Anda di halaman 1dari 2

1.

Kasus : Dua orang berstatus ASN di lingkup Pemda Manggarai Barat dengan inisial AS
dan R, sementara satu lainnya ialah mantan Bupati Manggarai Barat, Agustinus C. Dula
ditetapkan sebagai tersangka pada kasus korupsi pengelolaan aset Pemerintah Daerah
pada Senin (7/2/2022).

Dari hasil penyidikan perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengelolaan Aset Tanah
Pemda Kabupaten Mabar di Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat Tahun 2012 s/d 2015, berdasarkan surat perintah penyidikan Kepala
Kejaksaan N Mabar Nomor: Print - 140/N.3.24/Fd.1/02/2021 tanggal 17 Februari 2021,
maka tim penyidik Kejari Mabar telah memperoleh minimal dua alat bukti yang
menerangkan dugaan perbuatan melawan hukum dan atau merugikan keuangan
negara/daerah sekitar Rp 124.712.338.400.

Aset yang dimaksud ialah 19 bidang tanah dengan luas sekitar 33.000meter persegi yang
terletak di Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo.

Ketiga tersangka diduga melanggar tiga ketentuan, yakni pasal 2 ayat 1 junto pasal 18
ayat 1 huruf a dan huruf b UU No 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, jo UU No 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan atas UU No 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 (1) KUHP. "Ancaman
hukum minimal empat tahun penjara, maksimal 20 tahun. ketiga tersangka telah ditahan.
Tersangka R ditahan di Rutan Polres Mabar sedangkan AS dan ACD ditahan di Rutan
Kelas 2B Kupang dalam perkara yang lain. pihak Kejari Mabar telah menahan barang
bukti uang senilai sekitar Rp 2 miliar rupiah yang dititipkan terkait kasus tersebut.

2. Tekanan :
Para pelaku melakukan tindak pidana korupsi dikarenakan faktor sosial serta politik.
Dimana pengurusan tanah milik daerah dijual dengan harga yang miring ke pembeli
karena pelaku merupakan pejabat pemerintahan dan pembeli merupakan pendukung
partai politik dari si pelaku. Sementara asset daerah tidak boleh diperjualbelikan tanpa
melalui proses dan aturan yang berlaku. Namun karena tekanan sosial dan pribadi itu
menyebabkan 2 ASN pun ikut terseret dalam kasus tersebut karena membantu Bupati.

Kesempatan :
Bupati mempunyai hak khusus pada kehidupan sosial dan politik, dimana seorang Bupati
dapat dengan mudahnya menjual asset – asset daerah dengan kekuatan jabatan yang
dimilikinya. Segala proses administrasinya dipermudah dan ini juga menambah kekayaan
pribadi bupati dan 2 ASN yang terlibat.

Rasionalisasi :
Pada awal kasus ini para pelaku korupsi tidak mengakui kecurangan yang telah mereka
lakukan. Sehingga dipanggil beberapa saksi dan dapat dibuktikan bahwa para pelaku
benar-benar melakukan kecurangan. Namun setelah mendengarkan keputusan hakim
tentang masa tahanan, pelaku malah mengajukan banding karena menganggap keputusan
hakim tidak adil, tetapi permintaan tersebut ditolak. Sehingga para pelaku tetap dihukum
sesuai keputusan sidang dan menurut undang-undang yang berlaku berdasarkan bukti-
bukti yang ada.

Anda mungkin juga menyukai