Anda di halaman 1dari 11

I.

PENGERTIAN MODAL SAHAM


Modal Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu
perusahaan. Wujud saham itu sendiri adalah sebuah kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut merupakan pemilik perushaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan modal yang
ditanamkan diperusahaan tersebut. Perseoran Terbatas (PT) merupakan usaha yang dari
segi hukumnya dipisahkan oleh pemiliknya, karena terpisah oleh maka kewajiban
pemilik terhadap perusahaannya terbatas sampai jumlah modal yang di setornya. Selain
itu bentuk perseroan memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang,
setiap orang yang menyetor menjadi pemilik dari perseroan tadi. Karena pemiliknya
terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka pengelolaan perseroan akan diserahkan
kepada pihak – pihak lain yang diangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata
lain yang menjalankan PT adalah orang – orang yang diangkat oleh pemilik.Pemilik PT
merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang
saham.

II. PROSEDUR AKUNTANSI UNTUK PENERBITAN SAHAM


Tujuan utama akuntansi untuk penerbitan saham adalah untuk mengidentifikasi
sumber modal disetor dan untuk tetap membedakan antara modal disetor dan saldo laba.
Dalam penerbittan saham ini biasanya kita akan menemui masalah seperti :
1. Saham dengan Nilai Pari
Ada beberapa alternatif dalam penerbitan saham dengan nilai pari antara lain yaitu :
 Saham diterbitkan sama dengan nilai pari
 Saham diterbitkan diatas nilai pari
 Saham diterbitkan dibawah nilai pari
Selisih penjualan jika dijual diatas nilai pari disebut agio. Jika penjualan dibawah
nilai pari disebut disagio.
Contoh :
Misalkan PT. JLIANI menjual 1000 lembar saham biasa yang memiliki
nilai pari Rp.1.000,- per lembar, dengan harga sama dengan nilai parinya. Jurnal
yang harus dibuat adalah sebagai berikut :
Kas Rp. 1.000.000,-
Saham Biasa Rp. 1.000.000,-

Asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 2.500,- per
lembar. Jurnal yang harus dibuat adalah :
Kas (1000 x Rp. 2.500) Rp. 2.500.000,-
Saham Biasa (1000 x Rp. 1.000,-) Rp. 1.000.000,-
agio saham Rp 1.500.000,-

Dan asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 950,- per
lembar,* maka jurnal penerbitan saham adalah sebagai berikut :
Kas (Rp. 950 x 1000) Rp. 950.000,-
Disagio (50 x 1000) Rp. 50.000,-
Saham Biasa (Rp. 1.000 x 1000) Rp. 1.000.000,

2. Saham tanpa Nilai Pari


Jika saham tanpa nilai pari diterbitkan, maka berapa pun harga jualnya, jurnalnya
akan terlihat sebagai berikut :

Kas Rp. xxx,-


Saham Biasa – Tanpa Nilai Pari Rp. xxx,-

3. Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya (Lumpsum Sales)


Yang menjadi masalah pada Lumpsum Sales adalah dalam hal menentukan
harga jual masing-masing jenis surat berharga. Untuk itu ada dua metode yang dapat
digunakan yaitu metode inkremental dan metode proporsional
1) Metode Inkremental
Metode ini digunakan bila hanya salah satu jenis saham saja yang diketahui.
Misalnya diketahui :
1 lembar saham prioritas nominal Rp 10.000
1 lembar saham biasa nominal Rp 1.000
Harga jual per unit Rp 10.500 pada saat penjualan diketahui harga pasar
saham biasa adalah Rp 1.250 karena hanya harga pasar saham biasa yang
diketahui, maka harga setiap saham dihitung sebagai berikut :
Harga 1 unit saham Rp 10.500
Harga pasar saham biasa (Rp 1.250)
Nilai saham prioritas Rp 9.250

Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar diketahui bahwa saham biasa
mendapat agio Rp 250 dan saham prioritas mendapat disagio Rp 750.
Jurnalnya sebagai berikut :
Kas Rp 10.500
Disagio saham prioritas Rp 750
Modal saham prioritas Rp 10.000
Modal saham biasa Rp 1.000
Agio saham biasa Rp 250

2) Metode Proporsional
Metode ini digunakan bila kedua jenis saham diketahui.
Berdasarkan contoh diatas bila diketahui harga saham prioritas Rp 9.500 maka
perhitungannya :
Harga pasar saham biasa Rp 1.250
Harga pasar saham prioritas Rp 9.500
Harga pasar keseluruhan saham Rp 10.750
Dengan demikian maka harga saham biasa
Rp 1.250 / Rp 10.750 x Rp 10.500 = Rp 1.220

Harga saham prioritas


Rp 9.500 / Rp 10.750 x Rp 10.500
Dari perhitungan diatas diketahui disagio saham biasa adalah Rp 30 dan
disagio Saham Prioritas adalah Rp 720. Maka jurnalnya :
Kas Rp 10.500
Disagio saham biasa Rp 30
Disagio saham prioritas Rp 720
Modal saham biasa Rp 1.250
Modal saham prioritas Rp 10.000

4. Saham Diterbitkan Untuk Aktiva Selain Kas


Adakalanya suatu perusahaan menerbitkan sahamnya untuk aktiva selain kas,
hal ini biasa terjadi pada perusahaan yang baru dalam rangka membuat cash-flow
yang baik, untuk membayar biaya promosi dan untuk membayar land, equipment
dan non-cash-assets lainnya. Walaupun tidak ada penerimaan kas namun transaksi
tersebut harus dicatat sebesar nilai pasar wajarnya.
Sebagai contoh, serangkaian transaksi menggambarkan prosedur pencatatan
penerbitan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai pari Rp100.000 yang ditukar
dengan paten pada PT.XYZ, dalam berbagai keadaan.
1) Nilai pasar wajar paten belum dapat ditentukan PT.XYZ, tetapi nilai pasar
wajar saham diketahui sebesar Rp1.400.000.000
Paten Rp1.400.000.000
Saham Biasa Rp1.000.000.000
Agio Saham Biasa Rp400.000.000

2) Nilai pasar wajar saham belum dapat ditentukan oleh PT.XYZ, tetapi nilai
pasar wajar paten ditetapkan sebesar Rp1.500.000.000
Paten Rp1.500.000.000
Saham Biasa Rp1.000.000.000
Agio Saham Biasa Rp500.000.000

3) Nilai pasar wajar saham maupun nilai wajar paten belum diketahui oleh
PT.XYZ. Konsultan independen menetapkan nilai paten sebesar
Rp1.250.000.000 berdasarkan pada aliran kas diskonto yang diharapkan.
Paten Rp1.250.000.000
Saham Biasa Rp1.000.000.000
Agio Saham Biasa Rp250.000.000

III.AKUNTANSI UNTUK SAHAM PREFEREN


Saham preferen (preferred stock) adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki
beberapa preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
Karakteristik berikut yang paling sering berkaitan dengan penerbitan saham preferen:
1. Preferensi atas dividen.
2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi.
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa.
4. Dapat ditebus pada opsi perseroan.
5. Tidak mempunyai hak suara.
Karakteristik yang membedakan saham preferen dengan saham biasa terletak pada
sifatnya yang lebih tertutup dan negatif di samping preferensinya. Sebuah perseroan
dapat menyertakan preferensi atau batasan pada setiap kombinasi yang diinginkan untuk
penerbitan saham preferen, sepanjang tidak bertentangan secara spesifik dengan hukum
negara bagian, dan perseroan itu dapat menerbitkan lebih dari satu kelompok saham
preferen.
a. Saham Preferen Kumulatif
Saham preferen kumulatif (cumulative preferred stock) jika perseroan gagal
membayar dividen dalam suatu tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun
berikutnya sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika
direktur tidak mengumumkan dividen pada tanggal pembagian dividen yang biasa,
maka dividen itu disebut passed (terlewat). Saham preferen non-kumulatif jarang
diterbitkan karena dividen yang terlewat akan hilang selamanya bagi pemegang
saham preferen dan akibatnya penerbitan saham ini tidak dapat dipasarkan.
b. Saham Preferen Partisipasi
Pemegang saham preferen partisipasi (convertible preferred stock) membagi
rata dengan pemegang saham biasa setiap pembagian laba di luar tingkat yang
ditentukan. Contoh perusahaan yang telah menggunakan saham preferen partisifasi
adalah LTC Corporation, Southern California Edison, dan Allied Products
Corporation.
c. Saham Preferen Konvertibel
Saham preferen konvertibel (convertible preferred stock) mengizinkan
pemegang saham, menurut opsinya, menukar saham preferen menjadi saham biasa
pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya. Pemegang saham preferen
konvertibel tidak hanya menikmati klaim preferen atas dividen tetapi juga memiliki
opsi konversi ke pemegang saham biasa dengan partisipasi tak terbatas atas laba.
d. Saham Preferen yang Dapat Ditarik
Saham preferen yang dapat ditarik (callable preferred stock) mengizinkan
perusahaan penerbit saham untuk menarik atau menembus. Saham preferen yang
beredar pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan.
Harga penarikan atau penebusan biasanya ditetapkan sedikit di atas harga
penerbitan awal dan biasanya ditentukan pada satuan yang berkaitan dengan nilai
pari. Keberadaan harga penarikan ini cenderung menetapkan plafon nilai pasar
saham preferen.

Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya sama dengan akuntansi saham biasa.
Perusahaan mengalokasi proceeds antara nilai pari saham preferen dan tambahan modal
disetor. Contohnya: Bishop Co menerbitkan 10.000 saham preferen dengan nilai pari
sebesar 10.000 seharga 12.000 per saham. Bishop mencatat penerbitan ini sebagai
berikut:

Kas 120.000.000
Saham preferen 100.000.000
Modal disetor sebagai kelebihan dari nilai pari 20.000.000

IV.AKUNTANSI UNTUK SAHAM TREASURI


Saham treasury adalah saham yang dibeli kembali oleh perusahaan penerbit saham itu
sendiri. Artinya, perusahaan membeli sahamnya kembali dari para investor.

1. Pencatatan Transaksi Treasury Stok


Ada beberapa pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pencatatan transaksi
treasury stock, yaitu :
1) Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran
sebagian saham yang beredar dan metode pencatatannya disebut metode
nilai nominal
Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dapat dicatat dengan cara :
a. Rekening modal saham didebit dengan nilai nominal yang dibeli kembali
b. Rekening treasury stock didebit dan saldonya dikurangkan pada modal
saham

2) Pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen


modal yang belum ditentukan penyelesaiannya. Metode pencatatannya
disebut metode harga perolehan
Saldo rekening treasury stock ini dikurangkan pada modal perusahaan (yaitu
mengurangi jumlah modal)
Jika treasury stock dijual, ada 2 kemungkinan :
a. Harga jual treasury stock lebih tinggi daripada harga perolehan.
Selisihnya dicatat dalam rekening agio saham
b. Harga jual treasury stock lebih rendah daripada harga perolehan.
Selisihnya didebitkan kerekening laba tidak dibagi.

2. Pembatasan Laba Tidak Dibagi Untuk Pemilikan Treasury Stock


Agar modal yang disetor itu tidak menjadi lebih kecil, maka pembelian treasury
stock harus mempertimbangkan saldo yang ada dalam rekening laba tidak dibagi.
Untuk menjaga supaya laba tidak dibagi tidak diminta oleh pemegang saham (sebagai
deviden), maka jika perusahaan membeli sahamnya sebagai treasury stock, laba tidak
dibagi akan dibatasi sebesar treasury stock yang dibeli. Ada beberapa prosedur yang
dapat digunakan untuk melaporkan pembatasan laba tidak dibagi dalam neraca,
seperti yang dijelaskan dalam contoh berikut ini :

Rekening-rekening modal PT Bangun sebagai berikut :


Modal saham biasa (1.000 lembar, nominal Rp 1.000,00) Rp. 1.000.000
Agio saham Rp. 150.000
Laba tidak dibagi Rp. 250.000

PT Bangun membeli 100 lembar sahamnya dengan harga Rp 1.200,00 per lembar.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat pembatasan laba tidak dibagi sebagai berikut :
Laba tidak dibagi Rp 120.000,00
Laba tidak dibagi untuk pembelian treasury stock Rp 120.000,00

Prosedur prosedur yang dapat digunakan untuk melaporkan pembatasan laba tidak dibagi
dalam neraca sebagai berikut

V. PELAPORAN DAN ANALISIS EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok ekuitas pemegang saham :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor (modal yang melebihi nilai pari atau nilai ditetapkan)
3. Laba ditahan (laba yang di peroleh dari perusahaan)

A. LAPORAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM


Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format sebagai berikut :
1. Saldo pada awal periode
2. Penambahan
3. Pengurangan
4. Saldo pada akhir periode

B. ANALISIS
Beberapa rasio menggunakan jumlah yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham
untuk mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang terdiri dari :
1. Rasio Pengembalian atas ekuitas saham biasa
Rasio yang menunjukkan seberapa banyak dolar laba bersih yang diperoleh dari
setiap dolar yang diinvestasikan oleh pemiliknya.

2. Rasio pembayaran

3. Rasio harga laba

4. Rasio nilai buku per saham


DAFTAR PUSTAKA

http://thephantomofpaper.blogspot.com/2015/05/akuntansi-keuangan-modal-saham.html?
m=1#:~:text=Modal%20Saham%20adalah%20tanda%20penyertaan,yang%20menerbitkan
%20surat%20berharga%20tersebut

https://jagoakuntansi.com/2017/02/20/saham-preferen/

http://restu-melina.blogspot.com/2014/01/akuntansi-untuk-penerbitan-saham-biasa.html?m=1

https://dokumen.tips/documents/akuntansi-untuk-penerbitan-saham-fix.html

https://forum-ukm.blogspot.com/2019/09/pengertian-saham-treasury-contoh-jurnal.html

https://feelinbali.blogspot.com/2013/03/penyajian-dan-analisis-laporan-ekuitas.html?m=1

https://id.scribd.com/document/213681328/Akuntansi-Untuk-Penerbitan-Saham-Fix

Anda mungkin juga menyukai