Anda di halaman 1dari 2

Berikan penjelasan saudara mengapa BUMN perlu juga menjaga kinerja

keuangannya?
Pengawasan intensif akan terus dilakukan okeh Kementerian Keuangan terhadap kinerja
keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
menuturkan, pihaknya akan memperhatikan kinerja keuangan seluruh BUMN. Evaluasi
tersebut dilakukan baik kepada perusahaan dengan kinerja baik maupun yang masih kurang
optimal.
Head of Investment Avrist Asset Management Farash Akbar Farich mengatakan ada cara lain
yang bisa ditempuh oleh BUMN untuk menjaga kondisi keuangan tetap dalam performa yang
baik. Perusahaan harus mempunyai financial planning yang baik serta mitigasi risiko yang
mumpuni. Lalu, para pembuat kebijakan harus pintar-pintar dalam mengatur arah dan ritme
bisnis perusahaan. Jika sudah dalam kondisi yang kurang menguntungkan, harus dilakukan
efisiensi lebih besar lagi. Bahkan jika perlu, skema ini diterapkan pada seluruh grup
perusahaan. Namun, apabila upaya perampingan tidak mampu menutupi biaya operasional
dan berpotensi pada pendalaman kinerja, maka tidak ada salahnya pelaku usaha mengajukan
peninjauan kembali sejumlah kewajiban keuangan dengan cara melakukan restrukturisasi
utang.

Apakah terdapat aturan yang mengikat bagi BUMN untuk terus meningkatkan
kinerjanya?
Tujuan dibentuknya BUMN yaitu sebagai sebagai usaha untuk menggerakkan usaha kecil dan
menengah, sehingga disini BUMN berperan sebagai regulator perekonomian dalam suatu
Negara. BUMN juga bergerak sebagai pelatih, pembimbing dalam bisnis, sebagai badan yang
memfasilitasi, mendorong dan juga sebagai teman dalam bisnis yang saling memberikan
sebuah ikatan dalam hubungan simbiosis mutualisme yaitu saling menguntungkan satu sama
lain. Sebagai pengelola sumber daya baik sumber daya manusia maupun pengelolaan sumber
daya alam, sehingga factor produksi yang ada pada Negara dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin sebagai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam Negara
tersebut.
Badan Usaha yang dimiliki Negara dengan pengaturan oleh pemerintah yang menaungi
banyak perusahaan dari berbagai bentuk dan berbagai bidang. Dasar hukum atau fondasi dari
pengaturan yang mengikat Badan Usaha milik Negara (BUMN) ini terus berkembang seiring
berjalannya waktu. Dasar hukum BUMN yang pertama dimulai pada tahun 1927 yang diberi
nama dasar hukum Indonesische Bedrijvenwet (Staatblad Tahun 1927 Nomor 419).
Indonesische Bedrijvenwet (Staatblad Tahun 1927 Nomor 419) berkali-kali di ubah dan
terakhir kali ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1955 (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1955 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 850).
Kemudian, masa Indonesische Bedrijvenwet berakhir diganti dengan masa Undang-Undang
No 19 Prp tahun 1960 tentang perusahaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara 1989).
Pergantian ini berlangsung 33 tahun dimulai dari 1927 hingga terganti pada tahun 1960.
Sembilan tahun kemudiaan dasar hukum BUMN diubah kembali dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemrintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1969. Dan akhirnya dasar hukum BUMN terakhir kali diubah 34 tahun
kemudian yaitu Undang-Undang nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan usaha milik negara
(BUMN) (Lembaran Negara No 70 Tahun 2003). Dasar hukum BUMN dengan undang-
undang ini mulai dilaksanakan pada taggal 19 Juni 2003, dan belum ada perubahan lagi.
Dasar hukum BUMN yaitu UU nomor 19 tahun 2003yang berisi maksud dan tujuan dapat
diringkas di bawah ini:
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan dapat memeberikan sumbangan
perekonomian. Maksudnya ialah dalam segi modal, sektoral serta pelayanan BUMN
disubsidi penuh oleh Negara, sehingga segala pengaturannya yang diregulatori
pemerintah harus sesai dengan kerja keras Negara dalam memberikan modal kepada
BUMN. Mengingat kekayaan Negara yang digunakan untuk memberikan modal
kepada BUMN dipisahkan dari Anggaran belanja Negara. Dari situ dapat kita
simpulkan bahwa ciri- ciri BUMN dapat meningkatkan perekonomian nasional
sehingga membantu keuangan Negara itu sendiri, sekaligus meningkatkan kualitas
sumber daya manusianya.
 Sesuai dengan definisi dari BUMN itu sendiri bahwa BUMN menaungi banyak
perusahaan dari berbagai bidang dan bentuk untuk mencapai tujuan bersama yaitu
mencari keuntungan dengan sebesar-besarnya. Keuntungan yang sebesar-besarnya
inilah yang nantinya akan meningkatkan perekonomian nasional. Keuntungan
dimaksud adalah keuntungan Negara dan masyarakat.
 BUMN menampung semua perusahaan di berbagai bidang dan bentu, sehingga
diharapkan perusahaan-perusahaan dibawah naungan BUMN dapat memaksimalkan
pelayanan jasa, maupun dalam mengolah ataupun membuat barang. Hal ini dilakukan
unuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Perusahaan dibawah naungan BUMN dapat dikembangkan lagi ke sector swasta
maupun koperasi. Hal ini dilakuakn karena BUMN diharapkan memiliki pula
kebermanfaatan bagi sector dibawah perusahaan. Walaupun nantinya sector swasta
maupun koperasi di bawah perusahaan tidak menguntungkan, maka disinlah peran
BUMN dalam merangkul sector ekonomi lemah, agar didorong menjadi sector yang
berkembang, sehingga BUMN tak hanya bermitra pada sector yang menguntungkan
saja namun juga dengan sector ekonomi yang kurang berhasil.

Sumber :
Kemenkeu Ikut Awasi Kinerja Keuangan BUMN (bisnis.com)
BUMN, Utang, dan Siasat Menjaga Kinerja Keuangan | Tagar
4 Dasar Hukum BUMN di Indonesia - DosenEkonomi.com

Anda mungkin juga menyukai