menurut M. Suparmoko, APBN adalah suatu daftar atau pernyataan yang terinci tentang
penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu, biasanya
dalam satu tahun.

3. Nurjaman Arysad

Nurjaman Arsyad Menurut Nurjaman Arsyad, APBN adalah rencana kerja pemerintah yang
akan dilakukan dalam satu tahun yang dituangkan dalam angka-angka.

4. Revrison Baswir

Revrisond Baswir Menurut Revrisond Baswir, APBD adalah rencana keuangan yang
mencerminkan pilihan kebijakan untuk satu periode di masa yang akan datang. Pedoman
Penyusun Apbd Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah bisa Grameds pelajari untuk lebih
memahami hal ini.
Dasar Hukum APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Dasar hukum atau
landasan hukum Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah Pasal 23 ayat (1),
(2), dan (3) UUD 1945.

C. FUNGSI APBN

APBN merupakan instrumen yang mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam
rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas
perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.

APBN berfungsi sebagai otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan


stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran serta kewajiban negara
dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan ke dalam APBN.

4
Hal ini dilakukan untuk menjaga kepentingan bagi masyarakat maupun negara. Seperti halnya yang
dibahas dalam buku Ekonomi Makro karya Ali Ibrahim Hasyim yang dirangkum pembahasannya ke
dalam 12 bab.

Anggaran merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka
membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah dan
prioritas pembangunan secara umum.

Anggaran memiliki fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Semua penerimaan dan pengeluaran adalah hak bahwa tugas negara dalam suatu tahun anggaran harus
dimasukkan dalam APBN. Pendapatan Surplus dapat digunakan untuk membiayai belanja publik
tahun fiskal berikutnya. Berikut diantaranya fungsi APBN:

1. Fungsi Pengawasan
Anggaran negara harus menjadi pedoman dalam menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan
uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak. berarti anggaran negara harus menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
Dengan demikian akan mudah bagi orang untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan
uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.

2. Fungsi Alokasi
Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

3. Fungsi Distribusi
Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

4. Fungsi Stabilisasi
Memiliki makna anggaran pemerintah menjadi alat kontrasepsi memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.

5. Fungsi Otorisasi
Menyiratkan bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
untuk tahun ini, dengan demikian, pengeluaran atau pendapatan bertanggung jawab kepada
rakyat.Perencanaan fungsi, menyiratkan bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara
untuk merencanakan kegiatan untuk tahun ini.
Ketika pengeluaran pra-direncanakan, maka negara dapat membuat rencana untuk mendukung belanja
ini. Sebagai contoh, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan
dengan nilai sekian miliar. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk
mempersiapkan proyek tersebut agar berjalan lancar.

6. Fungsi Perencanaan
Anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun
tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat
rencana-rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut. menyiratkan bahwa anggaran negara dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan untuk tahun ini.

5
Ketika belanja pra-direncanakan, maka negara dapat membuat rencana untuk mendukung
pengeluaran. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan untuk membangun proyek pembangunan
jalan senilai sekian miliar. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk
mempersiapkan proyek berjalan lancar.

D. PRINSIP APBN

Prinsip penyusunan APBN Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran. Intensifikasi penagihan
dan pemungutan piutang negara.

Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda. Sementara
berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN adalah: Hemat, efisien, dan sesuai dengan
kebutuhan. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan. Semaksimal mungkin
menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional

1. Prinsip Anggaran Dinamis


Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif. Anggaran bersifat dinamis absolut
apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ke tahun terus meningkat. Anggaran bersifat dinamis
relatif apabila persentase kenaikan TP (DTP) terus meningkat atau prosentase ketergantungan
pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri terus menurun.

2. Prinsip Anggaran Fungsional


Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan atau pinjaman LN hanya berfungsi untuk membiayai
anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk membiayai anggaran
belanja rutin. Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap” dalam
pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil sumbangan bantuan atau pinjaman luar negeri
terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.

3. Prinsip Anggaran Defisit


Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada anggaran defisit ditentukan : 1)
Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai sumber pembiayaan. 2)
Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber pembiayaan LN (bersih)

E. STRUKTUR APBN

Secara garis besar struktur APBN merupakan Pendapatan Negara dan Hibah, Belanja Negara,
Keseimbangan Primer, Surplus atau Defisit Anggaran, Pembiayaan. Struktur APBN dituangkan dalam
suatu format yang disebut I-account. Dalam beberapa hal, isi dari I-account sering disebut postur
APBN. Beberapa faktor penentu postur APBN diantaranya:
1. Belanja Negara
Besar kecilnya belanja negara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: Kebutuhan
penyelenggaraan negara. Risiko bencana alam dan dampak krisi global. Asumsi dasar makro
ekonomi. Kebijakan pembangunan. Kondisi akan kebijakan lainnya. Belanja pemerintah pusat, adalah
belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah.

Belanja pemerintah pusat dapat dikelompokkan menjadi: belanja pegawai, belanja barang, belanja
modal, pembiayaan bunga utang, subsidi BBM dan subsidi non-BBM, belanja hibah, belanja
sosial(termasuk penanggulangan bencana), dan belanja lainnya.

Belanja daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke pemerintah daerah, untuk kemudian masuk dalam
pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja daerah meliputi: Dana bagi hasil Dana alokasi
umum Dana alokasi khusus Dana otonomi khusus

6
2. Pembiayaan Negara
Besaran pembiayaan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni asumsi dasar makro ekonomi,
kebijakan pembiayaan, kondisi dan kebijakan lainnya.

Pembiayaan negara terbagi menjadi 2 jenis pembiayaan, yakni pembiayaan dalam negeri dan luar
negeri. Pembiayaan dalam negeri meliputi pembiayaan perbankan dalam negeri dan pembiayaan non
perbankan dalam negeri (hasil pengelolaan aset, pinjaman dalam negeri neto, kewajiban penjaminan,
surat berharga negara neto, dan dana investasi pemerintah).

Sedangkan pembiayaan luar negeri meliputi penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas
Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek, penerusan pinjaman, dan pembayaran cicilan pokok utang
luar negeri yang terdiri atas jatuh tempo dan moratorium.

3. Pendapatan Pajak
Pendapatan Pajak Dalam Negeri terdiri dari Pendapatan pajak penghasilan (PPh), Pendapatan pajak
pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah, Pendapatan pajak bumi dan
bangunan, Pendapatan cukai, Pendapatan pajak lainnya. Selanjutnya Pendapatan Pajak Internasional
pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar.

4. Pendapatan Negara
Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan pajak.
Penerimaan perpajakan untuk APBN biasanya melalui kepabean dan cukai, penerimaan pajak, dan
hibah. Pajak menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari APBN.

Pasalnya pajak memiliki kontribusi besar dalam pembentukan APBN tiap tahunnya. Penerimaan
pajak terbilang paling besar ketimbang komponen-komponen lainnya yang ada dalam APBN. Selain
melalui penerimaan perpajakan, pendapatan negara juga didapat melalui penerimaan negara bukan
pajak dan lainnya. Pendapatan tersebut antara lain adalah Pendapatan Badan Layanan Umum
(BLU),Pendapatan Sumber Daya Alam (SDA),Pendapatan dari kekayaan negara dan hibah yang
didapat. Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi
Kebijakan pendapatan negara
Kebijakan pembangunan ekonomi
Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum
Kondisi dan kebijakan lainnya

5. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)


Berasal dari Penerimaan sumber daya alam dan gas bumi (SDA migas), penerimaan sumber daya
alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA non migas), Pendapatan bagian laba BUMN, pendapatan
laba BUMN perbankan, pendapatan laba BUMN non perbankan, PNBP lainnya, pendapatan dari
pengelolaan BMN, pendapatan jasa pendapatan bunga pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil
tindak pidana korupsi dan lain-lain.

6. Penyusunan APBN
Proses penyusunan dan penetapan APBN dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu: (1)
pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan DPR, dari bulan Februari sampai dengan
pertengahan bulan Agustus (2) Pengajuan pembahasan dan penetapan APBN, dari pertengahan bulan
Agustus sampai dengan bulan Desember. Berikut ini diuraikan secara singkat kedua tahapan dalam
proses penyusunan APBN tersebut.

7
Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR. Tahap ini diawali dengan beberapa kali
pembahasan antara pemerintah dan DPR untuk menentukan mekanisme dan jadwal pembahasan
APBN. Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain meliputi
penentuan asumsi dasar APBN, perkiraan penerimaan dan pengeluaran.

Pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN. Tahapan ini dimulai dengan Pidato Presiden sebagai
pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara
Menteri Keuangan dengan Panitia Anggaran.

F. DASAR HUKUM APBN

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling tinggi dalam struktur
perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu pengaturan mengenai keuangan negara selalu
didasarkan pada undang-undang ini, khususnya dalam bab VIII Undang-Undang Dasar 1945
Amendemen IV pasal 23 mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bunyi
pasal 23:

Ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah. ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”.

Pahami lebih dalam mengenai hukum APBN melalui buku Hukum Ekonomi di Indonesia yang
membahas mengenai hukum secara umum, hukum perdata, hukum perseorangan, dan masih banyak
lagi.

G. MEKANISME PENYUSUNAN APBN

Sebelum melakukan penyusunan APBN, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan seperti
asumsi ekonomi makro. Asumsi-asumsi tersebut kemudian menjadi acuan analisis dalam penyusunan
APBN. Asumsi tersebut adalah

- Harga minyak bumi di pasar internasional diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan
harga minyak bumi yang diasumsikan pada tahun sebelumnya,
- Pengerahan serta penggalian sumber-sumber penerimaan perpajakan perlu ditingkatkan,
- Tersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dalam jumlah banyak dan merata
dengan harga yang stabil serta dapat diakses oleh rakyat banyak,
- Keadaan ekonomi global yang diperkirakan mengalami pertumbuhan lebih baik dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya,
- Proses pemulihan ekonomi diharapkan didukung oleh situasi politik, sosial, dan keamanan
yang kondusif, sehingga dapat mengalami pertumbuhan yang lebih baik dari tahun sebelumnya,
- Kepastian sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional, transparan, partisipatif,
dan bertanggung jawab.

Penyusunan dan Penetapan APBN diantaranya:

- APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan
Undang-Undang
- APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan
- Pendapatan Negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah

8
- Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan
pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
- Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
- Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang tentang APBN, beserta nota
keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahun
sebelumnya.
- Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN dilakukan sesuai dengan undang-
undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPR.
- DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan
pengeluaran dalam Rancangan Undang-undang tentang APBN.
- Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai Rancangan Undang-undang tentang APBN
dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan.
- APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan,
dan jenis belanja.
- Apabila DPR tidak menyetujui Rancangan Undang-undang tentang APBN, Pemerintah Pusat
dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran
sebelumnya.

BAB 2
PENUTUP

9
A.KESIMPULAN

Anggaran adalah perencanaan yang rinci untuk masa depan yang dinyatakan secara
kuantitatif dan lebih spesifik memperlihatkan bagaimana sumber daya didapat dan digunakan
pada periode tertentu dengan mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk
mencapainya

Fungsi Anggaran
- Terdapat beberapa fungsi anggaran diantaranya :
- Anggaran sebagai alat perencanaan Sebagai alat pengendalian
- Sebagai alat kebijakan fiskal Sebagai alat politik
- Sebagai alat komunikasi dan koordinasi Sebagai penilaian kinerja
- Sebagai alat motivasi
- Sebagai alat menciptakan ruang publik
Dalam sistem pemerintahan, anggaran terbagi atas Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Daerah (APBD).
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. Anggaran negara pada suatu tahun secara sederhana bisa diibaratkan dengan
anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan
dan sisi pengeluaran.
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah(APBD) merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan
ditetapkan dengan peraturan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD.

DAFTAR PUSTAKA

Gramedia.blog, PPID DISNAKERTRANS.2020. “APBN’”


https://www.gramedia.com/literasi/apbn/

10

Anda mungkin juga menyukai