Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

APBN DAN APBD

Oleh

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Menghitung APBN dan APBD” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang APBN dan APBD bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


banyak kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan
serta pengalaman penulis. Namun demikian makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, 12 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

2.1 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)................ 3

2.2 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)................ 4

2.3 Fungsi APBN dan APBD........................................................................... 4

2.4 Tujuan Penyusunan APBN dan APBD....................................................... 5

2.5 Sumber – Sumber Pendapatan Negara dan Daerah.................................... 6

2.6 Jenis – Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah........................... 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 9

1.1 Kesimpulan................................................................................................. 9

1.2 Saran........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyusunan anggaran pendapatan adalah suatu rencana yang disusun


secara sistematis, yang seluruh kegiatan pemerintah atau instansi yang
dinyatakan dalam unit moneter (nilai uang) untuk jangka waktu (periode)
tertentu yang akan datang. Anggaran pendapatan pada dasarnya merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam penyusunan APBN dan APBD. Dimana
dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan mempunyai arti penting bagi
pemerintah daerah dalam membantu kelancaran roda pembangunan dan
memberikan isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah
khususnya sehingga tercipta perencanaan dan pelaksanaan yang efektif.

Untuk menghasilkan penyelenggaraan anggaran yang efektif dan


efisien, tahap persiapan atau perencanaan anggaran merupakan salah satu
faktor yang harus diperhatikan. Namun demikian, tahap persiapan atau
penyusunan anggaran harus di akui memang hanyalah salah satu tahap penting
dalam keseluruhan siklus / proses anggaran pusat dan daerah tersebut.

Dalam usaha meningkatkan pembangunan ekonomi, yang biasanya


diukur dengan pertambahan pendapatan nasional, terdapat beberapa instrumen
kebijakan yang dapat digunakan. Salah satu instrumen kebijakan tersebut
adalah kebijakan fiskal yang berhubungan erat dengan masalah anggaran
penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan pemerintah. Penerimaan dan
pengeluaran negara berkaitan dengan masalah keuangan negara, sedangkan
penerimaan dan pengeluaran daerah berkaitan dengan masalah keuangan
daerah. Seperti halnya keuangan negara yang identik dengan APBN,
keuangan daerah identik dengan APBD.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) ?
2. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) ?
3. Apa saja fungai dari APBN dan APBD ?
4. Apa Tujuan Penyusunan APBN dan APBD ?
5. Apa Saja Sumber - Sumber Pendapatan Negara dan Daerah ?
6. Apa Saja Jenis - Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang apa itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
2. Mengetahui tentang apa itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
3. Mengetahui fungsi dari APBN dan APBD.
4. Mengetahui Tujuan Penyusunan APBN dan APBD.
5. Mengetahui Sumber - Sumber Pendapatan Negara dan Daerah.
6. Mengetahui Jenis - Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah kebijakan


fiskaldalam konteks pembangunan Indonesia. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara pada hakikatnya merupakan rencana kerja pemerintah yang
akan dilakukan dalam satu tahun yang dituangkan dalam angka-angka rupiah.
Secara singkat, APBN didefinisikan sebagai daftar sistematis yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun yang
dinyatakan dalam rupiah. Anggaran mengandung sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran dengan skala yang lebih besar dan jenis kegiatan yang rumit.

Landasan hukum APBN, yaitu Pasal 23 ayat 1 UUD 1945, yang


mengatakan “Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang
dandilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-
besarnyakemakmuran rakyat”. Jika DPR tidak menyetujui anggaran yang
diusulkan pemerintah, pemerintah memakai anggaran tahun lalu. Struktur
dasar APBN terdiri atas sisi penerimaan dan sisi pengeluaran negara. Sisi
penerimaan negara terdiri atas penerimaan dalam negeri !migas, pajak, dan
bukan pajak, dan penerimaan luar negeri atau bantuan luar negeri yang
disebut juga penerimaan pembangunan meliputi bantuan program dan bantuan
proyek

Adapun sisi pengeluaran negara, terdiri atas pengeluaran rutin (antara


lain: belanja barang, belanja pegawai, dan subsidi daerah otonom), dan
pengeluaran pembangunan yang merupakan biaya pelaksanaan proyek-proyek
pemerintah. Penerimaan pembangunan dalam anggaran negara ditujukan
untuk menutupi kekurangan penerimaan yang lebih kecil.

3
2.2 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Seperti halnya kebijakan fiskal dalam APBN, keuangan daerah yang


ditunjukkan dalam APBD juga menggambarkan tentang perkembangan
kondisikeuangan dari suatu pemerintahan daerah. APBD adalah suatu
gambaran tentang perencanaan keuangan daerah yang terdiri atas proyeksi
penerimaan dan pengeluaran suatu pemerintahan daerah dalam suatu periode
tertentu. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan
rencana penerimaan dan pengeluaran pada pemerintah daerah selama satu
tahun anggaran yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD disusun oleh
Kepala Daerah, dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang
dipimpin oleh Sekretaris Daerah. TAPD terdiri atas pejabat perencana daerah,
PPKD, dan pejabat lain sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Fungsi APBN dan APBD

Fungsi APBN dan APBD menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003,


yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Ctorisasi
Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara dan daerah
menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang bersangkutan.
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara dan daerah
menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada
tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara dan daerah
menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan Negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi Alokasi

4
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara dan daerah harus
diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara dan
daerah harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

2.4 Tujuan Penyusunan APBN dan APBD

Tujuan penyusunan APBN atau APBD adalah sebagai pedoman


penerimaan dan pengeluaran negara atau daerah, agar terjadi keseimbangan
yang dinamis, demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Adapun tujuan
akhirnya adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan UUD 1945, pemerintah wajib menyusun APBN. Sebelum
menjadi APBN, pemerintah menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBN). Di Indonesia, pihak yang bertugas menyusun
RAPBN adalah pemerintah, dalam hal ini presiden dibantu para menterinya.
Biasanya, presiden menyusun RAPBN dalam bentuk nota keuangan. Nota
keuangan tersebut kemudian disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) untuk disidangkan. RAPBN biasanya disampaikan sebelum tahun
anggaran yang akan dilaksanakan. RAPBN yang diajukan presiden kepada
DPR akan disidangkan dandibahas kelayakannya oleh DPR. Jika disetujui
oleh DPR, RAPBN tersebut akan menjadi APBN. APBN ini akan
dikembalikan kepada pemerintah untuk dilaksanakan. Jika RAPBN tersebut
ditolak DPR, pemerintah harus menggunakan kembali APBN tahun lalu
tanpa perubahan.

5
2.5 Sumber – Sumber Pendapatan Negara dan Daerah

A. Sumber – Sumber Pendapatan Negara

Di Indonesia penerimaan negara, dapat dibedakan atas dua sumber, yaitu


sebagai berikut:

1. Penerimaan dalam negeri. Penerimaan ini terdiri atas penerimaan


minyak dan gas bumi (migas) dan penerimaan di luar migas.
2. Penerimaan pembangunan. Penerimaan ini terdiri atas, bantuan
programdan bantuan proyek.

Penerimaan dalam negeri memegang peranan yang penting dalam


membiayai kegiatan pembangunan. Dengan meningkatkan kegiatan
pembangunan tersebut, maka penerimaan dalam negeri pun terus
diusahakan agar meningkat. Dalam perkembangannya, ketergantungan
penerimaan dalam negeri pada sektor migas harus dikurangi. Dengan
demikian, penerimaan dalam negeri dari sektor di luar migas, dalam hal ini
penerimaan pajak, dan bukan pajak, perlu ditingkatkan. Dana luar negeri
masih tetap dimanfaatkan terutama untuk melengkapi sumber pembiayaan
dalam negeri. Walaupun demikian, jumlah serta persyaratannya (antara lain
tidak adanya ikatan politis) harus dipertimbangkan.

B. Sumber – Sumber Pendapatan Daerah

Sebelum berlaku otonomi daerah, sumber keuangan daerah, baik provinsi,


kabupaten maupun kota, yaitu menurut Undang – Undang 18 Tahun 1997
tentang Pemerintahan Daerah, yaitu sebagai berikut:

1. Penerimaan Asli Daerah (PAD)


2. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
3. Bantuan pusat (APBN) untuk daerah tingkat I dan II
4. Pinjaman daerah
5. Sisa lebih anggaran tahun lalu

6
6. Lain-lain penerimaan daerah yang sah

Sejalan dengan adanya pelimpahan sebagian wewenang pemerintahan


dari pusat ke daerah melalui Undang – Udnang No. 22 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Udnang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang – Udnang No. 25 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Udnang No. 33 Tahun 2004
tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, terjadi
perubahan dalam sumber pendapatan daerah, yakni dengan dimasukkannya
komponen dana perimbangan dalam struktur APBD. Dana perimbangan
adalah dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk
membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana perimbangan merupakan bentuk pelaksanaan kebijakan desentralisasi
fiskal pemerintah pusat di era otonomi daerah.

2.6 Jenis – Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah

A. Jenis – Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu aspek penggunaan sumber


dayaekonomi yang secara langsung dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah
(pusat maupun daerah) dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat
melalui pembayaran pajak. Di Indonesia, pengeluaran pemerintah dapat
dibedakan menurut dua klasifikasi, sebagai berikut:

1. Pengeluaran rutin pemerintah, yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan


atau penyelenggaraan pemerintah sehari-hari. Termasuk dalam
pengeluaran rutin, yaitu belanja pegawai, belanja barang, subsidi
daerah otonom, bunga, dan cicilan utang luar negeri.
2. Pengeluaran pembangunan, yaitu pengeluaran untuk pembangunan,
baik fisik seperti jalan, jembatan, gedung-gedung dan pembelian

7
kendaraan dinas, maupun pembangunan nonfisik spritual, seperti
penataran dan training.

B. Jenis – Jenis Pengeluaran Pemerintah Daerah

Seperti halnya pengeluaran negara dalam APBN, pengeluaran daerah


juga merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam setiap
penyusunan APBD. Secara singkat, komponen yang menyusun APBD,
yaitu pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan. Secara umum
komposisi pengeluaran bagi daerah adalah sama dengan komposisi
pengeluaran negara. Setiap daerah memiliki komposisi pengeluaran daerah
yang berbeda-beda. Bagaimanapun, komposisi dari APBD suatu daerah
harus disesuaikan dengan perkembangan keuangan pemerintah daerah yang
bersangkutan. Setiap daerah tidak harus memaksakan diri untuk
memperbesar pengeluaran tanpa diimbangi dengan kemampuan
pendapatannya, khususnya kapasitas pendapatan asli daerah (PAD)-nya.

Belanja Daerah adalah semua kewajiban pemerintah daerah yang


diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode waktu
berkenaan Belanja daerah terdiri dari :

a. Belanja Operasi meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa,


belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial.

b. Belanja Modal meliputi belanja modal tanah, peralatan dan mesin,


gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan serta aset tetap lainnya.

Civic intelligence sangat


erat kaitannya dengan

8
perkembangan dari suatu
negara,
jika warga dari suatu
negara tidak memiliki
kecerdasan yang aseptabel
pasti akan
berdampak pada kemajuan
negara itu sendiri.
Berikut adalah upaya yang
dapat diterapkan untuk
meningkatkan civic
intelligence
warga negara :

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang sudah dijelaskan diatas dapat


disimpulkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
adalah rancangan keuangan yang dibuat secara tahunan oleh pihak Pemerintah
Indonesia dan disetujui Dewan Perwakilan Rakyat. Selain itu, APBN juga
berisikan mengenai daftar sistematis yang telah rinci dan memuat semua
rencana penerimaan dan pengeluaran anggaran negara selama kurun waktu
satu tahun. Sedangkan, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
merupakan salah satu rencana keuangan tahunan dari Pemerintah Indonesia
dan telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD juga telah
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses


penyusunan RAPBN dan RAPBD, antara lain siklus APBN dan APBD,
kondisi ekonomi domestik dan internasional yang tercermin dalam asumsi
dasar ekonomi makro, berbagai kebijakan APBN dan APBD dan
pembangunan, parameter konsumsi komoditas bersubsidi, kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan negara, resiko fiskal dan kinerja pelaksanaan
APBN dan APBD dari tahun ke tahun. Siklus adalah putaran waktu yang
berisi rangkaian kegiatan secara berulang dengan tetap dan teratur. Oleh
karena itu, Siklus APBN dan APBD dapat diartikan sebagai rangkaian
kegiatan yang berawal dari perencanaan dan penganggaran sampai dengan
pertanggungjawaban APBN dan APBD yang berulang dengan tetap dan
teratur setiap tahun anggaran.

10
3.2 Saran
Dalam membuat makalah seharusnya kita lebih memperhatikan
sistematika makalah. Menyusun sebaik mungkin sehingga pembaca mudah
dalam memahami isi makalah. Jika membuat makalah alangkah baiknya
tidak bertele-tele dalam menguraikan isi sehingga pembaca tidak merasa
bosan.
Demikianlah makalah yang penulis buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas. Karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
penulis semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://bpkad.kuningankab.go.id/detail/mengenal-anggaran-pendapatan-dan-belanja-
daerah-apbd-lebih-dekat-bagian1#:~:text=Belanja%20daerah%20terdiri
%20dari%20%3A,jaringan%20serta%20aset%20tetap%20lainnya. Diakses tgl
12 November 2023.

https://www.academia.edu/32830680/Pengertian_APBN_dan_APBD. Diakses tgl 12


November 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai