NIM : 043590257
NAMA : Paulus Julius Rahakbauw
Matakuliah : Sistem Pengendalian Manajemen
TUGAS TUTORIAL KE-1
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Nama Mata Kuliah : Sistem Pengendalian Manajemen
Kode Mata Kuliah : EKSI 4416
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Dr. Uun Sunarsih, SE., M.Si., CSRS., CSRA
Nama Penelaah : Yushita Marini, S.E., M.Si.
Status : Baru/Revisi*
Pengembangan
Tahun : 2021.1
Page 3|6
metode evaluasi 360 derajat, dinilai dapat memberikan keyakinan bahwa hasial
pengukuran dan penilaian kerja dapat berjalan dengan objektif
i. Strategi kompensasi perusahaan dilakukan dengan memberikan gaji yang tinggi
kepada pegawainya. Hal ini terbukti dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
Di sisi lain upaya pengendalian pada sistem kompensasi harus juga mendapatkan
perhatian.
Sumber: BMP EKSI 4416/MODUL 5/ KB 2/ Hlmn 5.21-5.23
Page 4|6
manajemen dapat menilai tingkat efektivitas dan efisiensi organisasi dalam upaya
pencapaian tujuan terutama dilihat dari sisi pelaksanaan keuangannya.
• Pelaporan keuangan merupakan output akhir dari sebuah siklus akuntansi. Laporan
keuangan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pengendalian
manajemen keuangan. Evaluasi pengendalian manajemen keuangan dilakukan
dengan memperbandingkan laporan keuangan dengan anggaran yang telah dibuat.
Komponen laporan keuangan juga memiliki bagian yang menjelaskan upaya
pencapaian tujuan dan perjalanan pelaksanaannya, yang tercantum dalam bagian
catatan atas laporan keuangan, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari fungsi
laporan keuangan.
Sumber: BMP EKSI 4416/MODUL 6/ KB / Hlmn 6.10-6.11
4. Sumber daya keuangan memiliki peran sangat penting untuk dapat menggerakan sumber
daya organisasi lainnya. Di samping itu, sumber daya keuangan merupakan salah satu
sumber daya yang rentan terhadap berbagai risiko, sehingga dibutuhkan sebuah analisis
risiko yang matang serta perencanaan dan peramalan keuangan yang baik, tujuannya agar
sumber daya keuangan yang dimiliki dapat lebih efektif dan efisien pemanfaatannya.
Risiko-risiko yang dapat terjadi pada sebuah organisasi akan bervariasi bergantung pada
faktor-faktor penyebab risiko, sistem yang sudah berjalan dalam organisasi, serta pihak-
pihak yang berhubungan dengan risiko tersebut. Pengelolaan risiko keuangan pada sebuah
organisasi penting untuk dilakukan, salah satunya berkaitan dengan pengelolaan pada arus
kas keluar dan masuk pengelolaan risiko arus kas dapat memberikan manfaat berupa
kemudahan fleksibilitas dalam menyeimbangkan kepentingan pemanfaatan sumber daya
keuangan oleh pihak manajemen. Pengelolaan arus kas akan berkaitan dengan
pemanfaatan dan alokasi kas berdasarkan prioritas kerja yang sudah dibuat. Risiko
keuangan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
• Risiko internal
Berkaitan dengan risiko penyimpangan atas tujuan yang memerlukan tindakan
tertentu dalam sistem pengendalian intern yang dimiliki. Salah satu contohnya
seperti melesetnya pelaksanaan aktivitas keuangan dari prediksi anggaran
keuangan yang sudah dibuat sebelumnya, hal ini dapat memiliki berbagai dampak
yang kurang bai katas kinerja keuangan organisasi secara keseluruhan.
• Risiko eksternal
Contoh dari bentuk risiko ektsternal dapat berupa risiko pasar, risiko regulasi
pemerintah, risiko keadaan alam dan lain sebagainya. Salah satu hal yang sangat
pentingbuntuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan adalah berkaitan dengan
risiko pasar. Risiko pasar terjadi karena mekanisme langsung yang terjadi di pasar
seperti risiko volatilitas harga, tingkat inflasi, daya beli konsumen, maupun faktor-
faktor lainnya.
Sumber: BMP EKSI 4416/MODUL 6/ KB 1/ Hlmn 6.6
5. Berikut akan dijelaskan beberapa upaya pengendalian dan koordinasi terkait dengan
pengukuran yang dapat dilakukan oleh kantor pusat:
Page 5|6
• Kewenangan untuk menentukan anggaran setiap divisi masih berada pada kantor
pusat. Masing-masing divisi secara periodic melakukan usulan anggaran kepada
kantor pusat, untuk kemudian diteliti dan dilakukan persetujuan anggaran.
• Konsolidasi keuangan. Untuk urusan pengelolaan keuangan setiap divisi
melakukan pencatatan keuangan dan menentukan perlakukan akuntansinya
masing-masing, akan tetapi catatan keuangan dari masing-masing divisi kemudian
dikonsolidasikan di kantor pusat. Sehingga laporan keuangan yang ada hanya satu
bentuk laporan keuangan yang dikeluarkan oleh kantor pusat.
• Pengelolaan SDM. Proses perekrutan, penempatan dan evaluasi kinerja personil
dikoordinasikan di kantor pusat. Sehinga setiap personil di salah satu divisi dapat
memiliki kemungkinan untuk dipindahkan ke divisi lain, tentunya atas berbagai
pertimbangan dan masukan terlebih dahulu. Namun demikian, untuk fungsi
pengelolaan SDM di luar yang sudah diuraikan, setiap divisi diberikan kewenangan
untuk mengelolanya masing-masing.
• Keputusan strategis berkaitan dengan rencan investasi, riset teknologi terbaru,
hubungan strategis dengan pihak eksternal tetap dilaksanakan oleh kantor pusat.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadninya penyimpangan terutama yang
berkaitan dengan hal-hal utama manajemen perusahaan.
• Evaluasi kerja dilakukan secara periodic oleh kantor pusat. Proses evaluasi
mencakup seluruh aspek yang terangkum dalam program dan anggaran kinerja
masing-masing divisi. Proses evaluasi oleh kantor pusat ini perlu sekali dilakukan,
karena struktur kerja yang menempatakn masing-masing divisi memiliki
kewenangan yang cukup besar. Kewenangan yang besar untuk setiap divisi,
apabila tidak diawasi dan dikelola dengan baik dapat mengakibatkan efek negatif
yang dapat terjadi. Beberapa efek negatif tersebut diantaranya adalah:
a. Penyimpanan pencapaian tujuan dan aktivitas kerja
b. Tujuan sulit dicapai karena adanya ketidakharmonisan organisasi
c. Persaingan yang tidak sehat antardivisi
d. Penyelewengan atas pemanfatan sumber daya dan sumber kewenangan
yang diberikan.
Upaya pembagian tugas antara kantor pusat dan masing-masing divisi dilakukan sebagai
upaya pengendalian dan agar dapat terjalin komunikasi antarpihak. Disamping upaya ini
diharapkan dapat membuat proses kreatif setiap divisi dapat berjalan dengan baik. Sistem
seperti ini juga dinilai dapat memperbesar nilai kompetisi yang positif antardivisi. Selain
itu, perusahaan juga menerapkan sistem analisis risiko secara ketat. Segala risiko
diperhitungkan secara cermat, terutama dari sudut pandang pengelolaan keuangannya.
Sumber: BMP EKSI 4416/MODUL 6/ KB 2/ Hlmn 6.19-6.20
Page 6|6