Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Disusun oleh:
Calista Salsabila (20220510552)
Erik Konando (20220510369)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS KUNINGAN

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim
penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa
keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan
kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini
dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen
pengampu mata kuliah kami, Bapak Dr. Ayus Ahmad Yusuf, S.E., M.SI. ., dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan
kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................... 1
Latar Belakang....................................................................................................... 1

BAB II Pembahasan .................................................................................................. 2


A. Definisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)………………. 2

B. Fungsi Anggaran Pendapat dan Belanja Negara…………………………...... 2


C. Struktur APBN……………………………………………………………….
4
D. Mekanisme Penyusunan APBN……………………………………………... 6
E. Surplus APBN Indonesia pada Januari 2022………………………………...
8
F. Rumus untuk menghitung kondisi Defisit APBN…………………………… 8

BAB III Penutup......................................................................................................... 9


Kesimpulan............................................................................................................. 9

Daftar Pustaka………………………………………………………………………. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran bisa dibaratkan
sebagai anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua sisi,
yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.

Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian pada kedua sisi,


Misalnya, sisi penerimaan anggaran rumah tangga akan sangat tergantung pada ada
atau tidaknya perubahan gaji/upah bagi rumah tangga yang memilikinya.

Selain itu, perubahan harga sangat dipengaruhi oleh sisi pengeluaran anggaran
rumah tangga barang dan jasa yang dikonsumsi.Sisi pendapatan dari anggaran
perusahaan sangat ditentukan oleh hasil pendapatan dari penjualan produk, yang
sebagai cerminan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat pertumbuhan ekonomi.
Antara lain, sisi biaya anggaran perusahaan dipengaruhi oleh perubahan harga
bahan baku, tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM), perubahan peraturan
pengupahan secara umum memantau perubahan tingkat harga umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Pengertian Dan Ruang Lingkup APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.

APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan
dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember).
APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan
dengan Undang-Undang. Dijabarkan dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan APBN adalah :
 Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR (Pasal 1,
Ayat 7).
 Terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan (Pasal 11, Ayat
2).
 Meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember (Pasal 4).
 Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang (Pasal 11 Ayat 1).
 Mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi (Pasal 3, Ayat 4).

B. Fungsi Anggaran Pendapat dan Belanja Negara

APBN merupakan instrumen yang mengatur pengeluaran dan pendapatan negara


dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan
dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional,
mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan
secara umum.

2
APBN berfungsi sebagai otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran serta kewajiban
negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan ke dalam APBN.

Anggaran merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara


dalam rangka membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas
perekonomian, dan menentukan arah dan prioritas pembangunan secara umum.
Dengan fungsi nya sebagai berikut :

1. Fungsi Pengawasan
Anggaran negara harus menjadi pedoman dalam menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah
menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak. berarti
anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

2. Fungsi Alokasi
Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

3. Fungsi Distribusi
Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

4. Fungsi Stabilisasi
Memiliki makna anggaran pemerintah menjadi alat kontrasepsi memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

5. Fungsi Otorisasi
Menyiratkan bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan
dan belanja untuk tahun ini, dengan demikian, pengeluaran atau pendapatan
bertanggung jawab kepada rakyat.Perencanaan fungsi, menyiratkan bahwa anggaran

3
negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan untuk
tahun ini.

6. Fungsi Perencanaan
Anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan
pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka
negara dapat membuat rencana-rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut.
menyiratkan bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk
merencanakan kegiatan untuk tahun ini.

C. Struktur APBN
Secara garis besar struktur APBN merupakan Pendapatan Negara dan Hibah, Belanja
Negara, Keseimbangan Primer, Surplus atau Defisit Anggaran, Pembiayaan. Struktur
APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account. Dalam beberapa hal,
isi dari I-account sering disebut postur APBN. Beberapa faktor penentu postur
APBN diantaranya:

1. Belanja Negara
Besar kecilnya belanja negara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:
Kebutuhan penyelenggaraan negara. Risiko bencana alam dan dampak krisi global.
Asumsi dasar makro ekonomi. Kebijakan pembangunan. Kondisi akan kebijakan
lainnya. Belanja pemerintah pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan pemerintah pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di
daerah.

2. Pembiayaan Negara
Besaran pembiayaan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni asumsi dasar
makro ekonomi, kebijakan pembiayaan, kondisi dan kebijakan lainnya.

Pembiayaan negara terbagi menjadi 2 jenis pembiayaan, yakni pembiayaan dalam


negeri dan luar negeri. Pembiayaan dalam negeri meliputi pembiayaan perbankan
dalam negeri dan pembiayaan non perbankan dalam negeri (hasil pengelolaan aset,
pinjaman dalam negeri neto, kewajiban penjaminan, surat berharga negara neto, dan
dana investasi pemerintah).

4
3. Pendapatan Pajak
Pendapatan Pajak Dalam Negeri terdiri dari Pendapatan pajak penghasilan (PPh),
Pendapatan pajak pertambahan nilai dan jasa dan pajak penjualan atas barang
mewah, Pendapatan pajak bumi dan bangunan, Pendapatan cukai, Pendapatan pajak
lainnya. Selanjutnya Pendapatan Pajak Internasional pendapatan bea masuk dan
pendapatan bea keluar.

4. Pendapatan Negara
Pendapatan negara didapat melalui penerimaan perpajakan dan penerimaan bukan
pajak. Penerimaan perpajakan untuk APBN biasanya melalui kepabean dan cukai,
penerimaan pajak, dan hibah. Pajak menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari
APBN.

Pasalnya pajak memiliki kontribusi besar dalam pembentukan APBN tiap tahunnya.
Penerimaan pajak terbilang paling besar ketimbang komponen-komponen lainnya
yang ada dalam APBN. Selain melalui penerimaan perpajakan, pendapatan negara
juga didapat melalui penerimaan negara bukan pajak dan lainnya. Pendapatan
tersebut antara lain adalah Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU),Pendapatan
Sumber Daya Alam (SDA),Pendapatan dari kekayaan negara dan hibah yang
didapat. Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar makro ekonomi.
2. Kebijakan pendapatan negara.
3. Kebijakan pembangunan ekonomi.
4. Perkembangan pemungutan pendapatan negara secara umum.

5. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)


Berasal dari Penerimaan sumber daya alam dan gas bumi (SDA migas), penerimaan
sumber daya alam non-minyak bumi dan gas bumi (SDA non migas), Pendapatan
bagian laba BUMN, pendapatan laba BUMN perbankan, pendapatan laba BUMN
non perbankan, PNBP lainnya, pendapatan dari pengelolaan BMN, pendapatan jasa
pendapatan bunga pendapatan kejaksaan dan peradilan dan hasil tindak pidana
korupsi dan lain-lain.

5
6. Penyusunan APBN
Proses penyusunan dan penetapan APBN dapat dikelompokkan dalam dua tahap,
yaitu: (1) pembicaraan pendahuluan antara pemerintah dan DPR, dari bulan Februari
sampai dengan pertengahan bulan Agustus (2) Pengajuan pembahasan dan penetapan
APBN, dari pertengahan bulan Agustus sampai dengan bulan Desember. Berikut ini
diuraikan secara singkat kedua tahapan dalam proses penyusunan APBN tersebut.

D. Mekanisme Penyusunan APBN


Sebelum melakukan penyusunan APBN, ada beberapa aspek penting yang perlu
diperhatikan seperti asumsi ekonomi makro. Asumsi-asumsi tersebut kemudian
menjadi acuan analisis dalam penyusunan APBN. Asumsi tersebut yaitu :

1. Harga minyak bumi di pasar internasional diperkirakan lebih rendah


dibandingkan dengan harga minyak bumi yang diasumsikan pada tahun
sebelumnya,
2. Pengerahan serta penggalian sumber-sumber penerimaan perpajakan perlu
ditingkatkan,
3. Tersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dalam jumlah banyak
dan merata dengan harga yang stabil serta dapat diakses oleh rakyat banyak,
4. Keadaan ekonomi global yang diperkirakan mengalami pertumbuhan lebih baik
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya,
5. Proses pemulihan ekonomi diharapkan didukung oleh situasi politik, sosial, dan
keamanan yang kondusif, sehingga dapat mengalami pertumbuhan yang lebih
baik dari tahun sebelumnya,
6. Kepastian sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional,
transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab.

6
Dan jika Penyusunan dan Penetapan APBN diantaranya:

1. APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap


tahun dengan Undang-Undang
2. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan
3. Pendapatan Negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan
hibah
4. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan daerah
5. Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja
6. Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang tentang APBN,
beserta nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada
bulan Agustus tahun sebelumnya.
7. Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN dilakukan sesuai dengan
undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPR.
8. DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan
dan pengeluaran dalam Rancangan Undang-undang tentang APBN.
9. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai Rancangan Undang-undang tentang
APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran
yang bersangkutan dilaksanakan.
10. APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja.
11. Apabila DPR tidak menyetujui Rancangan Undang-undang tentang APBN,
Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka
APBN tahun anggaran sebelumnya

7
E. Surplus APBN Indonesia pada Januari 2022

F. Rumus untuk menghitung kondisi Defisit APBN

Surplus / Defisit = Total Penerimaan Negara – Total Pengeluaran Negara

Contohnya: Suatu negara memiliki total penerimaan sebesar 1.000 dan


total belanja sebesar 500, maka negara tersebut mengalami surplus
sebesar 500.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa dalam APBN (anggara pendapatan
belanja Negara), adalah hasil dari perencanaan yang berupa daftar mengenai bermacam-
macam kegiatan terpadu,baik yang menyakut penerimaan maupun pengeluarannya yang
dinyatakan dalam satuan uang dalam jangkah waktu tertentu, biasanya adalah satu tahun.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemenkeu.go.id/home
https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Stabilisasi-Alokasi-
Distribusi-Tiga-Fungsi-APBN

10

Anda mungkin juga menyukai