Modal Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak yaitu:
1. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui
hak suara dalam rapat pemegang saham.
2. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh
perusahaan.
3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan
saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
Jenis-Jenis Saham
Misalkan PT. JLIANI menjual 1000 lembar saham biasa yang memiliki nilai pari
Rp.1.000,- per lembar, dengan harga sama dengan nilai parinya. Jurnal yang harus dibuat
adalah sebagai berikut :
Kas ……………………………………..Rp. 1.000.000,-
Saham Biasa …………………………… Rp. 1.000.000,-
Asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 2.500,- per lembar. Jurnal yang harus dibuat adalah :
Kas (1000 x Rp. 2.500) …………….. … Rp. 2.500.000,-
Saham Biasa (1000 x Rp. 1.000,-) …………. Rp. 1.000.000,-
Tambahan Modal Disetor …..….................... 1.500.000,-
Dan asumsikan dalam soal diatas saham diterbitkan dengan harga Rp. 950,- per lembar,* maka jurnal penerbitan saham
adalah sebagai berikut :
Kas (Rp. 950 x 1000) …………………… Rp. 950.000,-
Tambahan Modal Disetor (50 x 1000) …… 50.000,-
Saham Biasa (Rp. 1.000 x 1000) ………….. Rp. 1.000.000,-
Catatan : * perusahaan jarang sekali, atau tidak pernah menerbitkan saham dengan nilai di bawah harga pari. Jika
menerbitkan saham di bawah harga pari, perusahaan mencatat disagio itu sebagai debit pada Tambahan Modal Disetor.
b. Saham Tanpa Nilai Pari
Alasan untuk penerbitan saham tanpa nilai pari adalah penerbitan saham
tanpa nilai pari menghindari kewajiban kontinjen yang mungkin terjadi bila saham
dengan nilai pari diterbitkan pada disagio dan masih ada kerancuan dalam hubungan
antara nilai pari dan nilai pasar wajar. Jika saham tidak memiliki nilai pari, maka
perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar
untuk nilai wajar tidak akan muncul.
Misalkan 1000 lembar saham biasa dengan nilai yang ditetapkan Rp. 1.500,- per
lembar diterbitkan dengan harga Rp. 2.000,- maka jurnal penerbitannya adalah sebagai
berikut :
Kas (2000 x 1000) ………………… Rp. 2.000.000,-
Asumsikan dalam soal diatas saham dengan nilai ditetapkan dijual / diterbitkan dengan
harga Rp. 1.500,- per lembar, maka jurnalnya adalah sebagai berikut :
Sebagai contoh, jika 1.000 lembar saham biasa dengan nilai ditetapkan $10 memiliki nilai pasar
$20 dan 1.000 lembar saham preferen dengan nilai pari $10 yang tidak memiliki nilai pasar
ditetapkan dan diterbitkan dengan nilai lump sum sebesar $30.000, maka alokasi adalah sebagai
berikut :
Penerimaan lump sum $30.000
Dialokasi ke saham biasa (1.000 x $20) 20.000
Saldo yang dialokasikan ke saham preferen $10.000
Saham yang diterbitkan untuk jasa atau properti selain kas harus dicatat, baik pada
nilai pasar wajar saham yang diterbitkan maupun pada nilai pasar wajar pertimbangan
nonkas yang diterima, tergantung mana yang dapat ditentukan secara lebih jelas. Jika
nilai pasar wajar saham yang diterbitkan dan properti atau jasa yang diterima belum
dapat ditentukan, maka seharusnya digunakan teknik penilaian yang tepat.
Saham Preferen (preferred stock) adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa
preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
Saham preferen biasanya diterbitkan dengan suatu nilai pari, dan preferensi dividen dinyatakan
sebagai suatu presentase dari nilai pari. Jadi pemegang saham preferen 8%, dengan nilai pari $100
memberikan hak dividen tahunan $8 per saham. Saham ini biasanya disebut sebagai saham
preferen 8%. Dalam kasus saham preferen tanpa nilai pari, preferen dividen dinyatakan sebagai
jumlah dolar spesifik (specific dollar amount) per saham, misalnya $7 per saham. Saham ini
umumnya disebut saham preferen $7.
Karakteristik Saham Preferen
Pemegang saham preferen partisipasi (convertible preferred stock) membagi rata dengan pemegang
saham biasa setiap pembagian laba diluar tingkat yang ditentukan. Jadi, saham preferen 5%, jika
berpartisipasi penuh akan menerima tidak hanya pengembalian 5%, tetapi juga dividen pada tingkat
yang sama seperti yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa jika jumlah yang melebihi 5%
dari nilai pari atau nilai ditetapkan dibayarkan kepada pemegang saham biasa.
c. Saham preferen konvertibel (convertible preferred stock).
Saham preferen konvertibel (convertible preferred stock) mengizinkan perusahaan penerbit saham,
menurut opsinya, menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan
sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya menikmati klaim preferen atas dividen
tetapi juga memiliki opsi konvertibel ke pemegang saham biasa dengan partisipasi tak terbatas atas laba.
d. Saham preferen yang dapat ditarik (callable preferred stock).
Saham preferen yang dapat ditarik (callable preferred stock) mengizinkan perusahaan penerbit saham
untuk menarik atau menebus, pada opsinya, saham preferen yang beredar pada tanggal tertentu pada masa
depan dan pada harga yang ditentukan. Harga penarikan atas penebusan biasanya ditetapkan sedikit di atas
harga penerbitan awal dan biasanya ditentukan pada satuan yang berkaitan dengan nilai pari
e. Saham preferen yang dapat ditebus (redeemable preferred stock).
Semakin banyak terbitan saham preferen yang mempunyai karakter yang
membuat sekuritas itu bersifat seperti utang (mempunyai kewajiban hukum untuk
membayar) dan bukan seperti instrumen ekuitas
Setelah saham dibeli kembali, saham tersebut dapat dihapuskan atau disimpan di bendahara untuk
diterbitkan kembali. Jika tidak dihapuskan, maka saham-saham itu disebut sebagai saham treasuri (treasury
shares). Secara teknis saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang telah dibeli kembali setelah
diterbitkan dan dibayar penuh.
Saham treasuri bukan merupakan aktiva. Pada saat perusahaan membeli kembali bebrapa sahamnya
yang beredar, maka dia telah mengurangi aktiva bersih tetapi tidak mengakuisisi aktiva. Pemilikan saham
treasuri tidak memberikan perusahaan hak untuk memberikan suara, melaksanakan hak istimewa sebagai
pemegang saham, hak menerima dividen tunai, atau menerima aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi.
Saham treasuri pada dasarnya sama dengan modal saham yang belum diterbitkan. Tidak ada yang
mendukung untuk mengkasifikasikan modal saham sebagai aktiva di neraca.
Penjualan Saham Treasuri
Saham treasuri biasanya dapat dijual atau ditarik. Pada saat saham treasuri dijual, akuntansi untuk penjualan
itu tergantung pada harganya. Jika harga jual saham treasuri sama dengan harga pokokknya, maka penjualan
saham itu dicatat dengan mendebet kas dan mengkredit saham treasuri.
21 Maret 2007
Kas 8.000
Modal Disetor dari Saham Treasuri 3.000
Saham Treasuri 11.000
Apabila saldo kredit Modal Disetor dari Saham treasuri dieleminasi, maka setiap kelebihan tambahan harga
pokok atas harga jual didebet ke Laba Ditahan. Sebagai contoh, anggaplah bahwa Pasific Company menjual
tambahan 1.000 lembar seharga $8 per saham pada tanggal 10 April. Ilustrasi dibawah ini menunjukkan saldo
akun Modal Disetor dari akun Saham Treasuri (sebelum pembelian 10 April)
Modal Disetor dari Saham Treasuri
21 Maret 3.000 10 Maret 4.000
Saldo 1.000
Dalam kasus ini, $1.000 dari kelebihan tersebut didebet ke Modal Disetor dari saham
treasuri, dan sisanya didebetke Laba Ditahan. Ayat jurnalnya sebagai berikut.
10 April 2007
Kas 8.000
Modal Disetor dari Saham Treasuri 1.000
Laba Ditahan 2.000
Saham Treasuri 11.000
9.2 MENGHITUNG MODAL SUMBANGAN
Modal sumbangan timbul karena adanya sumbangan yang diberikan kepada perusahaan berupa harta
kekayaan tertentu tanpa imbalan. Sumbangan semacam ini bisa berasal dari pemegang saham atau
sumbangan harta dari dermawan. Pemegang saham mungkin ingin memberi sumbangan kepada
perusahaan dengan memberikan saham yang dimilikinya.
Misalnya : seorang pemegang saham memberi sumbangan berupa 100 lembar saham biasa.
Saham tersebut dijual kembali oleh perusahaan dan laku dengan harga 125.000 per lembar. Jurnal
yang dicatat adalah:
Kas 12.500.000
Modal sumbangan 12.500.000
9.3 PENYAJIAN DAN ANALISIS LAPORAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok ekuitas pemegang saham :
1. Modal saham
2. Tambahan modal disetor (modal yang melebihi nilai pari atau nilai ditetapkan)
3. Laba ditahan
Dua kategori pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor merupakan modal
kontribusi, sementara laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan.
CONTOH Penyajian Neraca
FROST CORPORATION
Ekuitas Pemegang Saham
31 Desember 2007
Modal Sahan
Saham Preferen, nilai pari $100, kuantitatif 7%, diotorisasi
100.000 lembar, diterbitkan dan beredar 30.000 lembar. $ 3.000.000
Saham biasa, tanpa nilai pari, nilai ditetapkan $10 per lembar,
500.000 lembar diotorisasi, 400.000 lembar diterbitkan. $ 4.000.000
Dividen saham biasa yang dapat dibagikan, 20.000 lembar. $ 200.000
Total modal saham $ 7.200.000
Beberapa rasio menggunakan jumlah yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham untuk
mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang terdiri dari :
Nilai Buku per Saham adalah jumlah setiap saham yang akan diterima jika perusahaan
dilikuidasi atas dasar jumlah yang dilaporkan dalam neraca.