Anda di halaman 1dari 12

APBN DAN APBD

DISUSUN OLEH
ALIF CHANDRA WIJAYA

SMA NEGERI 2 CIKARANG UTARA


2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul APBN dan APBD tepat waktu.
Makalah APBN dan APBD disusun guna memenuhi tugas ekonomi di sman 2 cikarang utara
Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang APBN dan APBD.

Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni. saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Cikarang , 18 November 2020


Alif Chandra Wijaya
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………...i
Kata Pengantar…………………………………………………………………..ii
Daftar Isi……………………………………………………………………......iii

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG…………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
APBN…………………………………...………………………………5
APBD……………………………………………………...……………8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN………….……………………………………………11

Daftar Pustaka…………………….……………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD merupakan
rencana kerja tahunan untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan Pemerintah Daerah
baik rutin maupun pembangunan yang diatur dan diperhitungkan dengan uang.
Proses penyusunan anggaran baik itu APBD atau APBN sering kali menjadi isu
penting yang menjadi sorotan masyarakat, bahkan APBD atau APBN tersebut
menjadi alat politik yang digunakan oleh pemerintah sendiri maupun pihak
oposisi.
Penyusunan anggaran pendapatan adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis, yang seluruh kegiatan pemerintah atau instansi yang dinyatakan
dalam unit moneter (nilai uang) untuk jangka waktu (periode) tertentu yang
akan datang. Anggaran pendapatan pada dasarnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam penyusunan APBD. Di mana dalam Penyusunan Anggaran
Pendapatan mempunyai arti penting bagi pemerintah daerah dalam membantu
kelancaran roda pembangunan dan memberikan isi dan arti kepada tanggung
jawab pemerintah daerah khususnya sehingga tercipta perencanaan dan
pelaksanaan yang efektif.
BAB II

PEMBAHASAN

APBN dan APBD

APBN dan APBD memiliki fungsi yang berbeda dalam mengatur pendapatan
dan pengeluaran di suatu negara. Perbedaannya, APBN mengatur pendapatan
dan pengeluaran negara. Sedangkan untuk APBD, mengatur pendapatan dan
pengeluaran daerah.

Selain itu, keduanya juga memiliki proses atau cara kerja berbeda. Seperti yang
diketahui, kebijakan anggaran negara memiliki peran penting untuk
meningkatkan perekonomian negara. Khususnya, saat terjadi krisis ekonomi.

APBN
Pengertian APBN

APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (UU
APBN 2018) yang bertujuan untuk pembagunan Indonesia. APBN ini mencatat
seluruh pendapatan yang diterima negara serta belanja atau pengeluaran
pemerintah tiap tahunnya (1 Januari – 31 Desember). Penyusunan APBN
Indonesia sendiri dilakukan oleh Kementerian Keuangan RI yang kemudian
disetujui oleh DPR.

Tujuan Penyusunan APBN

Penyusunan APBN dilakukan untuk membiayai segala kepentingan negara demi


mewujudkan perekonomian nasional yang lebih baik. Dari rincian APBN
tersebut, pemeritah dapat melihat seberapa besar penerimaan negara yang
diterima serta berapa besar biaya yang harus dibayarkan negara di tahun
anggaran berjalan.

Fungsi APBN

APBN kemudian digunakan sebagai sumber pendanaan bagi pelaksanaan trilogi


pembangunan yang mencakup: pertumbuhan, pemerataan, dan stabilisasi
ekonomi. Tiga trilogi pembangunan ini sendiri merupakan sebuah realisasi dari
teori tentang tiga fungsi fiskal yaitu:
1. Alokasi barang publik (allocation)

Merupakan fungsi yang bertugas untuk menyediakan barang publik (public


goods provision) yang diharapkan dapat memberikan eksternalitas positif bagi
investasi guna memacu pertumbuhan ekonomi. Contoh alokasi barang publik
tersebut adalah jalan raya, sekolah, pelayanan kesehatan, dll.

2. Distribusi pendapatan (distribution)

Merupakan fungsi APBN dalam rangka memperbaiki distribusi pendapatan.


Instrumen yang paling utama digunakan dalam memacu distribusi pendapatan
adalah pajak dan subsidi. Pajak dan konsumsi ini memiliki dampak langsung
yang dapat mempengaruhi ataupun mengarahkan keinginan kerja dan konsumsi
masyarakat.

3. Stabilisasi perekonomian (stabilization)

Fungsi stabilisasi berkaitan erat dengan politik anggaran, tergantung keadaan


ekonomi yang sedang terjadi. Dalam kondisi resesi (melemahnya pertumbuhan
ekonomi), sebaiknya pemerintah menempuh politik anggaran deficit (budget
deficit) untuk mendorong permintaan. Dalam kondisi ekonomi membaik
(recovery), pemerintah sebaiknya menempuh politik anggaran surplus untuk
menekan laju inflasi. Selain dua pilihan tersebut, ada pilihan lain yaitu anggaran
berimbang (balance budget) yang dapat digunakan pada masa resesi ataupun
pemulihan.

Mekanisme Penyusunan APBN

Sebelum melakukan penyusunan, ada beberapa aspek penting yang perlu


diperhatikan seperti asumsi ekonomi makro. Asumsi-asumsi tersebut kemudian
menjadi acuan analisis dalam penyusunan APBN. Asumsi tersebut adalah:

1. Keadaan ekonomi global yang diperkirakan mengalami pertumbuhan lebih


baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya
2. Proses pemulihan ekonomi diharapkan didukung oleh situasi politik, sosial,
dan keamanan yang kondusif, sehingga dapat mengalami pertumbuhan yang
lebih baik dari tahun sebelumnya
3. Harga minyak bumi di pasar internasional diperkirakan lebih rendah
dibandingkan dengan harga minyak bumi yang diasumsikan pada tahun
sebelumnya
4. Pengerahan serta penggalian sumber-sumber penerimaan perpajakan perlu
ditingkatkan
5. Tersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dalam jumlah
banyak dan merata dengan harga yang stabil serta dapat diakses oleh rakyat
banyak
6. Kepastian sistem pembiayaan daerah yang adil, proposional, rasional,
transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab.

Susunan APBN

Seiring dengan berjalannya waktu, struktur ataupun postur APBN Indonesia


mengalami beberapa perubahan. Postur APBN pada tahun 2018 ini terdiri dari:

A. Pendapatan Negara

Pendapatan negara sendiri dapat diperoleh melalui:

 Penerimaan Perpajakan
 Penerimaan Negara Bukan Pajak

B. Belanja Negara

Belanja negara dibagi menjadi dua yaitu:

 Belanja Pemerintah Pusat, meliputi;


o Belanja K/L (Kementerian dan Lembaga)
o Belanja Non K/L (Pembayaran bunga utang, subsidi, belanja lain-lain)
 Transfer ke Daerah dan Dana Desa, meliputi;
o Transfer ke Daerah (Dana bagi hasil, dana alokasi umum)
o Dana Desa

C. Keseimbangan Primer

D. Surplus/Defisit Anggaran (Pendapatan Negara – Belanja Negara atau A – B)

E. Pembiayaan Anggaran

 Pembiayaan utang
 Pembiayaan Investasi
 Pemberian Pinjaman
 Kewajiban Penjaminan
 Pembiayaan Lainnya
APBD

Pengertian APBD

APBD atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan


tahunan oleh pemerintah daerah di Indonesia. Jika APBN sebagai rencana
keuangan tahunan pemerintah pusat disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), penyusunan APBD disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD). Penyusunan APBN dilakukan oleh otoritas daerah sesuai dengan
Peraturan Daerah (Perda) masing-masing wilayah.

Tujuan APBD

Tujuan utama dari APDB adalah sebagai pedoman pemerintah daerah dalam
mengatur pendapatan daerah serta pengeluaran daerah demi kesejahteraan
daerah. APDB juga bertujuan sebagai koordinator pembiayaan dalam
pemerintahan daerah dan menciptakan transparasi dalam anggaran pemeritah
daerah.

Fungsi APBD

APBD juga memiliki fungsi seperti APBN yaitu:

1. Fungsi Otoritas

APBD menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendapatan serta belanja negara


pada TA tertentu.

2. Fungsi Perencanaan

APBD berfungsi sebagai pedoman dalam perencanaan anggaran keuangan


daerah pada TA tertentu.

3. Fungsi Pengawasan

APBD berfungsi untuk mengawasi kinerja dari pemerintah daerah dalam


meningkatkan perekonomian daerah

4. Fungsi Alokasi

APBD berfungsi sebagai pedoman dalam alokasi dana yang tepat bagi
peningkatan perekonomian daerah. Alokasi penggunaan dana APBD haruslah
sesuai dengan tujuan peningkatan perekonomian tersebut.
5. Fungsi Distribusi

APBD haruslah didistribusikan secara merata dan adil.

6. Fungsi Stabilitas

APBD harus dapat menjadi instrumen dalam kestabilan ekonomi daerah.

Mekanisme Penyusunan APBD

Mirip dengan APBN, alur penyusunan APBD adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah menyusun RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan


dan Belanja Daerah).
2. Pemerintah daerah akan mengajukan RAPBD tersebut kepada DRPD untuk
dirapatkan apakah RAPBD tersebut disetujui atau tidak.
3. Jika DPRD memutuskan untuk menyetujui RAPBD, maka RAPBD akan
disahkan menjadi APBD.

Susunan APBD

1. Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah didapatkan dari:

 Pendapatan Asli Daerah


o Pajak Daerah (PBB, Pajak Cukai, Pajak Penghasilan, dll)
o Retribusi Daerah
o Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
o Pendapatan Asli Daerah Lain-Lain
 Dana Perimbangan
o Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
o Dana Alokasi Khusus
 Pendapatan Daerah Lain-Lain yang Sah
o Pendapatan Hibah

2. Belanja Daereah

Rincian belanja daerah yaitu:

 Belanja Tidak Langsung


o Belanja Pegawai
o Belanja Bunga
o Belanja Subsidi
o Belanja Hibah
o Belanja Bantuan Sosial
o Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa dan Partai Politik
 Belanja Langsung
o Belanja Pegawai
o Belanja Barang dan Jasa
o Belanja Modal

3. Pembiayaan

Tergantung kondisi APBD yang deficit atau surplus (Penerimaan – Belanja).


Jika APBD mengalai defisit, maka pemerintah harus membayar kekurangan
biaya tersebut. Sedangkan jika terjadi surplus, maka pemerintah akan menerima
kembali dana lebih tersebut.
Bab III
Penutup

Kesimpulan
APBN/APBD merupakan upaya yang dilakukan pemerintah sebagai
pedoman pengeluaran dan penerimaan Negara/daerah agar terjadi
keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan
kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan
kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan
untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur material maupun spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama
pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah
untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan
hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan
politik. Dalam hal ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan
pengawasan yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN.
sehingga APBN benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk
mensejahterakan rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik.
APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN digunakan untuk
pembangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan tercipta
pertumbuhan ekonomi.
Daftar Pustaka

http://ly-kumpulanmakalah.blogspot.com/2018/01/makalah-apbn-dan-apbd.html
https://blog.edukasystem.com/apbn-dan-apbd/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/apbn-ekonomi-kelas-11/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/apbd-ekonomi-kelas-11/
https://blog.ruangguru.com/ekonomi-kelas-11-kenapa-apbn/apbd-sangat-
penting

Anda mungkin juga menyukai