MODAL SAHAM
( Diajukan untuk memenuhi tugas Akuntansi Keuangan 2 )
Dosen Pengempu : Luh Gde Novitasari, SE, M.Si., Ak.,CA
Di Susun
Oleh :
Kelompok 6
Ni Kadek Marsya Dwi Cahyani 2002622010162 / 14
Ni Ketut Antika 2002622010165 / 17
Eni Setiowati 2002622010180 / 32
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai berikut :
1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui
hak suara dalam rapat pemegang saham.
2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh
perusahaan.
3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan
saham masing-masing pemegang saham dapat tidak berubah.
4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.
Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu jenis saham maka seluruh pemegang
saham mempunyai hak yang sama, tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu
jenis maka yang diberikan kepada masing-masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak
pengeluaran saham yang disetujui. Angka nominal (nilai nominal) saham yang tertera
dalam lembar saham disebut dengan nilai pari (par value). Saham yang laku dijual diatas
nilai nominal disebut dijual diatas pari, jika dijual dibawah nilai nominal disebut dengan
dibawah pari dan jika dijual seharga nilai nominal disebut dijual pari. Pemegang saham
merupakan pemilik perusahaan meskipun lembar saham yang dimiliki hanya 1 (satu)
1
lembar dari 1.000.000.000 lembar saham. Jika perusahaan menerbitkan saham
sebanyak 1.000.000.000 lembar saham dan seseorang mempunyai saham sebesar 60%
berarti orang tersebut mempunyai 600.000.000 lembar saham. Dan jika yang dimiliki
hanya 1 (satu) lembar berarti hanya memiliki 0,000.000.01% demikian seterusnya.
2
Pada saham tanpa nilai nominal, berapapun harga sahamnya, perusahaan menerbitkan
saham tanpa premi atau diskonto. Jadi jumlah yang diterima dari penerbitan saham
semuanya dicatat sebagai saham biasa atau saham preferen.
Contoh :
PT Maju Terus menerbitkan 5.000 lembar saham secara tunai dengan harga Rp
10.000 per lembar. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut:
Jawab :
Kas Rp 50.000.000
Modal saham ~ biasa Rp 50.000.000
Jika PT Maju Terus menerbitkan 5.000 lembar saham lagi dengan harga Rp 11.000,
maka jurnal untuk mencatat transaksi tersebut:
Kas Rp 55.000.000
Modal saham ~ biasa Rp 55.000.000
3
Rp 20.000.000
Alokasi ke saham biasa : x Rp 30.000.000 = Rp 18.750.000
Rp 32.000.000
Rp 12.000.000
Alokasi ke saham preferen : x Rp 30.000.000 = Rp 11.250.000
Rp 32.000.000
Total alokasi Rp 30.000.000
Metode Inkremental
Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar dari semua jenis sekuritasnya,
maka dapat menggunakan metode inkremental. Metode ini menggunakan nilai
wajar sekuritas yang diketahui sebagai dasar, lalu mengalokasikan sisa lumpsum
ke kelas sekuritas yang tidak diketahui nilai wajarnya.
Contoh :
PT Modern menerbitkan 1.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal
Rp10.000 dan nilai wajar Rp20.000 per lembar serta 1.000 lembar saham preferen
dengan nilai nominal Rp10.000 per lembar, tetapi nilai wajarnya tidak diketahui
seharga lump-sum Rp30.000.000.
Perusahaan mengalokasikan Rp30.000.000 tersebut dengan cara sebagai berikut:
Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar dari semua kelas saham
dalam transaksi lump-sum maka perusahaan perlu menggunakan pendekatan lain,
seperti misalnya penilaian pakar.
4
diukur secara andal. Jika nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka
gunakan nilai wajar dari saham yang diterbitkan.
Jika perusahaan dapat menentukan nilai wajar kedua-duanya dan kedua pihak
yang bertransaksi independen (tidak memiliki hubungan istimewa), maka nilai wajar
barang atau jasa yang diterima dengan nilai wajar saham sangat kecil perbedaannya,
sehingga dasar penilaian pertukaran tersebut tidak akan menjadi masalah.
Jika tidak dapat menentukan nilai wajar kedua-duanya, maka perusahaan harus
memilih teknik penilaian yang tepat. Penilaian dapat didasarkan pada transaksi pasar
dari aset yang dapat dibandingkan atau aliran kas di masa datang yang didiskontokan
Perusahaan harus menghindari penggunaan nilai buku, nilai nominal, atau nilai yang
ditetapkan sebagai dasar penilaian transaksi ini.
Transaksi berikut ini memberikan ilustrasi pencatatan penerbitan 10.000 lembar
saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000 per lembar untuk hak paten bagi PT
Aneka Ragam dalam beberapa situasi.
1. PT Aneka Ragam tidak dapat menentukan nilai wajar hak paten tersebut, tetapi
mengetahui nilai wajar saham, yaitu sebesar Rp140.000.000
Hak paten 140.000.000
Modal saham ~ biasa (10.000 x Rp 10.000) 100.000.000
Premi saham ~ biasa 40.000.000
2. PT Aneka Ragam tidak dapat menentukan nilai wajar saham, tetapi mengetahui
nilai wajar hak paten, yaitu sebesar Rp 150.000.000
Hak paten 150.000.000
Modal saham ~ biasa (10.000 x Rp 10.000) 100.000.000
Premi saham ~ biasa 50.000.000
3. PT Aneka Ragam tidak dapat menentukan nilai wajar saham maupun nilai wajar
hak paten. Konsultan independen menilai hak paten sebesar Rp 125.000.000
berdasarkan arus kas yang diharapkan sudah didiskontokan.
Hak paten 125.000.000
Modal saham ~ biasa (10.000 x Rp 10.000) 100.000.000
Premi saham ~ biasa 25.000.000
5
Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menerbitkan saham, seperti
biaya underwriting, biaya cetak, dan pajak diperlukan sebagai pengurang premi
saham. Biaya-biaya tersebut tidak dapat dimasukkan sebagai biaya operasional karena
tidak ada hubungannya dengan penjualan.
6
Saat ini, semakin banyak penerbitan saham preferen yang memiliki fitur serupa
dengan utang (kewajiban legal untuk membayar). Pada saham preferen redeemable
terdapat periode penebusan wajib atau fitur penebusan saham yang tidak dapat
dikendalikan pihak perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.
Kelebihan dari saham preferen ini adalah Saham preferen memiliki kelebihan jika
dibandingkan dengan saham biasa. Kelebihan saham preferen adalah sebagai berikut.
1. Dividen yang akan diraih oleh investor saham preferen biasanya lebih besar ketimbang
pemegang saham biasa.
2. Ketika perusahaan mengalami likuidasi atau pembubaran, pemegang saham preferen
akan didahulukan untuk mendapatkan keuntungan di sahamnya.
3. Ketika ada keuntungan yang tersisa, investor saham preferen yang akan
mendapatkannya.
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas
dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Penerbit instrumen keuangan
pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan instrumen tersebut atau komponennya
sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi
perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan dan instrumen
ekuitas.
Suatu instrumen merupakan instrumen ekuitas, jika dan hanya jika, kedua kondisi berikut
terpenuhi.
1. instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual:
a) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau
b) untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kon disi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit,
2. jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas
yang diterbit kan entitas, maka instrumen tersebut merupakan:
a) non derivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk
menyerahkan jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas.
b) derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu
kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang
diterbitkan oleh entitas.
7
Dengan demikian, jelas bahwa saham preferen yang memiliki fitur seperti utang,
seperti saham preferen redeemable harus diklasifikasikan sebagai liabilitas dan harus
diukur dan diperlakukan sebagai liabilitas.
Perusahaan biasanya menerbitkan saham preferen dengan nilai nominal dan membagikan
dividen berdasarkan persentase tertentu dari nilai nominal. Misalnya, pemegang saham
yang memiliki 8% saham preferen dengan nilai nominal Rp1.000 berhak menerima
dividen per tahun sebesar Rp80 per lembar saham (Rp1.000 x 896). Saham ini biasanya
disebut sebagai saham preferen 89%. Jika saham preferen tidak memiliki nilai nominal,
maka perusahaan menetapkan sejumlah tertentu per lembar sahamnya sebagai dividen,
misalnya Rp60 per lembar saham. Saham ini biasanya disebut sebagai saham preferen
Rp60.
8
2.4 Akuntansi Untuk Saham Treasuri
2.4.1 Pengertian Saham Treasuri
Saham Treasuri atau Treasury Stock adalah saham perusahaan yang dibeli
kembali dari peredaran untuk sementara waktu. Perbedaan antara saham yang belum
beredar dengan treasury stock adalah bahwa saham yang belum beredar itu
merupakan modal saham yang belum dijual (diedarkan) sedangkan treasury stock
merupakan modal saham yang beredar yang dibeli kembali.
Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasury stock bisa terjadi karena
berbagai alasan sebagai berikut:
a. Untuk menaikkan harga pasar saham.
b. Akan dijual kembali pada karyawan perusahaan.
c. Akan dibagikan sebagai dividen.
d. Untuk menukar surat-surat berharga perusahaan lain, dan sebagainya.
Treasury stock yang dijual kembali akan dikelompokkan kembali dalam modal
saham yang beredar, Kadang-kadang treasury stock diperoleh dari hadiah
(sumbangan) atau dari pelunasan utang
9
pemegang saham baru. Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dapat dicatat
dengan cara:
a) Mendebit rekening modal saham.
b) Mendebit rekening treasury stock dan saldonya dilaporkan mengurangi
modal saham beredar dalam neraca.
Debit dalam rekening modal saham atau treasury stock dilakukan dengan
jumlah sebesar nilai nominal saham-saham yang dibeli. Selisih harga beli dengan
nominal dicatat dalam rekening agio, disagio atau laba tidak dibagi tergantung
dari harga jualnya dulu dan harga belinya sekarang. Berikut ini diberikan contoh-
contoh transaksi-transaksi dan jurnal mencatat perubahan treasury stock untuk
masing-masing metode:
a) Rekening modal saham didebit dengan nilai nominal yang dibeli kembali.
Transaksi Jurnal
2005
Penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp 1.200.000,00
10
Keterangan:
Pada tahun 2006, saham yang beredar dibeli dengan harga Rp1.300,00. Jika diban
dingkan dengan harga jualnya pada tahun 2005 (Rp1.200,00) maka terdapat
selisih sebesar Rp100,00 per lembar. Selisih ini (Rp100,00 x 100 lembar)
dianggap sebagai pembagian dividen dan dibebankan pada rekening laba tidak
dibagi. Rekening modal saham didebit sebesar Rp1.000,00 (nominal) x 100
lembar dan rekening agio saham dibatalkan dengan jumlah yang sebanding
dengan agio yang diperoleh pada saat saham tersebut dijual tahun 2005 yaitu
sebesar Rp200,00 per lembar. Penjualan kembali treasury stock pada tahun 2006
dengan harga Rp1.500,00 per lembar dicatat dengan cara biasa.
Transaksi Jurnal
2005
Penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp 1.200.000,00
11
didebitkan ke rekening modal saham, sedangkan dalam metode b yang didebit
adalah rekening treasury stock, begitu juga pada saat penjualan treasury stock,
dalam metode a yang dikredit adalah rekening modal saham, sedangkan dalam
metode b yang dikredit adalah rekening treasury stock.
12
Transaksi Jurnal
2005
Penjualan 1.000 lembar saham, Kas Rp 1.200.000,00
2006
Penjualan kembali 100 lembar yang Kas Rp 150.000,00
Keterangan:
Dalam cara ini treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury stock
sebesar harga beli/harga perolehannya. Jika sebelum ada penjualan treasury stock
dibuat neraca, maka treasury stock ini akan mengurangi jumlah modal sebagai
berikut:
Modal saham Rp 1.000.000,00
Agio saham Rp 200.000,00
Laba tidak dibagi Rp 150.000,00
Rp 1.350.000,00
Treasury stock Rp 130.000,00
Rp 1.220.000,00
13
Jika treasury stock dijual, ada 2 kemungkinan:
1) Harga jual treasury stock lebih tinggi daripada harga perolehannya. Selisihnya
dicatat dalam rekening agio saham atau rekening tersendiri yang akan
dilaporkan menambah modal yang disetor.
2) Harga jual treasury stock lebih rendah daripada harga perolehannya.
Selisihnya didebitkan ke rekening laba tidak dibagi.
14
Analisis
Analisis menggunakan rasio equitas pemegang saham untuk mengevaluasi
profitabilitas dan solvensi jangka panjang perusahaan. terdapat tiga rasio sebagai
berikut:
1. Tingkat Pengembalian atas Equitas Saham Biasa
2. Rasio Pembayaran
3. Nilai Buku Persaham
15
Ukuran profitabilitas lainnya adalah rasio pembayaran (payout rasio) yang
merupakan rasio dividen tunai terhadap laba bersih. Jika saham preferen sedang
beredar maka rasio ini dihitung untuk pemegang saham biasa dengan membagi
dividen tunai yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dengan laba bersih
yang tersedia untuk pemegang saham biasa.
3. Nilai Buku Per Saham
Sebagian besar dasar yang digunakan untuk mengevaluasi kekayaan bersih
ditemukan dalam nilai buku atau nilai ekuitas per saham. Nilai buku per saham
(back value per share) adalah jumlah setiap saham yang akan diterima jika
perusahaan dilikuidasi atas dasar jumlah yang dilaporkan dalam neraca. Akan
tetapi, angka tersebut akan kehilangan banyak relevansinya jika penilaian atas
dasar neraca tidak memperkirakan nilai pasar wajar aktiva. Nilai buku per saham
(back value per share) dihitung dengan membagi ekuitas pemegang saham biasa
dengna saham biasa yang beredar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan kata lain, yang menjalankan PT adalah orang-orang yang diangkat oleh
pemilik. Pemilik PT merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham
sehingga disebut pemegang saham. Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti
pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak-pihak yang menyetor
modal. Yang dimaksud dengan saham adalah suatu sertifikat atau tanda otentik yang
mempunyai kekuatan hukum bagi pemegangnya sebagai keikutsertaan didalam
perusahaan serta mempunyai nilai nominal (mata uang) serta dapat diperjual belikan
melalui pasar uang dan modal maupun secara langsung terhadap masyarakat (over the
counter). Pemegang saham merupakan pemilik perusahaan meskipun lembar saham
yang dimiliki hanya 1 (satu) lembar dari 1.000.000.000 lembar saham. Saham
preferen adalah saham yang mempunyai hak khusus melebihi pemegang saham biasa.
Saham preferen yang memberikan hak spesial kepada pemegangnya untuk menerima
dividen sebesar yang biasanya diterima dividen preferen beserta dividen tambahan ber
16
dasarkan kondisi tertentu yang telah ditetapkan. Perusahaan juga memperlakukan
dividen saham preferen sebagai distribusi dari laba, bukannya biaya. Saham Treasuri
atau Treasury Stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran
untuk sementara waktu. Debit dalam rekening modal saham atau treasury stock
dilakukan dengan jumlah sebesar nilai nominal saham-saham yang dibeli. Treasury
stock yang dibeli dianggap sebagai elemen modal yang negatif, dan tidak usah
diidentifikasikan dengan elemen-elemen modal yang ada seperti modal saham atau
laba tidak dibagi.
DAFTAR PUSTAKA
17