Anda di halaman 1dari 10

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : FADLY FENANSIR ADAM

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030922157

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI 4311 / AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

Kode/Nama UPBJJ : 87 / JAYAPURA

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Aktivitas Lindung Nilai Terhadap Nilai Utang dan Piutang yang Didenominasikan Dalam Valuta Asing
a. PLN dapat menggunakan kontrak forward untuk melindungi nilai utangnya yang didenominasi
dalam valuta asing. Namun akan muncul agio dan disagio pada kontrak forward jika terjadi
perbedaan antara tarif (rate) kontrak forward dan kurs saat ini pada saat PLN memasuki kontrak
forward. Agio dan disagio ini selanjutnya akan diamortisasikan selama umur kontrak forward
dengan metode bunga efektif. Kontrak forward untuk lindung nilai atas aliran kas harus memiliki
karakteristik sebagai berikut :
❖ Lindung nilai aliran kas dapat digunakan dalam aset dan liabilitas moneter yang
didenominasi dalam valuta asing ketika variabilitas aliran kas tereliminasi secara sempurna
oleh aktivitas lindung nilai.
❖ Untung dan rugi yang timbul sebagai akibat penilaian Kembali atas aset dan kewajiban
moneter yang didenominasi dalam valuta asing dapat terhapuskan oleh jumlah-jumlah
terkait reklasifikasi dari penghasilan komprehensif lainnya ke laba setiap periode.
❖ Aset dan kewajiban moneter yang didenominasikan dalam valuta asing disajikan tiap akhir
periode pada nilai wajarnya. Begitu juga untuk lindung nilai terhadap aliran kasnya
disajikan pada nilai wajarnya tiap akhir periode.
❖ Agio dan disagio yang berkaitan dengan aktivitas lindung nilai diamortisasi menggunakan
metode bunga efektif.
b. PT. PLN Persero
Jurnal 30 November 2019 untuk mencatat pembelian peralatan senilai USD3.000 adalah sebagai
berikut :
Nilai Rupiah Peralatan = USD3.000 x Rp.11.000 = Rp.33.000.000
Keterangan Debit Kredit
Peralatan Rp.33.000.000
Kas Rp.33.000.000
(untuk mencatat pembelian peralatan)

Pada akhir tahun 2019, nilai peralatan dan kontrak forward harus disesuaikan ke nilai wajarnya.
Penyesuaian nilai peralatan sebesar = (Rp.12.000 – Rp.11.000) x USD3.000 = Rp.3.000.000. Jurnal
untuk mencatat penyesuaian ini adalah :

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
31 Desember 2019
Keterangan Debit Kredit
Peralatan Rp.3.000.000
Untung nilai tukar Rp.3.000.000

Tarif kontrak forward 1 bulan pada 31 Desember 2019 (Rp.12.100) lebih tinggi dari tarif kontrak
forward 3 bulan (Rp.10.800). Oleh karena itu, PT PLN Persero mengalami kerugian pada kontrak
forward sebesar = (Rp.12.100 – Rp.10.800) x USD3.000 = Rp.3.900.000. Dengan suku bunga 11%
per bulan maka nilai tunai kerugian kontrak forward adalah = Rp.3.900.000 / (1,11)1 =
Rp.3.513.514. Jurnal untuk mencatat kerugian ini adalah sebagai berikut :
31 Desember 2021
Keterangan Debit Kredit
Untung (rugi) kontrak forward - PKL Rp.3.513.514
Kontrak Forward Rp.3.513.514

Pada tanggal 31 Desember 2019, PT. PLN Persero telah mengakui untung nilai tukar sebesar
Rp.3.000.000 sebagai akibat dari penilaian peralatan ke nilai wajarnya. PT. PLN Persero juga telah
mengakui adanya rugi terhadap kontrak forward pada akhir tahun 2019. Untuk perhitungan
aktivitas lindung nilai atas aliran kas yang tepat maka kita harus menghapuskan untung nilai tukar
yang telah diakui sebagai akibat penyesuaian nilai piutang usaha ke nilai wajarnya. Jurnal untuk
menghapus untung nilai tukar ini adalah sebagai berikut :
Keterangan Debit Kredit
Untung (rugi) nilai tukar Rp.3.000.000
Untung (rugi) kontrak forward – PKL Rp.3.000.000

Nilai peralatan pada 30 November 2019 adalah sebesar Rp.33.000.000, sedangkan nilai kontrak
lindung nilai terhadap aliran kas adalah sebesar = Rp.10.800 x USD3.000 = Rp.32.400.000. Lama
kontrak lindung nilai adalah tiga bulan. Maka nilai disagio yang terjadi harus diamortisasi selama
masa kontrak lindung nilai dilakukan. Amortisasi akan dilakukan dengan metode bunga efektif.
Untuk menghitung jumlah amortisasi per bulan, terlebih dahulu harus mencari suku bunga implisit
yang terjadi pada kontrak forward tersebut. Cara mencari bunga implisit tersebut adalah sebagai
berikut :

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
Rp.33.000.000 (1 + r)3 = Rp.32.400.000
(1 + r)3 = 0,982
1 + r = 0,994
r = 0,994 – 1
r = - 0,006 = 0,6%
Dapat dilihat di perhitungan di atas bahwa suku bunga implisit per bulan adalah sebesar minus
0,6% yang menunjukkan adanya disagio. Perhitungan amortisasi disagio adalah sebagai berikut :
Bunga Amortisasi
Tanggal Saldo
Implisit Disagio
30-November 33.000.000
31-Desember 0,60% 198.000 32.802.000
31-Januari 0,60% 196.812 32.605.188
28-Februari 0,60% 195.631 32.409.557

Saldo akun peralatan, kontrak forward dan laba komprehensif lainnya setelah penyesuaian akhir
tahun sebagai berikut :
Peralatan = Rp.33.000.000 + Rp.3.000.000 (kenaikan nilai piutang usaha)
= Rp.36.000.000 (nilai wajar dalam rupiah)
Kontrak forward = Rp.3.000.000
Penghasilan Komprehensif lain
= -Rp.3.513.514+ Rp.3.000.000 + penyesuaian amortisasi (Rp.198.000 + Rp.196.812)
= - Rp.118.702 (debit)

28 Februari 2020
Nilai tukar dolar terhadap rupiah pada tanggal 28 Februari 2020 adalah sebesar Rp.12.800 per
dolar. Oleh karena nilai tukar rupiah pada 28 Februari 2020 lebih tinggi daripada nilai kontrak
forward PT. PLN Persero, yaitu sebesar Rp.10.800, maka PT. PLN Persero harus membayar kepada
pihak ketiga sebesar = (Rp.12.800 – Rp.10.800) x USD3.000 = Rp.6.000.000.
PT. PLN Persero sudah mengakui kerugian dalam kontrak forward pada 31 Desember 2019 sebesar
Rp.3.513.514, maka saat ini akan mengakui rugi pada kontrak forward sebesar = Rp.6.000.000 –
Rp.3.513.514 = Rp.2.486.486. Jurnal untuk mencatat rugi pada kontrak forward ini adalah :

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
Keterangan Debit Kredit
Untung (rugi) KF – PKL Rp.2.486.486
Kontrak Forward Rp.2.486.486

Nilai tukar dolar terhadap rupiah pada tanggal 28 Februari 2020 adalah sebesar Rp.12.800 per
dolar sehingga nilai keuntungannya adalah Rp.2.486.486 + Rp.118.702 – Rp.195.631 =
Rp.2.409.557. Jurnal penyesuaian nilai peralatan adalah sebagai berikut
Keterangan Debit Kredit
Peralatan Rp.2.409.557
Untung nilai tukar Rp.2.409.557

Selanjutnya, kita akan mencatat jurnal yang berkaitan dengan penghapusan untung nilai tukar
yang berkaitan dengan peralatan dan penyelesaian yang akan dilakukan oleh PT. PLN Persero
terhadap forward kontrak. Kita juga harus mencatat amortisasi disagio kontrak forward sebesar
Rp.195.631. Jurnal tersebut adalah sebagai berikut :
Keterangan Debit Kredit
Kontrak forward Rp.6.000.000
Kas Rp.6.000.000
(penyelesaian kontrak forward)

Keterangan Debit Kredit


Rugi nilai tukar Rp.2.409.557
Untung (rugi) kontrak forward – PKL Rp.2.409.557
(menghapus untung nilai tukar)

Keterangan Debit Kredit


Rugi nilai tukar Rp.195.631
Untung (rugi) KF – PKL Rp.195.631
(amortisasi disagio)

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
2. Operasi Bersama
PT.Cipta Indah
I. Tanggal 01 Januari 2020
Keterangan Debit Kredit
Gedung – OB Rp.300.000.000
Kas Rp.300.000.000
(mencatat pembelian gedung operasi bersama)

Keterangan Debit Kredit


Peralatan – OB Rp.96.000.000
Kas Rp.96.000.000
(mencatat pembelian peralatan operasi bersama)

A. Tanggal 05 Maret 2020


Keterangan Debit Kredit
Kas – OB Rp.360.000.000
Pinjaman – OB Rp.360.000.000

a. Tanggal 02 Mei 2020


Keterangan Debit Kredit
Persediaan (Bahan Mentah) – OB Rp.120.000.000
Utang – OB Rp.120.000.000

b. Tanggal 06 Juni 2020


Keterangan Debit Kredit
Beban Gaji – OB Rp.210.000.000
Utang Gaji – OB Rp.210.000.000

Keterangan Debit Kredit


Utang Gaji – OB Rp.180.000.000
Kas – OB Rp.180.000.000

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
c. Tanggal 15 Agustus 2020
Keterangan Debit Kredit
Persediaan (Bahan Mentah) – OB Rp.180.000.000
Utang – OB Rp.180.000.000

d. Tanggal 20 Agustus 2020


Keterangan Debit Kredit
Utang Usaha – OB Rp.120.000.000
Kas – OB Rp.120.000.000

e. Tanggal 11 November 2020


Keterangan Debit Kredit
Utang Usaha – OB Rp.180.000.000
Kas – OB Rp.180.000.000

f. Tanggal 31 Desember 2020


Keterangan Debit Kredit
Biaya Overhead – OB Rp.150.000.000
Kas – OB Rp.150.000.000
Barang dalam proses – OB Rp.204.000.000
Berbagai akun yang dikredit – OB Rp.204.000.000
Persediaan Minuman – OB Rp.252.000.000
Barang dalam proses – OB Rp.252.000.000
Beban depresiasi – OB Rp.30.000.000
Akumulasi depresiasi Rp.30.000.000
Kas – OB Rp.90.000.000
Penjualan – OB Rp.90.000.000

3. Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas (Hal 9.11 – 9.15)


1) Termasuk ke dalam kategori vest “tidak vest sampai masa kerja tertentu”. Dalam hal ini, bahwa
hak untuk dapat membeli 20 lembar saham biasa hanya berlaku jika 7 eksekutif tersebut masih

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
bekerja sampai dengan 31 Desember 2024. Seandainya 7 eksekutif tersebut tidak memenuhi
persyaratan tersebut maka tidak berhak atas pembelian 20 lembar saham biasa.
2) Kapan Pengakuan Beban : Program pemberian opsi menyatakan bahwa hak tersebut diberikan
hanya apabila eksekutif masih bekerja sampai dengan 31 Desember 2024. Hal terlihat memberikan
penegasan bahwa eksekutif harus bertahan dan mengabdi kepada perusahaan minimum selama
5 tahun, dari 01 Januari 2020 sampai 31 Desember 2024. Oleh karena itu, beban kompensasi
eksekutif diakui selama 5 tahun itu. Dengan kata lain, jumlah beban yang diuraikan berikut ini
dialokasi 1/5 bagian ke tahun 2020, 1/5 bagian ke tahun 2021, 1/5 bagian ke tahun 2022. 1/5
bagian ke tahun 2023 dan 1/5 bagian ke tahun 2024.
3) Nilai Wajar selembar opsi saham pada tanggal pemberian hibah digunakan sebagai acuan untuk
mengukur beban kompensasi eksekutif. Namun, jumlah total beban tersebut harus dihitung
dengan memperhatikan berapa dari 7 eksekutif perusahaan yang diperkirakan masih akan
bertahan sampai tanggal eksekusi (31 Desember 2024).
Perhitungan dengan asumsi bertahan hingga 31 Desember 2024
Beban Kompensasi = 7 orang x 140 opsi x Rp.5.000
Beban Kompensasi = Rp.4.900.000
Jurnal dibuat pada tanggal 31 Desember 2024, yaitu :
Des 31 Beban kompensasi eksekutif Rp.4.900.000
Opsi saham yang diterbitkan Rp.4.900.000

4) Pengukuran dilakukan ketika hibah diberikan. Perubahan nilai wajar setelah tanggal hibah tidak
mempengaruhi jumlah tercatat baik pada beban kompensasi maupun pada opsi sahamnya. Jadi,
tidak ada penyesuaian apabila terjadi perubahan nilai wajar opsi setelah pengakuan pertama.
Seperti telah disebutkan, akun “Opsi saham yang diterbitkan” termasuk dalam kelompok ekuitas
sehingga di neraca disajikan sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham. Contoh penyajian di
neraca per 31 Desember 2020, 2021, 2022, 2023 dan 2024 adalah sebagai berikut :

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
Modal pemegang saham 31 Desember 2020 31 Desember 2021 31 Desember 2022 31 Desember 2023 31 Desember 2024

Modal saham biasa Xxxx Xxxx Xxxx Xxxx Xxxx


Agio saham biasa
Opsi saham yang diterbitkan 980.000 1.960.000 2.940.000 3.920.000 4.900.000
Saldo laba Xxxx Xxxx Xxxx Xxxx Xxxx
Penghasilan komprehensif lain Xxxx Xxxx Xxxx Xxxx Xxxx

Xxxx Xxxx Xxxx Xxxx Xxxx

5) Jurnal berdasarkan kondisi tertentu


a) 3 orang eksekutif bertahan sampai tanggal 31 Desember 2024, maka jumlah kompensasi
selama 5 tahun adalah :
Beban Kompensasi = 3 orang x 140 opsi x Rp.5.000
= Rp.2.100.000
Dengan demikian, alokasi setiap tahunnya adalah Rp.420.000 dan dijurnal setiap akhir tahun
2021, 2022, 2023, dan 2024 sebagai berikut :
Des 31 Beban kompensasi eksekutif Rp.420.000
Opsi saham yang diterbitkan Rp.420.000

b) 2 orang mengambil haknya pada 19 Juni 2024 ketika harga pasar saham per lembar Rp.160.000
Juni 19 Kas (40 x Rp.140.000) Rp.5.600.000 --
Opsi saham yang diterbitkan (280 opsi) Rp.1.400.000 --
Modal saham biasa (40 x Rp.120.000) -- Rp.4.800.000
Agio saham biasa -- Rp.2.200.000
(mencatat eksekusi 280 opsi saham)

c) 1 orang lainnya pada 18 Desember 2024 ketika harga pasar saham per lembar Rp130.000
Des 18 Kas (20 x Rp.140.000) Rp.2.800.000 --
Opsi saham yang diterbitkan (140 opsi) Rp.700.000 --
Modal saham biasa (20 x Rp.120.000) -- Rp.2.400.000
Agio saham biasa -- Rp.1.100.000
(mencatat eksekusi 100 opsi saham)

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka
d) 1 orang tidak mengambil haknya sampai kadaluwarsa.
Des 31 Opsi saham yang diterbitkan (140 opsi) Rp.700.000 --
Agio saham biasa -- Rp.700.000
(mencatat 200 opsi saham kadaluwarsa)

Sumber : Sugiri, Slamet dan Buanaputra, Vogy Gautama.2020.EKSI4311.Akuntansi Keuangan Lanjutan II Edisi
3.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai